A. Pengertian
Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kencing yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenik.
Bladder training merupakan salah satu terapi yang efektif di antara terapi nonfarmakologis
B. Tujuan Bladder Training
Tujuan dari bladder training adalah untuk melatih kandung kemih dan mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih. (AHCPR, 1992 dalam buku fundamental keperawatan vol. 2 karangan Potter dan Perry)
Terapi ini bertujuan memperpanjang interval berkemih yang normal dengan berbagai teknik distraksi atau teknik relaksasi sehingga frekuensi berkemih dapat berkurang, hanya 6-7 kali per hari atau 3-4 jam sekali. Melalui latihan, penderita diharapkan dapat menahan sensasi berkemih.
– Klien dapat mengontrol berkemih
– Klien dapat mengontrol buang air besar
– Menghindari kelembaban dan iritasi pada kulit lansia
– Menghindari isolasi sosial bagi klien
C. Indikasi
Latihan ini diperuntukkan bagi :
– Orang yang mengalami masalah dalam hal perkemihan.
– Klien dengan kesulitan memulai atau menghentikan aliran urin.
– Orang dengan pemasangan kateter yang relative lama.
– Klien dengan inkontinentia urin
D. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan antara lain :
– Polaber kemih
Info ini memungkinkan perawat merencanakan sebuah program yang sering memakan waktu 2 minggu atau lebih untuk dipelajari.
– Ada tidaknya ISK atau penyakit penyebab
Bila terdapat ISK atau penyakit yang lainnya maka harus diobati dalam waktu yang sama.
E. Program Latihan Bladder Training
– Penyuluhan
Memberikan pengertian kepada klien tentang tata cara latihan bledder training yang baik, manfaat yang akan dicapai dan kerugian jika tidak melaksanakan bladder training dengan baik.
– Tahapan latihan mengontrol berkemih
Beberapa tindakan yang dapat membantu klien untuk mengembalikan kontrol kemih yang normal :
Tindakan
I. Persiapan alat
– Jam
– Air minum dalam tempatnya
– Obat deuritik jika diperlukan
II.Persiapan pasien
– Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut
– Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien
III.Langkah langkah
1. Beritahu klien untuk memulai jadwal berkemih pada bangun tidur, setiap 2-3 jam sepanjang siang dan sore hari, sebelum tidur dan 4 jam sekali pada malam hari.
2. Berikan klien minum yang banyak sekitar 30 menit sebelum waktu jadwal untuk berkemih
3. Beritahu klien untuk menahan berkemih dan memberitahu perawat jika rangsangan berkemihnya tidak dapat ditahan.
4. Klien disuruh menunggu atau menahan berkemih dalam rentang waktu yang telah ditentukan 2-3 jam sekali.
5. 5.30 menit kemudian, tepat pada jadwal berkemih yang telah ditentukan, mintalah klien untuk memulai berkemih dengan teknik latihan dasar panggul.
a. latihan 1
– Intruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul
– Minta klien berupaya menghentikan aliran urine selama berkemih kemudian memulainya kembali
– Praktikkan setiap kali berkemih
b. latihan 2
– minta klien untuk mengambil posisi duduk atau berdiri.
– Instruksikan klien mengencangkan otot - otot disekitar anus.
c. Latihan 3
– Minta klien mengencangkan otot bagian posterior dan kemudian kontraksikan otot anterior secara perlahan sampai hitungan ke empat.
– Kemudian minta klien untuk merelaksasikan otot secara keseluruhan.
– Ulangi latihan empat jam sekali, saat bangun tidur selama tiga bulan.
d. Latihan 4
– Apabila memungkinkan anjurkan Sit-Up yang dimodifikasi (lutut ditekuk) kepada klien.
e. Evaluasi
- Klien dapat menahan berkemih dalam 6-7 kali per hari atau 3-4 jam sekali.
- Klien merasa senang dengan prosedur.
6. Bila tindakan point 5 seperti tersebut dirasakan belum optimal atau terdapat gangguan :
a. Maka metode di atas dapat ditunjang dengan metode rangsangan dari eksternal misalnya dengan suara aliran air dan menepuk paha bagian dalam
b. Menggunakan metode untuk relaksasi guna membantu pengosongan kandung kemih secara total, misalnya dengan membaca dan menarik napas dalam.
c. Mengindari minuman yang mengandung cafein
d. Minum obat deuritik yang telah diprogramkan atau cairan untuk meningkatkan deuritik
7. Sikap
- Jaga privasi klien.
- Lakukan prosedur dengan teliti.
- Pemberian umpan balik positif
- Memberikan penghargaan atas apa yang telah dilakukannya, memberikan penghargaan atas keberhasilannya dalam melaksanakan program bladder training.
PUSTAKA
Bondan palestin, Google.com.
JAPARDI, ISKANDAR Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara. Google.co.id
Potter & perry. 2005. Fundamental Keperawatan vol 2. jakarta : EGC
www. Farmacia.com.
WWW.Familydoctor.org,
www. Google.com
Www.Pikiran-Rakyat.com
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih