Home » , » Asuhan keperawatan pada Ikterus Neonatarum

Asuhan keperawatan pada Ikterus Neonatarum


A.    Pengertian
Ikterus Neonatarum adalah keadaan ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir. Ikterus juga disebut Hiperbilirubinemia (Ngastiyah). Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan kadar bilirubin serum total yang lebih 10 mg % pada minggu pertama ditandai dengan ikterus pada kulit, sklera dan organ lain, keadaan ini mempunyai potensi menimbulkan kern ikterus.
Ikterus Neonatarum salah satu keadaan yang menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru lahir adalah terjadinya hiperbilirubinemia, yang merupakan salah satu kegawatan pada BBL karena dapat menjadi penyebab gangguan tumbuh kembang bayi, kelainan ini tidak termasuk kelompok penyakit saluran pencernaan makanan, namun karena kasusnya banyak dijumpai maka diaggap perlu dikemukakan.
Menurut RSCM 1981 Hiperbilirubinemia, bila:
a.    Ikterus terjadi pada 24 jam pertama
b.    Peningkatan konsentrasi bilirubin 5 mg% atau lebih setiap 24 jam
c.    Konsentrasi bilirubin serum 10 mg% pada neonatus cukup bulan 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan
d.    Ikterus yang disertai proses hemolisis
e.    Ikterus disertai dengan berat badan lahir kurang 2000 gr, masa esfasi kurang 36 mg, defikasi, hipoksia, sindrom gangguan pernafasan, lnfeksi trauma lahir kepala, hiplogikemia, hiperkarbia
B.    Macam-macam Ikterus
1.    Ikterus Fisiologik
Warna kuning akan timbul pada hari kedua atau ketiga dan tampak jelas pada hari kelima sampai keenam dan menghilang sampai hari kesepuluh. Ikterus fisiologik tidak mempunyai dasar patologik potensi menjadi kern ikterus. Bayi tampak biasa, minum baik, berat badan naik biasa, kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak lebih dari 12 mg/dl dan pada BBLR 10mg/dl, dan akan hilang pada hari keempat belas, kecepatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg% perhari
2.    Lkterus Patologik
Ikterus yang mempunyai dasar patologik atau kadar bilirubin mempunyai suatu nilai bilirubinemia
a.    Ikterus timbul dalam 24 jam pertama kehidupan : serum bilirubin total lebih dari 12 mg/dl.
b.    Peningkatan kadar bilirubin 5 mg% atau lebih dalam 24 jam.
c.    Konsentrasi bilirubin serum melebihi 10 mg% pada bayi kurang bulan (BBLR) dan 12,5 mg% pada bayi cukup bulan
d.    Ikterus yang disertai dengan proses hemolisis (inkompatibilitas darah, defisiensi enzim G-6-PD dan sepsis).
e.    Bilirubin direk lebih dari 1mg/dl atau kenaikan bilirubin serum 1mg/dl perjam atau lebih 5mg/dl perhari
f.    Ikterus menetap sesudah bayi umur 10 hari (bayi cukup bulan) dan lebih dari 14 hari pada bayi baru lahir BBLR.
Dibawah ini adalah beberapa keadaan yang menimbulkan ikterus patologis :
a.    Penyakit hemolitik, isoantibodi karena ketidakcocokan golongan darah ibu dan anak seperti Rhesus Antagonis, ABO dan sebagainya.
b.    Kelainan dalam sel darah merah pada defisiensi G-6-PD (Glukosa-6 Phosfat Dehidrokinase), talasemia dan lain-lain.
c.    Hemolisis : hematoma, polisitemia, perdarahan karena trauma lahir.
d.    Infeksi : septisemia, meningitis, infeksi saluran kemih, penyakit karena toksoplasmosis, sifilis, rubella dan sebagainya juga hepatitis.
e.    Kelainan metabolik : hipoglikemia, galaktosemia.
f.    Obat-obatan yang menggntikan ikatan bilirubin dengan albumin seperti solfonamida, salisilat, sodium benzoat, gentamisin, dan sebagainya.
g.    Pirau enterohepatik yang meninggi : obstruksi usus letak tinggi, penyakit Hiscsprung, slenosis, pilorik, mekonium ileus dan sebagainya.
C.    Gambaran klinis.
Pada permulaan tidak jelas yang tampak mata berputar-putar.
1.    Letargi (lemas).
2.    Kejang.
3.    Tidak mau menghisap.
4.    Tonus otot meniggi, leher kaku dan akhirnya opis totonus.
5.    Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat terjadi spasme otot, opisto tonus, kejang, stenosis, yang disertai ketegangan otot.
6.    Dapat tuli, gangguan bicara, dan retardasi mental.
7.    Perut buncit.
8.    Pembesaran dihati.
9.    Feses berwarna seperti dempul.
10.    Tak mau minum.
D.    Patofisiologi




























E.    Etiologi
•    Produksi gilirubin yang berlebihan.
•    Gangguan dalam proses ambil dan konjugasi heper.
•    Gangguan trasportasi dalam metabolisme bilirubin.
•    Gangguan dalam ekresi.
Penyebab ikterus fisiologis diantaranya karena kurang protein Y dan Z, enzim glukoronyi trasnferase yang belum cukup jumlahnya.
F.    Komplikasi
Terjadi kern ikterus yaitu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak terutama pada korpus striatum, talamus, nukleus subtalamus hipokempus, nukleus merah didasar bentirikel IV. 
G.    Test Diagnostik
1.    Pemeriksaan darah : Hb, luka.
2.    Pemeriksaan urin dan feses rutin.
3.    Pemeriksaan bilirubin berkala pada Neonatus.
H.    Penatalaksanaan
    Pencegahan, ikterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatanya dengan cara :
1.    Pengawasan antenal yang baik.
2.    Menghindari obat yang dapat meningkat ikterus pada masalah kehamilan miral : oksitosin.
3.    Pencegahan dan pengobatan hipoksi pada janin dan neonatur.
4.    Penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus.
5.    Pemberian makan yang bergizi.
6.    Pencegahan infeksi.
    Mengatasi hiperbilirubinemia.
1.    Mempercepat proses konjugasi.
(Pemberian fenobervital diberikan 1-2 hari sebelum ibu melahirkan)
2.    Memberikan substart yang kurang untuk trasportasi inkonjugasi  penberian albumin.
3.    Melakukan dekomposisi bilirubin yang foto terapi.
4.    Transfusi tuker.
Jika bilirubin mencapai kadar yang menghawatirkan, sebaiknya bayi dirawat untuk mendapat terapi sinar. Untuk sementara pemberian ASI dihentikan, sambil dilakukan pemeriksaan. Namun adakalanya kasus bayi kuning terjadi karena kurangnya pemberian ASI pada hari-hari pertama, karan ASI hari-hari pertama maih sedikit dan pengeluaran fases sedikit. Dokter biasanya akam meminta ibu menyusui lebih sering sehingga ASI lebih banyak dan pengeluaran kototran bayi lebih lancar.
•    Perawatan bayi baru lahir.
•    Perawatan bayi sehari-hari.
•    Menjelaskan pentingnya :
-    Pemberian ASI sedini mungkin.
-    Nayi dijemur dibawah sinar matahari selama ½ jam yaitu ¼ jam tidur terlentang dan ¼ jam tidur telungkup bayi dalam keadaan telanjang.
•    Makanan bergizi bagi ibu.
•    Mengikuti KB sesegera mungkin.
•    Menganjurkan ibu supaya tidak minum jamu.
    Pelaksanaan pemberian terapi sinar dan yang perlu diperhatikan.
1.    Pemberian terapi sinar biasanya selama 100 jam.
2.    Lampu yang dipakai tidak melebihi 500 jam (maksimal sampai 500 jam).
a.    Baringkan nayio telanjang, hanya genetalia yan gditutup dengan popok mini saja agar sinar dapat merata keseluruh tubuh.
b.    Kedua mata diditutup dengan penutup yang tidak tembus cahaya.
c.    Posisi bayi sebaiknya diubah-ubah.
d.    Perhatika suhu bayi agar selalu 36,5 – 37 oC  dan beri observasi suhu tiap 4 – 6 ja, sekali.
e.    Perhatikan asupan cairan agar tidak terjadi dehidrasi.
f.    Perhatikan apakah terjadi iritasi atau tidak.
g.    Jika setelah pemberian tereapi 100 jam bilirubin tetap tinggi / kadar bilirubin dalam serum terus naik, coba lihat kembali apakah lampu belum mencapai 500 jam digunakan. Selanjutnya hubungi dokter mungkin perlu trasnfusi tukar.
h.    Pada kasus ikterus karena Hemolitis diperiksa setiap hari. 
    Yang diperhatikan pada pemberian tanpa sinar.
Pasang label, kapan terapi dimulai dan kapan selesainya. Hitung 100 jam sampai tanggal berapa. Sebelum digunakan cek lampu apakah lampu semua menyala. Tempelkan pada alat terapi sinar penggunaan yang beberapa kali pada bayi itu, untuk memudahkan pengetahui kapan mencapai 500 jam penggunaan.







BAB II
TINJAUAN KASUS

I.    Pengkajian
A.    Identitas
Meliputi ; nama px, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, Dx medis,  nama bapak / umur, nama ibu / umur, dan nama penanggung jawab / umur / hubungan dengan klien.
B.    Keluhan Utama
Pada kasus ikterus neomaturun biasanya terdapat warna kuning pada kulit, konjungtiva, mukosa, dan alat tubuh lainnya.
C.    Riwayat Pemyakit Sekarang
-    Bayi baru lahir dengan ikterus datang kerumah sakit dengan keluhan timbul warna kuning pada kulit, sklera, mukosa dan organ tubuh lainnya.
-    Riwayat Penyakit Dahulu
Ikterus pada bayi baru lahir biasanya latergi, kejang
-    Riwayat Imunisasi
Ikterus pada BBL terjadi karena belum diimunisasi setelah lahir
-    Riwayat Penyakit Keluarga
Ikterus mungkin saja keturunan dari keluarga yang mempunyai riwayat hepatitis
D.    Pola fungsi kesehatan
1.    Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat
Adakalanya kasus bayi dengan ikterus di karenakan kurangnya pemberian ASI, pada hari-hari pertama karena mitos yang ada.
2.    Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada bayi yang di terapi sinar akan terjadi penguapan maka akan beresiko terjadi dehidrasi
3.    Pola Eliminasi
Namun adakalanya bila bayi tidak mendapatkan ASI dari ibu pada hari-hari pertama maka kotoran bayi yang keluar sedikit, bila ibu menyusui lebih sering maka pengeluaran kotoran bayi lebih lancar
4.    Pola Tidur dan Istirahat
Tidak ada gangguan atau masalah pada pola ini
5.    Pola Sensori dan Kognitif
Bayi dengan ikterus dapat terjadi gangguan bicara, tuli dan retardasi mintal
E.    Pemeriksaan fisik
Timbul warna kuning pada sklera, kulit, mukosa dan pada organ lainnya . biasanya  suhu tubuh bayi juga meningkat , maka harus dilakukan observasi suhu setiap 4-6 jam sekali .
F.    Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan laboratorium. Ditemukan :
*    Ikterus fisiologi   : kadar bilirubin lebih dari 12 mg/dl
*    Ikterus patologi   : kadar bilirubin lebih dari 12,5 mg %
Dilakukan pemeriksaan leocosite, Hb, dll

II.    Diagnosa keperawatan
1.    Gangguan keseimbangan cairan sehubungan dengan intake cairan kurang.
2.    Cemas, berhubungan dengan kurangnya pengetahuan.
3.    Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan pengobatan
4.    Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan turgor kulit menurun
5.    Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan daya kekebalan tubuh tidak adekuat
6.    kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi baik pengobatan dan perawatan
7.    peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan pengaruh pengobatan atau terapi sinar.
8.    Ikterus berhubungan dengan peningkatan kadar bilirubin

III.    Perencenaan
Dx : Gangguan keseimbangan cairan sehubungan dengan intake cairan kurang
Tujuan: Cairan tubuh dalam keadaan seimbang
Kreteria Hasil : - Penambahan Cukup.
-    Tidak terlihat tanda-tanda dehidrasi.
Rencana Tindakan :
1.    Jelaskan sebab kekurangan cairan tubuh antara lain karena pemasukan yang kurang.
R/  Untuk mengetahui sebab-sebab kekurangan cairan exp : bayi tidak mau menyusu, panas badan, dll. 
2.    Jelaskan akibat kekurangan cairan.
R/ Mengetahui tanda-tanda kurang cairan dan semua akibatnya.

3.    Jelaskan tanda-tanda dehidrasi.
R/ mengetahui tanda-tanda dehidrasi dan apabila ...... dapat dilakukan perawatan.
4.    Berikan caira per-oral dan per-enteral sesuai dengan kebutuhan.
R/ Menggantikan cairan yang keluar

IV.    Implementasi.
Pada tahap ini pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang talah disusun pada tahap perencanaan yang telah ditantukan dengan tujuan untuk memenuhi secara optimal.

V.    Evaluasi
Evaluasi adalah langkah terakhir dalam proses keperawatan yaitu kegiatan yang disengaja dan terus menerus melibatkan kx, perawat dan anggota kesehatan lain. Tujuan evaluasi yaitu untuk menilai apakah tujuan dalam merencanakan tindakan keperawatan tercapai atau tidak atau akan timubul masalah baru serta untuk melaksanakan  pengkajian ulang.




















DAFTAR PUSTAKA

-    Perawatan Anak Sakit, Ngastiyah, Buku Kedokteran EGC Jakarta, 1997.
-    40 Hari Pasca Persalinan Masalah dan Solusinya, Donny Danuatmaja, Mila Meiliasari, Puspa Swara, Jakarta, 2003.
-    Mengatasi Gangguan Kesehatan Pada Anak-Anak Vol 4, Dr. Anies, PT Alex Media Komputindo, Jakarta, 1998.
-    Catatan Kuliah Askep Anak, By, Bu Pipit Festy, S.Kep.
-    Catatan Kuliah Askep Anak, Tim RSUD. Dr. Soetomo, Surabaya.


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di My Documentku

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih

 
© 2010-2012 My Documentku