A. KONSEP DASAR
I. Pengertian
Ischemia
adalah keadaan ketidakseimbangan masukan terhadap kebutuhan O2
(Syaifullah, Noer, 1996).
Pada
ischemia terdapat kelainan vaskuler sehingga perfusi kejaringan berkurang dan
eliminasi metabolit yang ditimbulkannya (misal asam laktat) menurun juga.
II. Anatomi Fisiologi
Jantung merupakan sebuah organ
yang terdiri dari otot-otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau
dilihat dari dampak dan susunanya sama dengan otot serat lintang tetapi cara
bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemampuan kita.
Bentuk jantung menyerupai jantung
pisang, bagian atasnya tumpul dan disebut juga basis kordis disebelah bawah
agak runcing yang disebut apeks kordis,
Letak jantung di dalam rongga dada
sebelah depan (karum mediastrinum anterior) sebelah kiri bawah dari pertengahan
rongga dada, diatas diafragma dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara
kosta V dan VI diajari dibawah papila mamae.
Jantung berukuran lebih kurang
sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram, jantung
terdiri dari tiga lapisan yaitu endokardium, miokardium dan perikardium.
III. Patofisiologi
Iskemia
Penyempitan pada jantung
Penurunan suplai O2
IV. Manifestasi Klinis
Palpitasi merupakan manifestasi
tidak spesifik. Ia bisa timbul spontan ataupun atas faktor pencetus yang
menambah iskemia seperti aktivitas fisis, stress, dll. Mungkin ia timbul primer
atau sebagai permulaan manifestasi gagal jantung.
Sesak nafas mulai dengan nafas
yang terasa pendek sewaktu melakukan aktivitas yang cukup berat. Makin lama
sesak makin bertambah, sekalipun melakukan aktivitas ringan, seperti naik
tangga 1-2 lantai ataupun berjalan terburu-buru atau berjalan datar agak jauh.
V. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan EKG yang dikerjakan waktu istirahat, waktu aktivitas sehari-hari 24 jam (holter) ataupun waktu stress (latihan atau obat-obatan). Pemeriksaan radiologis, pemeriksaan laboratorium terutama untuk menemukan faktor resiko, pemeriksaan echokardio grafi dan radionuclid myocardial imaging (RNMI) waktu istirahat dan stres, fisis ataupun obat-obatan, sampai dengan arteografi koroner dan angiografi ventrikel kiri (AK dan LVG).
VI. Penatalaksanaan
Penatalaksaan dibagi menjadi 2
macam, yaitu :
1.
Umum
2.
Mengatasi iskemia terdiri dari
a.
Medikamentosa
b.
Revaskularisasi
1.
Umum
Yang dimaksud disini adalah :
a.
Penjelasan mengenai penyakitnya
Pasien biasanya merasa tertekan, khawatir terutama untuk
melakukan aktivitas, karena itu perlu sekali diberikan penjeasan mengenai
penyakitnya, dibesarkan hatinya, bahwa memang ia harus menyesuaikan diri, akan
tetapi bahwa penyakitnya sendiri masih dapat dikendalikan.
b.
Hal-hal yang mempengaruhi
keseimbangan O2 miokardium. Hal-hal yang meningkatkan kebutuhan O2
sampai menimbulkan iskemia harus dicegah atau disesuaikan, misalnya aktivitas,
terburu-buru, emosi, kelainan-kelainan ekstrakardial seperti hipertensi,
hipertiroidisme, infeksi, obat-obatan, dll. Pasien harus menyesuaikan aktivitas
fisis dan psikis dengan keadaanya sekarang, mengubah cara hidupnya.
c.
Penunjang
Penunjang yang dimaksud adalah untuk mengatasi iskemia
akut, agar tak terjadi iskemia yang lebih berat sampai UA. Untuk menambah
masukan misalnya diberikan O2 disamping pasien diistirahatkan total
di tempat tidur.
2.
Mengatasi iskemia
Medikamentosa
Obat-obatan untuk ini seperti
dibawah ini, tapi yang paling penting yaitu :
1)
Pemberian O2 sesuai
dengan kebutuhan
2)
Nitrat (N), yang dapat
diberikan parenteral, sublingual, buccal, oral, transdermal dan ada yang dibuat
lepas lambat.
3)
Berbagai jenis penyekat beta
bloker (BB), mengurangi kebutuhan oksigen. Ada yang bekerja cepat seperti
pindolol dan propranolol ; ada beta 1 selektif seperti asebutolol, metoprolol
dan atenolol.
4)
Antagonis calcium (Ca A), juga
terdiri dari beberapa jenis, cara pemakaian oral dan parenteral.
Revaskularisasi
Hal ini dilaksanakan dengan cara
1)
Pemakaian trombolitik
2)
Prosedur invasif (PI) dan
operatif
3)
Operasi
B. Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah serangkaian pembuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan terus menerus, saling berkaitan dan dinamis (Nasrul Efendi, 1995 : 2).
Dalam melakukan asuhan keperawatan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
I. Pengkajian
a.
Pengumpulan Data
1)
Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, agama, pekerjaan, tanggal MRS, alamat,
suku dan bahasa yang digunakan, nomor register, diagnosa medis.
2)
Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan klien adalah nyeri dada sampai fenibus
punggung yang berlangsung > 30 menit.
3)
Riwayat Penyakit sekarang
Yang perlu dikaji, bagaimana serangan itu timbul, lokasi, kualitas
dan faktor yang mempengaruhi atau memperberat keluhan sehingga dibawa ke Rumah
Sakit.
4)
Riwayat penyakit dahulu
Yang perlu dikaji, klien pernah menderita penyakit menular atau
menurun seperti DM, TBC, jantung dan lain-lain sebelumnya.
5)
Riwayat penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga
Data dasar pengkajian
(1)
Aktivitas
Gejala : Kelemahan,
kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap
Tanda : Tachikardi,
kulit dingin dan pucat
(2)
Sirkulasi
Gejala : Riwayat
IMA, PJK, masalah tekanan darah, DM
Tanda : Tg
normal / meningkat / menurun,
nadi normal, penuh, tidak kuat /
lemah / kuat pengisian kapiler lambat, didritmia. Bunyi jantung S3 /
S4
murmur
Sianosis
(3)
Integritas EGO
Gejala : Menyangkal,
takut mati, perasaan ajal sudah dekat kuatir keluarga, keuangan
Tanda : Menolak,
gelisah, menolak diri
Menyangkal
Kurang kontak mata
(4)
Eliminasi
Gejala : Bunyi
usus normal / turun
Tanda : Output
minimal / menurun
(5)
Makanan / cairan
Gejala : Mual, nafsu makan menurun, nyeri ulu hati
Tanda : Muntah,
perubahan BB
(6)
Hygiene
Gejala dan tanda : kesulitan melakukan tugas
perawatan.
(7)
Neurosensory
Gejala : Pusing,
berdenyut saat tidur
Tanda : Perubahan
mental, lelahan
(8)
Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala : Nyeri
dada mendadak, tidak hilang dengan nitrat
Tanda : Meringis,
perubahan postur tubuh, perubahan frekuensi, trauma jantung, pernafasan dan
warna kulit, kelembaban.
(9)
Pernafasan
Gejala : Dyspnea,
batuk-batuk penyakit pernafasan kronik
Tanda : Frekuensi
meningkat, sesak, pucat, sianosis, sputum, bunyi nafas tambahan.
(10)
Interaksi sosial
Gejala : Stress,
kelulitan koping
Tanda : Sulit
tenang, emosi, menarik diri
6)
Pemeriksaan fisik
Meliputi : Kesadaran, TTV (suhu, N,
T, RR).
Keadaan
umum, inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.
7)
Pemeriksaan penunjang
-
Laboratorium : DL, UL, SGOT,
SGPT, cholesterol, HDL, LDL
-
Pemeriksaan diagnostik : EKG,
angiografi
II. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan
suatu pernyataan dari masalah klien yang nyata (potensial) dan membutuhkan
tindakan keperawatan sehingga masalah klien ditanggulangi / dikurangi
(Lismidar, 1990.
Diagnosa yang sering muncul
1.
Gangguan rasa nyaman : nyeri
dada sehubungan dengan iskemia atau nekrosis otot jantung.
2.
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O2 miokard dan
kebutuhan .
3.
Kecemasan berhubungan dengan
ancaman terhadap perubahan status kesehatan.
III. Rencana Keperawatan
Dalam perencanaan dirumuskan tujuan, KH, RT dan rasional.
1)
Diagnosa pertama
Gangguan
rasa nyaman : nyeri dada sehubungan dengan iskemia atau nekrosis otot jantung.
a.
Tujuan : Nyeri dada hilang /
intensitas nyeri berkurang
b.
Kriteria hasil
§ Ekspresi wajah baik dan klien tidak gelisah
§ Ungkapan / keluhan klien tentang nyeri dada telah berkurang /
hilang.
c.
Rencana tindakan :
(1)
Monitor karakteristik nyeri,
catat keluhan verbal dan non verbal serta respon hemodinamik (TD, N, S, RR, dan
suara jantung).
(2)
Dapatkan gambaran nyeri klien
secara menyeluruh yaitu tentang lokasi, lamanya, kualitas dan kapan terjadinya.
(3)
Berikan lingkkungan yang nyaman
dan tenang.
(4)
Ajarkan dan anjurkan pada klien
untuk melakukan teknik relaksasi misalnya menarik nafas dalam dan dikeluarkan
secara pelan.
(5)
Observasi TTV sebelum dan
sesudah pemberian obat-obatan narkotik.
(6)
Kolaborasi dengan tim dokter
dalam pemberian terapi
-
Oksigenasi sesuai indikasi
-
Anti angina, beta bloker,
analgetik serta kalsium channel bloker.
d.
Rasional
(1)
Variasi dari ungkapan tingkah
laku klien pada waktu adanya nyeri membantu di dalam pengkajian, kebanyakan
klien dengan iskemia mengeluh kesakitan yang mendadak, pernafasan mungkin
meningkat sebagai akibat dari nyeri dan cemas.
(2)
Nyeri adalah pengalaman
subjektif dan harus dapat diuraikan (digambarkan) oleh klien dan untuk
membandingkan dengan nyeri yang lain.
(3)
Untuk menghindari rangsangan
dari luar, menghindari kecemasan yang dapat meningkatkan kerja jantung secara
tiba-tiba.
(4)
Diharapkan dapat mengurangi
ketegangan klien sehingga klien lebih rileks dan nyeri yang dirasa berkurang.
(5)
Hipotensi / depresi pernafasan
dapat terjadi sebagai akibat pemberian obat-obatan narkotik.
(6)
Dengan memberikan oksigen untuk
meningkatkan suplai O2 ke otot-otot jantung dan menghilangkan nyeri
yang disebabkan iskemia jaringan anti angina, beta bloker untuk menekan nyeri,
analgesik memperbaiki fungsi miokard dan kalsium channel bloker untuk
melebarkan pembuluh darah arteri coronaria.
IV. Implementasi
Merupakan
realisasi dari rencana tindakan keperawatan dalam pelaksanaan terdiri dari
beberapa kegiatan validasi (pengesahan), rencana keperawatan, menulis /
mendokumentasikan rencana keperawatan memberikan asuhan keperawatan dan
pengumplan data (H. Lismidar, 1990 : 6).
V. Evaluasi
Merupakan
langkah terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan yang
disengaja dan terus-menerus dengan melibatkan klien, perawat dan anggota tim
kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam
rencana keperawatan tercapai atau tidak, dan untuk melakukan pengkajian ulang
(H. Lismidar, 1990).
DAFTAR PUSTAKA
Arief Mansjoer, 1999, Kapita Selekta Kedokteran.
Jilid 1, Edisi 3, Media Aesculapius FKUI.
Donges, Marlin E. 2000, Rencana Asuhan Keperawatan
Edisi 3 Jakarta : EGC.
Lismidar, H. 1990., Proses keperawatan Universitas
Indoensia (Indo Press), Jakarta.
Nasrul Efendi, 1995, Pengantar Proses Keperawatan :
Jakarta EGC
Syaifuddin, 1997. Anatomi Fisiologi untuk Siswa
Perawat. Jakarta. EGC.
2 komentar:
sangat membantu terimakasih...
thankz sdh mampir...
Posting Komentar
Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih