Home » , » ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEPATITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEPATITIS





A.    KONSEP DASAR
1.    PENGERTIAN
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis terdapat 4 jenis, yaitu Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis E. Diantara keempat Hepatitis tersebut yang paling berbahaya adalah Hepatitis virus B, karena virus ini intinya dapat menyatu denagn inti sel hati dan hal itu memungkinkan terjadinya keganasan atau kanker hati dikemudian hari (Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, 1995, 191).

2.    FAKTOR RESIKO
“Menurut Joyce M Black, tahun. 1993 : 1701 “menyatakan bahwa faktor resiko terjadinya Hepatitis A adalah :
1.    Kontak feces, kontaminasi sampah.
Karena feces klien yang terinfeksi Hepatitis A mengandung virus sebelum terjadi manisfestasi.
2.    Orang yang berkerja dengan hewan yang diimpor dari negara yang endemik Hepatitis A.
3.    Individu yang suka akan makanan jenis kerang-kerangan mentah dimana airnya telah terkontaminasi.

3.    ETIOLOGI
“Menurut Joyce M. Black tahun 1993, 1700” menyatakan bahwa etiologi Hepatitis A adalah :
-    Virus RNA dari golongan enterovirus (HAV).
-    Penyebab endemik meliputi air, susu, dan makanan yang terinfeksi khususnya jenis kerang-kerangan mentah dari air yang terkontaminasi.









4.    PATOFISIOLOGI




































5.    TANDA DAN GEJALA
“Menurut A. Mansyoer, tahun 2000, 527 “memyatakan bahwa tanda dan gejala Hepatitis A dibedakan menjadi 4 stadium.
1.    STADIUM INKUBASI
Stadium yang berlangsung 18 – 50 hari dengan rata-rata 28 hari.
2.    STADIUM PRODOMAL
Stadium yang berlangsung 4 – 7 hari atau lebih.
9 x :    Fatique, malaise, nafsu makan berkurang, mual, muntah , nyeri pada perut kanan atas, demam 390C, sakit kepala.
3.    STADIUM IKTERIK
Berlangsung 3 minggu, urine berwarna kuning tua seperti teh, dan feces berwarna dempul, keadaan sklera dan kulit perlahan akan berwarna kuning. Gejala anoreksia, lesu lelah, mual dan muntah bertambah berat. Hati membesar dan nyeri pada tekanan.
4.    STADIUM POST IKTERIK
Penyakit ini biasanya sembuh sendiri, ikterik menghilang dan warna feces kembali normal dalam 4 minggu setelah onset, hanya sedikit yang masih menunjukkan kelainan fungsi hati.

6.    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium :
- Serum Gilirubin meningkat    Dewasa : 0,1 – 1,2 mg / dl
 1,7 – 205 ul
Direk     : 0,0 – 0,3 mg / dl
 1,7 – 5,1 ul
Indirek   : 0,1 – 1,0 mg / dl 
 1,7 – 5,1 ul
-    Sigot meningkat


-    USG
-    Biospi hati
-    Tiker  vHA meningkat      Wanita lebih rendah dari pada pria karena latihan meningkatkan nilai : Dewasa dan anak 5 – 25 mu/l , 8 – 50 u/ml 30 oC, 4 – 35 u/l    37 oC.
Hepatomegali.
Menunjukkan diagnosa dan luasnya.
Necrosis dalam tinja menjelang awal terjadinya kenaikan bilirubin.



7.    PENATALAKSANNAN
Pasien dirawat bila :
-    Dehidrasi berat dengan kesulitan masukkan peroral.
-    Kadar SGPT – SGOT > 10 X nilai normal.
-    Penanggulangan prilaku atau penurunan kesadaran akibat enrefalopati hepatits fulmenan, prolong atau relapsing hepatitis.
Tidak ada terapi medikanentosa khusus karena pasien dapat sembuh sendiri.
-    Permeriksaan kadar SGOT – SGPT dan bilirubin terkonjugasi diulang pada minggu ke 2 untuk melihat penyembuhan dan bulan ke 3 untuk memungkinkan prologed atau relapsing hepatitis.
-    Pembatasan aktivitas fisik terutama yang bersifat kompetitis selama kadar SGPT – SGOT masih > 3 X batas nilai normal.
-    Obat-obatan yang diberikan pada px hepatitis biasanya lembiset, sistenol, hepasil, infeksi rantin dll.

8.    PENCEGAHAN
-    Personal Hygiene
Selalu cuci tangan, menjaga kebersihan dan lingkungan
-    Persedian air
Menjaga persediaan air agar tidak terkontaminasi dengan virus hepatitis.
-    Restoran
Orang yang sudah terkontaminasi virus hepatitis tidak boleh bekerja direstoran karena dapat ditularkan melalui makanan.
-    Imunisasi pasif
Imunisasi serum diberikan pada orang yang tinggal atau berkunjung di daerah yang mempunyai resiko tinggi hepatitis A dimana dapat memberikan perlindungan selama 2 bulan.

9.    KOMPLIKASI
-    Bila terjadi pada anak dengan MEP dapat terjadi komplikasi sirosis hepatitis.
-    Hepatitis kronis aktif.
-    Hepatitis Fulminan.




ASUHAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN
1.    Identitas Meliputi
-    Nama pasien
-    Umur
-    Jenis kelamin
-    Suku bangsa
-    Pekerjaan
-    Pendidikan
-    Alamat
-    Tgl MRS
-    Diagnosa medis
2.    Keluhan Utama.
Pada umumnya pasien hepatitis mempunyai keluhan malas makan, sesak nafas, minum 1-2 gls/hari, perut mual muntah, kembung dan sebah dan kx mengeluh kaki lemas tidak bisa berjalan nyeri saat dibuat jalan dan perut membesar.
3.    Riwayat Kesehatan Sekarang
Keadaan yang menyebabkan kx MRS biasanya ditandai dengan fatique (lemah) malaise, perut membesar kembuang mual, muntah nafsu makan menurun konstipasi diare / BB menurun.
Biasanya ada perubahan pada air seni.

Riwayat Kesehatan Dahulu.
Adanya faktor keturunan pernah atau tidak sakit hepatitis, sakit jantung, minum alkohol, dll

Riwayat Penyakit Sekarang.
Adanya faktor keturunan / riwayat keturunan dan salah satu anggota keluarganya yang terkena hepatitis.

4.    Pola-pola Fungsi Kesehatan
a.    Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.
Bagaimana persepsi Kx tentang tata laksana hidup sehat.
b.    Pola nutrisi dan metabolik.
Pada hepatitis mengeluh nafsu makan menurun, mual, muntah.
c.    Pola eliminasi.
Eleminasi alvi : sukar BAB, diare.
Eleminasi urine : warna urine lebih kuning teh kecoklatan seperti teh (gelap).
d.    Pola istirahat tidur.
Pola istirahat periode akut dengan keadaan lemah, bangun tidur kepala sering pusing tidur nyenyak karena merasa mual, dan muntah.   
e.    Pola aktivitas dan latihan.
Badan terasa lemah, letih, dan kemampuan kerja menurun, hal ini disebabkan karena kurang tersedianya tenaga atau kalori dalamtubuh sebagai akibat adanya gangguan metabolisme.
f.    Pola persepsi dan konsep diri.
Pengaruh status kesehatan seperti mempengaruhi persepsi hidup sehat dan pengetahuan tentang keperawatan diri biasanya hygiene yang kurang, sedih, marah, dan depresi
g.    Pola sensori dan kognitif.
-    Sensori : merasa nyari terutama pada perut sebelah kanan atas.
-    Kognetif : proses berfikir.
h.    Pola produksi sexsual.
Pola hubungan sexsualitasnya merasa ada gangguan mentruasi atau haid sedang pada laki-laki ada pengerutan testis.
i.    Pola hubungan dan peran.
Terjadinya perubahan peran yang dapat menggangu hubungan interpersonal yaitu Px merasa tidak berguna, menarik diri.
j.    Pola tata nilai dan kepercayaan.
Biasanya pada Px hepatitis timbul stress dalam spritual serta kebiasaan ibadahnya.

5.    Pemeriksaan Fisik
a.    Keadaan Umum
Sesak nafas, panas, perut membesar, lemah dan pucat.
b.    Gejala Vital
Suhu badan meningkat, takikardi, tensi darah, meningkat nafas cepat dan dangkal, kesadaran compos metis.



c.    Pemeriksaan Kepala dan Leher
Pada umumnya pada Px hepatitis adalah pada rambut mengalami kerontokan kepala tidak dapat benjolan dan mata terdapat ikterus serta konnjungtivanemis, sklera ikterus, konjungtiva anemis.
d.    Sistem Respirasi
Anatomi dada / thorak biasanya pada Px hepatitis terdapat spindernerviretruris otot, pernafasan + gerakan dada dan perut tidak seirama sesak nafas, pernafasan dangkal, pernafasan cuping hidung.
e.    Sistem Cardiovakuler
Pada Px hepatitis biasanya ditemukan peningkatan nadi dan tensi darah meningkat.
f.    Sistem Gastro Internal
Pada umumnya Px hepatitis di temukan adanya autes, hati bisa mengecil atau membesar dan kaput mendora, nyeri tekan perut atas kanan, muntah berwarna hitam diare kecoklatan sampai hitam, acites, bisisng usus menurun.
g.    Sistem Gastro Urinaria
Pada Px hepatitis biasanya di temukan etropi testis penurunan lobido 9x haid pada wanita, warna urin lebih kuning tua / kecoklatan.
h.    Sistem Muskulas
Adanya edema pada tuingkai, kelemahan gerak.
i.    Sistem Endokrin
Pada Px hepatitis tidak ada pembesaran kelenjar thiroid.

6.    Analisis Data
Dx I : Resiko jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan acites
-    Ds :     Kx mengatakan sesak nafas, perut membesar sejak 3 bulan yang  lalu.
-    Do :     Kx lemah, pucat, bedres, kulit icterus terdapat acites. Kulit abdomen tegang dan mengkilap. Terdapat pernafasan cuping hidung terdapat relaksasi otot pernafasan, pernafasan cepat dan dangkal.
RR : 28 x/mnt.
T : 140 / 90 mmhg.
N : 104 / mnt.


-    Masalah : pola nafas
Dx II : Hiperemi berhubungan dengan inflamasi hati

B.    DIAGNOSA  KEPERAWATAN
1.    Resiko jalan napas tidak efektif berhubungan dengan acites.
2.    Hiperemi berhubungan dengan proses dengan inflamasi hati.
3.    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
4.    Perubahan nutrisi berhubungan dengan anorexia dan vomiting.
5.    Stuasional rendah (penghargaan diri) berhubungan dengan periode pemulihan atau isolasi.
6.    Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat atau mal nutrisi.
7.    Resiko tinggi kerusakan jaringan kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam jaringan.
8.    Kurangnya pengetahuan tentang prognosis dan cara perawatan berhubungan dengan informasi yang salah.
9.    Perubahan volume cairan berhubungan dengan plasma protein.
10.    Penurunan volume cairan berhubungan dengan mual muntah.

C.    INTERVENSI
Dx I : Resiko tinggi jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan acites.
Tujuan : Px dapat bernafas secara efektif.
KH      : Px dapat mengungkapkan sebab sesak bernafas normal 16-20 x/mnt bebas dyspneu dan cyanosis.
Rencana tindakan :
1.    Berikan penjelasan tentang sebab sesak dan pentingnya O2 bagi tubuh.
2.    Anjurkan teknik nafas dalam dan relaksasi.
3.    Berikan posisi yang nyaman (semi fowler) sesuai keinginan Px.
4.    Longgarkan pakain terutama bagian dada.
5.    Klaborasi dengan dokter dalam pemberian O2.
Rasional :
1.    Di harapkan Px mengetahui sebab sesak nafas dan pentingnya O2 sehingga dapat diajak bekerja sama dalam pmberian asuhan keperawatan.
2.    Di  harapkan dapat membantu mengurangi ketegangan otot dan membantu ekspansi paru secara optimal.
3.    Di harapkan dapat memberikan ruang yang luas untuk ekspansi paru secara optimal.
4.    Di harapkan dapat memberi kebebasan pada gerakkan dada.
5.    Di harapkan dapat memberikan O2 sesuai dengan kebutuhan sehingga mencegah hypoksia.
Dx II : Hiperemi berhubungan dengan proses inflamasi hati.
Tujuan : Agar tidak terjadi hiperemi.
KH      : - Menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal.
    - Tidak menunjukkan adanya tanda-tanda komplikasi.
      Rencan tindakan : - Monitor TTV tiap 4 jam sekali.
      Rasional : -  Peningkatan TTV menunjukkan adanya peningkatan radang
-    Jaga temperatur tubuh ( <380C).
-    Gunakan pakain tipis.
-    Sediakan suhu ruangan yang sejak < 400C.
   Rasional : Untuk mengetahui adanya komplikasi dan menentukan penanganan yang tepat.
-    Berikan kompres air biasa pada axila tengkuk lipatan tangan.
Rasional :  Untuk menurunkan suhu tubuh dan memberikan kenyamanan 

D.    IMPLEMENTASI
Pada tahap ini ada pengolahan dan perwujudan dari rencana perawatan yang disusun pada tahap perencanaan perawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan secara optimal.
 
E.    EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang ritemik dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan di lakukan dengan cara berkesinambungan dengan melihat pasien dari tenaga kesehatan lain.     











DAFTAR PUSTAKA

Dongoes, Marlyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3, EGC Jakarta.
Japaries, Willie. 1991. Hepatitis, Arcan : Jakarta.
Mansjoer, A dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran, Media Aescularius.
Black, Joyce. M. 1993. Medica Surgical Nursing H. WB. Saundea Company : Phyladelpia.
Price, Sylviana Anderson. 1985. Patofisiologi Konsep Klinik Proses Penyakit EGC : Jakarta.


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di My Documentku

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih

 
© 2010-2012 My Documentku