Pada sore nan cerah saya mau sharing tentang Kamus Kedokteran "Stedman's Electronic Medical Dictionary v6.0 673" yang bisa anda dapatkan secara gratis. Walaupun file size yang gede tapi ga diragukan lagi kegunaanya buat anda yang masih kuliah maupun sudah bekerja buat referensi, maupun pengganti kamus kedokteran kertas. Sayangnya Software ini masih berbahasa Inggris, mungkin bakal ade Versi jawanya di kemudian hari.hehehe. Terdiri dari 2 CD yang yang dibungkus dalam file ISO yang bisa anda Extract menggunakan Magic ISO maupun Izarc yang dapat anda Download Secara Gratis DISINI atau DISINI.
Tampilkan postingan dengan label ANFIS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ANFIS. Tampilkan semua postingan
KAMUS KEDOKTERAN GRATIS?
Label:
ANFIS,
Artikel Kesehatan,
MATERI,
Saku Keperawatan,
SOFTWARE,
Software Kedokteran,
Tips dan trik
ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG
A.
POSISI
Jantung terletak di rongga dada, di ruang antara
paru-paru, terletak lebih ke arah kiri daripada kanan dengan bagian apex di
bagian bawah dan base di bagian atas. Organ-organ yang berasosiasi dengan
jantung:
1. Inferior: bagian apex berbatasan dengan central tendon
diafragma.
2. Superior :
pembuluh darah besar seperti aorta, vena cava superior, arteri pulmonal dan
vena pulmonal.
3. Posterior: esofagus, trakea, bronchus kanan dan kiri,
descending aorta, vena cava inferior, dan tulang rusuk.
4. Lateral: paru-paru, paru-paru kiri overlap sisi kiri
jantung.
5. Anterior:
sternum, otot intercosta
6. Apex
jantung terletak di ICS ke 5, 9 cm dari
midline.
B. BENTUK
SERTA UKURAN JANTUNG
Jantung merupakan organ utama dalam sistem
kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis
cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung
panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm.
Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram
dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak
100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau
setara dengan 7.571 liter darah.
Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus.
Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis.
Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus.
Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis.
C.
RUANG
DALAM JANTUNG
Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang
tipis karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya
ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang
mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan.
Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum
interatriorum), sementara kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel
(septum inter-ventrikulorum). Atrium dan ventrikel pada masing-masing sisi
jantung berhubungan satu sama lain melalui suatu penghubung yang disebut
orifisium atrioventrikuler. Orifisium ini dapat terbuka atau tertutup oleh
suatu katup atrioventrikuler (katup AV). Katup AV sebelah kiri disebut katup
bikuspid (katup mitral) sedangkan katup AV sebelah kanan disebut katup
trikuspid.
D.
KATUP-KATUP
JANTUNG
1.
Katup
atrioventrikuler
Terletak antara atrium dan
ventrikel. Katup yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel
kanan mempunyai 3 buah daun katup ( trikuspid). Sedangkan katup yang
terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai
dua buah daun katup ( Mitral). Memungkinkan darah mengalir dari atrium
ke ventrikel pada fase diastole dan mencegah aliran
balik pada fase sistolik.
2. Katup Semilunar
a. Katup Pulmonal terletak pada arteri
pulmonalis dan memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan.
b. Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri
dan aorta.
Kedua katup ini mempunyai
bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun katup yang simetris. Danya katup ini
memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri
selama sistole dan mencegah aliran balik pada waktu diastole.
Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel
berkontraksi, dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari tekanan
didalam pembuluh darah arteri.
E.
FUNGSI
UTAMA JANTUNG
Fungsi utama jantung adalah memompa darh ke seluruh
tubuh dimana pada saat memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang
bergerak. Selain itu otot
jantung juga mempunyai kemampuan untuk menimmbulkan rangsangan listrik.
Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan.
Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan.
Aktifitas kontraksi jantung
untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh aktifitas listrik.
Aktifitas listrik inidimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak
pada celah antara vena cava suiperior dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali
gelombang depolarisasi secara spontan sehingga menyebabkan timbulnya potensial
aksi yang disebarkan melalui sel-sel otot atrium, nodus atrioventrikuler (nodus
AV), berkas His, serabut Purkinje dan akhirnya ke seluruh otot ventrikel.
Oleh karena itu jantung tidak pernah istirahat untuk
berkontraksi demi memenuhi kebutuhan tubuh, maka jantung membutuhkan lebih
banyak darah dibandingkan dengan organ lain. Aliran darah untuk jantung diperoleh
dari arteri koroner kanan dan kiri. Kedua arteri koroner ini keluar dari aorta
kira-kira ½ inchi diatas katup aorta dan berjalan dipermukaan pericardium. Lalu
bercabang menjadi arteriol dan kapiler ke dalam dinding ventrikel. Sesudah
terjadi pertukaran O2 dan CO2 di kapiler , aliran vena dari ventrikel dibawa
melalui vena koroner dan langsung masuk ke atrium kanan dimana aliran darah
vena dari seluruh tubuh akan bermuara.
Sirkulasi darah ditubuh ada 2 yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis. Sirkulasi paru mulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler lalu masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini mempunyai tekanan yang rendah kira-kira 15-20 mmHg pada arteri pulmonalis.
Sirkulasi sistemis dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri kecil, arteriole lalu ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar, vena cava inferior, vena cava superior akhirnya kembali ke atrium kanan.
Sirkulasi darah ditubuh ada 2 yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis. Sirkulasi paru mulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler lalu masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini mempunyai tekanan yang rendah kira-kira 15-20 mmHg pada arteri pulmonalis.
Sirkulasi sistemis dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri kecil, arteriole lalu ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar, vena cava inferior, vena cava superior akhirnya kembali ke atrium kanan.
Sirkulasi
sistemik mempunyai fungsi khusus sebagai sumber tekanan yang tinggindan membawa
oksigen ke jaringan yang membutuhkan. Pada kapiler terjadin pertukaran O2 dan
CO2 dimana pada sirkulasi sistemis O2 keluar dan CO2 masuk dalam kapiler
sedangkan pada sirkulasi paru O2 masuk dan CO2 keluar dari kapiler.
Volume darah pada setiap komponen sirkulasi berbeda-beda. 84% dari volume darah dalam tubuh terdapat pada sirkulasi sistemik, dimana 64% pada vena, 13% pada arteri dan 7 % pada arteriol dan kapiler.
Volume darah pada setiap komponen sirkulasi berbeda-beda. 84% dari volume darah dalam tubuh terdapat pada sirkulasi sistemik, dimana 64% pada vena, 13% pada arteri dan 7 % pada arteriol dan kapiler.
DAFTAR
PUSTAKA
Suyono, Slamet
dkk, 2001, Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi 3, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Guyton &Hall. 2000.
Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Brunner & Suddart (2002) “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah”, Jakarta
: AGC.
Buli
Buli
merupakan suatu organ berongga yang terletak dibelakang tulang simfisis
pubis dan menempati sebagian besar rongga pelvic. Dalam keadaan buli
penuh, letaknya lebih tinggi dari tulang simpisis pubis sehingga dapat
diraba atau diperkusi dari luar. Bila isi buli melebihi kapasitas buli over distensi,
baik akut maupun kronis, maka usus akan terdorong ke atas dan benjolan
dapat terlihat dari luar. Berdasarkan topografinya pada laki-laki di
bagian posterior buli terdapat vesika seminalis, vasdeferen, ureter dan
rectum. Daerah fundus dan posterior dilapisi oleh peritoneum. Secara
garis besar dibagi atas dua komponen yaitu : korpus yang terletak diatas
orifisium ureter, dan dasar buli yang terdiri dari trigonum posterior deep destrusor dan dinding anterior buli. Secara histologis otot longitudinal dari dasar buli meluas kearah distal kedalam uretra membentuk lapisan longitudinal yang melingkari leher buli. (Harrison Simon CW, 1994 & Tanagho E.A ,1992)

Buli
Dinding buli terdiri dari 3 lapisan otot detrusor yang arah seratnya
saling menyilang sedemikian rupa sehingga kontraksi otot-otot tersebut
menyebabkan buli mengkerut, dengan demikian terjadi pengosongan isi
rongga. Ureter bermuara pada trigonum buli dengan menembus otot detrusor
secara oblig. Perjalanan ureter yang seperti ini dapat memberikan suatu
mekanisme katup untuk mencegah kembalinya urin dari buli ke ginjal.(
Steer W.D.,1998)
Ada tiga fungsi utama buli yaitu : sebagai reservoir urin, fungsi
ekpulsi urin, dan anti refluk. Sebagai reservoir buli-buli berkapasitas
200-400 cc. Fase pengisian buli ditandai dengan penyesuaian volume
buli-buli terhadap peningkatan jumlah urin pada suatu tekanan yang
rendah, kurang 20 cm H2O. Dengan penuhnya volume buli-buli akan
menyebabkan peregangan dinding yang dapat merangsang reseptor sehingga
otot buli berkontraksi, tekanan dalam buli meningkat dan uretra
posterior membuka. Keadaan ini dirasakan sebagai perasaan ingin kemih,
namun masih dapat diatur secara volunter oleh spingter eksterna.
Pada waktu ekpulsi tekanan buli meningkat 70-100 cmH2O. Kegagalan pada mekanisme penyimpanan ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal atau inkontinensia (Tanagho E.A. ,J.W. McAninch,1992)
Ginjal
Anatomi Ginjal
1. Makroskopis
Ginjalterletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium (retroperitoneal), didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor) di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjaradrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal pada orang dewasa berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan manusia dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang lebih beratnya antara 120-150 gram.
Ginjalterletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium (retroperitoneal), didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor) di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjaradrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal pada orang dewasa berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan manusia dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang lebih beratnya antara 120-150 gram.

Ginjal
Bentuknya seperti biji kacang, dengan lekukan yang menghadap ke
dalam. Jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih
besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang
dari pada ginjal wanita. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit ke bawah
dibandingkan ginjal kiri untuk memberi tempat lobus hepatis dexter
yang besar. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan
lemak yang tebal. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak
perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam guncangan.
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula
fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna coklat
gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna coklat lebih
terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang
disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang
terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu
masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis
renalis berbentuk corong yang menerima urin
yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga kaliks renalis
majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga kaliks
renalis minores.
Medulla terbagi menjadi bagian segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul (Price,1995 : 773).
Medulla terbagi menjadi bagian segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul (Price,1995 : 773).
2. Mikroskopis
Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2
juta buah pada tiap ginjal. Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap
nefron terdiri dari kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus
kontortus proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus distal, yang
mengosongkan diri keduktus pengumpul. (Price, 1995)
Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus / kapiler, bersifat
sebagai saringan disebut Glomerulus, darah melewati glomerulus/ kapiler
tersebut dan disaring sehingga terbentuk filtrat (urin yang masih encer)
yang berjumlah kira-kira 170 liter per hari, kemudian dialirkan melalui
pipa/saluran yang disebut Tubulus. Urin ini dialirkan keluar ke saluran
Ureter, kandung kencing, kemudian ke luar melalui Uretra.
Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin.
3. Vaskularisasi ginjal
Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang terletak disebelah kanan garis tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini kemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus (Price, 1995).
Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin.
3. Vaskularisasi ginjal
Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang terletak disebelah kanan garis tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini kemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus (Price, 1995).
Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang
membentuk sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut
kapiler peritubular. Darah yang mengalir melalui sistem portal ini akan
dialirkan kedalam jalinan vena selanjutnya menuju vena interlobularis,
vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya
mencapai vena cava inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml darah
permenit suatu volume yang sama dengan 20-25% curah jantung (5000
ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk keginjal berada pada korteks
sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat khusus aliran darah ginjal
adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen
mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat merubah resistensinya sebagai
respon terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan demikian
mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan
( Price, 1995).
4. Persarafan Pada Ginjal
Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal”.
4. Persarafan Pada Ginjal
Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal”.
Fisiologi Ginjal
Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak
(sangat vaskuler) tugasnya memang pada dasarnya adalah
“menyaring/membersihkan” darah. Aliran darah ke ginjal adalah 1,2
liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi
cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan
filtrat ini diproses dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2
ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.
Fungsi Ginjal
Fungsi ginjal adalah
a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
b) mempertahankan keseimbangan cairan tubuh,
c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan
d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.
e) Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.
f) Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah.
g) Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah.
Tahap Pembentukan Urine :
1. Filtrasi Glomerular
Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler tubuh lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula bowman’s disebut filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula bowman’s, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowman’s serta tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-tekanan koloid diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler.
Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler tubuh lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula bowman’s disebut filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula bowman’s, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowman’s serta tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-tekanan koloid diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler.

2. Reabsorpsi
Zat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : non elektrolit, elektrolit dan air. Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi zat-zat yang sudah difiltrasi.
3. Sekresi
Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah melalui tubulus kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh (misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam urat dan kalium serta ion-ion hidrogen.
Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi hidrogen dan ion-ion kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium keluar dari cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam cairan tubular “perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi, hidrogen atau kalium harus disekresi dan sebaliknya.
Pilihan kation yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari ion-ion ini (hidrogen dan kalium).
Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini membantu kita memahami beberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh, kita dapat mengerti mengapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau mengapa pada awalnya dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat dikoreksi secara theurapeutik.
Zat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : non elektrolit, elektrolit dan air. Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi zat-zat yang sudah difiltrasi.
3. Sekresi
Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah melalui tubulus kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh (misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam urat dan kalium serta ion-ion hidrogen.
Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi hidrogen dan ion-ion kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium keluar dari cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam cairan tubular “perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi, hidrogen atau kalium harus disekresi dan sebaliknya.
Pilihan kation yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari ion-ion ini (hidrogen dan kalium).
Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini membantu kita memahami beberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh, kita dapat mengerti mengapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau mengapa pada awalnya dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat dikoreksi secara theurapeutik.
Bahan Bacaan
Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. Jakarta: EGC
Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC
Anatomi Fisiologi Airway Breathing
Anatomi Dan Fisiologi Airway Dan Breathing. Pengelolaan airway dan breathing berfungsi untuk mempertahankan oksigenasi otak
dan bagian tubuh lainnya, merupakan hal yang penting dalam penanganan
penderita , jika tidak maka penderita akan meninggal dengan cepat.
Sistem respirasi memiliki dua fungsi utama, yaitu :
Anatomi Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan terdiri dari jalan nafas atas, jalan nafas bawah dan paru. Setiap bagian sistem ini memainkan peran yang penting dalam proses pernafasan, yaitu dimana oksigen dapat masuk ke aliran darah dan karbon dioksida dilepaskan.
Jalan Nafas Atas
Jalan nafas atas merupakan suatu saluran terbuka yang memungkinkan udara atmosfer masuk melalui hidung, mulut, dan bronkus hingga ke alveoli. Jalan nafas atas terdiri dari rongga hidung, rongga mulut, laring, trakea. Udara yang masuk dari rongga hidung akan mengalami proses penghangatan, pelembaban dan penyaringan dari segala kotoran. Setelah rongga hidung dapat dijumpai daerah faring, mulai dari bagian belakang palatum mole sampai ujung bagian atas esofagus.
Faring terdiri atas tiga bagian, yaitu:
Tepat diatas laring, terdapat struktur yang berbentuk daun yang disebut epiglotis. Epiglotis berfungsi sebagai pintu gerbang yang akan mengantarkan udara yang menuju trakea, sedangkan benda padat dan cair akan dihantarkan menuju esofagus. Dibawah laring, jalan nafas akan menjadi trakea yang terdiri dari cincin-cincin tulang rawan.
Jalan Nafas Bagian Bawah
Terdiri dari bronkus dan percabangannya serta paru-paru. Pada saat inspirasi udara masuk melalui jalan nafas atas menuju jalan nafas bawah sebelum mencapai paru-paru. Trakea terbagi menjadi dua cabang, yaitu bronkus utama kanan dan bronkus utama kiri. Masing-masing bronkus utama terbagi lagi menjadi beberapa bronkus primer dan kemudian terbagi lagi menjadi bronkiolus.
Fisiologi Sistem Pernafasan
Ketika udara atmosfer mencapai alveoli, oksigen akan bergerak dari alveoli melintasi membran alveolar kapiler dan menuju sel darah merah. Sistem sirkulasi kemudian akan membawa oksigen yang telah berikatan dengan sel darah merah menuju jaringan tubuh, dimana oksigen akan digunakan sebagai bahan bakar dalam proses metabolisme.
Pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada membran alveolar kapiler dikenal dengan istilah difusi pulmonal. Setelah proses pertukaran gas selesai (kadar karbondioksida yang rendah) akan menuju sisi kiri jantung, dan akan dipompakan ke seluruh sel dalam tubuh.
Saat mencapai jaringan, sel darah merah yang teroksigenasi ini akan melepaskan ikatannya dengan oksigen dan oksigen tersebut digunakan untuk bahan bakar metabolisme. Juga karbondioksida akan masuk sel darah merah. Sel darah merah yang rendah oksigen dan tinggi karbondioksida akan menuju sisi kanan jantung untuk kemudian dipompakan ke paru-paru.
Hal yang sangat penting dalam proses ini adalah bahwa alveoli harus terus menerus mengalami pengisian dengan udara segar yang mengandung oksigen dalam jumlah yang cukup.
Proses pernafasan sendiri ada dua yaitu inspirasi (menghirup) dan ekspirasi (mengeluarkan nafas).
Inspirasi dilakukan oleh dua jenis otot:

Pusat pernafasan ada di batang otak, yang mendapat rangsangan melalui baro reseptor yang terdapat di aorta dan arteri karotis. Melalui nervus frenikus dan nervus interkostalis akan menjadi pernafasan abdomino-torakal (pada bayi disebut torako-abdominal).
Dalam keadaan normal volume udara yang kita hirup saat bernafas dikenal sebagai tidal volume. Bila membutuhkan oksigen lebih banyak maka akan dilakukan penambahan volume pernafasan melalui pemakaian otot-otot pernafasan tambahan.
Jika tidal volume adalah 7 cc/kg Berat Badan, maka pada penderita dengan berat 70 kg, tidal volumenya 500 cc. Dengan frekuensi nafas 14 kali / menit, maka volume permenit 500 × 14 = 7000 cc / menit.
Bila pernafasan lebih dari 40 kali / menit, maka penderita harus dianggap mengalami hipoventilasi (nafas dangkal). Baik frekuensi nafas maupun kedalaman nafas harus dipertimbangkan saat mengevaluasi pernafasan. Kesalahan yang sering terjadi adalah anggapan bahwa penderita dengan frekuensi nafas yang cepat berarti mengalami hiperventilasi.
Sistem respirasi memiliki dua fungsi utama, yaitu :
- Berfungsi menyediakan oksigen bagi sel darah merah yang kemudian akan membawa oksigen tersebut ke seluruh tubuh. Dalam proses metabolisme aerobik, sel tubuh menggunakan oksigen sebagai bahan bakar dan akan memproduksi karbon dioksida sebagai hasil sampingan.
- Pelepasan karbon dioksida dari tubuh merupakan tugas kedua dari sistem respirasi. Ketidakmampuan sistem respiratorik dalam menyediakan oksigen bagi sel atau melepaskan karbondioksida, akan menimbulkan kematian.
- Kegagalan dalam mengenal airway yang tersumbat sebagian atau ketidakmampuan penderita untuk melakukan ventilasi dengan cukup. Gabungan obstruksi jalan nafas dengan ketidak cukupan ventilasi dapat menyebabkan hipoksia sehingga akan mengancam nyawa. Keadaan seperti ini mungkin terlupakan bila ditemukan perlukaan yang nampaknya lebih serius.
- Adanya kesulitan teknis dalam menjaga jalan nafas dan teknis membantu ventilasi. Intubasi yang salah akan memperburuk ventilasi dan dengan cepat dapat mengakibatkan kematian bila tidak dikenali secara dini.
- Aspirasi isi gaster.

Sistem pernafasan terdiri dari jalan nafas atas, jalan nafas bawah dan paru. Setiap bagian sistem ini memainkan peran yang penting dalam proses pernafasan, yaitu dimana oksigen dapat masuk ke aliran darah dan karbon dioksida dilepaskan.
Jalan Nafas Atas
Jalan nafas atas merupakan suatu saluran terbuka yang memungkinkan udara atmosfer masuk melalui hidung, mulut, dan bronkus hingga ke alveoli. Jalan nafas atas terdiri dari rongga hidung, rongga mulut, laring, trakea. Udara yang masuk dari rongga hidung akan mengalami proses penghangatan, pelembaban dan penyaringan dari segala kotoran. Setelah rongga hidung dapat dijumpai daerah faring, mulai dari bagian belakang palatum mole sampai ujung bagian atas esofagus.
Faring terdiri atas tiga bagian, yaitu:
- Naso faring (bagian atas) di belakang hidung.
- Orofaring (bagian tengah) dapat dilihat saat membuka mulut.
- Hipofaring (bagian akhir), sebelum menjadi laring.
Tepat diatas laring, terdapat struktur yang berbentuk daun yang disebut epiglotis. Epiglotis berfungsi sebagai pintu gerbang yang akan mengantarkan udara yang menuju trakea, sedangkan benda padat dan cair akan dihantarkan menuju esofagus. Dibawah laring, jalan nafas akan menjadi trakea yang terdiri dari cincin-cincin tulang rawan.
Jalan Nafas Bagian Bawah
Terdiri dari bronkus dan percabangannya serta paru-paru. Pada saat inspirasi udara masuk melalui jalan nafas atas menuju jalan nafas bawah sebelum mencapai paru-paru. Trakea terbagi menjadi dua cabang, yaitu bronkus utama kanan dan bronkus utama kiri. Masing-masing bronkus utama terbagi lagi menjadi beberapa bronkus primer dan kemudian terbagi lagi menjadi bronkiolus.
Fisiologi Sistem Pernafasan
Ketika udara atmosfer mencapai alveoli, oksigen akan bergerak dari alveoli melintasi membran alveolar kapiler dan menuju sel darah merah. Sistem sirkulasi kemudian akan membawa oksigen yang telah berikatan dengan sel darah merah menuju jaringan tubuh, dimana oksigen akan digunakan sebagai bahan bakar dalam proses metabolisme.
Pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada membran alveolar kapiler dikenal dengan istilah difusi pulmonal. Setelah proses pertukaran gas selesai (kadar karbondioksida yang rendah) akan menuju sisi kiri jantung, dan akan dipompakan ke seluruh sel dalam tubuh.
Saat mencapai jaringan, sel darah merah yang teroksigenasi ini akan melepaskan ikatannya dengan oksigen dan oksigen tersebut digunakan untuk bahan bakar metabolisme. Juga karbondioksida akan masuk sel darah merah. Sel darah merah yang rendah oksigen dan tinggi karbondioksida akan menuju sisi kanan jantung untuk kemudian dipompakan ke paru-paru.
Hal yang sangat penting dalam proses ini adalah bahwa alveoli harus terus menerus mengalami pengisian dengan udara segar yang mengandung oksigen dalam jumlah yang cukup.
Proses pernafasan sendiri ada dua yaitu inspirasi (menghirup) dan ekspirasi (mengeluarkan nafas).
Inspirasi dilakukan oleh dua jenis otot:
- Otot interkostal, antara iga-iga. Pernafasan ini dikenal sebagai pernafasan torakal. Otot dipersarafi oleh nervus interkostalis (torakall 1 – 12)
- Otot diafragma, bila berkontraksi diafragma akan menurun. Hal ini dikenal sebagai pernafasan abdominal, dan persarafan melalui nerfus frenikus yang berasal dari cervikal 3-4-5.

Pusat pernafasan ada di batang otak, yang mendapat rangsangan melalui baro reseptor yang terdapat di aorta dan arteri karotis. Melalui nervus frenikus dan nervus interkostalis akan menjadi pernafasan abdomino-torakal (pada bayi disebut torako-abdominal).
Dalam keadaan normal volume udara yang kita hirup saat bernafas dikenal sebagai tidal volume. Bila membutuhkan oksigen lebih banyak maka akan dilakukan penambahan volume pernafasan melalui pemakaian otot-otot pernafasan tambahan.
Jika tidal volume adalah 7 cc/kg Berat Badan, maka pada penderita dengan berat 70 kg, tidal volumenya 500 cc. Dengan frekuensi nafas 14 kali / menit, maka volume permenit 500 × 14 = 7000 cc / menit.
Bila pernafasan lebih dari 40 kali / menit, maka penderita harus dianggap mengalami hipoventilasi (nafas dangkal). Baik frekuensi nafas maupun kedalaman nafas harus dipertimbangkan saat mengevaluasi pernafasan. Kesalahan yang sering terjadi adalah anggapan bahwa penderita dengan frekuensi nafas yang cepat berarti mengalami hiperventilasi.
Sistem Pencernaan
PENGERTIAN
Sistem Pencernaan adalah Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar yg kemudian mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh.
SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN
Sistem Pencernaan adalah Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar yg kemudian mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh.
SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN
- Mulut
- Faring
- Osofagus
- Ventrikulus / Gaster
- Intestinum minor (usus halus)
- Intestinum mayor (usus besar)
- Rektum
- Anus
ANATOMI SISTEM PENCERNAAN
MULUT
Merupakan permulaan dari sal.pencernaan yg tdd :
Bagian luar / vestibula
Bagian dalam / rongga mulut
- sisi-sisinya : tulang maxilaris & semua gigi
- Atas : Palatum
- Dasar : Lingua
- Belakang : Mandibularis yg bersambung dg
pharinx
MULUT
Merupakan permulaan dari sal.pencernaan yg tdd :
Bagian luar / vestibula
Bagian dalam / rongga mulut
- sisi-sisinya : tulang maxilaris & semua gigi
- Atas : Palatum
- Dasar : Lingua
- Belakang : Mandibularis yg bersambung dg
pharinx
1. BIBIR
Bibir terdiri dari lipatan-lipatan muskuler yang mengelilingi mulut
Bibir terdiri dari lipatan-lipatan muskuler yang mengelilingi mulut
Dalam bibir tedapat : M.ORBICULARIS ORIS,
pembuluh darah dan N.Labialis superior & N.Labialis inferior
pembuluh darah dan N.Labialis superior & N.Labialis inferior
Struktur ini keluar ditutupi oleh kulit dan kedalam oleh membran mukosa
Sistem Pencernaan
2.PIPI
Mempunyai struktur yg sama dengan bibir
Otot utama dr pipi adalah M.BUCCINATOR
Fungsi : Menekan pipi kpd gigi – gigi geraham & mendorong makanan ke permukaan gigi
supaya makanan tetap berada diantara gigi geraham pada saat dikunyah.
Bagian dalam pipi dilapisis oleh mukosa yang mengandung papila – papila
Mempunyai struktur yg sama dengan bibir
Otot utama dr pipi adalah M.BUCCINATOR
Fungsi : Menekan pipi kpd gigi – gigi geraham & mendorong makanan ke permukaan gigi
supaya makanan tetap berada diantara gigi geraham pada saat dikunyah.
Bagian dalam pipi dilapisis oleh mukosa yang mengandung papila – papila
3. GIGI
Geligi ada 2 macam :
1. Gigi sulung
- Tumbuh pd anak usia 6 – 8 bln dan lengkap
pd usia 20 – 24 bln
- Jumlahnya 20 buah : 8 incicivus, 4 caninus,
8 premolar
2. Gigi tetap / permanen
- Tumbuh pd usia 6 – 18 tahun
- Jumlahnya 32 buah : 8 incicivus, 4 caninus,
8 premolar, 12 molar
Geligi ada 2 macam :
1. Gigi sulung
- Tumbuh pd anak usia 6 – 8 bln dan lengkap
pd usia 20 – 24 bln
- Jumlahnya 20 buah : 8 incicivus, 4 caninus,
8 premolar
2. Gigi tetap / permanen
- Tumbuh pd usia 6 – 18 tahun
- Jumlahnya 32 buah : 8 incicivus, 4 caninus,
8 premolar, 12 molar
Bagian dari gigi
1. Corona dentis ( mahkota gigi )
2. Cervix dentis ( leher gigi )
3. Radix dentis ( akar gigi )
- Gigi terbuat dari bahan yg sgt keras“DENTIN”
- Bagian atas dilapisi EMAIL yg lebih keras dentin
- Bagian bawah ditutupi oleh CEMENTUM
- Bagian tengah dentis terdapt PULPARIS yg terdiri
dari jaringan ikat, pembuluh darah dan syaraf
1. Corona dentis ( mahkota gigi )
2. Cervix dentis ( leher gigi )
3. Radix dentis ( akar gigi )
- Gigi terbuat dari bahan yg sgt keras“DENTIN”
- Bagian atas dilapisi EMAIL yg lebih keras dentin
- Bagian bawah ditutupi oleh CEMENTUM
- Bagian tengah dentis terdapt PULPARIS yg terdiri
dari jaringan ikat, pembuluh darah dan syaraf
Fungsi gigi :
Incicivus : memotong makanan
Caninus : Memutuskan makanan yang keras
Molar : mengunyah makanan
4. PALATUM
Palatum ada 2 :
Palatum durum ( keras )
Palatum molle ( lunak) yg terdiri dari jaringan fibrosus dan selaput lendir. Ditengah palatum molle menggantung sebuah prosesus berbentuk kerucut yang disebut UVULA
5. LIDAH
Lidah terletak didasar mulut, mrpk organ yg berotot yg dpt bergerak
Fungsi utama : Mendorong makanan ke pharynx sewaktu menelan & mengucapkan kata – kata sewaktu berbicara
Fungsi lain : Mengaduk mekanan, alat pengecap dan merasakan makanan
Lidah dibagi mjd 3 bagian :
- Radix lingua ( pangkal lidah )
- Dorsum lingua ( punggung lidah )
- Apeks lingua ( ujung lidah)
Incicivus : memotong makanan
Caninus : Memutuskan makanan yang keras
Molar : mengunyah makanan
4. PALATUM
Palatum ada 2 :
Palatum durum ( keras )
Palatum molle ( lunak) yg terdiri dari jaringan fibrosus dan selaput lendir. Ditengah palatum molle menggantung sebuah prosesus berbentuk kerucut yang disebut UVULA
5. LIDAH
Lidah terletak didasar mulut, mrpk organ yg berotot yg dpt bergerak
Fungsi utama : Mendorong makanan ke pharynx sewaktu menelan & mengucapkan kata – kata sewaktu berbicara
Fungsi lain : Mengaduk mekanan, alat pengecap dan merasakan makanan
Lidah dibagi mjd 3 bagian :
- Radix lingua ( pangkal lidah )
- Dorsum lingua ( punggung lidah )
- Apeks lingua ( ujung lidah)
Pada pangkal lidah tdp “EPIGLOTIS”
Punggung lidah bersifat kasar krn adanya “PAPILLAE LINGUAE”
1. Papilla Circumvallata
2. Papilla Foliata
3. Papilla Fungiformis
4. Papilla Filiformis
Ada 4 macam rasa kecapan pada lidah : Manis, asin, asam dan pahit
KELENJAR SALIVA
Ada 3 : K. Parotis, K. Submandibularis,K. Sublinguslis
1. Kelenjar parotis :
- Terbesar diantara kedua kelenjar lainnya
- Terletak didepan bawah telinga kanan & kiri
- Ductus Perotideus menembus M.Buccinator &
dan bermuara dipipi sebelah dalam, berhadapan
molar kedua atas
2. Kelenjar Submandibularis
Terletak dibawah kedua sisi tulang rahang
Duktus submandibularis melintas disebelah dalam nervus lengualis & bermuara di lubang yang terdapat pd satu papil kecil disamping frenulum linguae. Muara ini mudah dilihat bahkan sering terlihat liur yg keluar.
3. Kelenjar Sublingualis
- Kelenjar yg terkecil diantara kelenjar yg lain
- Letaknya dibawah lidah, tepatnay dikanan & kiri frenulum linguae
Fungsi kelenjar Saliva
Mengeluarkan saliva, dimana berfungsi untuk membantu dalam proses pencernaan
Punggung lidah bersifat kasar krn adanya “PAPILLAE LINGUAE”
1. Papilla Circumvallata
2. Papilla Foliata
3. Papilla Fungiformis
4. Papilla Filiformis
Ada 4 macam rasa kecapan pada lidah : Manis, asin, asam dan pahit
KELENJAR SALIVA
Ada 3 : K. Parotis, K. Submandibularis,K. Sublinguslis
1. Kelenjar parotis :
- Terbesar diantara kedua kelenjar lainnya
- Terletak didepan bawah telinga kanan & kiri
- Ductus Perotideus menembus M.Buccinator &
dan bermuara dipipi sebelah dalam, berhadapan
molar kedua atas
2. Kelenjar Submandibularis
Terletak dibawah kedua sisi tulang rahang
Duktus submandibularis melintas disebelah dalam nervus lengualis & bermuara di lubang yang terdapat pd satu papil kecil disamping frenulum linguae. Muara ini mudah dilihat bahkan sering terlihat liur yg keluar.
3. Kelenjar Sublingualis
- Kelenjar yg terkecil diantara kelenjar yg lain
- Letaknya dibawah lidah, tepatnay dikanan & kiri frenulum linguae
Fungsi kelenjar Saliva
Mengeluarkan saliva, dimana berfungsi untuk membantu dalam proses pencernaan
FARING
Mrpk organ yg menghubungkan rongga mulut dg esofagus
Terletak dibelakang rongga hidung dan rongga mulut, didepan ruas tulang belakang
Faring dibagi mjd 3 bagian :
1. Nasofaring bermuara tuba eustachi
2. Orofaring, terletak dibelakang mulut
3. Laringofaring menghubungkan antara orofaring dengan laring
OSOFAGUS
Mrpk saluran yg menghubungkan antara faring dengan lambung, panjangnya sekitar + 25 cm
Terletak dibelakang trakhea dan didepan tulang punggung. Osofagus menembus diagfragma masuk kedalam abdomen dan menyambung dengan lambung
Lapisan dari osofagus : lapisan Selaput lendir, Lapisan sub mukosa, Lapisan otot melingkar dan lapisan otot memnjang longitudinal
Mrpk organ yg menghubungkan rongga mulut dg esofagus
Terletak dibelakang rongga hidung dan rongga mulut, didepan ruas tulang belakang
Faring dibagi mjd 3 bagian :
1. Nasofaring bermuara tuba eustachi
2. Orofaring, terletak dibelakang mulut
3. Laringofaring menghubungkan antara orofaring dengan laring
OSOFAGUS
Mrpk saluran yg menghubungkan antara faring dengan lambung, panjangnya sekitar + 25 cm
Terletak dibelakang trakhea dan didepan tulang punggung. Osofagus menembus diagfragma masuk kedalam abdomen dan menyambung dengan lambung
Lapisan dari osofagus : lapisan Selaput lendir, Lapisan sub mukosa, Lapisan otot melingkar dan lapisan otot memnjang longitudinal
Sumber: http://www.perawatindonesia.org
Kumpulan Asuhan keperawatan
Label:
ANFIS,
ASKEP,
BIO FISIKA,
Doc ANAK,
Doc JIWA,
Doc KMB,
Doc KOMUNITAS,
Doc MATERNITAS,
Doc PPGD,
KTI