Tampilkan postingan dengan label KTI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KTI. Tampilkan semua postingan

Kumpulan Asuhan keperawatan

Nursing Entrepreneurs, Turning Initiative Into Independence, Cancer in Children and Young People, Acute Nursing Care, Health Promotion in Practice, Womans Health Care in Advance Practice Nursing, Evidence Based Geriatric Nursing Protocols For Best Practice, Managing Pain in The Older Adult, Manual of Nursing Home Practice for Psychiatrists, Renal Nursing A Practical Approach, Mood and Anxiety Disorders During Pregnancy and Post Partum, Journal Of Health Organization and Management, Using Critical Theories to Develop Understanding of Health Management Basic Of Blood Management, Clinical Pediatry Neurology, A Sign and Symptoms Approach, The Handbook of Community Mental Health Nursing, Nursing Research, Principles and Methods, Critical Care Clinics, Sleep in The ICU, Managerial Decision Making, Decision Making and Problem Solving Strategies, Delmars Pediatric Nursing Care Plans, Encyclopedia of Nursing Research, Case Studies in Performance Management, A Guide from the Experts, Essentials of Paediatrics Intensive Care, Fundamental Nursing Skills, Guidelines on the Nurse Entre Intrapreneur Providing Nursing Service, The John Adair Handbook of Management and Leadership, Health Care Politics, Policy, and Services A Social Justice Analysis, Health Care Delivery and Nursing Practice, Cardiothoracic Surgical Nursing, Leadership and Decision Making, Nursing Management for Nursing Leaders Everywhere, Evidence Based Management of Acute Muskuloskeletal Pain, Measuring The Quality of Health Care, Medicares Quality Improvement Organization Programs Maximizing Potentials, Medical Surgery Nursing Demystified A Self Teaching Guide, Neonatal Intensive Care Nursing, Facilitator Guide for The Basic IMAI Training Course For Nurses, Nursing Leadership A Concise Encyclopedia, Nursing Staff in Hospitals and Nursing Homes Is It Adequate, Sleep Disorders and Sleep Deprivation An Unmet Public Health Problem, Pocket Guide to The Operating Room, Pregnancy, Childbirth, Postpartum, and Newborn Care A Guide for Essential Practice, Pediatric Critical Care Review, Pediatric Trauma Performance Measurement Accelerating Improvement, Healthcare Policy, The Quality of Medical Care, Journal of Registered Nurse, Resident Duty Hours Enhancing Sleep, Supervision, and Safety, Rewarding Provider Performance Aligning Incentives in Medicare, Using and Understanding Medical Statistic, The Handbook For Advanced Primary Care Nurses, The Emotionally Intelligent Nurse Leader, The Learning Healthcare System, Workshop Summary IOM Roundtable on Evidence Based Medicine, Psychososial Nursing For General Care Patient, Leadership Role and Management Function in Nursing Theory and Implications, Clinical Studies Management A Practical Guide to Success, Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional, Cara Mengingat Fakta Klinik, Teori Teori Keperawatan, Kisah Hidup Florence Ninghtingale, Notes On Nursing, Dictionary of Nursing, Kumpulan Asuhan Keperawatan, Asuhan Keperawatan Anak, Asuhan Keperawatan Anak Acute Limphosityc Leucemia, Asuhan Keperawatan Anak Acute Nonlymphoid Myelogenosis, Asuhan Keperawatan Anak Leukemia, Asuhan Keperawatan Anak Akut Respiratori Distress Sindrom ARDS, Asuhan Keperawatan Anak Alergi, Asuhan Keperawatan Anak Anemia, Asuhan Keperawatan Anak Apendiksitis, Asuhan Keperawatan Anak Asfiksia Mekonium, Asuhan Keperawatan Anak Asma Bronkial, Asuhan Keperawatan Anak Atresia Esophagus, Asuhan Keperawatan Anak Balita Ikterus, Asuhan Keperawatan Anak Bayi Hiperbilirubinemia, Asuhan Keperawatan Anak Bayi Lahir Sakit, Asuhan Keperawatan Anak BBLR, Asuhan Keperawatan Anak Bronkhitis, Asuhan Keperawatan Anak Bronkhitis Alergika, Asuhan Keperawatan Anak Bronkopneumonia, Asuhan Keperawatan Anak Cardiovaskuler Tetralogi Fallot, Asuhan Keperawatan Anak Chemotherapy Kemoterapi, Asuhan Keperawatan Anak CTEV Congenital Talipes Equino Varus, Asuhan Keperawatan Anak Demam Berdarah DHF, Asuhan Keperawatan Anak Dengan Ulkus Peptikum, Asuhan Keperawatan Anak Dengue Haemoraghic Fever DHF 12 Th, Asuhan Keperawatan Anak Dengue Haemoraghic Fever DHF Pra Sekolah, Asuhan Keperawatan Anak Dengue Haemoraghic Fever DHF, Asuhan Keperawatan Anak Dermatitis, Asuhan Keperawatan Anak Diabetes Mellitus, Asuhan Keperawatan Anak Diare, Asuhan Keperawatan Anak Diare 13 tahun, Asuhan Keperawatan Anak Diare Akut Dehidrasi Sedang, Asuhan Keperawatan Anak Diphteri Difteri, Asuhan Keperawatan Anak Ensefalitis, Asuhan Keperawatan Anak Fraktur, Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal Kronik, Asuhan Keperawatan Anak Gagal Nafas, Asuhan Keperawatan Anak Gangguan Bicara, Asuhan Keperawatan Anak Gastritis dan Thypoid, Asuhan Keperawatan Anak Gastroenteritis, Asuhan Keperawatan Anak Glomerulonefritis Akut, Asuhan Keperawatan Anak Hemofilia, Asuhan Keperawatan Anak Hemostasis, Asuhan Keperawatan Anak Hernia Inguinalis, Asuhan Keperawatan Anak Hiperaktif, Asuhan Keperawatan Anak Hiperaktif Syndroma Hiperaktifitas, Asuhan Keperawatan Anak Hiperbilirubinemia, Asuhan Keperawatan Anak Hepatitis, Asuhan Keperawatan Anak Hepatitis A, Asuhan Keperawatan Anak Hepatitis B, Asuhan Keperawatan Anak Hepatitis C, Asuhan Keperawatan Anak Hepatitis D, Asuhan Keperawatan Anak Hepatitis E, Asuhan Keperawatan Anak Hepatitis F, Asuhan Keperawatan Anak Hepatitis G, Asuhan Keperawatan Anak Hiperbilirubinemia Ikterus, Asuhan Keperawatan Anak Hipoglikemi Simptomatis, Asuhan Keperawatan Anak Hipoglikemi Neonatus, Asuhan Keperawatan Anak Hirschprung, Asuhan Keperawatan Anak Hospitalisasi Anak, Asuhan Keperawatan Anak Hydrocephalus, Asuhan Keperawatan Anak Hypoglikemi Simptomatis, Asuhan Keperawatan Anak Ikterus, Asuhan Keperawatan Anak Ikterus Obstruksi, Asuhan Keperawatan Anak Infeksi Saluran Pernapasan ISPA, Keperawatan Anak Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA, Asuhan Keperawatan Anak Intusepsi, Asuhan Keperawatan Anak Intususepsi, Asuhan Keperawatan Anak Kejang, Asuhan Keperawatan Anak Kejang Demam, Asuhan Keperawatan Anak Kelainan Jantung Bawaan Atrial Septum Defek ASD, VSD, Asuhan Keperawatan Anak Kurang Energi Protein KEP, Asuhan Keperawatan Anak Kwashiorkor, Asuhan Keperawatan Anak Labio Palatoskisis, Asuhan Keperawatan Anak Leukimia, Asuhan Keperawatan Anak Leukimia, Asuhan Keperawatan Anak Leukimia Akut, Asuhan Keperawatan Anak Limfadenitis TB, Asuhan Keperawatan Anak Marasmus Kwasiorkor, Asuhan Keperawatan Anak Meconium Aspiration Syndrome Imanuddin, Asuhan Keperawatan Anak Meningitis, Asuhan Keperawatan Anak Meningoencephalitis TBC, Asuhan Keperawatan Anak Model Konseptual Keperawatan Anak, Asuhan Keperawatan Anak Morbili, Asuhan Keperawatan Anak Nefrotik Syndrome NS, Asuhan Keperawatan Anak Neonatus Infeksi, Asuhan Keperawatan Anak Penyakit Jantung Bawaan Patent Ductus Arteriosus PDA, Asuhan Keperawatan Anak Pneumonia, Asuhan Keperawatan Anak Pneumonia dan Diphteri, Asuhan Keperawatan Anak Pola Asuh Keluarga Anak Autisme, Asuhan Keperawatan Anak Prematur, Asuhan Keperawatan Anak Respiratori Distress Sindrom, Asuhan Keperawatan Anak Sianosis, Asuhan Keperawatan Anak Sianosis, Gagal Nafas, Asuhan Keperawatan Anak Spinabifida, Asuhan Keperawatan Anak Syndrom Nefrotik, Asuhan Keperawatan Anak TB Paru Anak, Asuhan Keperawatan Anak Tetanus, Asuhan Keperawatan Anak Tetralogi Fallot Anak, Asuhan Keperawatan Anak Thalasemia, Asuhan Keperawatan Anak Thalasemia Serena, Asuhan Keperawatan Anak Thypoid, Asuhan Keperawatan Anak Thypus Abdominalis, Asuhan Keperawatan Anak Tonsilofaringitis Akut, Asuhan Keperawatan Anak Tuberculosis TB Paru, Asuhan Keperawatan Anak Tuberculosis Paru, Asuhan Keperawatan Anak Tumbang Usia Todler, Asuhan Keperawatan Dan Materi Jiwa, Asuhan Keperawatan Ansietas, Asuhan Keperawatan Curiga, Asuhan Keperawatan Delireum, Asuhan Keperawatan Epilepsi, Asuhan Keperawatan Gangguan Hubungan Sosial, Asuhan Keperawatan Halusinasi, Asuhan Keperawatan Halusinasi Dengar, Asuhan Keperawatan Halusinasi Perseptual, Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah, Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah, Asuhan Keperawatan Jiwa Waham, Asuhan Keperawatan Kehilangan, Asuhan Keperawatan Kelompok Khusus Remaja, Asuhan Keperawatan Menarik Diri, Asuhan Keperawatan Napza, Asuhan Keperawatan Pasien Curiga, Asuhan Keperawatan Pasien Mania, Asuhan Keperawatan Perawatan Diri Kurang, Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan PK, Asuhan Keperawatan Schizofrenia, Asuhan Keperawatan Schizofrenia Simpleks, Asuhan Keperawatan Schizofrenia Katatonik, Asuhan Keperawatan Schizofrenia Hebefrenik, Asuhan Keperawatan Suicide, Asuhan Keperawatan Toileting, Asuhan Keperawatan Waham, Bunuh Diri dan Depresi, Defisit Perawatan Diri Higiene, Delireum, Epilepsi, Gangguan Alam Perasaan Depresi, Gangguan Alam Perasaan Mania, Gangguan Hubungan Sosial, Gangguan Hubungan Sosial Menarik Diri, Gangguan Penggunaan Napza, Halusinasi pdf file, Halusinasi, Harga Diri Rendah, Hubungan Terapeutik Pasien Perawat, Interaksi Sosial, Kegawatdaruratan Psikiatri, Ketidakmampuan Toileting, Konsep Dasar Perilaku Kekerasan, Manajemen Jiwa, Materi Efek Teori Dan Memori ECT, Materi Kontrol Emosi, Materi Terapi Lingkungan, Mekanisme Koping Individu, Menarik Diri ppt file, Menarik Diri, Mengapa Remaja Bunuh Diri, Napza, Obat Anti Depresi, Penyalahgunaan Psikotropika, Perilaku Bunuh Diri, Perilaku Curiga, Perilaku Kekerasan, Perubahan Proses Pikir Waham, Pre Planning Terapi Aktifitas Kelompok TAK, Psikoneuroimunologi, Schizofrenia Simpleks, Sindroma Otak Organik Karena Epilepsi, Skizofrenia, Skizofrenia Katatonik, Strategi Pelaksanaan Bunuh Diri, Strategi Pelaksanaan Halusinasi, Strategi Pelaksanaan Halusinasi Dengar, Strategi Pelaksanaan Menarik Diri, Strategi Pelaksanaan Perilaku Kekerasan, Strategi Pelaksanaan Waham Kebesaran, Strategi Pelaksanaan Harga Diri Rendah, Terapi Keluarga Jiwa, Terapi Aktifitas Kelompok, Tinjauan Teori Napza, Tinjauan Teori Retardasi Mental, Waham, Asuhan Keperawatan ICU, Asuhan Keperawatan Ventilasi Mekanik, Asuhan Keperawatan Akut Miokard Infark, Asuhan Keperawatan ARDS dan Sepsis, Asuhan Keperawatan Ca Paru dan Ventilator, Asuhan Keperawatan CABG Coronary Artery Baypass Graft, Asuhan Keperawatan Cedera Kepala, Asuhan Keperawatan CVA Infark, Asuhan Keperawatan Diabetik Ketoasidosis, Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Akut, Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Kronik Chronic Kidney Disease, Asuhan Keperawatan Klien Asam Basa, Asuhan Keperawatan Paratyroidektomi, Asuhan Keperawatan Payah Jantung, Asuhan Keperawatan Pneumonia, Asuhan Keperawatan Pneumonia dan Gagal Nafas, Asuhan Keperawatan Respiratory Failure, Asuhan Keperawatan Tetani, Asuhan Keperawatan Trauma Thorax, Asuhan Keperawatan Gawat Darurat, Asuhan Keperawatan Ablasio Retina, Asuhan Keperawatan Abses Paru, Asuhan Keperawatan Adult Respiratory Distress Syndrome ARDS, Asuhan Keperawatan Adult Respiratory Distress Syndrome ARDS, Asuhan Keperawatan Akut Miokard Infark AMI, Asuhan Keperawatan Akut Miokard Infark, Asuhan Keperawatan Apendiksitis, Asuhan Keperawatan Basalioma Nasolabial Sinistra, Asuhan Keperawatan Batu Ginjal, Asuhan Keperawatan Batu Saluran Kencing, Asuhan Keperawatan Benigna Prostat Hiperplasia BPH, Asuhan Keperawatan Bronkiektasis, Asuhan Keperawatan CA Paru Dg Pemasangan Ventilasi Mekanik Ventilator, Asuhan Keperawatan CAD Post Operasi CABG, Asuhan Keperawatan Cedera Otak Berat, Asuhan Keperawatan Cerebrovaskuler Disease Dan Gangguan Kesadaran Stroke, Asuhan Keperawatan CerebroVaskuler Accident CVA, Stroke Infark, Asuhan Keperawatan Cidera Kepala, Asuhan Keperawatan Cidera Kepala Berat dan Sub Dural Hematoma, Asuhan Keperawatan Cidera Kepala Sedang, Asuhan Keperawatan Cidera Otak Berat, Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus DM, Asuhan Keperawatan Diabetik Ketoacidosis, Asuhan Keperawatan Diare Akut Infeksi, Asuhan Keperawatan Effusi Pleura Akibat Malignancy, Asuhan Keperawatan Effusi Pleura Maligna, Asuhan Keperawatan Effusi Pleura, Asuhan Keperawatan Empiema, Asuhan Keperawatan Fraktur Cervicalis, Asuhan Keperawatan Fraktur Cidera Tulang Belakang, Asuhan Keperawatan Gagal Nafas, Asuhan Keperawatan Gagal Napas Ventilator, Asuhan Keperawatan Gagal Napas Akut, Asuhan Keperawatan Gastritis Dan Hematemesis Melena, Asuhan Keperawatan Gastroenteritis Diare, Asuhan Keperawatan Glaukoma Mata, Asuhan Keperawatan Glaukoma Mata, Asuhan Keperawatan Hernia Nukleus Pulposus HNP, Asuhan Keperawatan Hipoglikemi, Asuhan Keperawatan Hipoglikemia, Asuhan Keperawatan HIV AIDS 44 Asuhan Keperawatan Hyaline Membrane Disease, Respiratory Distress Syndrome RDS, Asuhan Keperawatan Intoksikasi Insektisida IFO Baygon, Asuhan Keperawatan Intoksikasi Insektisida Fosfat Organik IFO, Asuhan Keperawatan Intoksikasi Pestisida Baygon, Asuhan Keperawatan Kardiomiopati, Asuhan Keperawatan Kardiovaskuler Akibat Disritmia Dan Gangguan Konduksi, Asuhan Keperawatan Karsinoma Laring, Asuhan Keperawatan Karsinoma Mediastinum, Asuhan Keperawatan Katarak, Asuhan Keperawatan Kegagalan Pernapasan Pada Torakotomi Akibat Hematotorak dan Ventilator Mekanik, Asuhan Keperawatan Kelainan Jantung Bawaan ASD, VSD, Koartasio Aorta Dan Bronchopneumonia, Asuhan Keperawatan Keracunan Intoksikasi, Asuhan Keperawatan Ketoasidosis Diabetes, Asuhan Keperawatan Klien Dg CVP, Asuhan Keperawatan Klien Trauma Kepala, Asuhan Keperawatan Laparatomi, Asuhan Keperawatan Leprosistosis, Asuhan Keperawatan Limfoma Non Hodgkin, Asuhan Keperawatan Lithotropsi, Asuhan Keperawatan Luka Bakar Combustio, Asuhan Keperawatan Luka Tusuk, Asuhan Keperawatan Mastoiditis, Asuhan Keperawatan Meningitis, Asuhan Keperawatan Oedema Paru, Asuhan Keperawatan Otitis Media Kronik, Asuhan Keperawatan Otitis Media Supuratif Kronik Maligna, Asuhan Keperawatan Payah Jantung, Asuhan Keperawatan Payah Jantung Oedem Paru, Asuhan Keperawatan Pemakaian Kateter CVP, Asuhan Keperawatan Pemasangan CVP, Asuhan Keperawatan Peningkatan Tekanan Intra Kranial, Asuhan Keperawatan Penyakit Jantung Koroner, Asuhan Keperawatan Perdarahan Saluran Cerna, Asuhan Keperawatan Peritonitis Ruptur Hepar, Asuhan Keperawatan Pneumonia Dan Gagal Napas, Asuhan Keperawatan Pneumonia, Asuhan Keperawatan Polip Hidung, Asuhan Keperawatan Post Op Trepanasi Indikasi Cidera Otak Berat, Asuhan Keperawatan Post ORIF Femur Dan Tibia, Asuhan Keperawatan Pyeloneprolithotomi Dextra, Asuhan Keperawatan Respiratori, Asuhan Keperawatan Septum Deviasi, Asuhan Keperawatan Serosis Hepatis Dan Hematemesis Melena, Asuhan Keperawatan Shock, Asuhan Keperawatan Sinusitis Maksilaris, Asuhan Keperawatan Sinusitis, Asuhan Keperawatan Stenosis Mitral, Asuhan Keperawatan Stroke Haemoragic, Asuhan Keperawatan Stroke, Asuhan Keperawatan Syok, Asuhan Keperawatan Syok Perdarahan, Asuhan Keperawatan Tetanus, Asuhan Keperawatan Thypus Abdominalis, Asuhan Keperawatan Tindakan Gastric Lavage, Asuhan Keperawatan Tonsilitis Akut Tonsilektomi, Asuhan Keperawatan Trakeostomi, Asuhan Keperawatan Trauma Bladder, Asuhan Keperawatan trauma Dada, Asuhan Keperawatan Trauma Kornea Ulkus Kornea, Asuhan Keperawatan Trauma Mata, Asuhan Keperawatan Trauma Mekanik Mata, Asuhan Keperawatan Trauma Tembus Thorax, Asuhan Keperawatan Trauma Thorax, Asuhan Keperawatan Trauma Tusuk Ps Ventilator, Asuhan Keperawatan Tuberculosis TB Paru Dg Atelektasis, Asuhan Keperawatan Tuberculosis TB Paru Dg Effusi Pleura, Asuhan Keperawatan Tuberculosis TBC dan Hemaptoe, Asuhan Keperawatan Tuberculosis Paru TB Paru, Asuhan Keperawatan Tumor Otak Tumor Intrakranial, Asuhan Keperawatan Tumor Paru Karsinoma Bronkogenik, Asuhan Keperawatan Varises Troncal Dan Varises Retikularis, Asuhan Keperawatan Ventilasi Mekanik Ventilator, Asuhan Keperawatan Vertigo, Asuhan Keperawatan Water Seal Drainage WSD, Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Asuhan Keperawatan Abses, Asuhan Keperawatan Acute Myocardial Infarction, Asuhan Keperawatan Aids, Asuhan Keperawatan AIDS HIV, Asuhan Keperawatan Amputasi, Asuhan Keperawatan Anemia, Asuhan Keperawatan Angina Pektoris, Asuhan Keperawatan Apendiks, Asuhan Keperawatan Aritmia Jantung, Asuhan Keperawatan Artritis, Asuhan Keperawatan Askariasis Cacing, Asuhan Keperawatan Asma, Asuhan Keperawatan Asma Bronchiale, Asuhan Keperawatan Atresia Ani, Asuhan Keperawatan Basalioma Nasolabial Sinistra, Asuhan Keperawatan Batu Ginjal, Asuhan Keperawatan Batu Saluran Kemih Kalkuli, Asuhan Keperawatan Bedah Space Occupying Lesson Tumor Otak, Asuhan Keperawatan Benigna Prostat Hipertropi BPH, Asuhan Keperawatan Bladder Neoplasma, Asuhan Keperawatan Bronkiektasis, Asuhan Keperawatan Bronkopneumonia, Asuhan Keperawatan CA Buli, Asuhan Keperawatan CA Colon, Asuhan Keperawatan CA Laring, Asuhan Keperawatan CA Mamae, Asuhan Keperawatan CA Mamae Kanker Payudara, Asuhan Keperawatan CA Paru, Asuhan Keperawatan CA Recti, Asuhan Keperawatan CA Rectum Kanker Rektum, Asuhan Keperawatan CAD Post Operasi CABG, Asuhan Keperawatan Cancer, Asuhan Keperawatan Cedera Kepala, Asuhan Keperawatan Cedera Otak Berat, Asuhan Keperawatan Chest Pain, Asuhan Keperawatan Cholecystitis, Asuhan Keperawatan Cholelithiasis, Asuhan Keperawatan Cholelithiasis Batu Empedu, Asuhan Keperawatan Cidera Kepala Ringan, Asuhan Keperawatan Cidera Kepala Sedang, Asuhan Keperawatan Cidera Kepala, Asuhan Keperawatan Cidera Otak Berat, Asuhan Keperawatan Cirosis Hepatis, Asuhan Keperawatan Colorectal Cancer, Asuhan Keperawatan Combustio, Asuhan Keperawatan Combustio Luka Bakar, Asuhan Keperawatan Comotio Cerebri Gegar Otak, Asuhan Keperawatan Congestive Heart Disease, Asuhan Keperawatan Decompensasi Cordis, Asuhan Keperawatan Deep Vena Thrombosis, Asuhan Keperawatan Delated Cardiomiopaty, Asuhan Keperawatan Dengue Haemoraghic Fever DHF, Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus, Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus DM, Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus NIDDM, Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus dan Gangren, Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus NIDDM, Asuhan Keperawatan Efusi Pleura, Asuhan Keperawatan Eksotropia, Asuhan Keperawatan Elektrokardiografi EKG, Asuhan Keperawatan Empiema, Asuhan Keperawatan Endokarditis, Asuhan Keperawatan Erythema Multiformis, Asuhan Keperawatan Febris Thypoid, Asuhan Keperawatan Fibroadenoma Mamae Tumor Jinak, Asuhan Keperawatan Fistel Umbilikalis, Asuhan Keperawatan Fraktur, Asuhan Keperawatan Fraktur Alviolaris Maxilla Sinistra, Asuhan Keperawatan Fraktur Cervikal, Asuhan Keperawatan Fraktur Cervikalis Cidera Tulang Belakang, Asuhan Keperawatan Fraktur Cruris, Asuhan Keperawatan Fraktur Femur, Asuhan Keperawatan Fraktur Femur, Asuhan Keperawatan Fraktur Humerus, Asuhan Keperawatan Fraktur Mandibula, Asuhan Keperawatan Fraktur Os Alviolaris Maxilla Sinistra, Asuhan Keperawatan Fraktur Os Mandibularis, Asuhan Keperawatan Fraktur Os Nasal Pre Reposisi, Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Akut ARF, Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Kronik, Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Akut dan Kronik, Asuhan Keperawatan Gagal Jantung Kongestif CHF, Asuhan Keperawatan Gagal Jantung, Asuhan Keperawatan Gagal Nafas, Asuhan Keperawatan Gangguan Muskuluskeletal, Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan Glomerulonefritis Akut, Asuhan Keperawatan Gasrtoenteritis GE, Asuhan Keperawatan GE Tropik, Asuhan Keperawatan Gigantisme, Asuhan Keperawatan Gigantisme Tumbuh Raksasa, Asuhan Keperawatan Glomerulonefritis Akut, Asuhan Keperawatan GOUT, Asuhan Keperawatan Hemangioma, Asuhan Keperawatan Hematemesis Melena, Asuhan Keperawatan Hemofilia, Asuhan Keperawatan Hemoroid, Asuhan Keperawatan Hemoroidektomi, Asuhan Keperawatan Hemothorax, Asuhan Keperawatan Hepatitis, Asuhan Keperawatan Hepatoma, Asuhan Keperawatan Hernia, Asuhan Keperawatan Hernia Inguinalis, Asuhan Keperawatan Hernia Nukleus Pulposus, Asuhan Keperawatan Hernia Nukleus Pulposus HNP, Asuhan Keperawatan Hernia Scrotalis, Asuhan Keperawatan Hipersensitifitas Alergi, Asuhan Keperawatan Hipertensi, Asuhan Keperawatan Hipertiroidisme, Keperawatan Hirsprung, Asuhan Keperawatan HIV AIDS, Asuhan Keperawatan Hodgkin, Asuhan Keperawatan Illeostomi, Asuhan Keperawatan Infark Miokard Akut IMA, Asuhan Keperawatan Infeksi Pada Mata, Asuhan Keperawatan Infeksi Saluran Kemih ISK, Asuhan Keperawatan Inkontinensia Urine, Asuhan Keperawatan Intoksikasi Organo Fosfat, Asuhan Keperawatan Jantung Rematik, Asuhan Keperawatan Kanker Tyroid CA Tyroid, Asuhan Keperawatan Katarak, Asuhan Keperawatan Kateter CVP, Asuhan Keperawatan Kista Coledocal, Asuhan Keperawatan Koledoko Batu Sal Empedu, Asuhan Keperawatan Kolostomi Colostomy, Asuhan Keperawatan Kusta, Asuhan Keperawatan Laparatomi, Asuhan Keperawatan Leptospirosis, Asuhan Keperawatan Liposarkoma, Asuhan Keperawatan Low Back Pain Nyeri Punggung Bawah, Asuhan Keperawatan Luka Bakar Combustio GR II 45%, Asuhan Keperawatan Mikosis Fingoides, Asuhan Keperawatan Morbus Basedow, Asuhan Keperawatan Multipel Fraktur, Asuhan Keperawatan Nefrotik Syndrom NS dan Satpel, Asuhan Keperawatan Neoplasma Pada Saluran Kemih, Asuhan Keperawatan Nyeri Dada Chest Pain, Asuhan Keperawatan Obstruksi Usus, Asuhan Keperawatan Oedema Paru, Asuhan Keperawatan Osteoartritis, Asuhan Keperawatan Osteomielitis, Asuhan Keperawatan Osteoporosis, Asuhan Keperawatan Otitis Media Akut dan Kronik, Asuhan Keperawatan Otitis Media Supuratif Kronik OMSK, Asuhan Keperawatan Parkinson, Asuhan Keperawatan Peningkatan Tekanan Intra Kranial TIK, Asuhan Keperawatan Penyakit Jantung Bawaan Patent Ductus Arteriosus PJB PDA, Asuhan Keperawatan Jantung Rematik, Asuhan Keperawatan Perdarahan Saluran Cerna, Asuhan Keperawatan Periapendiks Infiltrat, Asuhan Keperawatan Peritonis Ruptur Hepar, Asuhan Keperawatan Pneumonia, Asuhan Keperawatan Post CABG, Asuhan Keperawatan Post ORIF Femur dan Tibia, Asuhan Keperawatan Post Paratyroidektomi Hipoparatyroidisme, Asuhan Keperawatan Post Tutup Colostomi, Asuhan Keperawatan PPOM, Asuhan Keperawatan Presbiakusis, Asuhan Keperawatan Serebrovaskuler, Asuhan Keperawatan Serosis Hepatitis, Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing Cushing Syndrome, Asuhan Keperawatan Sindrom Steven Johnson Steven Johnson Syndrome, Asuhan Keperawatan Sinusitis Maksilaris, Asuhan Keperawatan Sirosis, Asuhan Keperawatan Sistemic Lupus Erythematosus, Asuhan Keperawatan Sistemic Lupus Erythematosus SLE, Asuhan Keperawatan Space Occupying Lesson, Asuhan Keperawatan Spondilitis Tuberculosa, Asuhan Keperawatan Stenosis Ani, Asuhan Keperawatan Striktur Uretra, Asuhan Keperawatan Stroke Non Haemoraghic, Asuhan Keperawatan Stroke Non Haemoraghic3, Asuhan Keperawatan Syok, Asuhan Keperawatan TB Paru dan Hemaptoe, Asuhan Keperawatan TBC, Asuhan Keperawatan Tetanus, Asuhan Keperawatan Tetanus dan Mastoiditis, Asuhan Keperawatan Thalasemia, Asuhan Keperawatan Thypoid, Asuhan Keperawatan Thypus Abdominalis, Asuhan Keperawatan Tonsilektomi, Asuhan Keperawatan Tonsilitis kronik, Asuhan Keperawatan Trauma Abdomen, Asuhan Keperawatan Trauma Bladder, Asuhan Keperawatan Trauma Dada, Asuhan Keperawatan Trauma Kepala, Asuhan Keperawatan Trauma Kornea Ulkus Kornea, Asuhan Keperawatan Trauma Mata, Asuhan Keperawatan Trauma Medula Spinalis, Asuhan Keperawatan Trauma Mekanik Mata, Asuhan Keperawatan Trauma Tembus Pada Mata, Asuhan Keperawatan Trauma Thorax, Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen, Asuhan Keperawatan Tuberculosis, Asuhan Keperawatan Tumor Neoplasma, Asuhan Keperawatan Tumor Medula Spinalis, Asuhan Keperawatan Tumor Otak, Asuhan Keperawatan Tumor Otak Tumor Intrakranial, Asuhan Keperawatan Tumor Paru, Asuhan Keperawatan Tumor Paru Karsinoma Bronkogenik, Asuhan Keperawatan Ulkus Dekubitus, Asuhan Keperawatan Ulkus Peptikum, Asuhan Keperawatan Urolithiasis, Asuhan Keperawatan Varicela, Asuhan Keperawatan Varises Truncal dan Retikularis Vena Varikosa, Asuhan Keperawatan VEntrikel Septum Defek Jantung, Asuhan Keperawatan Ventrikel Septum Defek, Asuhan Keperawatan Vesikolitiasis, Asuhan Keperawatan Kulit, Asuhan Keperawatan Dermatitis, Asuhan Keperawatan Eritroderma, Asuhan Keperawatan Kusta, Asuhan Keperawatan Phemfigus, Asuhan Keperawatan Phemfigus Vulgaris, Asuhan Keperawatan Psoriasis, Asuhan Keperawatan Skin Graft Cangkok Kulit, Asuhan Keperawatan Mata, Asuhan Keperawatan Ablasio Retina, Asuhan Keperawatan Eksotropi, Asuhan Keperawatan Glaukoma, Asuhan Keperawatan Galukoma, Asuhan Keperawatan Hifema, Asuhan Keperawatan Katarak, Asuhan Keperawatan Konjungtivitis, Asuhan Keperawatan Neuroma Pada Fronto Orbita Sinistra, Asuhan Keperawatan Trauma Tembus Pada Mata, Asuhan Keperawatan Ulkus Kornea, Infeksi Pada Mata Keratitis, Materi Tumor Orbita, Asuhan Keperawatan Maternitas, Asuhan Keperawatan Abortus, Asuhan Keperawatan Abortus Imminens, Asuhan Keperawatan Ante Natal, Asuhan Keperawatan Ante Natal Care, Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir SC, Asuhan Keperawatan Bayi Neuroma Pada Fronto Orbita Sinistra, Asuhan Keperawatan Bayi Premature Dg Persalinan Preterm DG Riwayat Persalinan Prolonge Labor, Asuhan Keperawatan Ca Mamae Stadium 3, Asuhan Keperawatan Ca Mamae, Asuhan Keperawatan Ca Ovari, Asuhan Keperawatan Ca Servik, Asuhan Keperawatan Eklampsia Post Partum, Asuhan Keperawatan Ekstraksi Vacum, Asuhan Keperawatan Endometriosis, Asuhan Keperawatan Fibroadenoma FAM, Asuhan Keperawatan Fibroadenoma Mammae, Asuhan Keperawatan Hiperbilirubinemia, Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum, Asuhan Keperawatan Hipertensi Gravida, Asuhan Keperawatan Kanker Ovarium, Asuhan Keperawatan Karsinoma Vulva, Asuhan Keperawatan Kehamilan Ganda Gemeli Persalinan Normal, Asuhan Keperawatan Kehamilan Letak Lintang, Asuhan Keperawatan Kehamilan Trimester 2, Asuhan Keperawatan Kehamilan Trimester 3, Asuhan Keperawatan Ketuban Pecah Dini KPD, Asuhan Keperawatan Kistoma Ovari, Asuhan Keperawatan Lekore Kandidiasis, Asuhan Keperawatan Letsu, Asuhan Keperawatan Makrosomia, Asuhan Keperawatan Mioma, Asuhan Keperawatan Mioma Uteri, Asuhan Keperawatan Multi gravida dan Hipertensi, Asuhan Keperawatan Neonatus Hipoglikemi Simptomatis, Asuhan Keperawatan Nifas Puerperium, Asuhan Keperawatan Nifas dan Sectio Caesaria SC, Asuhan Keperawatan Pada Kelahiran Dengan Vacum, Asuhan Keperawatan Partus Macet, Asuhan Keperawatan Persalinan Normal, Asuhan Keperawatan Persalinan Spontan Episiotomi, Asuhan Keperawatan Placenta Previa, Asuhan Keperawatan Post Operasi SC Indikasi Kistoma Ovarii, Asuhan Keperawatan Post Partum Nifas, Asuhan Keperawatan Post Partum Masa Nifas, Asuhan Keperawatan Post Partum Dg Riwayat Haemoraghi Post Partum Perdarahan, Asuhan Keperawatan Post Partum Fisiologi, Asuhan Keperawatan Post Partum Pre Eklampsi Berat, Asuhan Keperawatan Post Partum Spontan, Asuhan Keperawatan Post Partum, Asuhan Keperawatan Post SC Letak Sungsang, Asuhan Keperawatan Pre dan Post Seksio Caesaria SC, Asuhan Keperawatan Pre Eklamsia, Asuhan Keperawatan Primigravida, Asuhan Keperawatan Primigravida Kehamilan Fisiologis, Asuhan Keperawatan Renpra Trimester, Asuhan Keperawatan Ruptur Uteri, Asuhan Keperawatan SC Panggul Sempit, Asuhan Keperawatan Sectio Caesaria, Asuhan Keperawatan Seksio Caesaria Dengan Pre Eklampsi Berat, Asuhan Keperawatan Serotinus Kehamilan Postmatur dan KPD, Asuhan Keperawatan Serotinus dan SC, Asuhan Keperawatan Syaraf, Asuhan Keperawatan Chepalgia, Asuhan Keperawatan Hernia Nukleus Pulposus, Asuhan Keperawatan Low Back Pain, Asuhan Keperawatan Meningitis, Asuhan Keperawatan Migrain, Asuhan Keperawatan Penurunan Kesadaran, Asuhan Keperawatan Space Occupying Lession SOL, Asuhan Keperawatan Stroke Non Hemoragik, Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragik, Asuhan Keperawatan Tumor Medula Spinalis, Asuhan Keperawatan Tumor Otak, asuhan keperawatan Stroke, Asuhan Keperawatan THT, Asuhan Keperawatan Angiofibroma Nasofaring Belia, Asuhan Keperawatan CA Nasofaring, Asuhan Keperawatan Faringitis, Asuhan Keperawatan Mastoiditis, Asuhan Keperawatan Omsupuratif Kronik Maligna, Asuhan Keperawatan Otitis Media Akut, Asuhan Keperawatan Presbiakusis, Asuhan Keperawatan Septum Deviasi, Asuhan Keperawatan Sinusitis, Asuhan Keperawatan Tonsilitis, Asuhan Keperawatan Tumor Laring, Asuhan Keperawatan Tumor Rongga Hidung, Asuhan Keperawatan KDM, Asuhan Keperawatan Gangguan Tidur, Asuhan Keperawatan Perubahan Kenyamanan, Keperawatan Komunitas, Activity Daily Living ADL, Askep Keluarga Napza, Askep Tuberculosis, Aturan Pemberian Obat, Bentuk Sediaan Obat Setengah Padat, Cara Memberi Penyuluhan, Diabetes Mellitus Lansia, Dosis dan Bentuk Sediaan Obat, Format Pengkajian, Format Pengkajian Balita, Format Pengkajian Ibu Hamil, Format Pengkajian Data Komunitas, Format Pengkajian Keluarga Berencana, Format Pengkajian Keluarga, Format Pengkajian Lansia, Format Pengkajian Nifas dan Ibu Menyusui, Format Pengkajian Remaja, Format Pengkajian Usia Sekolah, Hipertensi Dengan Konsep Keluarga, Keluarga dengan Hipertensi, Konsep Askep Komunitas Lingkungan Kerja, Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan TB Paru, Konsep Keluarga Dengan Stroke, Lansia Dengan Hipertensi, Lansia Dengan Osteoartritis, Manajemen Puskesmas, Materi Caries Gigi, Materi Kurang Gizi, Osteoporosis Lansia atau Gerontik, Pedoman Winshield Survey, Pre Planning Keluarga Ibu Menyusui, Pre Planning Tumbang Remaja, Puskesmas, Gambar Anatomi, Kumpulan SAP, SAP Abortus, SAP Alat Kontrasepsi, SAP Alat Permainan Edukatif APE, SAP Anak Dg Gagal Ginjal Kronik, SAP Anatomi Nifas, SAP Asma Bronkial, SAP Bermain dan Alat Permainan, SAP Breast Care Antenatal, SAP Breast Care, SAP Breast Care Post Natal, SAP Ca Vulva, SAP Cara Meningkatkan Produksi ASI, SAP Cara Pencegahan AIDS Komunitas, SAP Cara Pengisian KMS Lansia, SAP Demam Berdarah, SAP Diabetes Mellitus Keperawatan Keluarga, SAP Diare, SAP Gagal Ginjal Kronis dan Penatalaksanaannya, SAP Gizi Ibu Menyusui, SAP Gizi Pada Anak, SAP Hipertensi, SAP Ibu Hamil Dg Diabetes Mellitus, SAP Imunisasi, SAP Karsinoma Cerviks, SAP Kegemukan Obesitas, SAP Kemoterapi Anak Leukemia, SAP Kemoterapi Pada Penderita Ca Serviks, SAP Keperawatan Keluarga Diabetes Mellitus, SAP Keputihan Leukorea, SAP Keracunan, SAP Kesehatan Gigi dan Mulut Komunitas, SAP Kesehatan Gigi dan Mulut, SAP Kesehatan Reproduksi Remaja, SAP Kistoma Ovarii, SAP Konseling Keluarga Berencana Pendidikan Kesehatan Keluarga, SAP Kontrasepsi Keluarga Berencana, SAP Kontrasepsi Mantap Wanita, SAP Manajemen Nyeri Non Farmakologi, SAP Masalah Dalam Menyusui, SAP Memasang Nasogastric Tube NGT, SAP Mencuci Tangan, SAP Meningkatkan Produksi ASI, SAP Menyusui Yang Benar, SAP Merokok, SAP Mioma Uteri, SAP Model Keperawatan Jiwa, SAP Musyawarah Warga, SAP Napza, SAP Nutrisi Ibu Hamil, SAP Nutrisi Ibu Menyusui, SAP Nutrisi Pada Ibu Hamil, SAP Nutrisi Untuk Penderita Batu Ureter, SAP Pelatihan Kader Posyandu, SAP Pemberian ASI, SAP Pemberian Kemoterapi, SAP Pembuatan Sumur Gali dan Pompa Untuk Penyediaan Air Bersih, SAP Pemeriksaan Payudara Sendiri Sadari Kanker Payudara, SAP Penanganan Anak Kejang Demam, SAP Penatalaksanaan Anak Diare, SAP Pencegahan Abortus Insipien, SAP Pencegahan Demam Berdarah, SAP Pencegahan Diare, SAP Pencegahan Infeksi Bayi BBLR, SAP Pengenalan Diabetes Mellitus Komunitas, SAP Pengenalan Rematik, SAP Perawatan Luka Bersih, SAP Perawatan Pada Pasien Tuberculosis Paru Kep Keluarga, SAP Perawatan Pasien Asma Bronkhial, SAP Perawatan Pasien Mastoiditis, SAP Perawatan Pasien Meningitis, SAP Perawatan Pasien Tuberculosis Paru, SAP Perawatan Payudara dan Manfaat Pemberian ASI, SAP Perawatan Payudara Ibu Hamil, SAP Perawatan Payudara Ibu Menyusui, SAP Perawatan Payudara Ibu Sebelum Melahirkan, SAP Perawatan Payudara Post Partum Breastcare, SAP Perilaku Konsumtif Remaja Terhadap Rokok, SAP Persediaan Air Untuk Rumah Tangga Kesehatan Lingkungan, SAP Persiapan Operasi Kista Ovarii, SAP Persiapan Persalinan, SAP Personal Hygiene, SAP Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan, SAP Pijat Bayi, SAP Post Op Kandungan, SAP Seksualitas Dalam Kehamilan, SAP Senam Hamil, SAP Senam Nifas, SAP Teknik Menyusui Yang Baik Dan Benar, SAP Teknik Pemijatan Bayi, SAP Terapi Aktifitas Kelompok Penyaluran Energi dan Gerak, SAP Terapi Aktifitas Kelompok, SAP Tuberculosis Anak, SAP Tumbuh Kembang Janin, SAP Ulkus Kornea Dan Perawatan Di Rumah, SAP Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue, SAP Vasektomi, SAP Vulva Hygiene Post Episiotomi, SAP Vulva Hygiene Ca Ovarii, Kumpulan Leaflet Keperawatan, Leaflet Abortus, Leaflet AIDS, Leaflet Aktivitas dan Istirahat Selama Kehamilan, Leaflet Anemia, Leaflet Asma, Leaflet Asma Bronkiale, Leaflet Asma dan Penatalaksanaannya, Leaflet Batu Saluran, Leaflet Benigna Prostat Hipertropi, Leaflet Breastcare Ibu Menyusui, Leaflet Bronchopneumonia, Leaflet Demam Berdarah, Leaflet Demam Berdarah Pencegahan dan Penanggulangannya, Leaflet Demam Thypoid Thypus, Leaflet Diabetes Mellitus DM, Leaflet Diare, Leaflet Diare dan Demam, Leaflet Diit Diabetes Mellitus, Leaflet Filariasis Kaki Gajah, Leaflet Gastroenteritis, Leaflet Gizi Balita, Leaflet Gizi Pada Anak Pra Sekolah, Leaflet Gizi Pada Balita, Leaflet Gizi Post Operasi, Leaflet Halusinasi Pada Klien Gangguan Jiwa, Leaflet Hemofilia, Leaflet Hipertensi, Leaflet HIV AIDS, Leaflet Hygiene Rumah Sehat, Leaflet Imunisasi, Leaflet Kanker Payudara, Leaflet Kejang Demam, Leaflet Kejang Demam Pertolongan Pertama, Leaflet Keluarga Berencana, Leaflet Keluarga Berencana KB, Leaflet Kemoterapi Pada Retinoblastoma, Leaflet Keputihan, Leaflet Kompres Hangat, Leaflet Kontrasepsi, Leaflet Kurang Energi Protein, Leaflet Kusta, Leaflet Luka Post Op Struma, Leaflet Luka Post Operasi, Leaflet Maag, Leaflet Makanan Seimbang Untuk Balita, Leaflet Manajemen Nyeri, Leaflet Mioma Uteri, Leaflet Mola Hidatidosa, Leaflet Nefrotik Syndrome, Leaflet Nutrisi Ibu Hamil, Leaflet Nutrisi Perawatan Luka, Leaflet Nutrisi, Leaflet Osteomielitis Radang Tulang, Leaflet Penatalaksanaan Demam Anak, Leaflet Penanggulangan Halusinasi Di Rumah Jiwa, Leaflet Pencegahan Infeksi Bayi Baru Lahir, Leaflet Perawatan Luka Lecet dan Pijat Pada Bayi, Leaflet Perawatan Luka Di Rumah, Leaflet Perawatan Luka Post Operasi Di Rumah, Leaflet Perawatan Luka Post Apendiktomi, Leaflet Perawatan Luka Post Apendiktomi, Leaflet Persiapan Persalinan, Leaflet Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, Leaflet Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja, Leaflet Pijat Bayi, Leaflet PIL KB, Leaflet Rematik, Leaflet Rheumatik, Leaflet Scabies Gudik, Leaflet Seksualitas Pada Kehamilan, Leaflet Stroke dan Pencegahannya, Leaflet Teknik Pijat Bayi, Leaflet Tuberculosis Paru, Leaflet Ulkus Dekubitus, Kumpulan Materi Keperawatan, Materi Keperawatan Kulit, Dermatitis, Lupus, Materi Keperawatan Management Keperawatan, Actuating, Budgeting, Kepemimpinan, Kuesioner Manajemen Ners, Manajemen Dalam Keperawatan, Manajemen Keperawatan Anak, Manajemen Konflik, Pendokumentasian Askep, Pengawasan, Perilaku Organisasi, Standar Praktek Keperawatan, Materi Keperawatan Mata, Glaukoma, Katarak, Keratokonjungtivitis Vernalis, Obat Sistem Persepsi Sensori, Materi Keperawatan Anak, Artikel AML dan Bayi Berat Lahir Rendah, Asfiksia, Asi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, Aspirasi Pneumonia Intoksikasi Minyak Tanah, Bayi Baru Lahir Yang Sakit, Bayi Prematur, BBLR, Bermain Pada Anak, Childbirth Education Prenatal Class, Cidera Otak, Congenital Talipes Equino Varus CTEV, DDST, Demam Febris Anak, Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan, Efek Sakit Pada Neonatus, Gagal Napas Pada Anak, Gagap, Gangguan Bicara, Gangguan Jiwa Pada Anak Dan Remaja, Gangguan Keterlambatan Bicara dan Faktor Penyebab, Hipotermia dan Hipertermia, Imunisasi, Imunisasi dan Vaksinasi, Infeksi Cacing Kremi, Kekurangan Energi Protein KEP, Kelainan Bentuk Wajah, Kesehatan Anak Anak Malas Beresiko Patah Tulang, Komunikasi Dalam Keperawatan Anak, Komunikasi Terapeutik Pada Anak Usia Sekolah, Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan, Lupus, Makanan Tambahan, Materi Anak ARDS, Materi Anak Down Syndrome, Materi Anak Epilepsi, Materi BBLR Thermoregulasi, Materi Gagal Ginjal Kronik, Materi Hemostasis, Meconium Aspiration Syndrome, Mendeteksi Anak Gagap, Nutrisi Pada Anak, Panduan Pemeriksaan Fisik Anak, Pemeriksaan Perkembangan Anak, Pemeriksaan Perkembangan Anak Denver Developmental Screening Test, Pemeriksaan Psikologi, Pemeriksaan Psikologi Psikotest, Penatalaksanaan Suhu Tubuh Meningkat, Pendekatan Resti dalam Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Anak, Penyakit Jantung Pada Anak, Penyakit Kurang Energi Protein, Peran Bermain Dalam Perkembangan Anak, Permainan dan Perilaku Bermain, Perspectives Of Pediatric Nursing, Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbang, Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Adolescence, Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbang Remaja, Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pre School, Post Operasi Tutup Colostomi, Sindroma Gawat Pernapasan, Speech Delayed, Stimulasi Perkembangan Anak, Susunan Perkembangan Anak, Terapi Bermain, Tetanus, Thermoregulasi, Tindakan Respirasi Anak Tersedak, Tumbang Pre School, Tumbuh Kembang Bahasa, Tumbuh Kembang Remaja, Tumbang Usia Todler, Materi Keperawatan Gawat Darurat, Analisa Gas Darah Blood Gas Analisa, Analisa Gas Darah, Batuk Darah, Bedah Jantung, Biomekanik Dan Patofisiologi Cidera Otak, Cairan dan Elektrolit, Diet Bagi Diabetes Mellitus, Ekstubasi, Fisiologi Aliran Darah Jantung dan Miokard, Fistel Umbilikus, Gagal Nafas Anak, Gangguan Kesadaran, Gangguan Keseimbangan Asam Basa, Gawat Darurat Triage Musibah Masal, Insulin, Intoksikasi, Irigasi Telinga, Kista Coledocal, Luka Bakar, Malaria, Manajemen Nyeri, Pemeriksaan Fisik Stroke, Pengkajian Tingkat Kecemasan, Persepsi Sensori Telinga, Petunjuk Pemberian Obat Mata, Resusitasi Jantung Paru RJP, Resusitasi Kardio Pulmoner RJP, Sinusitis Maksila Kronis Pansinusitis, Sistem Saraf Pusat Meliputi Otak, Skenario Gawat Darurat, Skoring Kecemasan Hamilton Hamilton Anxietas Rating Scale, Stroke, Terapi Cairan dan Tranfusi, Tindakan Suction, Tracheostomi, Trauma Ginjal, Triage Sistem Seleksi Kegawatdaruratan, Urethroplasty, Ventilator, Water Seal Drainage WSD, Materi Keperawatan Medikal Bedah, 6 Tips Meredam Hipertensi, Absorbsi Obat, Anatomi Fisiologi Hati dan Empedu, Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin, Artikel Tranfusi, Asites, Batu Empedu, Batu Saluran Kencing, Bedah Jantung, Benda Asing masuk Ke Hidung, Bronkhitis, Bronkiektasis, Carpali Tunnel Syndrome CTS, Definisi Nyeri, Demam Berdarah, Demam Rematik, Diabetes Mellitus, Diabetes Mellitus dan Penatalaksanaannya, Diabetes Bisa Menyebabkan Serangan Jantung dan Stroke, Diet DM, Dislokasi dan Sublukasi, Dispepsia, Efusi Pleura, Elektrokardiografi EKG, Emboli Paru, Fisiologi Aliran Darah Jantung, Flu Burung, Fraktur, Gagal Ginjal Akut, Gagal Ginjal Kronis, Gagal Jantung, Gangguan Imobilisasi, Gastritis, Gastrointestinal Sistem, Hemangioma, Hemoroid, Hemostasis, Hepatitis, Hepatoma, Hernia Inguinalis, Hipertensi, Hipoglikemi, Hormon Tyroid dan Tyroistatika, Inkontinensia, Intoksikasi, Irigasi Telinga, Mata, Jantung Koroner, Kanker Lidah CA, Kanker Tulang, Katarak Primer, Kegunaan Fosfor, Kencing Manis, Keperawatan Perioperatif, Kesehatan Lansia Di Indonesia, Ketoasidosis Diabetik, Kolitis Ulserativa, Konsep Dasar osteoporosis, Konsep Eliminasi, Konsep Keperawatan Keluarga, Konsep Nyeri, Lampiran Materi Hipertensi, Leptospirosis, Luka Bakar, Malaria, Materi Abses Paru, Materi Batuk Darah, Materi Blood Gas Analisa, Materi Cairan dan Elektrolit, Materi Efusi Pleura Maligna, Materi Perawatan Kateter, Medical Surgical Perawatan Pre Operatif, Metabolik Stress Stressor, Mikosis, Mikrobiologi Klinik, Mobilisasi, Morfologi Sel, NCP AIDS, Nebulizer, Obat dan Bentuk Sediaan Padat, Osteoartritis, Osteoporosis, Pansinusitis Sinusitis Maksila Kronis, Pathofisiologi Carsinoma Colon Dan Rektum, Patologi Klinik Morfologi Sel, Pemasangan Bidai, Pembesaran Hati, Pemeriksaan Klinis, Pendekatan Fisiokimia Terhadap Asam Basa, Pengangkatan Jahitan Luka, Pengertian Osteoporosis, Penggunaan Obat Anti Mikroba, Penyakit Penyakit THT, Perawatan Luka Jahitan, Perawatan Luka Post Operasi dan Angkat Jahitan, Peritonitis, Pneumonia, Proses Radang Akut dan Kronik, Psoriasis Inverse, Psoriasis Artritis, Psoriasis Eritrodermis, Psoriasis Guttate, Psoriasis Kuku, Psoriasis Plak, Psoriasis Scalp, Psoriasis, Pterigium, Pustular Psoriasis, Radang, Relaksasi, Rematik, Reseptor dan Memori, Respon Tubuh Terhadap Cidera Peradangan dan Proses Sembuh, Resusitasi Jantung Paru RJP, Satuan Acara Penyuluhan Perawatan Luka Dirumah, Sifilis, Sistem Endokrin, Sistem Hormon, Sistem Limfe dan Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh, Sistem Urinarius, Striktur Uretra, Syok, Teknik Relaksasi, Teknik Relaksasi dan Akupuntur, Tentang Jantung, Thalasemia, Tindakan Gastric Lavage, Tonsilitis, Torsio Testis, Tranfusi Darah, Trombositopenia, Ulkus Dekubitus, Urogenital Batu Saluran Kencing, Ventrikel Septum Defek, Vertigo, Materi Keperawatan Maternitas, Adaptasi Fisiologi Ibu Hamil, Adenocarcinoma Endometrium, Alat Kontrasepsi, Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita dan Menopause, Bayi Tabung, Ca Vulva dan Ca Servik, Dampak Terapi Estrogen, Darah, Gol Darah, Suplemen Vit dan Mineral, Deteksi Dini Tumbang Pada Balita, Diabetes dan Kehamilan, Distosia, Fisiologis Kehamilan, Hidramnion, Indikasi SC, Induksi Persalinan, Kanker Payudara dan gambar, Kehamilan dan Seks, Kehamilan Matur, Kehamilan Resiko Tinggi, Kelainan Menstruasi, Keputihan, Konsep Nifas, Konsep Eklampsia, Konsep Forceps, Konsep Dasar Keperawatan Maternitas, Kontrasepsi, Lekore Dan Kandidiasis, Materi Imunisasi, Materi Solid Ovarium Tumor, Menopause, Mioma Uteri, Mola Hidatidosa, Non strees Test Fetal Activiy Determination, Nutrisi Pada Ibu Hamil, Nyeri, Panggul Sempit, Pasca Persalinan, PBL Post Partum, Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil, Penanganan Diabetes Mellitus Pada Ibu Hamil, Penyebab perdarahan Selain Menstruasi, Perawatan Payudara, Periksa Payudara Sendiri Sadari, Plasenta Previa, Pre Eklampsia dan Marah, Prematur, Senam Nifas, Sepsis Neonatorum, Sistem Reproduksi Laki laki, Sistem Reproduksi Wanita, Strategi Membantu Klien Dalam Mengambil Keputusan, Tanda dan Gejala Kehamilan, Teknik Relaksasi dan Akupuntur, Tips Menentukan Masa Subur, Vulva Hygiene, Materi Presentasi Keperawatan Maternitas, Abortus, Anemia, Bedah Caesar, Ekstraksi Vakum, Embriotomi, Gawat Janin, Info Tentang IMS HIV AIDS dan VCT, Informasi HIV AIDS, Kehamilan Ganda, Kehamilan Muda, Kekerasan Seksual, Kewirausahaan, Konsep Kebijakan, Konsep Pemecahan Masalah, Koordinasi, Manajemen Persalinan, Manajemen Resiko Tinggi, Negosiasi, Obstetri Operatif, Penyakit Jantung Pada Kehamilan, Perdarahan Obstetrik, Persalinan Normal, Persalinan Pervaginal, Pra Nikah, Kesehatan Reproduksi4, Sukses Remaja Adalah Sukses Masa Depan, Unwanted Pregnancy, Versi Luar dan Versi Ekstraksi, Prosedur Tindakan Keperawatan, Dekubitus, Empat Dasar Mengangkat Pasien, Huknah Rendah, Huknah Tinggi, Kateterisasi Urine Pada Pria, Kateterisasi Urine Pada Wanita, Memandikan Pasien Ditempat Tidur, Memasang Urinal, Membantu Klien Duduk, Membantu Klien Duduk Di Tepi Tempat Tidur, Memindahkan Klien dari Tempat Tidur Ke Kursi, Memindahkan Klien Ke Brankart, Mengeluarkan Feses Secara Manual, Menggunakan Pispot, Menyiapkan Tempat Tidur, Menyikat Gigi Pada Pasien Dependen Perry Potter, Merawat Gigi dan Mulut, Merawat Kuku, Merawat Rambut, Pemasangan Kondom Kateter, Perawatan Kateter, Perawatan Kolostomi, Perawatan Menjelang Kematian, Perawatan Mulut Pasien Tidak Sadar, Posisi Dorsal Recumbent, Posisi Genu Pektoral Knee Chest, Posisi Litotomi, Posisi Miring Lateral, Posisi Sims Semi Telungkup, Posisi Trendelemburg, Pre Planning Perawatan Kateter, Kumpulan Pathways Keperawatan, Pathway Acute Limfoblastik Leukemia, Pathway Acute Miocard Infark, Pathway Apendiks, Pathway Asfiksia, Pathway Atresia Ani, Pathway BBLR, Pathway Benigna Prostat Hipertropi, Pathway Ca Nasofaring, Pathway Ca Ovarium, Pathway Ca Serviks, Pathway Ca Ureter, Pathway Ca Vulva, Pathway Chronic Heart Failure, Pathway Chronic Kidney Disease, Pathway Dengue Hemoraghic Fever, Pathway Dermatitis, Pathway Diabetes Mellitus, Pathway Diare, Pathway Disfungsional Uteri Bleeding, Pathway Efusi Pleura, Pathway Ekstratoraksis Metastasi, Pathway Fibroadenoma Mammae, Pathway Fraktur, Pathway Gagal Ginjal Kronik, Pathway Gagal Ginjal Kronik, Pathway Gagal Ginjal, Pathway Gagal Jantung Kongestif, Pathway Gagal Jantung, Pathway Gagal Nafas, Pathway Gastritis, Pathway Glukoneogenesis DM, Pathway Hepatitis, Pathway Hernia, Pathway Hipertensi, Pathway Histerektomi, Pathway Infeksi Mata, Pathway Infeksi Saluran Nafas, Pathway Intusepsi, Pathway Kejang, Pathway Kemoterapi Sitostatika, Pathway KET, Pathway Kistoma, Pathway Leukimia Limfosit Akut, Pathway Liposarkoma, Pathway Luka Bakar, Pathway Malaria, Pathway Meningitis, Pathway Mioma, Pathway Mioma Dg Histerektomi, Pathway Nefrolithiasis, Pathway Nefrolitotomi, Pathway Otitis Media, Pathway Partisonimia, Pathway Partus Proses Persalinan, Penurunan Kesadaran, Pathway Persalinan, Pathway Poison, Pathway Post Operasi, Pathway Post Operasi Sc, Pathway Sirosis, Pathway Steven Johnson Syndrome, Pathway Stroke, Pathway Trauma Kepala, Pathway Tuberculosis, Pathway Tumor Otak, Pathway Ventrikel Septum Defek, Pathway Vertigo, Pathway Viremia, Abdominoplasty _ Tummy Tuck Surgery Video, Active Range of Motion, Amphoric Breath Sounds, Anatomi Wanita Setelah Melahirkan, Angioplasty Stent, Animasi Injeksi, Animasi Jalan Lahir, Animasi Menstruasi, Animasi Pemasangan Kateter, Animasi Pemasangan NGT, Animasi Pembuahan Sel Telur, Animasi Perjalanan Obat IV, Animasi Persalinan, Animasi Placenta, Animasi Sistem Digestif Pada Anak, Animasi Sistem Sirkulasi Pada Anak, Animasi Skeleton Anak, Asma Death, Auscultation Of Chest, Bagaimana Memeriksa Pupil Mata Normal, Beating heart surgery, Bedah Glaucoma, Bedah Jantung, Bedah Jantung CABG Coronary Artery Bypass Gaft, Biopsi Jaringan Payudara, Breath Sounds, Breath Sounds Crackels, Breath Sounds Pleural Friction Rub, Breath Sounds Rhonchi, Bronchial Massage, Bypass Coronaria, Bypass Surgery, Cara Melahirkan Placenta, Kumpulan Video Keperawatan, Cara Mencuci Tangan, Chest Anatomy, Circumsisi, Circumsisi Sunat, Coronary Bypass Surgery, CT Scan, Curettage Kiret, ECG ElectroCardioGram, EEG Monitor Initial Stages, Embryologi Transfer IVF, Emergency Echocardiography, Endotracheal ET Tube Suctioning, Endotracheal Intubation, Endotracheal Tube Insertion, Epidural _ Spinal Anesthesia, Family Therapy, Female Reproductive System, First Month Of Pregnancy, Gelly Circumsisi, Head to Toe Assessment, Heart Anatomy, Heart Animation Coronary Angiography Cardiac Catheterization, Heart Bypass Surgery CABG, Heart Sounds, Heart Sounds S3 S4 Murmurs, Hospital Tips for Having a Baby, Huknah 66 Human Body Nervous System, Human Body Cardiovascular System, Human Reproduction In Quran, Info Operasi Jantung Tanpa bedah, J Amazing 3D medical animation, Kandungan di Luar Rahim, Kehamilan 29 Minggu, Laparoscopic Appendectomy Surgery, Lower Extremities Examination, Lower Extremities Examination, Malpractice Medical Knee Replacement Surgery, Management Airway, Manjemen Nyeri Persalinan, Mastectomy, Medical Animation Antibody Immune Response, Metabolisme Bilirubin, Mitral Stenosis, Mitral Stenosis Sound, Myomectomy Vaginal Education, Nasogastric Intubation, Neonatal Jaundice, Normal Heart Sound, Nursing Skills Glaslow Coma Scale, Open Heart Surgery, Operasi Caesar, Operasi Katarak Saftari, Operasi Tumor Kepala, Panduan Belajar Sunat, Pap Smear Test, Parto Cesarea Birth, Partus Normal, Passive Range of Motion, Pediatric Endotracheal Intubation, Pediatric Heart Surgery, Pemasangan Kateter Pria English, Pemasangan Kateter Wanita English, Pemasangan NGT, Pemasangan Payudara Silicon, Pembacaan EKG, Pembedahan Katarak atau Selaput Mata, Kumpulan Video Keperawatan, Pembedahan Laparoscopy Endometriosis, Pembedahan Laparoscopy Kista Ovarium, Pembedahan Laparoscopy, Myomecomy Mioma, Pembedahan Sendi Lutut, Pemeriksaan Echo Pada Anak, Pemeriksaan Fisik Abdomen, Pemeriksaan Fisik Dada, Pemeriksaan Fisik Hati, Pemeriksaan Jugularis, Pemeriksaan Kepala Dan Leher, Pemeriksaan MRI, Pemeriksaan Paru, Pemeriksaan Sistem Pernafasan, Penempatan EKG, Lead, Pengkajian Keperawatan Mata Telinga Perut Rambut dan Kuku, Perawatan DM, Percutaneous Endoscopic Colostomy PEC, Perineal Care, Persalinan Manual Natural Childbirth, Personal Hygiene, Phototherapy, Placenta Previa Animation, Postural Drainage, PPGD TRIAGE, Pre Op GI Endoscopy, Pre Op Pediatric Tonsilectomy, Pregnancy Booster Clomid, Process of Conception and Birth, Proses Kelahiran Bayi, Prostate Cancer Surgery, Range of Motion Exercises, Regenerasi Stem Cell, Ruptur Uteri, Ruptur Uterus, Second Month of Pregnancy, Sex Education Clitoris, Sistem Endokrin, Sistem Sirkulasi, Sistem Urinari, Stroke Assessment, Suara Jantung Bj3, Suara Jantung Normal, Surgical Cricothyrotomy, System Digestive, System Integumen, Teknik Circumsisi Part, Teknik Circumsisi Part, The Human Skin Animation Video, The Immune SystemThe Secret of Brain Wave Vibration, Third Month of Pregnancy, Thoracocentesis, Tracheostomy Care, Tricuspidal Regurgitation, Understanding Cholesterol, Upper GI Endoscopy, USG Abdominal, Vaginal Ultrasound, Video Animasi Persalinan, Video Anoreksia Nervousa, Video Cidera Kepala, Video CRP Dewasa, Video Kelahiran Spontan, Video Melahirkan Di Air, Video Multiple Sklerosis, Video Pemeriksaan Dasar Jantung, Virginia Apgar, VSD Surgical Repair, Wheezing audio


HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2005 yaitu 262/100.000 Kelahiran Hidup. Adapun faktor penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, eklampsi, Infeksi dan penyebab tidak langsung yaitu anemia.(www.blogspot.com)
Menurut WHO kejadian anemia hamil berkisar antara 20%-89% dengan menetapkan Hb 11 gr% sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. How Swie Tjioeng menemukan angka anemia kehamilan 3,8% pada trimester I, 13,6% pada trimester II, dan 24,8% pada trimester III. Akrib Sukarman menemukan sebesar 40,1% di Bogor. Bakta menemukan 50,7% di Puskesmas kota Denpasar sedangkan Sindu menemukan 70% ibu hamil di Indonesia menderita anemia kurang gizi. Pada pengamatan lebih lanjut menunjukan bahwa anemia dapat diatasi melalui pemberian zat besi secara teratur dan peningkatan gizi. Penyebab anemia ibu hamil didaerah pedesaan adalah malnutrisi atau kekurangan gizi; kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi rendah.(Manuaba, 1998 )
Menurut Ikatan Bidan Indonesia (2000) dikutip oleh Herlina dan Djamilus (2008: 1)yang menjadi faktor penyebab anemia dalam kehamilan adalah ketidak tahuan ibu dan faktor sosial ekonomi yang rendah juga memegang peranan penting kaitannya dengan asupan gizi ibu selama hamil. (Herlina dan Djamilus, 2008: 1)
Berdasarkan status pendidikan, kebanyakan ibu hanya sampai sekolah dasar, bahkan ada yang tidak bersekolah. Rendahnya pendidikan ibu akan berdampak pada rendahnya pengetahuan ibu yang berpengaruh pada keputusan ibu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Makin rendah pengetahuan ibu, makin sedikit keinginannya untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Pendidikan ibu adalah faktor yang cukup berpengaruh terhadap terjadinya anemia.(www.skrpsistikes.wordpress.com)
Maka dari itu faktor umur dan pendidikan ibu mempengaruhi pengambilan keputusan dalam pemeliharaan kesehatan. (Notoatmodjo,2003). Status gizi ibu hamil akan sangat berperan dalam kehamilan baik terhadap ibu maupun janin, salah satu unsur gizi yang penting ketika hamil adalah zat besi. Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe atau Zat Besi. Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500mg.(Lubis,2003).
Berdasarkan data hasil posyandu di Desa Cerme pada akhir tahun 2009 dari 121 ibu hamil terdapat 30 ibu hamil ( 24 %) yang menderita anemia. Ibu hamil yang menderita anemia berat yaitu 4 orang (3,3%),dan anemia sedang yaitu 9 orang ( 7,4%),anemia ringan yaitu 14 orang (14,05%), sedangkan 91 ibu hamil (75,21%) yang tidak menderita anemia. Melihat hal tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui “ Hubungan Pendidikan Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia di Desa Cerme, Kecamatan Cerme, Kabupaten Bondowoso pada Tahun 2010 “. 






KTI DIARE

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DIARE
DI BANGSAL MELATI RSUD SRAGEN

Diare merupakan masalah utama di Indonesia, setiap tahun sekitar 100
juta episode diare pada orang dewasa per tahun.

Berdasarkn data profil kesehatan
2006, jumlah kasus diare di Jawa Tengah berdasarkan laporan puskesmas
sebanyak 420.587 sedangkan kasus gastroenteritis dirumah sakit sebanyak 7.648
sehingga jumlah keseluruhan penderita yang terdeteksi adalah 428.235 dengan
jumlah kematian adalah sebanyak 54 orang (CFR=0,13%). Cakupan penemuan
kasus di Sragen sebesar 45,4%
Diare adalah BAB dengan jumlah tinja yang banyak dari biasanya,
dengan tinja yang berbentuk cairan atau setengah cair dapat pula disertai frekuensi
defekasi yang meningkat. Mansjoer (2000)
Tujuan umum dari karya tulis ilmiah ini adalah  memberikan pengalaman
yang nyata kepada penulis dalam penatalaksanaan dan pendokumentasian asuhan
keperawatan pada pasien Diare.
Diagnosa yang muncul pada kasus Diare pada Tn.S adalah gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put berlebihan.
gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake tak adekuat. gangguan kurang kebutuhan istirahat tidur b.d hospitalisasi
sudah dapat teratasi sebagian, sehingga keperawatan masih dilanjutkan

Kata kunci : Mual, muntah, bab 4-5 kali perhari, nyeri, gangguan
kekurangan volume cairan.








ix 1

BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja
di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering
menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak
dalam waktu yang singkat.
Di negara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan
ekonomi masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih
menjadi masalah kesehatan. Di Inggris 1 dari 5 orang menderita diare infeksi
setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum
menderita diare infeksi.
Diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14
hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.
Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare
yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan Virus,
Bakteri, dan Parasit.
Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3
juta penduduk setiap tahun. Di Afrika orang dewasa terserang diare infeksi 7
kali setiap tahunnya di  banding di negara berkembang lainnya mengalami
serangan diare 3 kali setiap tahun.
1
 2

Diare merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia. Di
Amerika Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar
keluhan pasien pada ruang praktek dokter, sementara di beberapa rumah sakit
di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat
pertama s/d ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakit. Di
negara maju diperkirakan insiden sekitar 0,5-2  episode/orang/tahun
sedangkan di negara berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk
sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode diare akut pada dewasa terjadi
setiap tahunnya.

WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut
setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun.
Bila angka itu diterapkan di Indonesia, setiap tahun sekitar 100 juta
episode diare pada orang dewasa per tahun.

Dari laporan surveilan terpadu
tahun 2006 jumlah kasus diare didapatkan 13,3 % di Puskesmas, di rumah
sakit didapat 0,45% pada penderita rawat inap dan 0,05 % pasien rawat jalan.
Penyebab utama disentri di Indonesia adalah  Shigella, Salmonela,
Campylobacter jejuni, Escherichia coli, dan Entamoeba histolytica. Disentri
berat umumnya disebabkan oleh  Shigella dysentery, kadang-kadang dapat
juga disebabkan oleh Shigella flexneri, Salmonella dan Enteroinvasive E.coli.
(Anonym. Wikipedia,  The Free Encyclopedia. Available from E-mail:
http://abuhamzah.multiply.com (accassed 14 Desember 2008).)


 3

Tabel : Data penyakit utama penyebab kematian di Rumah Sakit Di Indonesia.
NO  Jenis Penyakit  %
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.
Strok, tanpa pendarahan  
Pnemoni
Diare
Tuberkulusis Paru
Pendarahan Intrakranial
Diabetes Melitus
Pertumbuhan janin lamban, malnutrisi janin dan gangguan yang
berhubungan dengan kelainan prematur
Penyakit Jantung
Gagal ginjal
5.9
3.5
3.5
3.3
3.1
3.0
3.0

2.9
2.9

Sumber : Dirjen Yanmedik, Depkes RI (2006)
Dari tabel diatas menunjukan bahwa penyakit diare berada pada
urutan ketiga dengan pravelensi sebesar 3.5% dari 9 penyakit utama yang ada
di Rumah Sakit yang menjadi penyebab utama dari kematian.
Berdasarkn data profil kesehatan  2006, jumlah kasus diare di Jawa
Tengah berdasarkan laporan puskesmas sebanyak 420.587 sedangkan kasus
gastroenteritis dirumah sakit sebanyak 7.648 sehingga jumlah keseluruhan
penderita yang terdeteksi adalah  428.235 dengan jumlah kematian adalah
sebanyak 54 orang (CFR=0,13%). Cakupan penemuan kasus di Sragen
sebesar 45,4% (http://jawtengah.go.id/profilkesehatansragen/2006).
 4

B.  IDENTIFIKASI MASALAH
Melihat banyaknya penduduk di Indonesia yang menderita penyakit
diare, banyak angka kematian di Indonesia akibat diare maka penulis tertarik
untuk melakukan asuhan keperarawatan dengan judul “ Asuhan Keperawatan
Pada Tn.S Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Diare Di Bangsal Melati
RSUD Sragen”.

C.  TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari karya tulis ilmiah ini adalah  memberikan
pengalaman yang nyata kepada penulis dalam penatalaksanaan dan
pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien diare.
2. Tujuan Khusus
Laporan ini dibuat untuk :
a. Melakukan pengkajian pada pasien diare.
b. Melakukan analisia data pada pasien diare.
c. Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul.
d. Merumuskan intervensi keperawatan.
e. Melakukan tindakan keperawatan.
f.  Melakukan evaluasi tindakan keperawatan


 5

D.  MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat bagi penulis.
Memberikan pengalaman yang nyata tentang asuhan keperawatan pada
gangguan system pencernaan diare.
2. Manfaat bagi pasien dan keluarga
Pasien dan keluarga dapat mengetahui tentang penyakit diare yang diderita
dan mengetahui cara perawatan diare  dengan benar.
3. Manfaat bagi institusi
Dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang datang
 











 6

BAB II
KONSEP DASAR

A.  PENGERTIAN
Diare menurut Mansjoer (2000) adalah frekuensi defekasi encer lebih
dari 3 x sehari dengan atau tanpa daerah atau tinja yang terjadi secara
mendadak berlangsung kurang dari tujuh hari yang sebelumnya sehat.
Sedangkan menurut Suruadi (2001) Diare adalah kehilangan cairan dan
elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih
BAB dengan bentuk tinja yang encer  atau cair. Dan menurut Ngastiyah
(2005) Diare adalah BAB dengan jumlah tinja yang banyak dari biasanya,
dengan tinja yang berbentuk cairan atau setengah cair dapat pula disertai
frekuensi defekasi yang meningkat.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat),  kandungan air tinja lebih banyak dari
biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria
frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari  3 kali per hari. Buang air
besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.

B.  ETIOLOGI
Faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005).
1.  Infeksi enteral  : Infeksi saluran pencernaan yang  merupakan  penyebab            
utama diare 
6 7

Infeksi bakteria  : vibrio, E. coli, salmonella campilo baster.
Infeksi virus  : Rotavirus, calcivilus, Enterovirus, Adenovirus, Astrovirus.
Infeksi parasit  : cacing (ascaris, oxyuris), protozoa (entamoba histolica, 
giardia lambia), jamur (candida aibicans).
2.  Infeksi Parenteral   :  Infeksi  diluar alat pencernaan makanan seperti
Tonsilitis, broncopneumonia, Ensefalitis, meliputi :
Faktor Malabsobsi  : karbohidrat, lemak, protein
Faktor makanan   : basi, racun, alergi.
Faktor psikologis  : rasa takut dan cemas.

C.  MANIFESTASI KLINIK
Beberapa tanda dan gejala tentang diare menurut  Suriadi (2001) antara lain :
1.  Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2.  Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
3.  Kram abdominal.
4.  Demam.
5.  Mual dan muntah.
6.  Anoreksia.
7.  Lemah.
8.  Pucat.
9.  Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat.
10. Menurun atau tidak ada pengeluaran urin. 8

D.  PATOFISIOLOGI
Menurut Suriadi (2001), patofisiologi dari Gastroenteritis adalah
meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan
akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan  elektrolit yang
berlebihan, cairan sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga
ekstraseluler kedalam tinja, sehingga  mengakibatkan dehidrasi kekurangan
elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolik.
Diare yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif akibat
rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel dalam
mukosa intestinal mengalami iritasi  dan meningkatnya sekresi cairan dan
elektrolit. Mikroorganisme yang masuk  akan merusak sel mukosa intestinal
sehingga mengurangi fungsi permukaan  intestinal. Perubahan kapasitas
intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit. Peradangan
akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan
elektrolit dan bahan-bahan makanan ini  terjadi pada sindrom malabsorbsi.
Peningkatan motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi
intestinal.
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 3 macam
yaitu:
1.  Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau  zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan dalam rongga  yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang 9

berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
2.  Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada
dinding usus akan terjadi peningkatan  sekresi air dan elektrolit kedalam
rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena  terdapat peningkatan isi
rongga usus.
3.  Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare.
Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri
kambuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.
Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :
1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik hipokalemia)
2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah




 10

E.  PATHWAY
Faktor Mal Absorbsi
-  Karbohidrat
-  Lemak
-  Protein
Faktor Makanan
- Makanan Besi
- Beracun
- Alergi Makanan
Faktor Psikologi
-  Rasa takut
-  Cemas





Terdapatnya zat-zat
yang tidak diserap
Tekanan osmotif
meningkat

Reabsorbsi didalam
usus besar terganggu



Penyerapan sari-sari
makanan dalam
Saluran pencernaan tidak
adekuat
peradangan isi usus

Gangguan sekresi

Sekresi air dalam elektrolit
dalam usus meningkat
Merangsang usus
mengeluarkan isinya


DIARE





Gangguan
motilitas asus
                       
Hiperperistltik
Kesempatan usus
    menyerap
    makanan

    
   BAB sering dengan
       konsistensi cair


Inflamasi saluran
pencernaan
 
Kulit disekitar
anus lecet dan
teriritasi
Cairan yang
keluar banyak
Frekwensi
defekasi
Agen pirogenic  Mual dan
muntah
Kemerahan &
gatal
Sering digaruk
Dehidrasi  BAB encer
dengan atau
tanpa darah
Suhu tubuh
meningkat
Anoreksia
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
Hipertermi  Gangguan eliminasi
BAB diare  Kerusakan
integritas kulit
Gangguan
pemenuhan cairan
& elektrolit



 11

F.  KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi dari diare menurut Suriadi (2001 ) adalah :
1. Hipokalemia ( dengan gejala matiorisme hipotoni otot lemah bradikardi
perubahan elektrokardiogram ).
2. Hipokalsemia
3. Cardiac dysrhythimias akibat hipokalemia dan hipokalsemia.
4. Hiponatremi.
5.  Syok hipovalemik.
6. Asidosis
7. Dehidrasi

G.  PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang diare menurut Suriadi (2001 ) adalah :
1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan.
2.  Pemeriksaan intubasi duodenum.
3.  Pemeriksaan elektrolit dan creatinin.
4.  Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah.
Adapun Pemeriksaan penunjang yang lain menurut  Mansjoer (2000 )
1.  Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar gula juga
ada intoleransi gula biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji
retensi terhadap berbagai antibiotik.
2.  Pemeriksaan darah : perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD), elektrolit
( terutama Na, K, Ca, P Serum pada diare yang disertai kejang ). 12

3.  Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal
ginjal.
4. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif
dan kualitatif terutama pada diare kronik.

H.  PENATALAKSANAAN MEDIS
1.  Penatalaksanaan medis menurut  Biddulp and Stace (1999) adalah
pengobatan dengan cara pengeluaran diet dan pemberian cairan.
a.  Diare tanpa dehidrasi memerlukan cairan tambahan berupa apapun
misalnya air gula, sari buah segar, air teh segar, kuah sup, air tajin,
ASI. Jangan memberikan air kembang gula, sari buah air dalam botol
karena cairan yang terlalu banyak mengandung gula akan
memperburuk diare.
b.  Diare dengan dehidrasi sedang memerlukan cairan khusus yang
mengandung campuran gula dan garam yang disebut larutan dehidrasi
oral ( LRO ). LRO ini dibuat dengan mencampurkan sebungkus garam
rehidrasi kedalam 1 liter air bersih.
c.  Diare dengan dehidrasi berat memerlukan cairan intravena disamping
LRO.
2.  Penatalaksanaan keperawatan menurut Nelson (1999) antara lain :
a.  Penderita yang dirawat inap harus ditempatkan pada tindakan
pencegahan enterik termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan penderita. 13

b.  Jas panjang bila ada kemungkinan pencernaan dan sarung tangan bila
menyentuh barang terinfeksi.
c.  Penderita dan keluarganya dididik mengenal cara perolehan entero
patogen dan cara mengurangi penularan.

I.  FOKUS PENGKAJIAN
Fokus pengkajian menurut Doenges (2000 )
1.  Aktivitas / istirahat
Gejala  :  Gangguan pola tidur, misalnya insomnia dini hari,
kelemahan, perasaan ‘hiper’ dan ansietas, peningkatan
aktivitas / partisipasi dalam latihan-latihan energi tinggi.
Tanda   : Periode hiperaktivitasi, latihan keras terus-menerus.
2.  Sirkulasi
Gejala   : Perasaan dingin pada ruangan hangat.
Tanda   : TD rendah takikardi, bradikardia, disritmia.
3.  Integritas ego
Gejala   :   Ketidakberdayaan  /  putus asa gangguan ( tak nyata )
gambaran dari melaporkan diri-sendiri sebagai gendut terus-
menerus memikirkan bentuk tubuh dan berat badan takut
berat badan meningkat, harapan diri tinggi, marah ditekan.
Tanda   : Status emosi depresi menolak, marah, ansietas.

 14

4.  Eliminasi
Gejala  :   Diare / konstipasi,nyeri abdomen dan distress, kembung,
penggunaan laksatif / diuretik.
5.  Makanan, cairan
Gejala  :   Lapar terus-menerus atau menyangkal lapar, nafsu makan
normal atau meningkat.
Tanda   :   Penampilan kurus, kulit kering, kuning / pucat, dengan turgor
buruk, pembengkakan kelenjar saliva, luka rongga mulut,
luka tenggorokan terus-menerus, muntah, muntah berdarah,
luka gusi luas.
6.  Higiene
Tanda  :   Peningkatan  pertumbuhan rambut pada tubuh, kehilangan
rambut ( aksila / pubis ), rambut dangkal / tak bersinar, kuku
rapuh tanda erosi email gigi, kondisi gusi buruk
7.  Neurosensori
Tanda  : Efek depresi ( mungkin depresi ) perubahan mental ( apatis,
bingung, gangguan memori ) karena mal nutrisi kelaparan.
8.  Nyeri / kenyamanan
Gejala  : Sakit kepala.
9.  Keamanan
Tanda  : Penurunan suhu tubuh, berulangnya masalah infeksi.

 15

10.  Interaksi sosial
Gejala  :   Latar belakang kelas menengah atau atas, Ayah pasif / Ibu
dominan anggota keluarga dekat, kebersamaan dijunjung
tinggi, batas pribadi tak dihargai, riwayat menjadi diam, anak
yang dapat bekerja sama, masalah control isu dalam
berhubungan, mengalami upaya mendapat kekuatan.
11. Seksualitas
Gejala  :  Tidak ada sedikitnya tiga siklus menstruasi berturut-turut,
menyangkal / kehilangan minat seksual.
Tanda   : Atrofi payudara, amenorea.
12. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala :   Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk insiden
depresi keyakinan / praktik  kesehatan misalnya yakin
makanan mempunyai terlalu  banyak kalori, penggunaan
makanan sehat.

J.  FOKUS INTERVENSI
1.  Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan  dengan out
put yang berlebihan dengan intrake yang kurang ( Carpenito, 2000 ).
Tujuan    : Kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil  :  Turgor kulit elastis dan mukosa bibir lembab                        
Intervensi  :
a.  Kaji status dehidrasi : mata, tugor kulit dan membran mukosa. 16

Rasional :  Menunjukkan kehilangan cairan berlebihan atau
dehidrasi.
b.  Kaji pemasukan dan pengeluaran cairan
Rasional  : Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan,
fungsi ginjal dan kontrol penyakit usus juga
merupakan pedoman untuk pengganti cairan.
c.  Monitor TTV
Rasional  : Dapat membantu mengevaluasi pernyataan verbal dan      
keefektifan intervensi.
d.  Pemeriksaan laboratorium sesuai program : elektrolit, Hb, Ph, dan
albumin.
Rasional : Untuk menentukan kebutuhan penggantian dan
keefektifan terapi.
e.  Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat anti diare dan
antibiotik.
Rasional :  Untuk memperbaiki ketidak seimbangan cairan / elektrolit
2.  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan muntah
(Carpenito, 2000 ).
Tujuan  : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil  :  BB klien kembali normal dan nafsu makan meningkat                        
Intervensi :
a.  Timbang BB tiap hari 17

Rasional :  Untuk memberikan info tentang kebutuhan diet atau
keefektifan terapi.
b.  Monitor intake dan out put
Rasional : Untuk mengetahui  berapa banyak masukan dan
pengeluaran cairan ke dalam tubuh.
c.  Hindari makanan buah-buahan dan hindari diet tinggi serat.
Rasional  :  Memungkinkan aliran usus untuk memastikan
kembali proses pencernaan, protein perlu untuk
integritas jaringan.
d.  Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan
Rasional : Mulut yang bersih dapat menigkatkan rasa makanan.
e.  Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasional : membantu kebutuhan nutrisi pasien dalam perubahan
pencernaan dan fungsi usus.
3.  Hipertermi berhubungan dengan  proses infeksi. ( Doenges, 2001 )
Tujuan  : Hipertermi teratasi
Kriteria hasil  :  Tubuh tidak panas dan  suhu tubuh normal (S : 36-37
o
 C)                        
Intervensi :
a.  Observasi vital sign
Rasional  :   Membantu mengevaluasi pernyataan verbal dan
keefektifan intervensi.

 18

b.  Berikan kompres air hangat
Rasional :  Untuk mengurangi  / menurunkan rasa panas yang
disebabkan oleh infeksi.

c.  Anjurkan pasien dan keluarga untuk memberikan banyak minum.
Rasional :  Untuk mengurangi  dehidrasi yang disebabkan oleh
out put yang berlebihan.
d.  Anjurkan pasien dan keluarga untuk memberikan pakaian tipis,
longgar dan menyerap keringat
Rasional  :   Agar pasien merasa nyaman.
e.  Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti piretik
Rasional :  Untuk membantu  memulihkan kondisi tubuh dan
mengurangi terjadinya infeksi.
4.  Kerusakan integritas kulit behubungan dengan sering BAB ( Suriadi,
2001)
Tujuan  : Kerusakan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil  : Kulit utuh dan tidak ada lecet pada area anus.
a.  Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap BAB
Rasional  : Untuk mengetahui tanda-tanda iritasi pada kulit misal :
kemerahan pada luka..
b.  Ajarkan selalu cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pakaian
Rasional  : Untuk mempertahankan teknik aseptic atau antiseptik.
c.  Hindari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab 19

Rasional  : Untuk menghindari pada daerah anus terdapat kuman,
bakteri, karena bakteri suka daerah yang lembab.
d.  Observasi keadaan kulit
Rasional  :  Pada daerah ini meningkat resikonya untuk kerusakan
dan memerlukan pengobatan lebih intensif.
e.  Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat
Rasional  : Untuk membantu memulihkan kondisi badan.
5.  Gangguan eliminasi BAB : Diare berhubungan dengan peningkatan
frekuensi defekasi ( Doenges, 1999 ).
Tujuan  :  BAB dengan konsistensi lunak / lembek, warna kuning.
Kriteria hasil  : Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan rasional
program pengobatan dan meningkatkan fungsi usus
mendekati normal.                          
Intervensi :
a.  Observasi / catat frekuensi defekasi, karakteristik dan jumlah
Rasional  : Diare sering terjadi setelah memulai diet.
b.  Dorong diet tinggi serat dalam batasan diet, dengan masukan cairan
sedang sesuai diet yang dibuat
Rasional  : Meningkatkan konsistensi feses meskipun cairan perlu
untuk fungsi tubuh optimal, kelebihan jumlah mempengaruhi diare..
c.  Batasi masukan lemak sesuai indikasi
Rasional  :  Diet rendah lemak menurunkan resiko feses cairan dan
membatasi efek laksatif penurunan absorbsi lemak. 20

d.  Awasi elektrolit serum
Rasional : Peningkatan  kehilangan gaster potensial resiko
ketidakseimbangan elektrolit, dimana dapat menimbulkan
komplikasi lebih serius / mengancam.
e.  Berikan obat sesuai indikasi anti diare
Rasional  : Mungkin perlu untuk mengontrol frekuensi defekasi
sampai tubuh mengatasi perubahan akibat bedah.















 21

BAB III
RESUME KASUS

A.  Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 2 Februari 2009 jam 20.00 WIB. Di
Ruang Melati RSUD Sragen. Pasien Tn. R umur 41 tahun, jenis kelamin laki-
laki, status kawin, pendidikan SMA, pekerjaan swasta, agama Islam, alamat
Tulakan, godog, Polokarto. Diagnosa medis Diare, dirawat sejak tanggal 29
Januari 2009, No register 184395, penanggung jawab Ny. M, agama Islam,
pekerjaan swasta, alamat Tulakan, godog, Polokarto, hubungan dengan pasien
sebagai istri.
Riwayat kesehatan pasien dengan  keluhan utama mengatakan mual,
muntah. Riwayat penyakit sekarang pada tanggal 26 Januari 2009, pasien
BAB cair 4-5 kali perhari, warna kekuningan kemudian diperiksa ke dokter
tetapi belum sembuh, dan pada tanggal 29 Januari 2009 oleh keluarga dibawa
ke IGD RSUD Sragen dengan keluhan mual, muntah, badan lemas, diare 4-5
kali perhari, konsistensi cair, warna kekuningan kemudian pasien dianjurkan
mondok dan dirawat di bangsal Melati dan pada saat dikaji pada tanggal 29
Januari 2009 pasien mengatakan mual, muntah, badan lemas, diare 4-5 kali
perhari, konsistensi cair, warna kekuningan.
Riwayat penyakit dahulu : pasien mengatakan dahulu pernah sakit tifus
pada bulan Desember 2008 dan rirawat di RSUD Sragen selama 4 hari.
Riwayat penyakit keluarga : Dalam  keluarga tidak ada yang menderita
21 22

penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, dan penyakit menurun seperti
Hipertensi, DM dll.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran Composmentis, keadaan
umum lemas, untuk tanda-tanda vital,  nadi 80 kali per menit, TD 130/80
mmHg, suhu 37 derajad celcius, respirasi 22 kali per menit. Untuk
pemeriksaan  head to toe bentuk kepala mesochephal, rambut hitam pendek,
tidak berketombe, tidak ada benjolan di kepala, mata simetris kanan dan kiri,
konjungtiva anemis, sklera ikteris, dapat membedakan warna, dapat melihat
dengan jelas dalam jarak + 6 m. Wajah,  ekspresi wajah tampak pucat, mata
menonjol dan kemerahan, hidung simetris kanan dan kiri, bersih tidak ada
secret, dapat membedakan aroma makanan, obat, mulut, mukosa bibir kering,
telinga bentuk simetris, tidak ada serumen, bersih, bila ditanya dapat
menjawab dengan jelas, leher tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada nyeri saat
menelan. Dada, paru-paru inspeksi : Pengembangan dada kanan dan kiri sama,
palpasi : tidak ada nyeri  tekan, perkusi : sonor, auskultasi:vesikuler. Jantung
inpeksi : ictus codis tidak tampak, palpasi : ictus cordis tidak teraba, perkusi :
pekak, auskultasi : reguler, bunyi jantung 1 dan 2 terdengar. Abdomen
inspeksi : simetris kanan dan kiri, auskultasi : terdengar peristatik usus 26
x/menit, palpasi : suara tympani, perkusi : tidak ada nyeri tekan. Genetalia :
bersih, tidak terpasang kateter Anus : tidak ada benjolan. Ekstremitas atas kiri
gerakan terbatas karena terpasang infus 0,7 % sodium chlorida 20 tpm. Kulit :
warna kulit sawo matang, turgor jelek, kulit kering. 23

Pada pengkajian pola fungsi Henderson pola nafas sebelum sakit
pasien dapat bernafas dengan spontan tanpa alat bantu, selama sakit pasien
dapat bernafas dengan spontan. Pola makan sebelum sakit pasien makan habis
1 porsi 3 x sehari dengan makan nasi dengan lauk bervariasi, selama sakit
pasien hanya habis 2-3 sendok dari porsi RS karena pasien bila makan merasa
mual dan nafsu makan menurun. Pola minum sebelum sakit pasien minum
habis + 8 gelas ( + 2000 cc ), selama sakit pasien minum air putih habis + 4
gelas ( + 1000 cc )/ hari. Pola eliminasi selama sakit pasien BAB 4-5 x/hari
dengan konsistensi cair, bau khas feces, BAK 5-6 X perhari dengan bau urine
seperti obat. Pola gerak sebelum sakit  pasien dapat beraktivitas sehari-hari
tanpa bantuan, selama sakit pasien tidak dapat bergerak bebas karena
kelemahan fisik, pola pemeliharaan postur tubuh sebelum sakit pasien dapat
berjalan, lari, berolahraga, selama sakit pasien hanya berada di tempat tidur
dengan berganti posisi duduk dan berbaring, pola berpakaian dan kebersihan
tubuh sebelum sakit pasien 2x sehari,  ganti baju 2x sehari, gosok gigi 2x
sehari, keramas 2x seminggu dengan sendiri, selama sakit pasien disibin 2x
sehari, ganti baju 1x sehari, gosok gigi 2x sehari  dengan dibantu keluarga.
Pola tidur dan istirahat sebelum sakit pasien tidur + 8-9 jam perhari, selama
sakit pasien tidur nyenyak karena terganggu dengan lingkungan sekitar terlalu
gaduh / ramai pada saat jam kunjung pasien, pola menghindari bahaya
sebelum sakit pasien dapat menjaga diri sendiri tanpa bantuan, selama sakit
pasien dijaga pasien keluarga dan mengikuti saran dokter dan tim medis, pola
komunikasi sebelum sakit pasien dapat berkomunikasi dengan verbal dan non 24

verbal serta mampu menjawab pertanyaan sesuai yang ditanyakan, selama
sakit pasien mampu berkomunikasi dilingkungan sekitar dan mampu
menjawab pertanyaan sesuai yang ditanyakan. Pola beribadah sebelum sakit
pasien menjalankan sholat 5 waktu secara rutin dengan berdiri, selama sakit
pasien menjalankan sholat 5 waktu secara rutin di tempat tidur, pola bekerja
sebelum sakit pasien dapat bekerja sesuai dengan tugasnya, selama sakit
pasien  tidak dapat menjalankan aktivitas kesehariannya, pola rekreasi
sebelum sakit pasien mendapat hiburan dengan melihat TV, membaca koran,
berbincang-bincang dengan tetangga sekitar, selama sakit pasien dapat
informasi dari tim medis.
Dari data penunjang di dapat pemeriksaan laboratorium tanggal 1
september 2008. Ureum 2,5 mg/dl ( nilai normal 10-50 mg/dl ), Creatinin 4,1
mg/dl ( nilai normal p : 0,7-1,2, w : 0,5-0,9 mg/dl ), Kalium 5,1 mmol/L ( nilai
normal serum : 3,5-5,1 mmol/ L ). Untuk terapi diberikan infus 0,9 % sodium
chlorida 20 tpm, piralen 2 ml/6L, Ulceranin 2 ml/8 j, Amoxan 1 gr/8 J, Lasix 2
ml/12 J, tonar 3x1 rendah kalium.
Dari data fokus didapatkan adanya data subyektif yaitu pasien
mengatakan mual, muntah. Pasien mengatakan makan hanya habis 2-3 sendok
dari porsi RS. Pasien mengatakan tidur + 3-4 jam/hari, pasien mengatakan
minum air putih habis + 4 gelas ( + 1000 cc )/ hari, pasien mengatakan diare
4-5 kali perhari, konsistensi cair, warna kekuningan para obyektifnya pasien
wajah tampak pucat, mata tampak besar-besar, mata kemerahan, konjungtiva
anemis, sklera ikterik, turgor jelek, kulit kering, BB sebelum sakit : 55 kg, 25

selama sakit : 53 kg, feces konsistensi cair, warna kekuningan, hasil
laboratorium Ureum 2,5 mg/dl, Creatinin 4,1 mg/dl, Kalium 5,1 mmol/L,
tekanan darah 130/80 mm Hg, Nadi 80 x/menit, suhu : 37 derajad Celcius,
respirasi : 22 x/ menit.
B.  Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
No  Tgl/Jam  Data  Problem  Etiologi
1  2 Feb
2009
DS : Pasien  mengatakan
minum air putih habis +
4 gelas  (+ 1000 ) / hari
    Pasien mengatakan diare
4-5 x 1 hari, konsistensi
cair, warna kekuningan.
DO :   Turgor jelek, kulit
kering
Mukosa bibir kering
Feses konsistensi cair,
warna kekuningan
Ureum 2,5 mg/dl
Creatinin 4,1 mg/dl
Kalium 5,1 mmol / L
Gangguan
keseimbangan
cairan dan
elektrolit
Out put
berlebihan
2  2 Feb
2009
DS :  Pasien  mengatakan
mual, muntah
      Pasien  mengatakan
Resti
pemenuhan
nutrisi kurang
Intake tidak
adekuat 26

hanya habis 2 – 3
sendok dari porsi RS
DO  : Wajah tampak pucat
 Konjungtiva anemis
dari kebutuhan
tubuh
3  2 Feb
2009
DS : Pasien mengatakan tidur
+ 3-4 jam/hari
DO  : Wajah tampak pucat
  Mata tampak besar-
besar, mata kemerahan.
Resti kurang
kebutuhan
istirahat tidur
Hospitalisasi

Diagnosa keperawatan menurut prioritas :
1.  Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put
berlebihan.
2.  Gangguan pemenuhan nutrisi kurang  dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake tidak adekuat.
3.  Gangguan istirahat tidur sehubungan dengan hospitalisasi.

C.  Intervensi, Implementasi, Evaluasi
1.  Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put
berlebihan.
Tujuan : kebutuhan cairan dan  elektrolit terpenuhi setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam dengan kriteria hasil
turgor kulit elastis mukosa bibir lembab, feses konsistensi lembek/padat. 27


Intervensi tanggal 2 – 5 Februari 2009 pantau tanda dan gejala
dehidrasi ( kulit, membran mukosa kering, berat jenis urine, haus ), pantau
masukan dan keluaran urine, observasi TTV, jelaskan pentingnya cairan
untuk tubuh, lanjutkan terapi dari dokter untuk  obat anti diare dan anti
biotik.
Implementasi tanggal 3 – 5 Februari 2009 mengobservasi TTV
respon pasien : TD 120/180 mmHg, N : 84 x/menit, S : 37’C, R : 24
x/menit. Menjelaskan pentingnya cairan untuk tubuh, respon pasien :psien
memperhatikan penjelasan dari pertanyaan, memantau pemasukan dan
keluaran urine. Respon pasien : pasien BAK 2x ( 100 cc ), minum + 2
gelas ( 520 cc ), melanjutkan terapi dokter untuk memberikan obat
antidiare dan antibiotik. Respon pasien: pasien bersedia disuntik.
Memantau tanda dan gejala dehidrasi. Respon pasien : kulit tidak kering,
lembab, mukosa bibir lembab.
Evaluasi tanggal 5 Februari 2009 Jam 14.00 WIB.  Subyektif :
pasien mengatakan minum air putih  habis + 8 gelas ( + 200 cc ) dalam
sehari-hari.  Obyektif : Turgor kulit elastis, mukosa bibir lembab,
Assesment : masalah teratasi. Planning : Intervensi dihentikan.


 28

2.  Gangguan pemenuhan nutrisi kurang  dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake tidak adekuat.
Evaluasi tanggal 5 Februari 2009 jam 14.00 WIB  Subyektif  :
pasien mengatakan makannya habis ¼ porsi dari RS (+ 4 sendok ) masih
merasa sedikit mual. Obyektif  : pasien makan habis ¼ porsi. Assesment :
masalah teratasi sebagian. Planning : intervensi dilanjutkan, timbang BB
pasien tiap hari, anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering, beri diet
sesuai dengan kondisi pasien, lanjutkan  advice  dokter untuk obat
antimetik.
3.   Gangguan gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hospitalisasi.
Tujuan : kebutuhan istirahat tidur terpenuhi setelah dilakukan
tindakan keperawatan 2 x 24 jam dengan kriteria hasil : pasien bisa tidur +
8 jam / hari, wajah tampak segar.
Intervensi tanggal 2-5 Februari 2009 ciptakan lingkungan yang
tenang, batasi jumlah pengunjung, kaji kebiasaan pasien sebelum tidur,
anjurkan pada pasien untuk memilih posisi tidur senyaman mungkin,
anjurkan pasien bersikap rileks.
Implementasi tanggal 3-5 Februari 2009 menciptakan lingkungan
yang tenang, respon pasien :  subyektif : pasien mengatakan sudah
mengantuk sekitar kalau pasien mau tidur,  obyektif : memberikan
pengertian kepada keluarga dan lingkungan sekitar kalau pasien mau tidur,
mengkaji kebiasaan pasien sebelum tidur, respon pasien, subyektif : pasien
sebelum tidur ingin minum,  obyektif : pasien minum air putih ½ gelas. 29

Membatasi jumlah pengunjung, respon pasien : pasien ditunggu istrinya
saja, menganjurkan pasien untuk bersikap rileks, respon pasien : subyektif :
pasien berfikir tenang, obyektif : pasien terlihat tenang.
Evaluasi tanggal 5 Februari 2009 jam 14.00 WIB.  Subyektif  :
pasien mengatakan tidur nyenyak,  obyektif  : pasien tidur + 8 jam/hari.
Assesment : masalah teratasi. Planning : intervensi dihentikan.
















 30

BAB IV
PEMBAHASAN

A.  Pengkajian
Pada tahapan ini penulis akan menguraikan tentang pembahasan
asuhan keperawatan pada Tn. R dengan gangguan system pencernaan : Diare
diruang Melati RSUD Sragen. Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 2
Februari 2009 pukul 20.00 WIB.
Pemeriksaan fisik dan pengkajian pola fungsi dengan menggunakan
Handerson ditemukan data, pasien mengatakan minum air putih habis + 4
gelas ( + 1000 cc )/hari, pasien mengatakan BAB 4-5 x/hari dengan
konsistensi cair, warna kekuningan, bau khas feces, BAK 5-6 x/hari dengan
bau urine seperti obat, pasien mengatakan makan hanya habis 2-3 sendok dari
porsi RS karena bila makan merasa mual dan nafsu makan menurun.
B.  Diagnosa, Intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan
1.  Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put
berlebihan.
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yaitu keadaan dimana
seorang individu yang tidak menjalani puasa mengalami atau resiko
mengalami dehidrasi vaskuler, interstisial atau intravaskuler                     
(Carpenito, 2001).

30 31

Penulis mengangkat diagnosa gangguan pemenuhan cairan dan
elektrolit berhubungan dengan out put  yang berlebihan. Sesuai dengan
sumber yang kami dapatkan batasan-batasan karakteristik gangguan cairan
dan elektrolit antara lain : kelemahan, haus, penurunan turgor kulit,
membran mukosa kering, nadi meningkat, tekanan nadi menurun,
peningkatan suhu tubuh, kehilangan berat badan mandadak. (Nanda,2006).
Diagnosa ini penulis tegakkan karena didapatkan data-data pada
Tn. R pasien mengatakan minum air putih habis + 4 gelas (+1000 cc/hari)
pasien mengatakan BAB 4-5 x/hari dengan konsistensi cair, warna
kekuningan, bau khas feces, torgor kulit jelek, kulit kering, mukosa bibir
kering. Diagnosa ini muncul karena  adanya kondisi seperti diuraikan
diatas mengakibatkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Diagnosa ini penulis tegakkan menjadi diagnosa pertama karena
apabila gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tidak diatasi resiko
mengalami dehidrasi vaskuler, cardiac dysrhytimias, syok hipovolemik.
Mengatasi masalah tersebut penulis melakukan implementasi sesuai
intervensi yaitu :
a.  Memantau tanda dan gejala dehidrasi
Untuk mengetahui sejauh mana pasien mengalami kehilangan cairan
bila terus-menerus BAB ( Doenges, 2000 )
b.  Memantau pemasukan dan pengeluaran cairan
Dalam hal ini untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit ( Doenges, 2000 ) 32

c.  Mengobservasi tanda-tanda vital
Dengan memonitor tanda-tanda vital penulis diharapkan dapat
mengetahui keadaan umum pasien secara rinci sehingga bisa
mengobservasi proses perkembangan penyakit dan tingkat
keberhasilan perawatan. ( Carpenito, 1999 )
d.  Menjelaskan pentingnya cairan untuk tubuh
Muntah dan diare dapat dengan cepat menyebabkan dehidrasi
(Carpenito, 1999)
e.  Melanjutkan terapi dari dokter untuk obat antidiare dan antibiotik
Untuk memperbaiki ketidakseimbangan cairan / elektrolit.
(Doenges,2000)
Evaluasi yang didapatkan setelah melakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam didapatkan data pasien mengatakan minum air putih
habis + 8 gelas ( + 2000 cc/hari ), BAB 1-2 x/hari dengan konsistensi
lembek, turgor kulit elastis, mukosa bibir lembab, sehingga sesuai
dengan hasil yang diharapkan dan intervevsi dihentikan.
Kekuatan dan kelemahan pelaksanaan tindakan ini antara lain :
kekuatan : Tn. R dan keluarga sangat mendukung semua yang
disarankan oleh perawat. Kelemahan : penulis tidak mencantumkan
balance cairan yang seharusnya dihitung.
Balance cairan Tn. R tanggal 2 september 2008 balance cairan dalam
sehari adalah sebagai berikut :
-  Minum  : 1.000 cc 33

-  Cairan infus 0,9% sodium clurida 20 tpm  : 1.500 cc
-  Makanan  :    200 cc
-  Oksidasi metabolik  :    200 cc   +
  Jumlah        : 2.900 cc
Pengeluaran cairan out put oksidasi metabolic :
-  Diare  : 1.000 cc
-  Urine  : 1.600 cc
-  Muntah  :    400 cc
-  IWL  :    550 cc
-  Keringat  :    100 cc  +
Jumlah  : 3.650 cc
Jadi balance cairan Tn. R adalah input-out put : 2.900-3.650 : -750 cc
karena pada Tn. R input dan out put  lebih besar out put nya, maka Tn. R
mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
2.  Gangguan pemenuhan nutrisi kurang  dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake tak adekuat.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan
dimana individu yang tidak puasa mengalami atau yang beresiko
mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan masukan
yang tidak adekuat ( Carpenito, 1999 ).
Batasan karakteristik gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh antara
lain : berat badan dibawah ideal, intake kurang dari kebutuhan tubuh, 34

membran mukosa kering, enggan makan, tonus otot buruk, suara usus
hiperaktif ( Nanda, 2006 ).
Diagnosa ini muncul karena ditemukan adanya data-data setelah dilakukan
pengkajian pada Tn. R sebagai berikut yaitu pasien mengatakan mual,
muntah. Pasien mengatakan hanya  habis 2-3 sendok dari porsi Rumah
sakit, wajah tampak pucat, konjungtiva anemis.
Penulis memprioritaskan diagnosa pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh sebagai diaognosa kedua karena ini harus segera
terpenuhi karena akan mengakibatkan metabolisme nutrien tidak adekuat
untuk kebutuhan metabolik, ketidakmampuan tubuh untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme menyebabkan menurunnya kemampuan untuk
tumbuh dan memperbaiki sel-sel. Metabolisme perlu ditingkatkan bila
terjadi trauma dan infeksi ( Carpenito, 1999  ).
Untuk mengatasi diagnosa kedua ini penulis merencanakan tindakan
keperawatan tersebut berdasarkan rasionalisasi. Adapun rencana tindakan
kepearwatan tersebut adalah sebagai berikut :
a.  Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering.
Dengan pemberian makanan yang sedikit tapi sering dapat
menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan untuk
mencegah distraksi gaster ( Doenges, 1999 )
b.  Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat.
Memberikan informasi tentang ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme menyebabkan menurunnya berat badan, 35

memburuknya kesehatan, menurunnya kemampuan tubuh untuk
memperbaiki sel-sel ( Carpenito, 2000  )
c.  Memberikan diet sesuai dengan kondisi pasien.
Pemberian diet sesuai dengan  metode makanan dan kebutuhan kalori
didasarkan pada situasi atau kebutuhan individu untuk memberikan
nutrisi maksimal ( Doenges, 2000 )
d.  Melanjutkan advice dokter untuk obat antiemetik.
Antiemetik mencegah muntah dengan menghambat rangsang terhadap
pusat muntah ( Carpenito, 1999 )
3.  Gangguan istirahat tidur b.d hospitalisasi
Perubahan pada pola tidur adalah suatu kebutuhan istirahat tidur yang
berubah karena keterbatasan waktu tidur ( secara alami, terus-menerus,
dalam kesadaran relatif ) meliputi jumlah dan kualitasnya ( Nanda, 2005 )
Diagnosa ini penulis tegakkan karena diperoleh data-data : pasien
mengatakan tidur + 3-4 jam/hari,.wajah tampak pucat, mata tampak
menonjol, mata kemerahan.
Berdasarkan pertimbangan diatas maka penulis merencanakan serangkaian
tindakan keperawatan yang bertujuan,  kebutuhan istirahat tidur pasien
terpenuhi. Untuk mencapai tujuan diatas intervensi yang penulis tetapkan
antara lain :
a.  Ciptakan lingkungan yang tenang
Kurangi kebisingan dan lampu untuk memberikan situasi yang
kondusif ( Doenges, 2000 ) 36

b.  Batasi jumlah pengunjung
Mengurangi kebisingan untuk memberikan situasi yang kondusif agar
pasien lebih tenang dalam beristirahat ( Doenges, 2000 )
c.  Kaji kebiasaan pasien sebelum tidur
Mengetahui pola kebiasaan tidur dan perubahan yang terjadi, sehingga
dapat untuk menentukan intervensi selanjutnya ( Doenges, 2000 )
d.  Anjurkan pada pasien untuk memilih posisi tidur senyaman mungkin
Tinggikan kepala tempat tidur +  30 derajad atau gunakan penopang
dengan bantal dibawah lengan untuk meningkatkan relaksasi, memberi
ruang yang lebih besar pada paru untuk pengembangan
(Carpenito,1999).
e.  Anjurkan pasien bersikap rileks
Menurunkan rangsang eksentrik HCL, menurunkan resiko pendarahan
ulang ( Doengas, 1999 )
Sesuai dengan perencanaan yang telah penulis rencanakan diatas maka
penulis melaksanakan serangkaian tindakan antara lain : menciptakan
lingkungan yang tenang, mengkaji kebiasaan pasien sebelum tidur, membatasi
jumlah pengunjung, menganjurkan pasien untuk memilih posisi tidur
senyaman mungkin, menganjurkan pasien untuk bersikap rileks.
Hasil evaluasi tanggal 2 februari 2008. Pasien mengatakan tidur
nyenyak, pasien tidur + 8 jam/hari, masalah teratasi sehingga intervensi
dihentikan. 37

Kekuatan dan kelemahan ditegakkan diagnosa ini antara lain :
Kekuatan : pasien dapat  tidur lebih tenang, kebutuhan tidur pasien cukup,
kurang lebih 8 jam / hari. Kelemahan : kondisi lingkungan Rumah sakit yang
kurang tenang (terlalu ramai) sehingga lingkungan tenang sulit tercapai.
C.  Diagnosa yang muncul pada kasus sesuai dengan teori.
1.  Gangguan kesimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put
yang berlebihan (Carpenito, 2000)
Diagnosa ini ditegakkan karena didapatkan data-data pada Tn. R
pasien mengatakan minum air putih habis + 4 gelas ( + 1000 cc/hari ),
pasien mengatakan diare 4-5 x/hari, konsistensi cair, warna kekuningan,
turgor jelek, mulut kering, mukosa bibir kering, feces konsistensi cair,
warna kekuningan, ureum 2,5 mg/dl,  kreatinin 4,1 mg/dl, kalium 5,1
mmol/L. Diagnosa ini muncul karena  adanya kondisi seperti diuraikan
diatas mengakibatkan gangguan kebutuhan cairan.
2.  Gangguan pemenuhan nutrisi kurang  dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake tidak adekuat (Carpenito, 2000)
Diagnosa dapat ditegakkan jika ditemukan adanya penurunan nafsu
makan, berat badan menurun, asupan makanan yang tidak adekuat. Data
yang ditemukan penulis pada pasien Tn. R yang dapat mendukung
ditegakkannya diagnnosa ini adalah  pasien mengatakan mual, muntah,
pasien mengatakan makan hanya habis 2-3 sendok dari porsi Rumah sakit,
wajah tampak pucat, konjungtiva anemis, BB sebelum sakit : 55 kg, BB
selama sakit : 53 kg, BB ideal : 55 kg. 38

Penulis memprioritaskan diagnosa gangguan pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh karena nutrisi dibutuhkan tubuh untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme yang meningkat.
D.  Diagnosa tidak ditemukan dalam teori tetapi muncul pada kasus.
1.  Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hospitalisasi
Diagnosa ini penulis tegakkan karena pada pasien didapatkan data
yaitu pasien mengatakan tidur + 3-4  jam/hari, wajah tampak pucat, mata
tampak besar-besar, mata kemerahan.
E.  Diagnosa yang ada dalam teori tetapi tidak ditemukan di kasus ini
1.  Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sering BAB
(Suryadi,2000)
Diagnosa ini tidak muncul karena pasien mengatakan tidak
mengalami iritasi / lecet disekitar  anus dan tidak ada data-data yang
menunjukkan kerusakan integritas kulit.
2.  Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi ( Doenges, 2001 )
Diagnosa ini tidak muncul karena suhu tubuh pasien dalam batas
normal 37 derajad celcius dan tidak didapatkan data-data yang
menunjukkan peningkatan suhu tubuh.




 39

BAB V
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
1. Diagnosa yang muncul pada kasus Diare pada Tn.S adalah gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put
berlebihan.  Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake tak adekuat. Gangguan kebutuhan istirahat
tidur b.d hospitalisasi
2.  Tindakan yang dapat terlaksana dengan baik dalam perawatan Tn.S adalah
mengobsrvasi keadaan umum pasien, Memantau tanda dan gejala
dehidrasi,  Memantau pemasukan dan pengeluaran cairan, Mengobservasi
tanda-tanda vital, Menjelaskan pentingnya cairan untuk tubuh,
Melanjutkan terapi dari dokter untuk obat antidiare dan antibiotic,
Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering, Memberikan diet
sesuai dengan kondisi pasien, Anjurkan pasien bersikap rileks
3.  Tindakn yang kurang dapat terlaksana dengan baik yaitu belum bisa
memberikan lingkungan yang tenang, mengkaji kekurangan cairan /
dehidrasi hanya berdasarkan perkiraan keluarga pasien.




41 40

B.  SARAN
1.  Jam kunjung lebih ditertibkan lagi. karena dengan pembatasan jam
kunjung pasien ada waktu buat istirahat tidur, pasien merasa terganggu
bila lingkungan sekitar terlalu gaduh / ramai.
2.  Perawat harus lebih memperhatikan  pasien, dalam memberikan asuhan
keperawatan hendaknya harus sesuai standar yang berlaku dan
meningkatkan kerja sama dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan
lainnya .
3.  Fasilitas rumah sakit sebaiknya lebih diperhatikan dan dilengkapi lagi.
misalnya : pispot dan ember kecil disetiap ruangan, sebaiknya  ditambah
lagi karena dapat mengganggu proses keperawatan.











 41

DAFTAR PUSTAKA

Bidup John, 1999. Kesehatan Anak Untuk Keperawatan Petugas Penyuluhan
Kesehatan dan Bidas Desa. Gajah Mada University Press :
Yogyakarta.

Anonym. 20307. Wikipedia, The Free Encyclopedia. Available from E-mail:
http://en.wikipedia.org (accassed 15 Desember 2008).

Beherman E Richard, dkk, 1999.  Ilmu Kesehatan Penyakit Dalam. Vol 2. Edisi
15. EGC : Jakarta.

Carpenito. L. J, 2000. Hand Book of Nursing Diagnosa. EGC : Jakarta.
Doengoes, Marilynm E. 2000.  Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.  Edisi
3. EGC. Jakarta.

Anonym. 20307. Wikipedia,  The Free Encyclopedia. Available from E-mail:
http://abuhamzah.multiply.com (accassed 14 Desember 2008).
Suriadi, Rita Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada penyakit Dalam. Edisi 1.
Agung Seto. Jakarta.

Anonym. 20307. Wikipedia,  The Free Encyclopedia. Available from E-mail:
http: // tutorial kuliah. Wordpress.com.(accassed 14 Desember
2008).

Ngastiyah, 2005.  Asuhan Keperawatan Pada penyakit Dalam. Edisi 1. EGC,
Jakarta

Sundaru, Heru. 2001.  Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.  Edisi 3. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta


 
© 2010-2012 My Documentku