Tampilkan postingan dengan label MATERI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MATERI. Tampilkan semua postingan

KAMUS KEDOKTERAN GRATIS?

http://xtragfx.com/uploads/posts/2012-05/1337861396_54uybgvn.jpg

Pada sore nan cerah  saya mau sharing tentang Kamus Kedokteran "Stedman's Electronic Medical Dictionary v6.0 673"  yang bisa anda dapatkan secara gratis. Walaupun file size yang gede tapi ga diragukan lagi kegunaanya buat anda yang masih kuliah maupun sudah bekerja buat referensi, maupun pengganti kamus kedokteran kertas. Sayangnya Software ini masih berbahasa Inggris, mungkin bakal ade Versi jawanya di kemudian hari.hehehe. Terdiri dari 2 CD yang yang dibungkus dalam file ISO yang bisa anda Extract menggunakan Magic ISO maupun Izarc yang dapat anda Download Secara Gratis DISINI atau DISINI.


Langsung saja dibawah ini Link DOWNLOADNYA DIBAWAH INI:

Semoga bermanfaat



Sumber:  www.indowebster.com







Yang perlu anda ketahui tentang DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST (DDST)

I. Pengertian DDST (Denver Development Screening Test)
DDST adalah salah satu metode screening terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. (Soetjiningsih, 1998).

II. Fungsi DDST
DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun.

III. Aspek-aspek Perkembangan yang Dinilai
Dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas perkembangan dimana semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi :
a. Personal Social (Perilaku Sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, seperti:
1. Menatap muka
2. Membalas senyum pemeriksa
3. Tersenyum spontan
4. Mengamati tangannya
5. Berusaha menggapai mainan
6. Makan sendiri
7. Tepuk tangan
8. Menyatakan keinginan
9. Daag-daag dengan tangan
10. Main bola dengan pemeriksa
11. Menirukan kegiatan
12. Minum dengan cangkir
13. Membantu di rumah
14. Menggunakan sendok dan garpu
15. Membuka pakaian
16. Menyuapi boneka
17. Memakai baju
18. Gosok gigi dengan bantuan
19. Cuci dan mengeringkan tangan
20. Menyebut nama teman
21. Memakai T-shirt
22. Berpakaian tanpa bantuan
23. Bermain ular tangga / kartu
24. Gosok gigi tanpa bantuan
25. Mengambil makan
b. Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan dalam:
1. Mengikuti ke garis tengah
2. Mengikuti lewat garis tengah
3. Memegang icik-icik
4. Mengikuti 1800
5. Mengamati manik-manik
6. Tangan bersentuhan
7. Meraih
8. Mencari benang
9. Menggaruk manik-manik
10. Memindahkan kubus
11. Mengambil dua buah kubus
12. Memegang dengan ibu jari dan jari
13. Membenturkan 2 kubus
14. Menaruh kubus di cangkir
15. Mencoret-coret
16. Ambil manik-manik ditunjukkan
17. Menara dari 2 kubus
18. Menara dari 4 kubus
19. Menara dari 6 kubus
20. Meniru garis vertikal
21. Menara dari kubus
22. Menggoyangkan dari ibu jari
23. Mencontoh O
24. Menggambar dengan 3 bagian
25. Mencontoh (titik)
26. Memilih garis yang lebih panjang
27. Mencontoh  yang ditunjukkan
28. Menggambar orang 6 bagian
29. Mencontoh 
c. Language (Bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan yang meliputi :
1. Bereaksi
2. Bersuara
3. Oooo ? Aaaah
4. Tertawa
5. Berteriak
6. Menoleh ke bunyi icik-icik
7. Menoleh ke arah suara
8. Satu silabel
9. Meniru bunyi kata-kata
10. Papa/mama tidak spesifik
11. Kombinasi silabel
12. Mengoceh
13. Papa/mama spesifik
14. 1 kata
15. 2 kata
16. 3 kata
17. 6 kata
18. Menunjuk 2 gambar
19. Kombinasi kata
20. menyebut 1 gambar
21. Menyebut bagian badan
22. Menunjuk 4 gambar
23. Bicara dengan dimengerti
24. Menyebut 4 gambar
25. Mengetahui 2 kegiatan
26. Mengerti 2 kata sifat
27. Menyebut satu warna
28. Kegunaan 2 benda
29. Mengetahui
30. Bicara semua dimengerti
31. Mengerti 4 kata depan
32. Menyebut 4 warna
33. Mengartikan 6 kata
34. Mengetahui 3 kata sifat
35. Menghitung 6 kubus
36. Berlawanan 2
37. Mengartikan 7 kata
d. Gross Motor (Gerak Motorik Kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, meliputi kemampuan dalam:
1. Gerakan seimbang
2. Mengangkat kepala
3. Kepala terangkat ke atas
4. Duduk kepala tegak
5. Menumpu badan pada kaki
6. Dada terangkat menumpu satu lengan
7. Membalik
8. Bangkit kepala tegak
9. Duduk tanpa pegangan
10. Berdiri tanpa pegangan
11. Bangkit waktu berdiri
12. Bangkit terus duduk
13. Berdiri 2 detik
14. Berdiri sendiri
15. Membungkuk kemudian berdiri
16. Berjalan dengan baik
17. Berjalan dengan mundur
18. Lari
19. Berjalan naik tangga
20. Menendang bola ke depan
21. Melompat
22. Melempar bola, lengan ke atas
23. Loncat
24. Berdiri satu kaki 1 detik
25. Berdiri satu kaki 2 detik
26. Melompat dengan satu kaki
27. Berdiri satu kaki 3 detik
28. Berdiri satu kaki 4 detik
29. Berjalan tumit ke jari kaki
30. Berdiri satu kaki 6 detik

IV. Cara Mengukur Perkembangan Anak dengan DDST
Pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa setiap kali skrining biasanya hanya berkisar antara 20-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 15-20 menit saja
a. Alat yang Digunakan
1. Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning-hijau- biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan pensil.
2. Lembar formulir DDST
3. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara menilainya.
b. Prosedur DDST terdiri dari dua tahap, yaitu:
1. Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3 – 6 bulan, 9 – 12 bulan, 18 – 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.
2. Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama kemudian dilarutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

c. Penilaian
Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis, yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable).
1. Abnormal
- Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
2. Meragukan
- Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
- Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
3. Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
4. Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.
Agar lebih cepat dalam melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap pra skrining dengan menggunakan :
1. DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas (sehingga seluruhnya ada 12 tugas) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap.
2. PDQ (Pra-Screening Development Questionnaire)
Bentuk kuisioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA ke atas dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10 pertanyaan pada kuisioner yang sesuai dengan umur anak. Kemudian dinilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan dan pada kasus yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap. (Soetjiningsih, 1998)

V. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh-kembang anak, yaitu:
1. Faktor Genetik
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom Down, sindrom Turner yang disebabkan oleh kelainan kromosom.
2. Faktor Lingkungan
a. Faktor Lingkungan Pra natal, antara lain:
- Gizi ibu pada waktu hamil
- Mekanis (trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin)
- Toksin / zat kimia (zat teratogen: obat-obatan teralidomide, pkenitoin, methadion, obna-obat anti kanker)
- Endokrin (defisiensi hormon somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin)
- Radiasi
- Infeksi (Torch, Varisela, Coxsakie, Echovirus, Malaria, Lues, HIV, polio, campak, teptospira, virus influenza, virus hepatitis)
- Stres
- Imunitas
- Anoksia embrio

b. Faktor Lingkungan Post Natal, yaitu :
1. Lingkungan Biologis, antara lain: Ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon.
2. Faktor Fisik, antara lain: cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah, radiasi.
3. Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak-orang tua.
4. Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, angaran, dll. (Soetjiningsih, 1998)

VI. Stimulasi dasar atau kebutuhan dasar untuk tumbuh-kembang yang diberikan Ibu pada anak
Secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar, yaitu:
1. Kebutuhan Fisik – Biomedis (“ASUH”)
- Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting
- Perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit.
- Papan/pemukiman yang layak.
- Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan
- Sandang
- Kesegaran jasmani, rekreasi.
2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (“ASUH”)
- Kebutuhan hubungan ibu dan anak
- Emosi
- Psikososial
- Kasih sayang
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (“ASUH”)
- Kecerdasan - Kreativitas - Moral – Etika
- Ketrampilan - Agama - Produktivitas
- Kemandirian - Kepribadian - dsb.
Stimulasi yang diberikan tenaga profesional, meliputi:
1. Fisioterapi
2. Terapi okupasi
3. Terapi wicara
4. Terapi bermain
5. Terapi pijat
6. Latihan persepsi motorik
7. Psikoterapi
8. Edukasi
Stimulasi yang diberikan orang tua dan tenaga profesional berupa stimulasi sensori yang terintegrasi meliputi:
1. Penglihatan
2. Pendengaran
3. Proprioseptif raba
4. Sentuhan
5. Keseimbangan


PENGKAJIAN TINGKAT KECEMASAN

1. Perasaan cemas: Skor : … (0-4)
Firasat/mimpi buruk
Takut akan pikiran sendiri
Mudah tersinggung

2. Ketegangan: Skor : … (0-4)
Merasa tegang
Lesu
Mudah terkejut
Tidak dapat tidur dengan nyenyak
Mudah menangis
Gemetar
Gelisah

3. Ketakutan: Skor : … (0-4)
Pada gelap
Ditinggal sendiri
Pada orang asing
Pada binatang besar
Pada keramaian lalu lintas
Pada kerumunan banyak orang

4. Gangguan tidur Skor : … (0-4)
Sukar memualai tidur
Terbangun malam hari
Tidak pulas
Mimpi buruk
Mimpi yang menakutkan

5. Gangguan kecerdasan: Skor : … (0-4)
Daya ingat buruk
Sulit konsentrasi
Sering bingung

6. Perasaan depresi: Skor : … (0-4)
Kehilangan minat
Sedih
Bangun dini hari
Berkurangnya kesukaan pada hobi
Perasaan berubah-ubah sepanjang hari

7. Gejala somatik: Skor : … (0-4)
Nyeri otot
Kaku otot
Kedutan otot
Gigi gemeretak
Suara tak stabil




8. Gangguan sensorik: Skor : … (0-4)
Telinga berdengung
Penglihatan kabur
Muka merah dan pucat
Merasa lemah
Perasaan ditusuk-tusuk

9. Gejala kardiovaskuler: Skor : … (0-4)
Denyut nadi cepat
Kekuatan denyut nadi meningkat
Berdebar-debar
Nyeri dada
Rasa lemah seperti mau pingsan
Detak jantung hilang sekejap

10. Gejala pernapasan: Skor : … (0-4)
Rasa tertekan di dada
Perasaan tercekik
Merasa napas pendek/sesak
Sering menarik napas panjang

11. Gejala gastrointestinal: Skor : … (0-4)
Sulit menelan
Mual muntah
Berat badan menurun
Konstipasi/sulit buang air besar
Perut melilit
Gangguan pencernaan
Nyeri lambung
Rasa panas di perut
Perut terasa penuh/kembung

12. Gejala urogenitalia: Skor : … (0-4)
Sering kencing
Tidak dapat menahan kencing
Amenorhoe/menstruasi tidak teratur (khusus pada WUS)
Frigiditas/penurunan libido

13. Gejala vegetatif/otonom: Skor : … (0-4)
Mulut kering
Muka kering
Mudah berkeringat
Pusing/sakit kepala
Bulu roma merinding

14. Apakah klien merasakan … Skor : … (0-4)
Gelisah
Tidak tenang
Mengerutkan dahi
Muka tegang
Tonus/ketegangan otot meningkat
Napas pendek dan cepat
Muka merah

________________________________________

Keterangan:
- Skor setiap item (item 1-14):
0 = tidak ada (tidak ada gejala sama sekali)
1 = ringan (satu dari option yang ada)
2 = sedang (separuh dari option yang ada)
3 = berat (lebih dari separuh option yang ada)
4 = sangat berat (semua option yang ada)
- Tingkat kecemasan:
Skor ≤ 5 = tidak ada kecemasan
Skor 6 – 14 = kecemasan ringan
Skor 15 – 27 = kecemasan sedang
Skor ≥ 28 = kecemasan berat


Apakah anda tahu tentang TERAPI CAIRAN DAN TRANFUSI?

I. Cairan Preoperatif
Cairan yang diberikan pada pasien – pasien yang akan mengalami tindakan operasi, dan juga merupakan cairan pengganti puasa.
Contoh : Pasien dengan BB 60 kg, dan pasien tersebut puasa selama 8 jam, cara menghitung cairan pengganti puasa adalah sebagai berikut:
Rumus : =
: 50 cc x 60 kg BB = 3000 cc/24 jam
Kebutuhan / Jam adalah : 125 x 8 jam puasa = 1000 cc/8 jam.
II. Cairan Durante Operasi
1. Mengganti cairan maintenance operasi
Pedoman :
Operasi ringan : Ringan 4 cc/kgBB/Jam
Sedang 6 cc/kgBB/Jam
Berat 8 cc/kgBB/Jam
Cairannya adalah ringer lactat.
2. Mengganti cairan akibat pedarahan.
Pedoman :
Catat :
2.1. Perdarahan yang tertampung.
2.1.1. Botol penampung dari suction
2.1.2. Kasa atau sejenisnya
2.1.3. Ceceram dilapangan operasi
2.2. EBV penderita dan prosentase perdarahan
Cairan pengganti :
2.1.1. Kristaloid
2.1.2. Koloid
2.1.3. Darah
3. Contoh menghitung cairan maintenance dan pedarahan
Seorang Px ♂ dating dengan diagnosa Fraktur Femur Dextra dan akan dilakukan operasi pleting femur dextra.
BB. 70 kg, TD. 90/70 mmHg, Nadi. 100x/m.
Contoh menghitung cairan durante maintenance operasi.
Rumus :
: 70 x 6 = 420 cc / jam.
Jika operasi selama 3 jam berarti kebutuhan cairan maintenance adalah 420 cc x 3 jam = 1260 cc selama 3 jam operasi.
4. Contoh menghitung cairan pengganti perdarahan.
Rumus EBV : kgBB x EBV =
: 70 x 70 = 4900 ml.EBV
Perdarahan : 10% = 490 cc
20% = 980 cc
30% = 1470 cc
40% = 1960 cc
Jika perdarahan 10% berarti kita berikan cairan fristaloid yaitu 2 – 4 x pemberian.
Jika perdarahan > 20% kita berikan cairan koloid dan darah 1 x pemberian.
Apabila operasi selama 3 jam, perdarahan 40 % cara menghitung maintenance dan perdarahan adalah sebagai berikut.
- Operasi sedang
70 x 6 = 420 cc/Jam x 3 jam = 1260 cc cairan RL/PZ
- Perdarahan 40% berikan koloid / dara 1 x pemberian jadi perdarah 1960cc. Berarti berikan koloid 1960cc atau darah 1960cc.
Jadi cairan maintenance di tambah perdarahan selama berapa jam operasi yaitu 1260cc RL/PZ + 1960cc Coloid/darah.
III. Cairan Post Op.
1. Kebutuhan elektrolit anak dan dewasa
Natrium 2 – 4 Meg/kgBB
Kalium 1 – 2 Meg/kgBB
2. Kebutuhan kalori basal
Dewasa berdasarkan berat badan
Rumus : BB (kg) x 20 – 30 :
Anak bedasarkan umur
Contoh : BB 60 kg.
Kebutuhan Natrium 2 – 4 Meg x 60 = 120 – 240 Meg.
Kalium 1 – 2 Meg x 60 = 60 – 120 Meg.
Kalori 20 – 30 Meg x 60 = 1200 – 1800 Kalori.
Cairan RL Natrium 130 Meg/L, dengan BB 60 Kg berarti kebutuhan cairan Post Op. 24 Jam adalah : RL : 1500 cc
24 Jam
: DS% : 1500 cc
KESIMPULAN
1. Terapi cairan, pre Op. Durante, Post Op. adalah terapi cairan yang utama dalam pembedahan


Yang perlu anda tahu tentang GASTROINTESTINAL SYSTEM/ sistem pencernaan

Saluran panjangnya sekitar 9 m( Mulut- Anus).
Lumen GI memiliki lapisan mukosa, submukosa, lapisan otot.
Sistem GI dan organ accesoris  darah sekitar 25 – 30 % dari cardiac out put.
Saraf  melibatkan saraf autonom saraf parasimpatis dan simpatis.
Fungsi GI :
Tarnsport air dan makanan.
Cerna makanan secara mekanik dan kimia,
absorbsi nutrien  Sistem KardioVaskular.
Mengeluarkan produk sisa.

A. Mulut
Tempat pencernaan pertama kali.
Mekanik terjadi pengunyahan makanan.
Secara kimia  sekresi saliva yang berisi enzim amilase dan ptialin.

B. Esophagus
organ silindris, pj : 25 cm dan diameter 2 cm.
Lapisan
Mukosa : sel epitel, sifatnya alkali.
Sub mukosa :  sel  sekresikan mukus.
Otot : terdiri dari otot longitudinal dan otot sirkular. 1/3 bagian atas terdiri dari otot rangka dan 2/3 bagian bawah otot polos.
Memiliki 2 spinter yaitu atas ( Krikopharingeus) dan spinter bawah.
Saraf simpatis dan saraf parasimpatis(N. vagus)
Fungsi antar bolus ke lambung(stomach)


C. Stomach/gaster
Letak menyilang dari sisi kanan kiri abdomen.
Panjang 25 cm lebar 10 cm, kapasitas 1-2 liter.
Memiliki bagian bagian:
Cardia, fundus, body, pylorus.
Memiliki spinter cardia, spinter pylorus yang mencegah refluk chyme.
Fungsi lambung:
Reservoir makanan/bolus.
Mengolah dan mengaduk makanan/bolus menjadi chyme
Mengatur aliran chyme ke usus kecil
Mensekresikan cairan lambung yang terdiri dari HCL, air, mukus, enzim pepsin dan lipase, faktor intrinsik. Produksi dan sekresi cairan lambung sekitar 2 – 3 liter / hari.


Mekanisme Sekresi Cairan Lambung ada 3 fase yaitu :
1. Fase Cephalik
Terjadi pada saat sebelum makanan masuk lambung.
Distimulasi oleh sensasi rasa, bau, dan mengunyah makanan  lambung mensekresikan HcL, Pepsin, dan mukus.


2. Fase Gastrik
Mulai adanya bolus dilambung.
Dinding lambung mensekresikan hormon gastrin sebagai respon dariadanya mekanik dan kimia makanan.



3. Fase Intestinal
Dimulai oleh gerakan chyme dari lambung ke usus halus(duodenum).
Distensi usus halus menimbulkan reflek enterogastrik.
Keadaan chyme yang asam(Ph

D. Usus Halus
Panjang sekitar 4 – 6 meter dengan diameter proximal 2,5 cm.
Dapat dibedakan  duodenum, jejunum dan illium.
Lapisan usus halus : serosa(luar), otot(longitudinal, sirkular), sub mukosa, mukosa( villi unit absorbsi).
Terdapat muara saluran empedu(ductus koledukus), ductus santorini.
S Parasimpatis  sekresi kelenjar& motilitas.
S.Simpatis  motilitas, me’hantarkan nyeri.

Sirkulasi darah:
Arteri mesenterika superior
Arteri gastroduodenal
Arteri pancreatic duodenal
Vena mesenterika superior  vena Porta.

Fungsi usus halus:
Pencernaan mekanik dan kimiawi  gerakan mencampur chyme dengan sekresi dari pankreas, hepotobiliar, dan usus. Juga mendorong isi usus ke usus besar.
Absorbsi dari hasil pencernaan karbohidrat, protein dan lemak.
Absorbsi air, mineral, vitamin

Tempat Absorbsi
Duodenum : Besi, Kalsium, asam folat, lemak, gula dan asam amino.
Jejunum : Gula dan asam amino.
Illium : Vit B12, garam empedu.

HORMON SALURAN GASTROINTESTINAL
1. H. Gastrine
Sumbernya mukosa lambung.
Efek merangsang gerakan lambung sekresi Hcl

2. H. Scretin
Sumbernya duodenum
Efeknya merangsang sekret pankreas dan empedu.

3. H. Pancreozymin
Sumber duodenum
Efek merangsang stimulasi enzim pankreas dan empedu.

4. Cholesistokinin
Sumber duodenum
Merangsang sekresi cairan pankreas.



ENZIM-ENZIM PENCERNAAN
1. Enzim amilase
Sumber kelenjar saliva
Efek mengubah tepung menjadi maltosa
2. Pepsin Gastric(Protease)
Sumber dari lambung.
Mengubah protein menjadi polipeptida.
3. Lipase gastric
Sumber dari lambung
Mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
4. Empedu
Sumber Hepar,fungsi mengelmusikan lemak.
5. Tripsin
Sumber pankreas
Mengubah protein dan polipeptida menjadi polipeptida dan asam amino.
6. Maltose
Sumber diusus berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
E. Usus Besar
Lumen otot panjangnya sekitar 2 m, diameter 5 cm.
Dapat dibedakan menjadi
Cecum : terdapat katub illeosekal dan apendik
Colon : Colon asenden, Colon tranversal, colon desenden dan colon sigmoid.
Rectum
Colon mampu mensekresikan mukus untuk memproteksi mukosa dari kandungan fecal.
Dipersarafi: Saraf autonom  s simpatis  menghambat sekresi, konstriksi dan rangsangan spinter rectum. S parasimpatis  meningkatkan sekresi.

Fungsi usus besar :
pencernaan mekanik
absorbsi air  2 liter/hari, elektrolit. Bila terdapat kelebihan ambang nilai  diare.
Membentuk vit K dan vit B melalui proses pembusukan oleh bakteri. Hasil lain dari fermentasi ini adalah gas, yaitu sekitar 1 liter gas /hari  menjadi flatus. Selain hasil akhir dikeluarkan melalui feses juga diabsorbsi dan dikeluarkan melalui urine.
Sebagai penampung feses  kolon sigmoid.

F. Hepar
memiliki 2 lobus, lobus kanan dan kiri.
Terletak dikuadran kanan atas.
Terdiri unit fungsional  lobus hepar. Jaringan konektif  Capsula.
Sirkulasi : arteri hepatika, vena porta, vena hepatika.
Memiliki kantung empedu sebagi reservoir empedu.
Fungsi hepar :
ada 400 fungsi  dapat dibedakan menjadi 3 yaitu penyimpanan, proteksi dan metabolisme.
Penyimpanan : mineral dan vitamin  Besi, magnesium, vit B 12, asam folat, B 6, Niacin, vit ADEK.
Proteksi: Memfagosit kuman dan bakteri  oleh sel Kuffer.
Metabolisme :
Pemecahan protein, asam amino  amoniak & Urea ginjal.
Metabolisme Ha, asam lemak, trigliserida.
Mensekresikan empedu  cerna lemak dalam usus halus. Empedu terdiri dari garam empedu, kolesterol, fosfolipide, air, elektrolit dan pigment empedu(billirubin). Empedu dialirkan ke usus halus melalui spinter Oddi.

G. Pankreas
Organ ramping  panjang 20 cm, lebar 3-5 cm
Memiliki 2 saluran :
Ductus Wirsung  ductus pancreas
Ductus Santorini ke duodenum.
Stimulasi pankreas dari nervus Vagus mengontrol sekresi pada fase cephalik dan gastrik.
Nervus splanichnic mengontrol nyeri.
Fungsi :
Kelenjar eksokrin enzim pencernaan.
Kelenjar endokrin  Hormon insulin, glukagon.

Sumber
1. Donna, Ignata, 1992, Medical Surgical Nursing, a Nursing Proccess Approach, WB. Sounders, Philadelphia,
2. Lewis, et all, 2000, Medical Surgical Nursing, Asseement and Management of Clinical Problems, Mosby, Inc, Baltimore.
3. Dolan’s, 1996, Critical Nursing Care: Clinical management Through the Nursing Process, FA.Davis Company, Philadelphia.


KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM)


“ Konsep Manusia dan Kebutuhan Dasar “

Manusia adalah satu dari sekian banyak mahluk ciptaan tuhan yang diberikan banyak kelebihan dari mahluk yang lain. Manusia adalah mahluk yang utuh dan unik. Sebagai mahluk yang utuh manusia terdiri dari bio psiko sosio dan spiritual.
Manusia adalah terdiri dari satu kesatuan yang merupakan karakteristik dan berakal, memiliki sifat-sifat yang unik yang ditimbulkan oleh berbagai macam-macam kebudayaan.
Dikatakan unik karena manusia memiliki beragai macam perbedaan dengan setiap manusia lain, mempunyai cara yang berbeda dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Manusia sebagai mahluk individu, dimana manusia perbedaan dengan manusia lain dalam salah satu atau beberapa segi meliputi bio- psiko sosio dan spiritual.

1. Manusia sebagai mahluk biologis
Manusia adalah mahluk hidup yang lahir, tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan. Sebagai mahluk biologi manusia memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Manusia merupakan susunan sel-sel yang hidup yang membentuk satu jaringan dan jaringan akan bersatu membentuk organ dan system organ. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya manusia dipengaruhi oleh berbagai macam factor meliputi :
1). Faktor lingkungan, meliputi idiologi, politik, ekonomi, budaya, agama.
2). Faktor social, sosialisasi dengan orang lain
3). Faktor fisik : geografis, iklim/cuaca.
4). Factor fisiologis : system tubuh manusia
5). Faktor psikodinamik : kepribadian, konsep diri, cita-cita.
6). Spiritual : pandangan, motivasi, nilai-nilai.
b. Tunduk terhadap hukum alam
c. Memiliki individu
2. Manusia sebagai mahluk psikologis
a. Memiliki struktur kepribadian yang terdiri dari id, ego dan super ego
b. Dipengaruhi perasaan dan kata hati
c. Memiliki daya pikir dan kecerdasan
d. Memiliki kebutuhan psikologis agar pribadi dapat berkembang
e. Memiliki kepribadian yang unik

3. Manusia sebagai mahluk social
Manusia membutuhkan manusia lain didalam menjalani kehidupannya. Ciri-ciri mahluk sosial adalah :
a. Sebagai mahluk yang tidak dapat lepas dari orang lain manusia memiliki cipta (kemampuan untuk melakukan sesuatu), rasa (perasaan), dan karsa (tujuan).
b. Manusia hidup dalam kelompoknya (keluarga, masyarakat), manusia suci bagi manusia lain (Homosacra Res Homonim), dan engkau adalah aku (Tat Twan Asi)
c. Manusia selalu bersosialisasi, berhubungam, menyesuaikan diri, saling mencintai, menghormati, dan saling menghargai manusia lain dari masa kanak-kanak sampai dengan meningal dunia.
4. Manusia sebagai mahluk spiritual
Manusia diciptakan oleh Allah SWT, dalam bentuk yang sebaik-baiknya, memiliki jiwa yang sempurna, untuk menjadi khalifah dibumi. Bukti manusia mahluk spiritual :
a. Memiliki keyakinan dan kepercayaan
b. Menyembah tuhan

Konsep atau pemahaman tentang manusia perlu di tanamkan kepada para perawat karena pada saat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya perawat akan berhadapan dengan manusia yang utuh dan unik sebagai individu. Perawat harus menggunakan pendekatan yang komprehensif dalam mengidentifikasi kebutuhan pasien atau dalam upaya mengembangkan potensi pasien serta menolongnnya dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar.
Pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan yang sama tetapi adakalanya suatu kebutuhan lebih penting bagi seseorang dari pada kebutuhan lainnya begitu pula dengan bagaimana cara memenuhinya. Artinya betapapun arif dan bijaksanannya ataupun bagaimana kerasnya usaha perawat ia tidak mungkin pernah bisa menyelami atau memenuhi segala sesuatu yang diperlukan oleh klien dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini disebabkan pengetahuan manusia untuk mengetahui kebutuhan orang lain sangat terbatas, namun demikian perawat dapat melakukan beberapa hal untuk dapat mengetahui kebutuhan klien, antara lain :
Menciptakan rasa kekeluargaan dengan klien
Berusaha mengerti maksud klien
Peka terhadap ekspresi non verbal klien
Mendorong kliebn mengekspresikan perasaannya
Berusaha mengenal dan menghargai klien.
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow
A. Maslow menyusun kebutuhan dasar manusia secara hirarkhi, dimana kebutuhan fisiologis diletakan sebagai kebutuhan yang paling dasar.
1. Kebutuhan fisiologis
Udara segar (O2), air (H2O) dan elektrolit, makanan, pengeluaran zat sisa, tidur, istirahat, latihan, kebersihan dan seksual.
2. Kebutuhan rasa aman
Perlindungan dari udara panas/dingin, cuaca jelek, kecelakaan, infeksi, alergi, terhindar dari pencurian dan mendapatkan perlindungan hukum.
3. Kebutuhan akan cinta, dicintai dan mencintai
Mendambakan kasih saying, ingin dicintai individu/kelompok dan lain sebagainya.
4. Kebutuhan harga diri
Dihargai dalam pekerjaan, profesi, kecakapan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
5. Kebutuhan aktualisasi diri
Kepuasan bekerja sesuai dengan potensi dan dilaksanakan dengan senang hati serta jika berhasil mendapat pengakuan orang lain.

Actualization Need

Self Esteem Need
Love Need
Kebutuhan Rasa Aman

Kebutuhan Fisiologis

Manusia Sebagai Sistem
Manusia merupakan system terbuka, dimana manusia adalah mahluk yang dinamis, belajar mengembangkan diri, selalu berinteraksi dengan alam dan lingkungannya, serta saling mempengaruhi satu sehingga mengalami perkembangan bio psiko sosio dan spiritual. Tujuan utama manusia sebagai sebuah system terbuka adalah :
1. Manusia mampu pertahan hidup di dunia dan berusaha mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
2. Manusia dapat menempatkan diri di dalam lingkungannya dalam segala situasi dan bertahan untuk dapat tetap dalam keadaan sehat.
3. Derajat kesehatan ditentukan oleh kemampuan manusia dalam menerima segala pengaruh baik dari dirinya (dalam) ataupun dari orang lain (luar)

Konsep manusia sebagai system tertutup kurang dapat diterima/kurang memuaskan, karena system tertutup memandang manusia adalah mahluk yang statis, tidak dapat berkembang dalam menjalankan aktifitas kehidupannya serta dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi manusia dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar adalah :
1. Umur dan tingkat perkembangan
2. Sex
3. Status kesehatan
4. Social budaya
5. Status ekonomi
6. spiritual
7. Emosi

Homeostasis dan equilibrium
Homeostasis adalah pemeliharaan kesatuan, stabilitas dan ketetapan fungsi tubuh. Konsep homeostasis menjelaskan bagaimana tubuh berusaha memerangi penyakit untuk memelihara ketetapan lingkungan didalamnya. Homeostatis berfungsi sebagai system terbuka dimana manusia berupaya untuk tetap memelihara stabilitas dan ketetapan dalam dirinya karena manusia adalah sebagai subjek terhadapa segala pengaruh dan tantangan yang ada pada dirinya.
Konsep homeostatis telah digunakan oleh berbagai macam fungsi organ tubuh secara fisiologis. Menurut Cannon tujuan homeostatis adalah kebebasan, yaitu bahwa dari detik ke detik manusia bebas tidak memperhatikan proses-proses tubuh dalam memelihara keseimbangan asam-basa, cairan, makanan sel dan lain-lain.
Equilibrium merupakan proses keseimbangan yang terjadi akibat adanya proses adaptasi manusia terhadap kondisi yang akan menyebabkan sakit. Proses menjaga keseimbangan dalam tubuh manusia terjadi secara dinamis dimana manusia berusaha menghadapi segala tantangan dari luar sehingga keadaan seimbang dapat tercapai.
Apabila manusia tidak mampu menghadapi pengaruh dari luar maka pada dirinya akan terjadi suatu ketidak seimbangan dan manusia dikatakan dalam keadaan sakit, sebagai gambaran dapat dilihat pada rentang sebagai berikut :
Keseimbangan lingkungan

Ketidak seimbangan/kelemah
Immune
Genetic
Need
Budaya
Tujuan dan emosi

Biologis
Fisik (iklim, suhu)
Zat kimia
Mekanis (polusi)
Social

Sakit/Sehat

Steady State atau homeostasis akan terancam apabila tubuh tidak dapat menjaga kesimbangan yang dinamis, fungsinya akan rusak dan mekanisme fisiologis berubah menjadi mekanisme patofisiologi. Mekanisme patofisiologi akan menyebabkan penyakit dan akan tetap aktif selama sakit, disini penyakit adalah ancaman dari homeostasis dimana terjadi variasi abnormal dari struktur dan fungsi setiap bagian tubuh. Mekanisme koping merupakan proses penyesuaian yang berlangsung terus menerus dalam tubuh untuk memelihara keseimbangan dinamis, proses ini diatur oleh system syaraf otonom dan system endokrin dan pengontrolannya dengan umpan balik negatif.
Implikasi keperawatan yang dapat diambil adalah, penting bagi perawat untuk memahami titik intervensi optimal dalam memelihara kesehatan saat mekanisme kompensisi seseorang masih berfungsi.

Kecerdasan emosional Perawat
Integritas perawat
Self Awarness
Kebutuhan Dasar Menurut Kreagel

STRESS dan ADAPTASI
Oleh : Dafid Arifiyanto

Stress
A. Pengertian
Hans Selye (1956) mendefinisikan stress sebagai respon nonspesifik tubuh terhadap setiap kebutuhan tanpa memperhatikan sifatnya. Respon tubuh tersebut merupakan satu seri reaksi fisiologis yang disebut General Adaptasi Sindrom (GAS).
Lazarus dan Folkman (1994) mendefinisikan stress psikologis sebagai hubungan khusus antara seseorang dengan lingkungan yang dihargai oleh orang tersebut sebagai pajak terhadap sumber dayanya dan membahayakan kemampuannya.
Stress adalah keadaan yang dihasilkan oleh perubahan lingkungan yang diterima sebagai suatu hal yang menantang, mengancam atau merusak keseimbangan atau ekuilibrium dinamis seseorang. Perubahan atau stimulus yang membangkitkan keadaan stress disebut stresor. Sifat stressor sangat berbeda-beda, kejadian, atau perubahan yang dapat menimbulkan stress pada seseorang. Seseorang akan berusaha menghindari atau mengatasi stress dengan mengubah situasi dengan tujuan yang diingginkan sampai tercipta keadaan adaptasi.. mekanisme ini disebut stress koping yaitu suatu kompensasi dengan mekanisme fisiologis dan psikologis.

B. Penyebab
Penyebab stress dapat berasal internal dan eksternal yang bersifat bersifat fisik, fisiologis, psikososial dan spiritual.
Eksternal stressor :
Stressor fisik dapat berupa perubahan suhu panas atau dingin dan agen kimia, model tempat tidur, alat tenun dan kebersihannya serta tidak adanya bel.
Stresor psikologis berupa reaksi emosi, takut atau kegagalan dalam mencapai tujuan, suara, sikap tenaga kesehatan.
Stresor social (ekonomi) berupa penolakan, kemiskinan, hubungan klien dengan keluarga, jam berkunjung, dan informasi.
Internal stressor :
Perubahan fisiologis yang tampak melalui tanda dan gejala (nyeri, kelelahan)
Proses pemeriksaan seperti rontgent, ct scan yang mengunakan sesuatu alat yang asing dipikiran klien.
Proses perawatan seperti tindakan pemberian obat parenteral, prosedur invasive.
Penilaian klien terhadap penyakit dan lingkungan.
Stresor transisional berupa pertumbuhan dan perkembangan, melahirkan, perkawinan.

C. Manifestasi Klinis
1. Reaksi fisiologis
a. Pelebaran pupil untuk meningkatkan persepsi visual
b. Peningkatan keringat untuk mengontrol kenaikan suhu tubuh berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
c. Nadi meningkat
d. Kulit teraba dingin karena knnstriksi perifer sebagai efek norepineprin
e. Tekanan darah meningkat
f. Frekuensi dan kedalaman pernapasan meningkat
g. Urine menurun
h. Mulut kering
i. Ketegangan otot
j. Dan lain-lain
2. Psikososial
a. Reaksi yang berorientasi kepada ego ( ego defens mekanisme )
· Denial
· Projeksi
· Regrsi
· Displacement
· Isolasi
· Supresi
b. Reaksi verbal dan motorik
· Menangis, menurunkan perasaan tegang terhadap situasi yang menyakitkan, menyedihkan dan menyenagkan.
· Tertawa
· Berteriak, respon terhadap ketakutan, frustasi atau marah.
· Mencerca, diarahkan kepada sumber stress, dapat meningkatkan stressor jika sumber stress melakukan konfrontasi.
· Memukul dan menendang, respon spontan terhadap ancaman fisik.
· Menggenggam dan meremas, respon keadaan tegang, menyakitkan atau sedih.


c. Reaksi yang berorientasi pada penyelesaian masalah
Koping ini melibatkan proses kognitif afektif dan psikomotor.
· Berbicara dengan orang lain
· Mencari tahu lebih banyak tentang situasi
· Meningkatkan kegiatan ibadah
· Melakukan latihan penanganan stress (pernapasan, meditasi)
· Membuat alternatif pemecahan masalah (compromi)
· Belajar dari pengalaman masa lalu.
Selain koping pada diri individu, koping keluarga juga dapat membantu klien menghadapi stressor karena keluarga merupakan system pendukung yang paling dekat dengan klien.
· Mencari dukungan social.
· Reframing, mengkaji ulang kejadian stress sehingga dapat mendalami untuk menangani dan menerimannya.
· Mencari dukungan spiritual (berdoa, perkumpulan peribadatan).
· Menggerakan keluarga untuk mendapat dan menerima bantuan.
· Penilaian secara pasif (diam, nonton tv).

D. Dampak stressor dapat dipengaruhi oleh beberapa factor :
1. Sifat stresor
apa arti sebuah stressor bagi klien ?, stressor yang sama memberikan arti yang berbeda bagi seseorang. Luka diwajah seorang aktris menjadi stressor yang berat dibanding orang biasa seperti saya.
2. Jumlah stresor
Pada waktu yang bersamaan seseorang memiliki beberapa atau banyak stressor yang harus dihadapi, sehingga stressor yang kecil dapat menjadi berat.
3. Lama pemajanan terhadap stressor
Semakin lama seseorang terpapar stressor maka orang tersebut mengalami penurunan kemampuan dalam mengatasi masalah karena kelelahan.
4. Pengalaman masa lalu
Pengamlaman klien masa lalu seseorang mempengaruhinya dalam menghadapi stressor. Seorang klien yang mendapatkan perlakuan yang kurang baik oleh perawat maka ketika sakit dan harus dirawat kembali akan bertambah cemas.
5. Tingkat perkembangan
Menikah pada seorang yang masih remaja berbeda rekasinya dengan seseorang yang telah dewasa (tergantung kesiapannya).
Adaptasi
A. Pengertian
Adaptasi adalah suatu proses yang konstan dan berklanjutan yang membutuhkan perubahan dalam hal struktur, fungsi dan perilaku sehingga sesorang lebih sesuai dengan suatu lingkungan tertentu.
Beradaptasi berarti mendapatkan persepsi, perilaku dan lingkungan yang berubah sehinga tercapai keseimbangan. Namun demikian hasil akhir adaptasi tergantung pada tingkat tingkat kesesuaian antara ketrampilan dan kapasitas seseorang dan sumber dukungan sosialnya disatu sisi dan jenis tantangan atau stressor yang dihadapi disisi lain.

B. Respon fisiologis Stres
1. Interprestasi stimuli oleh otak
Respon fisiologis terhadap streseo merupakan mekanisme protektif dan adaptif untuk memelihara homeostasis dalam tubuh. Dalam proses stress, stressor akan diterima oleh impuls aferen yang ditangkap oleh organ pancaindera dan penmgindera internal ( baroreseptor, kompreseptor )m ke teruskan ke pusat syaraf di otak. Stressor diterima oleh pusat yang berbeda mulai dari korteks kebatang otak, yang pada akhirnya menyampaikan informasinya kehipotalamus.respon terhadap persepsi stress diintegrasikan di hipotalamus, yang kemudian melakukan koordinasi penyesuaian untuk mencapai keseimbangan.
Hipothalamus mengintegrasikan mekanisme syaraf otonom yang memelihara kesetabilan kimia lingkungan internal tubuh. Hypothalamus dan system limbic mengatur emosi dan memelihara kegiatan visceral (makan, minum, pengaturan suhu, reproduksi, pertahanan dan agresi)
2. Respon neuroendokrin
a. Respon system saraf simpatis
Respon system saraf simpatis bekerja sangat singkat dan cepat. Norepineprin akan dikeluarkan menuju ujung-ujung syaraf pada organ yang dituju sehinga mengakibatkan peningkatan fungsi organ fital dan perangsangan tubuh secara umum. Peningkatan frekuensi jantung (kontraksi), vasokonstriksi perifer, dan kedua haltersebut menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Pada keadaan stress akan terjadi peningkatan pemecahan lemak untuk mendapatkan sumber energi yang siap pakai (glukosa) yang akan digunakan selama tubunh mencoba beradaptasi/mengatasi dengan stress.
b. Respon simpatis adrenal-medular
Stimulasi kelenjar adrenal akan merangsang dikeluarkannya epineprin dan nor epineprin menuju aliran darah. Efek hormon ini akan memperlambat dan memperlama reaksi awalnya. Epineprin dan norepineprin akan meningkatkan system metabolic dan peningkatan kadar glukosa darah, peningkatan ketegangan otot, meningkatkan ventilasi dan peningkatan koagulabilitas darah. Respon ini disebut reaksi fight or flight.
c. Respon hypothalamus-pituitari
Hipothalamus mensekresi CRH (cortikotropin realizing hormon), yang bakan menstimulasi pituitary anterior untuk melepaskan ACTH dimana ACTH akan menstimulasi pengeluaran glukokortikoid terutama kortisol. Kortisol berperan menstimulasi katabolisme protein, melepaskan asam amino, menstimulasi ambilan asam amino oleh hepar dan merubahnya menjadi glukosa dan menghinbisi ambilan glukosa oleh berbagai sel tubuh terutama selain jantung dan otak.
Aksi katekolamamin juga akan brepengaruh terhadap dikeluarkannya hormon korteks adrenal, ADH dan Aldosteron akan menyebabkan retensi air dan natrium, yang merupakan mekanisme adaptif jika terdapat perdarahan atau kehilangan cairan melalui keringat yang berlebihan.
Perawat bahagiahttps://blogger.googleusercontent.com/tracker/5165225647869177980-297219546125952302?l=dafid-pekajangan.blogspot.com


 
© 2010-2012 My Documentku