Home » , » Asuhan keperawatan maternitas pada Ketuban pecah dini

Asuhan keperawatan maternitas pada Ketuban pecah dini

TINJAUAN TEORI A.PENGERTIAN

                   Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartum yaitu bila pembukan pada prmi kurang dari 3 cm dan pada multi para kurang dari 5 cm (mochtar,1998)

                   Ketuban pecah dini adalah pecanya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalian (Manjoer.arif,1999)

                   Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan dari vagina setelah kehamilan berusia 22mminggu, pecak kertuban terjadi pada kehammian preterem sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterem.(sarwono,2002)

                   Ketuban pecah dini adalah ketuban pecah sppontan dan tidak diikuti tanda-tanda persalinan (1-10,15), ada teori yang menghitung beberapa jam (9,11,12) atau 6 jam sebelum inpartum.(manuaba,2001)

                   Kesimpulan dari beberapa pengertia diatas ketuban pecah diani adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terdapat tanda-tanda proses persalinan berlangsung dan ditunggu 1jam sebelum terjadi inpartum

B. ETIOLOGI

                   Penyebab dari ketuban pecah dini masih belum jelas, maka preventif tidak dapat dilakukan kecuali dalam usaha menekan infeksi (Muchtar,2998)

                   Faktor predisposisi ketuban pecah diani adalah infeksi genetalia, serviksin kompeten gemell, hodroamnion, disproporsi sefalopelvik (Mansjoer. Arif, 1999)

C. PATOFISIOLOGI

                   Menurut taylor dan kawan-kawan ternyata ada hubungannya dengan hal-hal berikut:

1.      Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah. Penyakit-penyakit seperti pieronetritis, sistitis,servisitis terdapat bersama-sama dengan hipermotilitas rahim

2.      Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban)

3.      Infeksi (amniotitis/korioamnionitis)

4.      Faktor0faktor lain yang menyerupai predisposisi ialah: multipara-malposisi disproprosi cervix incompeten

5.      Ketuban pecah dini artitisial (amniotomi)dimana ketuban pecah terlalu dini.

Kadang-kadang agak sulit atau meragukan kita apabila ketuban benar sudah pecah/belum, apalagi bila pembukaan kenalis servikalis belum ada/kecil

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

                   Pemeriksaan penynjang menurut Achadiat (2004) adalah:

1.      Pemeriksaan leukosit/WBC, bila >15.000/ml kemungkinan telah terjadi infeksi

2.      Ultrasonografi (USG) sangat membantu dalam menentukan usia kehamilan, letak atau persentasi janin, berat janin, letak dan gradasi plasenta serta jumlah air krtuban.

3.      Moniyor DJJ dengan fetoskoplaennec atau Doppler atau dengan melakikan pemeriksaan atau kardiotokografi ( bila usia kehamial >32 mmingu).

4.      Memeriksa adanya cairan yang berisi mekonium, verniks kassceosa, rambut lanugo/ telah terinfeksi atau berbau

5.      Inspekulo: lihat dan oerhatikan apakah memang air ketuban keluar dari kanalis servik dan apakah ada bagian yang sudah pecah

6.      Gunakan kertas lakmus

Bila menjadi biru (basa): air krtuban

Bila menjadi merah(asam): air kemih (urine)

7.      Pemeriksaan PH forniks posterior pada prom PH adalah basa air ketuban

8.      Pemeriksaan histopatologi air (ketuban)

9.      Aborization dan sitologi air ketuban

PROM berpengaruh terhadap kehamilan dan persalianan, jarak antara pecahnya ketuban dan permukaan dari persalinan disebut laten.LP: lag period, matin muda umur kehamilan makin memanjang  LP-nya, sedangkan lamanya persalinan lebih pendek dari biasanya, yaitu pada primi 10 jam dan multi 6 jam.

E. PENGARUH PROM

1. Terhadap janin

     Walaupun ibu belum enunjukka gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin sudah terkena infeksi, kareana infeksi intrauteri lebih dahulu terjadi ( amnionitis,vaskulitis).Sebelum gejala pol ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalitass dan mobilitas perinatal’

2. Terhadap janin

     Karena jalan sudah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intranatal, apa lagi bila terlalu sering  diperiksa dalam. Selain itu dapat dijumpai infeksi pelerpulatis ( nifass),peritonitis dan septicemia. Ibu akan merasa lelah Karena terbaring di tempat tidur, partus akan menjadi lama, maka suhu badan naik dan Nampak gejala-gejala infeksi.

(Mochtar,1998)

F. MANIFESTASI KLINIS

                        Menurut Mansjoer ( 2000) Achadiat (2004)manifestasi ketuban pecah dini adalah:

1.      Keluar air krtuban warna keruh. Jernih,kuning, hijau, atau kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banhyak

2.      Dapat disertai demam bila sudah terjadi infeksi

3.      Lanin mudah diraba

4.      Pada pemeriksaan dalam selaput ketuban sudah tiadak ada, air ketuban sidah kering

5.      Inspekulo: tampak air ketuban mengalir atau selaput keruban tidak ada dan air ketuban sudah kering

6.      Usia kehamilan vible (>20 minggu)

7.      Buyi jantung bisa tetap normal

G. PENATALAKSANAAN

            Menurut Avhadiat 2004 dan saifudin 2002 penatalaksanaan ketuban pecah dini adalah:

1.      Konservatif

a.       Pasien dirawat dirumah sakit

b.      Bila KPD > 6 jam, diberikan antibiotic ( golongan penisilin seperti ampisilin atau ammoksilin, atau eritrosin jika tidak tahan terhadap penisilian).

c.       Pada usia kehamilan <32-34 minggu, pasien dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai air krtuban tidak keluar lagi

d.      Pada usia kehamilan 32-34 minggu, passion dirawat selama air ketubanmasih keluar atau sampai air ketuban tifak keluar lagi

e.       Pada usia kehamilan 32-34 minggu dimana air ketuban masih tetap keluar,maka dapat dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan pada usia 35 minggu (suhu, angka, leukosit/WBC,air ketuban keruh berbau)

f.       Pada usia kehamilan 32-34 minggu dapat diberikan steroid untuk memacu pematangan paru janin serta dilakukan pemeriksaan kadar lesiein dan sfingomielin jika memungkinkan.

2.      Aktif

a.       Kehamilan  >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesaria. Dapat pula diberikan misoprostol 50 mg intravaginal tip 6 jam maksimal 4 kali.

b.      Bila tanda-tanda infeksi, berikan antibiotic dosis tinggi, dan persalinan diakhiri:

1.      Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi, jika tidak berhasil akhiri persalinan dangan seksio sesarea.

2.      Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan, partus pervagina

H. KOMPLIKASI

1. Pada Ibu     

 a. Partus lama dan infeksi

b. Atonia uteri

c. Pendarahan post partusm

d. Infeksi nifas

2. Pada Anak    

a. IUFD ( intra utei fetal death)

b. Afiksia

c. Premiaturitas

ASUHAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN

1.      Identitas pasien

2.      Perseosi dan harapan klien sehubungan dengan kehamilan

3.      Kebutuhan dasar khusus

4.      Daftar menu

5.      Riwayat kebidanan

6.      KB

7.      Riwayat antenatal

8.      Pengkajian fiisik

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Kurang pengetahuan mengenai prosedur b/d kurang informasi atau tidak mengenal informasi.

2.      Ketakutan/ansietas b/d krisis situasi ancaman yang dirasakan pada klien atau janin penyimpangan yang tidak  dihantisipasi dari harapan.

3.      Nyeri b/d  peredaran karakteristik kontraksi yang dirangsang secara kimia, peredaran karakteristik kontraksi yang dirangsang secara kimia, masalah psikologis

4.      Resti infeksi b/d pertahan janin yang tidak adekuat

5.      Intoleran aktifitas b/d

C.    FOKUS INTERVENSI

1.      Kurang pengetahuan mengenai prosedur b/d kurang informasi atau tidak mengenal informasi

Tujuan: a. Menggungkapkan pengetahuan tentang prosedur/situasi

              b.Berpartisipasi dalam prosedur pembuatan ketuban

Intervensi

a. Tinjauan ulang ketuban terhadap induksi/augmentasi persallin

b. Jelaskan prosedur yang akan dirasakan klien,kontraksi dan DJJ adan dipantau secara kontinus

c. Tinjau prosedur secara amniotomi

d. Demontrasikan dan jelaskan penggunaan peralatat

2.       Ketakutan/ansietas b/d krisis situasi ancaman yang dirasakan pada klien atau janin     penyimpangan yang tidak diantisipasi dari harapan

Tujuan : - Gangguan sistem dukungan secara efektif

-    Menyelesaikan persalinan dengan sukses

Intervensi

a.    Kaji status psikologi dan emosi

b.    Anjurkan untuk mengungkapkan perasaan

c.    Gunakan berminologi positif, hindari penggunaan istilah yang menendakan abnormalitas prosedur atau proses

d.   Anjurkan penggunaan/tehnik pernafasan

e.    Nyeri perabaan/perbedaan yang diantisipasi dalam pola persalinan dan kontrasi

f.     Tinjau ulang atau berikan instruksi tehnik pernafasan sederhana

g.    Anjurkan klien untuk menggunakan tehnik relaksasi

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E. 2001. Rencana Keperawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Keperawatan Klien. (Terj. Hadyanto). Edisi 2.

Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 1. Jakarta: Media Aesculapius.

Manuba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita pelaksanaan Rutin Obsteri Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC.

Mochtar, Rustam. 2000. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta : EGC.

Wiknjosastro, hanifa. 2005. Ilmu Kebidan. Edisi 3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di My Documentku

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih

 
© 2010-2012 My Documentku