I. KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Haemorrhoid merupakan pelebaran dan berkelok-keloknya pembuluh darah balik (vena) di daerah anus atau bisa juga diartikan varises dari pada vena haemorrohoidalis yang terdapat di dalam Rektum. (Marilyn Doengoes, Jakarta, 1999)
B. ETIOLOGI
Haemorroid biasanya terjadi dikarenakan terlalu banyak duduk, mengejan yang kronis, stuing vena, kurang olah raga, batuk kronis dan akibat portal hipertensio.
C. PATOFISIOLOGI
Klasifikasi Haemorrohoid
1. Haemorrohoid Interna (HI)
Terjadi varises pada vena haemoridalis superior dan media dan letaknya didalam atau di atas springter.
Diklasifikasikan dalam 3 derajat :
Derajat I : Varisesnya tidak menonjol ke luar anus dan hanya dapat di temukan dengan protoskopi, tampak sebagai pembebgkakan globular kemerahan.
Derajat II : Dapat terjadi plorapsus melalui anus setelah defekasi dapat mengecil secara spontan atau dapat di reduksi (di kembalikan ke dalam ) secara normal.
Derajat III : Plorapsus secara permanen.
Derajat IV : Hemoroid yang keluar tapi tidak dapat masuk kembali atau tidak dapat keluar kembali tetapi biasanya tidak sakit.
2. Haemorrohoid Eksternal (HE)
Terjadi varises vena hemoroidalis inferior dan letaknya dibawah bagian luar spingter.
Diklasifikasikan sebagai H.E akut dan H.E kronik;
Akut : Nampak bengkak kebiru-biruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Bentuk ini sangat nyeri dan gatal karena ujung syaraf pada kulit merupakan reseptor nyeri dan diobati dengan kompres duduk panas, Analgesik. Bahkan anastesi lokal untuk mengangkut trombus.
Kronik : Berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
D. PENATALAKSANAAN
Tergantung tingkat / stadium :
1. Untuk stadium I dan II
Dilakukan tindakan konservatif dengan pemberian medika mentosa / pernyuntikan bahwa sklerotan
Bahannya : larutan fenol oli 5 % dengan dosis 3 – 5 / tiap tonjolan dosis maxsimal 15 – 21 cc
Evaluasi dalam 3 - 4 minggu
2. Untuk stadium III dan IV
Dilakukan pembedahan haemoroidectomy
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Colok dubur (Recial Toucher)
Dilakukan pada haemorrhoid interna bila tidak ada komplikasi tidak teraba benjolan.
Ditemukan : Tumor, rasa nyeri, perdarahan.
2. Protoskopi
Tujuan : - Ada tidaknya haemorrhoid
- Letak haemorrhoid
- Besar / kecil haemorrhoid
- Stadium haemorrhoid
- Renentuan diagnosa / tindakan.
II. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan mengumpulkan informasi atau data tentang pasien agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan Px baik fisik, mental, social dan lingkungan (Nasrul Effendi, 1995)
1. Pengumpulan data
Merupakan kegiatan dalam menghimpun informasi di pasien dan sumber-sumber lain secara terus menerus selama proses perawatan berlangsung.
a. Identitas Pasien
Perlu dikaji nama, umur, jensi kelain, alamat, agama, bangsa, pendidikan, pekerjaan, tanggal MRS, no register dan diagnosa medis.
b. Keluhan utama dengan post op
Biasanya Px dengan post haemorrhoid mengalami nyeri luka post operasi pda daerah sekitar anus.
c. Riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan sekarang
Px biasanya datang dengan mengeluh adanya perdarahan segar melalui anus yang terus menerus, merasa nyeri saat BAB, Px merasa pusing, lemah dan tampak pucat.
- Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya Px haenorrohid dikarenakan terlalu banyak duduk, kurang olah raga dan adanya gangguan pola BAB serta BAB yang sering konstipasi sehingga terlalu banyak mengejan.
- Riwayat kesehatan keluarga
Umumnya keluarga turut berpengaruh jika ada penyakit keturunan ataupun penyakit menular dalam keluarga.
d. Pola-pola fungsi kesehatan
- Pola aktifitas dan latihan
Pada Px haemorrhoid mengalami keterbatasan pada aktivitas sehari-hari karena nyeri pada luka post op.
- Pola istirahat dan tidur
Biasanya pada Px mengalami gangguan yang disebabkan nyeri pada luka post op.
- Pola sensori dan kognitif
Px akan merasakan nyeri pada daerah luka post op pada daerah sekitar anus.
- Pola hubungan dan pesan
Px dengan haemorroid adanya perubahan kondisi kesehatan yang berpengaruh terhadap hubungan interpersonal dan pesan, Px mengalami hambatan perannya dalam menjalankan perannya dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pemeriksaan fisik
* Keadaan umum
Yang harus diperhatikan pada Px haemorrhoid keluhan yang dirasakan Px, skala nyeri yang dirasakan, ekspresi wajah Px dan tekanan darah.
* Anus
Kulit sekitar anus tampak kemerahan dan Px mengeluh terasa panas di daerah sekitarnya.
2. Analisa Data
Data yang telah dikelompokkan kemudian ditentukan masalah keperawatannya, penyebab dan selanjutnya dirumuskan diagnosa keperawatan (Nasrul Effendi, 1995).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri berhubungan dengan luka post op
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
c. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan luka post op
C. RENCANA TINDAKAN
1. Nyeri berhubungan dengan luka post op
Tujuan : Rasa nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan dalam waktu 3 x 24 jam
KH : - Px mengatakan rasa nyeri berkurang
- Px tidak tampak menyeringai kesakitan
- Keadaan umum Px baik
- Skala nyeri 0 - 3
- Px tampak tenang, rileks dan tidak gelisah
Rencana Tindakan :
1. Lakukan pendekatan pada Px dan keluarga
R/ : Px dan keluarga dapat kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan
2. Kaji keluhan nyeri termasuk lokasi, lamanya, intensitas dan tingkat nyeri
R/ : Membantu mendiagnosa, etiologi dan terjadi komplikasi
3. Oberservasi TTV dan perhatikan keluhan Px
R/ : Agar dapat mengetahui kondisi perubahan secara dini untuk melaksanakan tindakan selanjutnya
4. Anjurkan Px untuk relaksasi dan distraksi
R/ : Membantu Px untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali perhatiannya sehingga menurunkan nyeri dan ketidak nyaman
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat analgesik
R/ : Membantu menurunkan nyeri dan meningkatkan rasa nyaman
D. PELAKSANAAN
Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan dalam operasionalnya. Seluruh kegiatan keperawatan dalam tahap ini ditulis secara rinci sesuai dengan tindakan yang telah dilakukan pada pelaksanaan tindakan keperawatan atau catatan keperawatan (Nasrul E. 1995).
E. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan dan merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan pasien, dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan (Nasrul E, 1995)
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Standar Asuhan Keperawatan Depkes Republik Indonesia tahun 1994.
Carpenito Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2001.
Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakrta, 1999.
Efendi Nasrul, 1995, Penggantar Proses Keperawatan, EGC, Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih