Home » , » Asuhan keperawatan pada pasien Laparatomy

Asuhan keperawatan pada pasien Laparatomy


I.        Konsep Keperawatan

A.     Definisi

Laparatomy adalah pembedahan pada perut, membuka selaput perut dengan operasi.

B.     Etiologi


C.     Patofisiologi



 
























D.     Gejala Klinis

-          Rasa nyeri dan mual muntah
-          Sebagian besar tidak memberikan keluhan

E.     Pemeriksaan

-           Foto ronsen spiral : memperlihatkan adanya perubahan degeneratif pada tulang belakang / ruang mengesampingkan kecurigaan patoligis lain.
-           Elekromiografi : dapat melokalisasikan lesi pada tingkat akar saraf spiral utama yang terkena.
-           Venogran epidural : dapat dilakukan pada kasus dimana keakuratan dan miogran terbatas.
-           Pungsi lumbar : mengesampingkan kondisi yang berhubungan infeksi adanya darah.
-           Tanda seqiu (test dengan mengangkat kaki lurus ke atas) : mendukung diagnosa awal dari herniasi diskusi invertebialis ketika muncul nyeri pada kaki porterior.
-           CT-Scan : dapat menunjukkan kanal spiral mengecil adanya prostrusi diskus invertebralis.
-           MRI : pemeriksaan monivosit yang dapat menunjukkan adanya perubahan tulang dan jaringan lunak dan dapat memperkuat bukti adanya herniasi diskus.
-           Micologram : mungkin normal / memperlihatkan “penyempitan” dan ruang diskus, menentukan lokasi dan ukuran herniasi secara spesifik.

II.     Konsep Asuhan Keperawatan

A.     Pengkajian

a.       Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, diagnosa medis dan tanggal MRS.
b.       Keluhan utama
Biasanya pada klien post op laparatomy ditemukan adanya nyeri.
c.       Riwayat kesehatan
-    Riwayat kesehatan sekarang
Pada umumnya penderita mengeluh adanya rasa nyeri pada daerah luka operasi


-    Riwayat kesehatan dahulu
-    Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ditemukan penyakit yang sama karena penyakit ini bukan merupakan penyakit yang menurun.
d.      Pola-pola fungsi kesehatan
1.       Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Perubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan dapat menimbulkan masalah dalam merawat diri.
2.       Pola nutrisi dan metabolisme
Pada umumnya klien post op laparatomy di puasakan.
3.       Pola aktivitas 
Pada klien post op laparatomy ditemukan rasa nyeri pada luka post op sehingga timbul keterbatasan gerak.
4.       Pola eliminasi
Pada klien post op laparatomy aliran urine terganggu apabila terdapat penyakit sistem perkencingan.
5.       Pola tidur dan istirahat
Adanya perasaan nyeri pada klien akan mengakibatkan sulit tidur dan mudah terbangun.
6.       Pola sensori dan konsep diri
Kurangnya pengetahuan dan salah persepsi tentang adanya penyakit akan membuat penderita merasa cemas, sedih dan putus asa.
7.       Pola sensori dan kognitif
Secara fisik daya penciuman, rasa raba, dan daya pengelihatan pada klien post op laparatomy adalah normal secara mental kemungkinan tidak ditemukan adanya gangguan.
8.       Pola hubungan peran
Adanya kondisi kesehatan mempengaruhi terhadap hubungan interpersonal dan peran serta mengalami tambahan dalam menjalankan perannya selama sakit.
9.       Pola reproduksi seksual
Pada klien post op laparatomy kebutuhan seksual tidak menjadi suatu gangguan apabila tidak terjadi komplikasi.
10.   Pola penaggulangan stress
Stres timbul apabila seorang klien tidak efektif dalam mengatasi masalah penyakit.

11.   Pola tata nilai dan kepercayaan
Keputusan menyebabkan distres ketidakpercayaan akan kesembuhan. Klien dengan post op laparatomy tidak mengalami gangguan dalam aktifitas religiusnya.
e.       Pemeriksaan Fisik
*         Keadaan umum
Pada klien post op laparatomy yang perlu dikaji, yang dikeluhkan kx skala nyeri, tingkat kesadaran, nadi, suhu, tensi dan pernafasan.
*         Pemeriksaan kepala dan leher
Biasanya pada kx post op laparatomy tidak terdapat gangguan pada kepala dan leher.
*         Sistem kardiovaskuler
Pada kx post op laparatomy ditemukan tekanan daran meningkat / normal.
*         Sistem genita urinaria
Pada kx post op laparatomy ditemukan konstipasi dan adanya inkontinensia / retensi urine.
*         Sistem muskuluskeletal
Pada kx post op laparatomy didapatkan kelemahan sehingga aktivitasnya terganggu.

B.     Diagnosa Keperawatan

1.       Nyeri berhubungan dengan ketegangan / spasme otot.
2.       Resiko terhadap ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan efek nyeri kronis.
3.       Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

C.     Perencanaan

1.       Nyeri berhubungan dengan ketegangan / spasme otot ditandai dengan kx tanpak lemah.
Tujuan : nyeri hilang / berkurang dalam waktu 2 x 24 jam
KH : - Kx tampak tenang dan tidak menyeringai kesakitan
         - Kx tampak mengungkapkan nyeri hilang atau berkurang



Rencana tindakan
*         Kaji skala nyeri
R/ membantu menentukan pilihan intervensi dan memberikan dasar untuk perbandingan dan evaluasi terhadap terapi.
*         Anjurkan tirah baring selama fase akut
R/ tirah baring dalam posisi yang nyaman memungkinkan kx untuk menurunkan spasme otot, menurunkan penekanan pada bagian tubuh tertentu dan menfasilitasi terjadinya reduksi dan tonjolan diskus.
*         Pasang penyokong fisik seperti brace lumbal kolorservikal
R/ sokongan anatonis / struktur bergunan untuk menurunkan ketegangan / spasme otot dan menurunkan nyeri.
*        Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Tx
R/ untuk menghilangkan nyeri

D.     Pelaksanaan

Merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana tindakan yang meliputi beberapa bagian yaitu validasi rencana keperawatan memberikan asuhan keperawatan serta pengumpulan data.

E.     Evaluasi

Evaluasi adalah suatu peningkatan yang bersifat sistematis dari rencana tindakan dari masalah kesehatan px dengan tujuan yang telah ditetapkan px dan kesehatan lainnya.
 

DAFTAR PUSTAKA


Sjamsuhidrajat R dan Jony Winde, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, 1997
Mansjoer Arif, ddk, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua Edisi Ketiga, Media Aesculapius, FKUI, 2000.
Carpenito Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, edisi 8. EGC. Jakarta, 2001.
Dongoes Marilyn E, dkk,. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. EGC. 2000



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di My Documentku

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih

 
© 2010-2012 My Documentku