2.1.1 Pengertian
Imunisasi adalah merupakan usaha pemberian kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang disebut vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimaksudkan kedalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin , BCG, DPT, Campak dan melalui mulut seperti vaksin Polio.
Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.
Di negara Indonesia terdapat jenis imuniasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan ada juga yang hanya dianjurkan, imunisasi wajib di Indonesia sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO ditambah dengan Hepatitis B, imunisasi yang hanya dianjurkan oleh pemerintah dapat digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit endemik atau untuk kepentingan tertentu (bepergian) seperti jemaah haji seperti imunisasi meningitis.
Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan agar tubuh kebal terhadap penyakit tertentu, kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya terdapat tingginya kadar anti bodi pada saat dilakukan imunisasi, potensi antigen yang disuntikkan, waktu antara pemberi imunisasi, mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan tergantung dari faktor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri anak.
2.1.2 Klasifikasi Imuniasi
c. Imunisasi Aktif
Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spasifik yang akan menghasilkan sepsons celluler dan humoral serta dihasilkannya cel memory, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam imuniasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain :
Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi / buatan dapat berupa poly sakarida, taxoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.
Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.
Praservatif, stabilizer dan antibioktika yang berguna untuk menghindari tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabulasi antigen.
Adjuvants yang terdiri dari garama almunium yang berfungsi untuk menningkatkan imunogenitas antigen.
b. Imunisasi Pasif
Merupakan pemberian zat (imunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk ke dalam tubuh yang terinfeksi.
2.1.3 Imunisasi Yang Digunakan
a. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerir)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC pada selaput otak, TBC millier (pada seluruh lapangan paru) atau TBC tulang. Imunusasi BCG ini merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan, frekwensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kali dan waktu pemberian imunisasi BCG pada umur 0 – 11 bulan, akan tetapi pada umumnya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan, kemudian cara pemberian imunisasi BCG melalui intra dermal. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi lymphadenitis regionalis, reaksi panas.
b. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis dan Tetanus)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit diphteri. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman diphteri yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat anti (taksoid), frekwensi pemberian imunisasi DPT adalah tiga kali, dengan maksud pemberian pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuah zat anti, kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Efek samping pada DPT mempunyai efek ringand an efek berat. Efek ringan seperti pembengkakan dan nyeri pda tempat penyuntikan, demam sedangkan efek berat dapat terjadi menangis hebat kesakitan kurang lebih 4 jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, emophalapathy dan shock.
c. Imunisasi Polio
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.
d. Imuniasi Campak
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular.
e. Imunisasi Hepatitis B
Merupakan hepatitis yang kandungannya adalah Hbs Ag dalam bentuk cair.
2.1.4 Dosis dan Cara Pemberian Imunisasi
Vaksin Dosisi Cara Pemberian
BCG
DPT
Hepatitis B
Polio
Campak
TT 0,05 cc
0,5 cc
0,5 cc
2 tetes
0,5 cc
0,5 cc Intra cutan didaerah muskulus deltaldecus
Intra muskular
Intra muskular
Mulut
Sub cutan daerah lengan kiri atas
Intra muskular
(Sumber : Depkes, 2000)
2.1.5 Jumlah, Interval Waktu Pemberian Imunisasi
Vaksin Jumlah Pemberian Inrerval Waktu Pemberian
BCG
DPT
Hepatitis B
Polio
Campak 1 kali
3 kali
3 kali
3 kali
1 kali
4 minggu
4 minggu
4 minggu 0 – 11 Bulan
2 – 11 Bulan
0 – 11 Bulan
0 – 11 Bulan
9 – 11 Bulan
(Sumber : Depkes, 2000)
BAB III
PEMBAHASAN
Imunisasi
Jenis pelayanan imunisasi, manfaat dan sasaran masing-masing jenis imunisasi :
- BCG
Diberikan pada bayi usia 0 – 2 bulan (sedini mungkin)
Manfaat : Untuk mencegah penyakit TBC
- Hepatitis B
Diberikan pada bayi usia 0 – 12 bulan
Manfaat : Untuk kekebalan penyakit hepatitis
Diberikan 3 kali dengan interval / jarak sebagai berikut : Hb 1 ke Hb 2 jarak 1 bulan, HB 2 ke HB 3 1 sampai 5 bulan.
- DPT (Dipteri Pertusis Tetanus)
Diberikan pada bayi minimal 2 bulan - 12 bulan
Manfaat : Untuk kekebalan terhadap penyakit dipteri, pertusis dan tetanus. Diberikan 3 kali dengan jarak pemberian 1 bulan.
- Polio
Diberikan pada bayi usia 0 – 12 bulan
Manfaat : Untuk kekebalan terhadap penyakit polio
Diberikan sebanyak 4 kali dengan interval 1 bulan dengan cara diteteskan pada mulut bayi.
- Campak
Diberikan pada bayi usia 9 – 12 bulan
Manfaat : Untuk kekebalan terhadap penyakit Campak
- Tampat dan Waktu Layanan Imunisasi
Didalam gedung : Dipuskesmas, setiap hari Rabu
Diluar gedung : Diposyandu, sesuai dengan jadwal kegiatan Posyandu
Keunggulan Puskesmas dalam layanan Imunisasi tidak ada
Data Jumlah Target Imunisasi Bulan Januari 2006
Kelurahan Target / bln Puskesmas
Bayi WUS
Bayi WUS BCG D1 D3 P1 P4 CP Hb1 Hb3 TT4 TT5
1. Sidotopo
2. Ampel 28
19 37
21 32
22 37
14 11
13 15
20 28
10 22
15 23
10 5
7
49 58 54 51 44 35 38 37 33 12
Non Puskesmas
Bayi WUS
BCG D1 D3 P1 P4 CP HD1 HD3 TT4 TT5
3
4 5
3 3
5 3
4 2
3 1
2 3
4 2
3 3
2 2
1
7 8 8 7 5 3 7 8 8 3
Absolid
Bayi WUS
BCG D1 D3 P1 P4 CP HD1 HD3 TT4 TT5
31
23 42
24 35
27 40
18 13
16 16
22 31
14 24
18 26
12 27
8
54 66 62 58 29 38 45 42 38 35
Imunisasi adalah merupakan usaha pemberian kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang disebut vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimaksudkan kedalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin , BCG, DPT, Campak dan melalui mulut seperti vaksin Polio.
Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.
Di negara Indonesia terdapat jenis imuniasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan ada juga yang hanya dianjurkan, imunisasi wajib di Indonesia sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO ditambah dengan Hepatitis B, imunisasi yang hanya dianjurkan oleh pemerintah dapat digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit endemik atau untuk kepentingan tertentu (bepergian) seperti jemaah haji seperti imunisasi meningitis.
Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan agar tubuh kebal terhadap penyakit tertentu, kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya terdapat tingginya kadar anti bodi pada saat dilakukan imunisasi, potensi antigen yang disuntikkan, waktu antara pemberi imunisasi, mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan tergantung dari faktor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri anak.
2.1.2 Klasifikasi Imuniasi
c. Imunisasi Aktif
Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spasifik yang akan menghasilkan sepsons celluler dan humoral serta dihasilkannya cel memory, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam imuniasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain :
Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi / buatan dapat berupa poly sakarida, taxoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.
Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.
Praservatif, stabilizer dan antibioktika yang berguna untuk menghindari tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabulasi antigen.
Adjuvants yang terdiri dari garama almunium yang berfungsi untuk menningkatkan imunogenitas antigen.
b. Imunisasi Pasif
Merupakan pemberian zat (imunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk ke dalam tubuh yang terinfeksi.
2.1.3 Imunisasi Yang Digunakan
a. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerir)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC pada selaput otak, TBC millier (pada seluruh lapangan paru) atau TBC tulang. Imunusasi BCG ini merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan, frekwensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kali dan waktu pemberian imunisasi BCG pada umur 0 – 11 bulan, akan tetapi pada umumnya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan, kemudian cara pemberian imunisasi BCG melalui intra dermal. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi lymphadenitis regionalis, reaksi panas.
b. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis dan Tetanus)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit diphteri. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman diphteri yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat anti (taksoid), frekwensi pemberian imunisasi DPT adalah tiga kali, dengan maksud pemberian pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuah zat anti, kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Efek samping pada DPT mempunyai efek ringand an efek berat. Efek ringan seperti pembengkakan dan nyeri pda tempat penyuntikan, demam sedangkan efek berat dapat terjadi menangis hebat kesakitan kurang lebih 4 jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, emophalapathy dan shock.
c. Imunisasi Polio
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.
d. Imuniasi Campak
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular.
e. Imunisasi Hepatitis B
Merupakan hepatitis yang kandungannya adalah Hbs Ag dalam bentuk cair.
2.1.4 Dosis dan Cara Pemberian Imunisasi
Vaksin Dosisi Cara Pemberian
BCG
DPT
Hepatitis B
Polio
Campak
TT 0,05 cc
0,5 cc
0,5 cc
2 tetes
0,5 cc
0,5 cc Intra cutan didaerah muskulus deltaldecus
Intra muskular
Intra muskular
Mulut
Sub cutan daerah lengan kiri atas
Intra muskular
(Sumber : Depkes, 2000)
2.1.5 Jumlah, Interval Waktu Pemberian Imunisasi
Vaksin Jumlah Pemberian Inrerval Waktu Pemberian
BCG
DPT
Hepatitis B
Polio
Campak 1 kali
3 kali
3 kali
3 kali
1 kali
4 minggu
4 minggu
4 minggu 0 – 11 Bulan
2 – 11 Bulan
0 – 11 Bulan
0 – 11 Bulan
9 – 11 Bulan
(Sumber : Depkes, 2000)
BAB III
PEMBAHASAN
Imunisasi
Jenis pelayanan imunisasi, manfaat dan sasaran masing-masing jenis imunisasi :
- BCG
Diberikan pada bayi usia 0 – 2 bulan (sedini mungkin)
Manfaat : Untuk mencegah penyakit TBC
- Hepatitis B
Diberikan pada bayi usia 0 – 12 bulan
Manfaat : Untuk kekebalan penyakit hepatitis
Diberikan 3 kali dengan interval / jarak sebagai berikut : Hb 1 ke Hb 2 jarak 1 bulan, HB 2 ke HB 3 1 sampai 5 bulan.
- DPT (Dipteri Pertusis Tetanus)
Diberikan pada bayi minimal 2 bulan - 12 bulan
Manfaat : Untuk kekebalan terhadap penyakit dipteri, pertusis dan tetanus. Diberikan 3 kali dengan jarak pemberian 1 bulan.
- Polio
Diberikan pada bayi usia 0 – 12 bulan
Manfaat : Untuk kekebalan terhadap penyakit polio
Diberikan sebanyak 4 kali dengan interval 1 bulan dengan cara diteteskan pada mulut bayi.
- Campak
Diberikan pada bayi usia 9 – 12 bulan
Manfaat : Untuk kekebalan terhadap penyakit Campak
- Tampat dan Waktu Layanan Imunisasi
Didalam gedung : Dipuskesmas, setiap hari Rabu
Diluar gedung : Diposyandu, sesuai dengan jadwal kegiatan Posyandu
Keunggulan Puskesmas dalam layanan Imunisasi tidak ada
Data Jumlah Target Imunisasi Bulan Januari 2006
Kelurahan Target / bln Puskesmas
Bayi WUS
Bayi WUS BCG D1 D3 P1 P4 CP Hb1 Hb3 TT4 TT5
1. Sidotopo
2. Ampel 28
19 37
21 32
22 37
14 11
13 15
20 28
10 22
15 23
10 5
7
49 58 54 51 44 35 38 37 33 12
Non Puskesmas
Bayi WUS
BCG D1 D3 P1 P4 CP HD1 HD3 TT4 TT5
3
4 5
3 3
5 3
4 2
3 1
2 3
4 2
3 3
2 2
1
7 8 8 7 5 3 7 8 8 3
Absolid
Bayi WUS
BCG D1 D3 P1 P4 CP HD1 HD3 TT4 TT5
31
23 42
24 35
27 40
18 13
16 16
22 31
14 24
18 26
12 27
8
54 66 62 58 29 38 45 42 38 35
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih