A. KONSEP DASAR
1.
Pengertian
-
Ileus Obstruksi adalah gangguan
pasase isi usus secara normal ke rektum karena hambatan ekstrinsik atau
intrinsik, baik pada usus kecil maupun pada usus besar (Abdus Sjukur, 1994).
-
Ileus Obstruksi adalah usus mengalami
gangguan pengosongan isi oleh karena ada sumbatan pada usus ( Buku Mata Kuliah,
2003).
2.
Etiologi
1.
Perletakan-perletakan
pada usus Streng Ileus.
2.
Adanya tumor, Ascariasis atau
penyakit karena infeksi cacing gelang.
3.
Hernia tercepit Hernia incar cerata.
4.
Invaginasi atau melipatnya
bagian suatu alat ke dalam bagian yang lain.
5.
Puntiran segmen
usus Volvulus.
3.
Gejala Klinis
1.
Tidak bisa BAB dan flatus
2.
Muntah-muntah
3.
Keluhan pasien
didahului oleh karena nyeri perut
hilang timbul.
4.
Kembung (Meteorismus)
4.
Patofisiologi
Obstruksi usus menyebabkan rektif hiperperistaltik
(gerakan meliuk-liuk saluran cerna yang meningkat), distensi lumen usus oleh
gas dan cairan dan pertumbuhan kuman-kuman. Dan terjadi kolik atau
distensi(tindakan meregangkan) sehingga menjadi obstruksi proksinal muntah
terjadi lebih dini, sedang pada obstruksi distal muntah terjadi lebih lambat.
Dan obstruksi disertai dengan strangulasi (tercepit) sehingga terjadi nyeri
hebat yang terlokalisir dan gangguan eliminasi alvi. Dan dilakukan tindakan
medis (laparotomi) sehingga timbul gangguan rasa nyaman nyeri dan gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi akibat dari anoreksia.
(UPF Ilmu Bedah, 1994)
5.
Macam-macam Illeus Obstruksi
Menurut letak sumbatannya maka ileus obstruksi dibagi
menjadi dua :
1.
Obstruksi tinggi, bila mengenai
usus halus
Pada obstruksi usus halus dapat di
sebabkan oleh perlekatan usus, hernia, neoplasma, intususepsi (melipatnya
bagian suatu alat ke dalam bagian yang lain, volvulus, benda asing, batu empedu
yang masuk ke usus melalui fistula kolesisenterik, penyakit radang usus
(inflammatory bowel disease), steiktur, fibrokistik dan hematoma.
2.
Obstruksi rendah, bila mengenai
usus besar
Kira-kira 15 % obstruksi usus terjadi
di usus besar. Obstruksi dapat terjadi di setiap bagian kolor terapi paling
sering di sigmoid. Penyebabnya adalah karsinoma, volvulus, kelainan di
vertikular, inflamasi, tumor jinak, impkasi fekal atau pemadatan dan lain-lain.
6.
Pemeriksaan dan Diagnosis
a.
Foto polos abdomen (BOF) dengan
posisi tegak atau lateral dekubitus tampak distensi usus proksimal dari
hambatan dan fenomena anak tangga.
Pada volvulus sigmoid tampak sigmoid yang distensi
berbentuk U yang terbalik dan dapat juga di dapatkan :
-
Gambaran usus melebar (Darm
Courtur)
-
Gambaran seperti duri ikan
-
Gambaran seperti anak tangga
(Air Fluid Level)
b.
Pada dugaan tumor kolor dapat
di buat foto barium enema.
7.
Penyulit
-
Bila di sertai strangulasi
dapat terjadi gangren usus
-
Capatnya penanganan sangat
menentukan prognosa penderita
8.
Penatalaksanaan
1.
Dekompresi dengan pipa lambung.
2.
Pemasangan infus untuk koreksi
keseimbangan cairan dan elektrolit juga keseimbangan asam basa.
3.
koreksi bedah
Tindakan bedah yang di lakukan sesuai dengan kelainan
patologinya
4.
Antibiotika profilaksis atau
terapeutik tergantung proses patologi penyebabnya.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan merupakan metode yang digunakan untuk
memecahkan masalah dalam upaya memperbaiki dan memelihara Kx sampai ke tahap
optimal melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal Kx untuk
memenuhi kebutuhannya.
I. PENGKAJIAN
A. Pengumpulan Data
1.
Identitas
Identitas paien meliputi nama, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, status perkawinan, pendidkan, agama, suku, alamat, tanggal dan jam MRS, no. register, rungan,
serta identitas orang yang bertanggung jawab selama Px di rawat di RS.
2.
Keluhan Utama
Panas umunya Kx tidak bisa BAB dan tibak bisa flatus,
nyeri abdomen rasa tidak nyaman.
3.
Riwayat Penyakit
a.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pada umumnya Px dengan illeus obstruksi datang dengan
keluhan tidak bisa BAB dan tidak bisa flatus, nyeri abdomen rasa tidak nyaman,
gangguan pernafasan setelah operasi laparotomi.
b.
Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit yang pernah diderita Px
sebelumnya seperti.
c.
Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga Kx yang menderita
penyakit seperti Kx dan atau penyakit menular lainnya.
4.
Pola-pola Fungsi Kesehatan
a.
Pola Persepsi dan Tatalaksana
Hidup
Pada umumnya Kx / keluarga mengeri apa tidak tentang penyakit /
kebiasaan hidup sehat dan di bawa ke mana bila sakit.
b.
Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada umunya pasien dengan ileus obstruksi mengalami gangguan pada
fungsi peristaltik usus yaitu penurunan nafsu makan di karenakan abdomennya
meterismus / kembung.
c.
Pola Eliminasi
Pada umumnya Kx tidak megalami gangguan pada eliminasi uri tetapi pada eliminasi alvi mengalami
gangguan.
d.
Pola Tidur dan Istirahat
Pada umumnya Kx ileus obstruksi mengalami gangguan waktu tidur
karena nyeri pada abdomen yang mengakibatkan perut kembung / meteorismus.
e.
Pola Aktivitas dan Latihan
Pada umumnya Kx mengalami gangguan beraktifitas karena mengalami
gangguan rasa nyaman (nyeri).
f.
Pola Persepsi dan Konsep Diri
Pada umumnya Px merasa cemas terhadap penyakitnya dan yang pasti
pasien ingin segera cepat sembuh.
5.
Pemeriksaan Fisik
a.
Inspeksi
-
Biasanya pada px ileus
obstruksi perut kembung
-
Gerakan usus Darm Steifung
b.
Palpasi
-
Membran mukosa kering
-
Perut kembung
c.
Auskultasi
-
Biasanya takikardi / nadi lemah
-
Bising usus meningkat
B. Analisa Data
Data yang dikumpulkan
dikelompokkan, diidentifikasikan sehingga memunculkan masalah diagnosa
keperawatan berdasarkan urutan prioritas masalah.
II. DIAGNOSA KEPRAWATAN
1.
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
berhubungan dengan Hiperperistaltik.
2.
Gangguan pemenuhan nutrisi
berhubungan dengan mual muntah dan intake yang tidak adekuat.
3.
Kurang pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya sumber informasi
III.
PERENCANAAN
1.
Dx : Gangguan rasa nyaman
(nyeri) berhubungan dengan Hierperistaltik.
Tujuan : - Nyeri akan berkurang
dalam waktu 2 x 24 jam
- Tampak rileks dan mampu tidur /
istirahat dengan tepat
Kriteria Hasil : - Secara verbal
Kx mengatakan nyeri berkurang
- Ekspresi wajah tampak rileks / tidak
menyeringai
- TTV dalam batas normal
Intervensi :
1.
Kaji hal yang menyebabkan nyeri
R/ Berguna dalam pengawasan keefektifan obat dan penyembuhan.
2.
Jelaskan pada Kx tentang
penyebab nyeri yang dialami
R/ Pengetahuan nyeri Kx tentang
nyeri dapat di gunakan untuk mengurangi ketidaktahuan tentang penyakitnya.
3.
Catat petunjuk non verbal misal
gelisah, berhati-hati dengan abdomen, menarik dairi dan depresi
R/
Petunjuk non verbal dapat secara psikologis dan fisiologik dan dapat di
gunakan pada hubungan petunjuk verbal untuk mengidentifikasi luas / beratnya
masalah.
4.
Beri posisi yang nyaman dan
lingkungan yang tenang
R/ Menurunkan tegangann abdomen dan
meningkatkan rasa kontrol.
5.
Observasi distensi abdomen,
peningkatan suhu, penurunan TB
R/ Dapat menunjukkan terjadinya
obstruksi usus karena inflamasi, edema dan jaringan kuat.
2.
Dx : Gangguan pemenuhan nutrisi
berhubungan dengan mual muntah dan intake yang tidak adekuat.
Tujuan : - Kebutuhan nutrisi
dapat terpenuhi dalam waktu 2 x 24 jam
Kriteria Hasil : - Berat badan
tidak turun
- Tidak mual muntah
Intervensi :
2.
Timbang berat badan tiap hari
R/ Memberikan informasi tentang kebutuhan diet / keefektifan terapi.
3.
Dorong tirah baring atau
pembatasan aktifitas selama fase sakit akut
R/ Menurunkan kebutuhan metabolik
untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi.
4.
Anjurkan istirahat sebelum
makan
R/
Menenangkan peristaltik dan meningkatkan senergi untuk makan.
5.
Auskultasi bising usus, catat
bunyi tidak ada / hiperaktif
R/ Meskipun bising usus tidak ada
inflamasi / iritasi usus dapat menyertai hiperakatifitas usus penurunan
absorbsi air dan diare.
6.
Berikan kebersihan oral
R/ Mulut yang bersih dapat
meningkatkan rasa makanan
3.
Dx : Kurang pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya sumber informasi
Tujuan : Keluarga mengerti maksud
dan tujuan dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil :
-
Keluarga Kx tidak sering
bertanya kepada petugas kesehatan / perawat
-
Kx menreti penyebab yang dapat
menimbulkan ileus obstruksi
Intervensi :
1.
Tentukan persepsi pasien
tentang proses penyakit
R/ Membuat pengetahuan dasar dan
memberikan kesadaran kebutuhan belajar individu.
2.
Kaji ulang proses penyakit,
penyebab hubungan faktor yang menimbulkan gejala dan mengidentifitaskan cara
menyrynkan faktor pendukung
R/ Pengetahuan dasar yang akurat
memberikan kesempatan Px untuk membuat keputusan informasi tentang masa depan
dan kontrol penyakit kronis.
3.
Ajurkan untuk menghentikan
merokok
R/ Dapat meningkatkan motilitas usus, meningkatkan
gejala.
4.
Beri penjelasan kepada Kx sebab
dan akibat ileus obstruksi
R/ Penjelasan tentang kondisi yang
dialami dapat membantu menembah wawasan keluarga.
IV. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan asuhan kerawatan
merupakan realisasi dari pada rencana tindakan keperawatan yang telah di
terapkan meliputi tindakan idependent, dependetn, interdependent. Pada
pelaksanaan terdiri dari bebrapa kegiatan, validasi, rencana keperawatan, mendokumentasikan
rencana keperawatan memberikan asuhan keperawatan dan pengumpulan data. (Susan
Martin, 1998).
V. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari
suatu proses perawatan yang merupakan perbandingan yang sistematik dan
terencana.
(Nasrul Effendi, 1995)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Ramli, Med, Dr. 2000. Kamus Kedokteran, Djambatan Jakarta
Doengoes, Marilynn E, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. Jakarta
Sjukur, Abdus, 1994. Pedoman Diagnosis dan Terapi, FKUI. Surabaya
Efendi, Nasrul. 1995. Pengantar Proses Keperawatan, EGC. Jakarta
Tucker, Susan Martin, 1998. Standar Perawatan Pasien. EGC. Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih