A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian
CVD atau yang lebih dikenal dengan istilah stroke adalah kematian jaringan otak karena kekurangan oksigen yang berhubungan dengan terputusnya suplai darah ke otak. Menurut WHO, CVD didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik vokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian yang disebabkan gangguan pada otak.
2. Jenis CVD
a. Berdasarkan perjalanan klinisnya :
1. TIA (Transit Ischemik Attack); serangan iskemik sejenak.
Stoke dengan gejala seperti hemiparesis, monoparesis atau disfasia yang menghilang dalam 24 jam. Stoke jenis ini cepat membaik.
- Vasospasnus
- Krisis hemodinamik
Menurut Denny Brown, TIA sebagai akibat dari menurunnya Cerebra Blood Flow (54 ml/ 100 gr otak / mnt) pada daerah-daerah otak yang tertentu, yang karena adanya ateroskberosis (stencsis misalnya) tidak lagi memiliki vaskularisasi yang baik (cerebro-vascular Insuffisiency).
- Mikroemboli yang berasal dari suatu plaque aterosklerosis yang berulserasi. Plaque yang demikian biasanya ditemukan pada percabangan arteri karotis kommunis.
2. RIND ( Reversible Ischemic Neurologi Defisit)
Pada dasarnya adalah sama dengan suatu TIA, hanya saja defisit neurologinya berlangsung lebih lama ( dapat sampai 3 minggu).
3. Stroke in Evolution
Suatu stroke yang semakin gawat keadaannya. Misalnya penderita yang hanya memperlihatkan suatu monoparesis, tidak lama kemudian menjadi hemiplegik, penderita yang mula-mula hanya memperlihatkan disfasia.penderita apatis berubah menjadi soporeas dan lain-lain. Penyebabnya :
- Ischemic cerebri karena perfusi tidak dapat lagi mencukupi keperluan metabolic daerah otak tersebut.
- Suatu thrombus yang menyumbat suatu arteri yang akan dapat meluas, sehingga menyumbat cabang lain dari arteri tersebut (yang semula masih bebas).
- Timbul edema disekitar suatu infark otak
- Timbul suatu infark hemoragile.
4. Completed Stroke
Stroke yang memperlihatkan tanda-tanda defisit neurologis yang menetap.
b. Berdasarkan penyebab :
1. Stroke hemoragika
Penderita stroke hemoragika biasanya berusia diatas 45 tahun dan terdapat pula hipertensi, DM dan hiperkolesterolemia. Terjadi sewaktu penderita sedang aktif seperti bekerja, sedang marah dan lain-lain. K/u penderita menurun cepat, bahkan dapat sampai koma.
Dalam keadaan demikian kita akan melihat :
- penderita yang ada dalam keadaan gawat
- wajahnya merah padam
- nafas ngorok, cepat dan dalam
- tensi darah yang tinggi
- hemiplegi dengan pipi disisi yang kecupuh tertiup-tiup
- sewaktu-waktu terdapat leukositosis
- liquor yang berdarah.
2. Stroke non hemoragika
Terjadi karena adanya sumbatan pembuluh darah otak. Penyumbatan ini dapat terjadi karena terdapat :
- aterosklerosis : penimbunan plak
- trombosis
- embolia dari jantung
- mikro emboli yang berasal dari plaque arteriosklerotik pada percabangan arteri karotis kommunis
- endarteritis leutika
- peri arteritis tuberkulosa.
3. Patofisiologi
Hipertensi Embolus
Ruptur arteri blokade suplai darah otak
TIK Iskemia Iskemia
Infark jaringan otak Infark jaringan otak
Stroke Hemoragic Stroke non Hemoragic
Omzet
Saat omzet
Kesadaran
Tekanan darah
Nyeri kepala
Muntah
Kaku kuduk
Liquor
CT- sken
frekuensi Mendadak
Aktif
Koma
Hipertensi (diastole > 150 mmHg)
Ada
Ada
Ada
Merah
Bercak hiperdens
Pertama kali Mendadak
Istirahat
Baik
Normotensi
Kadang-kadang
Tidak ada
Tidak ada
Normal
Bercak hiperdens
Sudah beberapa kali
4. Tanda dan gejala
Didasarkan pada jenisnya dan kelainan-kelainan yang timbul tergantung letak dari CVD yang terjadi.
Kemungkinan kelainan yang berkaitan dengan CVD
Stroke hemisfer kanan Stroke hemisfer kiri
- hemiparesis atau hemiplegia sisi kiri
- defisit spasial-persepsual
- penilaian buruk
- memperlihatkan ketidaksadaran defisit pada bagian yang sakit oleh karenanya mempunyai kerentanan untuk jatuh atau cedera lainnya.
- Kelainan bidang visual kiri - hemiparesis atau hemiplagia sisi kanan
- prilaku lambat dan sangat hati-hati
- ekspresif, reseptif, atau disfasia global
- mudah frustasi
- kelainan bidang visual kiri.
5. Komplikasi
a. system respiratorik : aspirasi lendir yang banyak karena penurunan kesadaran, bronchopneumonia, edema paru.
b. Sistem urinarius : sistitis, pielonefritis, anuri, retena urine
c. Peningkatan tekanan intrakanial
6. Penatalaksanaan
Tujuan :
- penyelamatan jiwa
- memperkecil derajat kecacatan yang ada fisioterapi
- pencegahan agar stroke yang sudah terjadi tidak kambuh lagi
Perawatan dan pengobatan :
a. Breathing : jalanb nafas dijaga bebas
b. Blood : - pertahankan tekanan darah pada ambang normal
- kadar Hb dan glukosa diperbaiki
- Infus dextrose harus dicegah asidosis
c. Bowel : - defekasi dan nutrisi harus baik
- hindari obstipasi
- pasang NGT
d. Bladder : jangan sampai terjadi retensi urine kateterisasi
e. Brain : cegah edema otak dan kejang celamedrol 2 gr/
i.v. selama 5 hari
B. KONSEP DASAR ASKEP PADA KLIEN DENGAN CVD
1. Pengkajian
a. Biodata
Usia : insiden pada usia diatas 40 tahun
Alamat : insiden tinggi pada daerah perkotaan yang berhubungan dengan pola aktivitas dan gaya hidup.
b. Keluhan utama : terdapat tanda-tanda gangguan neurologis yang terjadi mendadak maupun bertahap seperti : nyeri kepala, mual-muntah, kelemahan/ kelumpuhan anggota badan, penurunan kesadaran, kaku kuduk.
c. Riwayat penyakit dahulu
Factor risiko yang dapat menimbulkan CVD : hipertenssi, DM, kadar kolesterol darah yang tinggi, perokok berat, stress, hipotiroid, anemia, obesitas.
d. Riwayat penyakit keluarga : adanya anggota keluarga yang mempunyai factor risiko terjadinya CVD.
e. Pemeriksaan fisik
1. Siriraj stroke skore (SSS)
Gejala Penilaian Index Skore
1. kesadaran
2. Muntah
3. nyeri kepala
4. tekanan darah
5. Ateroma
DM, angina pectoris
6. Konstante 0 : Compos mentis
1 : mengantuk
2 : semi koma
0 : tidak
1 : ya
0 : tidak
1 : ya
diastole
0 : tidak ada
1 : ada
-
X 2.5
X2
X 2
X 10 %
X (-3)
-12 +
+
+
+
+
-12
Catatan : SSS > 1 = Stroke Hemoragik
SSS<- 1 = Stroke non Hemoragik
2. Tanda vital :
- suhu tubuh : hipotermia pada extremitas, hipertemia jika terjadi leukositosis.
- denyut nadi : penurunan atau tidak ada denyut nadi arteri
- Tek darah : tinggi (stroke hemoragik),normal (stroke non hemoragik ).
- pernafasan : peningkatan kecepatan pernafasan
- warna kulit : pucat, cianosis
- CRT : kurang dari 3 detik
- Sensoris : terjadi perubahan dalam fungsi
- motorik : terjadi perubahan dalam fungsi
2. Diagnosa keperawatan
a. perubahan proses pikir berhubungan dengan stroke hemisfer kiri dengan kemungkinan gangguan bicara, hemiplegia kanan, disfasia ( ekspresif atau reseptif) lambat, prilaku hati-hati tak terkoordinasi, hambatan bidang pandang kanan, tingkat frustasi tinggi.
b. Perubahan proses pikir berhubungan dengan stroke hemisfer kanan dengan kemungkinan hemiplegia kiri, defisit persepsi terhadap ruang, defisit memori, labilitas emosi, hemianopsia kiri, apraksia, atau penilaian buruk.
c. Risiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan aliran darah serebral, hemoragi serebral, peningkatan TIK.
d. Risiko terhadap cedera berhubungan dengan aktivitas kejang,perubahan proses pikir, imobilitas, kerusakan mekanisme perlindungan diri, kelemahan motorik, impuls, penurunan tingkat kesadaran atau disfagia / aspirasi.
e. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan otot selama menekan, kekacauan mental, depresi, penyakit kritis atau ketidak mampuan untuk makan sendiri.
f. Risiko tinggi terhadap kerusakan fisik berhubungan dengan hemiparesis, hemiplegia, kontraktur, drop foot,atrofiotot, nyeri,perubahan tingkat kesadaran atau kelebihan.
3. Rencana tindakan keperawatan
Dx a.
Tujuan : pasien akan mampu mengatasi kekurangannya, ditunjukkan oleh melakukan interaksi dengan orang lain tanpa memperlihatkan tanda-tanda sering frustasi atau frustasi berkepanjangan.
Tindakan keperawatan :
- lakukan rehabilitasi neurology, meliputi terapi okupasi, terapi fisik, terapi kognitif, terapi bicara dan lainnya sesuai dengan indikasi.
- Beri dorongan untuk menggunakan peralatan fasilitatif untuk memperbaiki bicara atau komunikasi (misalnya : menulis dipapan tulis, papan gambar, papan dengan huruf alfabet).
- Bicara dengan lambat pada pasien dan beri waktu yang cukup untuk berespons dan hindari cara bicara seperti yang dilakukan oleh anak-anak pada pasien.
- Bantu pasien menetapkan jadwal rutin sehari-hari yang harus dilakukan untuk membantu menyelaraskan prilaku.
- Berikan orientasi pada lingkungan melalui penggunaan jam, kalender,gambar-gambar dan dengan bahasa lisan.
- Tatalah kegiatan perawatan pada bidang penglihatan sebelah kiri, kalau memungkinkan.
Dx b
Tujuan : pasien akan mampu mengatasi defisit, seperti yang ditunjukkan oleh penggunaan pensil dan kertas untuk meningkatkan ingatan, kompensasi kelalaian unilateral dan tidak adanya ledakan emosional yang sering.
Tindakan keperawatan :
- tingkatkan aliran vena dari kepala dengan mempertahankan bagian kepala tempat tidur tetap tinggi tanpa fleksi.
- Hindari atau minimalkan frekuensi dan durasi askep yang dapat meningkatkan tekanan intra abdominal atau intra toraks.
- Pertahankan normofensi
- Hindari pengguanaan restrain jika mungkin, karena TIK akan meningkat dan tekanan vena sentral menurun jika pasien memberikan perlawanan dalam penggunaan restrain.
- Laporkan kenaikan TD vistolik, perlemahan tekanan nadi, muntah dan papiledema, semua yang mungkin menjadi tanda herniasi.
- Cegah konstipasi, catat semua BAB.
- Catat status neurology dengan menggunakan SKG dan bandingkan dengan nilai dasar.
- Laporkan perubahan-perubahan pada tingkat kesadaran.
Dx . d
Tujuan : - tingkat kesadaran akan dipertahankan atau ditingkatkan
- pasien akan bebas dari cedera fisik
Tindakan keperawatan :
- Terapkan tindak kewaspadaan, terali tempat tidur terpasang dan diberi bantalan, TT dalam posisi rendah, siapkan oksigen dan suksion disamping TT
- Amati dan catat kejang dengan akurat
- Bantu pasien yang tidak tegap untuk melakukan ambulasi
- Pastikan keadaan refleks menekan dan batuk sebelum memberikan makanan atau cairan.Ajarkan keluarga untuk mengkaji lingkungan rumah terhadap bahaya, misalnya jatuh pada tangga tanpa pegangan, kamar mandi tanpa pegangan, dsb.
- Ajarkan kepada keluarga apa yang harus dilakukan bila pasien kejang setelah pulang dari RS.
Dx. e
Tujuan : pasien akan mendapat kalori yang akurat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, seperti yang terukur dengan hitungan kalori dan penghitungan kebutuhan metabolisme.
Tindakan keperawatan :
- Catat jumlah kalori setiap hari
- Lakukan konsultasi diit
- Berikan makan melalui selang, nutrisi parenteral total, atau Bantu dengan makan melalui selang sesuai kondisi pasien
- Kaji albumin serum, protein total dan lekosit
- Pertahankan catatan berat badan harian
Dx. f
Tujuan : pasien akan bebas dari komplikasi imobilitas yang dapat dicegah, seperti atelektasis, nyeri akibat tekanan dan trombosis vena dalam.
Tindakan keperawatan :
- Lakukan konsultasi rehabilitasi
- Lakukan latihan ROM aktif / pasif 3x sehari
- Mobolisasi pasien ke kursi secepat yang memungkinkan
- Baringkan pasien dengan tepat dengan menggunakan ganjalan bantal di TT
- Ubah posisi pasien setiap 2 jam
- Berikan pelindung tumit dan siku
- Pastikan nutrisi yang adekuat
- Ajarkan pasien tehnik batuk / nafas dalam dengan teratur, atau suksion sesuai dengan kebutuhan untuk menjaga paru tetap bersih
- Kaji extremitas bawah dengan teratur terhadap kemerahan, nyeri tekan, kehangatan atau nyeri.
4. Implementasi keperawatan
Sesuai rencana keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN TN ‘M’ DENGAN DIAGNOSA MEDIS CVD
DI POLI SYARAF RSUD MATARAM
TANGGAL 6 MARET 2003
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
a. Identitas klien
Nama : Tn “M”
Umur/kelamin : 54 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Suku/bangsa : Sasak/Indonesia
Pekerjaan : PNS
Alamat : Dasan Agung
b. Identitas penanggungjawab
Nama : Tn “M.S”
Umur/kelamin : 23 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Hub. Dengan klien: Anak
Alamat : Dasan Agung
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Sering pusing kepala, kaku kuduk,tubuh sebelah kiri kadang-kadang terasa lemah sampai tidak ada rasa bla terkena air dingin atau panas.
b. Keluhan saat dikaji
Klien menyatakan kelamahan pada tangn kiri, kekuatan otot 2 pada skala 0-5 (poor, dengan bantuan atau penyangga sendi dapat melakukan ROM)
c. Riwayat perjalanan penyakit
Setahun yang lalu pernah dirawat di RS dengan keluhan kepala sering pusing, kaku kuduk,.tubuh sebelah kiri kadang terasa lemah sampai tidak ada rasa bila aterkena air dingin atau panas. Penderita memiliki riwayat hipertensi
d. Riwayat penyakit dahulu
Klien menyatakan hanya menderita hipertensi. Tidak disertai factor resiko lainnya seperti penyakit DM, jantung, obesitas maupun merokok.
e. Riwayat penyakit keluarga
Klien menyatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti ini.
3. RIWAYAT BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
a. BIOLOGIS
1. Pernapasan
Sebelum dan sesudah sakit klien menyatakan tidak pernah mangalami gangguan pernapasan. Respirasi 14 X/mnt.
2. Nutrisi
Sebelum sakit klien makan 3X sehari, kadang-kadang lebih dan minum 6-8 gelas sehari. Setelah sakit sakit klien tetap makan seperti biasa hanya saja membatasi atau mengurangi makan makanan yang mengandung garam dan lemak
3. Eliminasi
klien menyatakan Sebelum dan sesudah sakit tidak mengalami gangguan eliminasi BAB dan BaK. Kebiasaan BAB dirumah 1-2 hari sekali, BAK 3-5 kali sehari. Setelah sakit BAB 2-3 hari sekali tanpa gangguan.
4. Istirahat dan tidur
Sebelum sakit klien menyatakan tidak mengalami gangguan istirahat tidur. Kebiasaan tidur jam sembilan malam. Lama tidur 6-8 jam sehari. Setelah sakitpun klien menyatakan tidak ada gangguan dengan masalah istirahat tidur.
5. Aktivitas
Sebelum sakit menyatakan beraktivitas biasa sebagai PNS tanpa mengalami gangguan. Setelah sakit klien mengatakan aktivitasnya teganggu karena adanya kelemahan anggota tubuh (tangan kiri), kegiatan dominan menggunakan tangan kanan.
6. Kebersihan diri
Klien menyatakan sebelum sakit kebiasaan mandi 1-2 kali sehari, gosok gigi 1 kali sehari. Saat sakit klien menyatakan tetap mandi dan gosok gigi sepertia biasa.
b. PSIKOLOGIS
Klien tampak tenang, saat dilakukan pengkajian dapat mengutarakan keluhannya, dapat menjawab semua pertanyaan dan dapat menerima keadaannya.
c. SOSIAL
Klien menyatakan biasa bergaul dengan siapa saja di lingkungannya maupun lingkungan tempat kerjanya.
d. SPIRITUAL
Sebelum sakit klien dapat menjalankan ibadah dengan baik. Setelah sakit klien menyatakan tetap menjalani kewajibannya.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status generalis
a. keadaan umum : baik
b. tanda-tanda vital : -temperatur : tidak terkaji , Tc 150/90 mmHg, N 76 X/mnt, Resp. 16 X/mnt.
b. Pemeriksaan fisik (anggota gerak)
Terdapat kelemahan pada anggota gerak atas (tangan kiri), kekuatan otot 2 skala 0-5 (poor, dengan bantuan atau penyangga sendi dapat melakukan ROM).
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium tidak ada, rontgen tidak ada, CT-Scan tidak ada.
6. PENGOBATAN
Captopril 3X12 mg, Aspilet 1X1 tablet, Vit. B1 3X1 tablet, fisioterapi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN.
ANALISA DATA
NO SYMPTOM ETEIOLOGI PROBLEM
1 DS :
Klien menyatakan tangan kiri terasa lemah.
DO :
Kekuatan otot tangan kiri 2 skala 0-5 (poor, dengan bantuan atau penyangga sendi dapatmelakukan ROM).
DS :
Klien menyatakan aktivitas terbatas/terganggu.
Klien menyatakan kegiatan dominan menggunakan tangan kanan.
DO :
Kekuatan otot tangan kiri 2 skala 0-5 (poor, dengan bantuan atau penyangga sendi dapat melakukan ROM). Hipertensi
Ruptur arteri
↑ TIK Iskemia
Infark jaringan otak
Gg. fungsi sensorik dan motorik
Kelemahan anggota gearak (tangan kiri).
Perubahan perfusi jaringan b/d gg aliran darah cerbral, hemoraghic cerebral, ↑ TIK.
Keterbatasan aktivitas.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan b/d gangguan aliran darah cerebral, hemoraghic cerebral, ↑ TIK d/d klein menyatakan tangan kiri terasa lemah, kekuatan otot 2 skala 0-5 (poor, dengan bantuan atau penyangga sendi dapat melakukan ROM)
2. Keterbatasan aktivitas b/d kelemahan otot anggota gerak (tangan kiri) d/d klien menyatakan aktivitas terganggu/terbatas, menyatakan kegiatan dominana mengguanakan tangan kanan, kekuatan otot 2 skala 0-5.
C. RENCANA KEPERAWATAN.
Tgl/Jam DX Tujuan Rencana Tidakan Rasional
6-3-03
10.00
10.15
1
2
Setelah dilakukan tindakan kep. 1X15 mnt dirahapkan klien dapat memahami faktor-faktor resiko penyebab CVD dan perawatan lebih lanjut.
Setelah dilakukan tindakan kep. 1X15 mnt diharapkan klien dapat memahami : penyebab terjadinya kelemahan anggota gerak dan dapat menerima serta menyesuaikan diri dengan kondisinya
Berikan penjelasan tentang faktor-faktor risiko penyakit CVD seperti merokok, diit tinggi lemak, gaya hidup monoton, dan hipertensi.
Berikan penjelasan tentang perawatan lebih lanjut seperti latihan ROM aktif/pasif pada ekstremitas setiap 2 jam sebagaimana yang diperlukan, fisioterapi
Berikan penjelasan tentang penyabab terjadinya kelamahan sehingga bisa beradaptasi dengan keadaannya.
Berikan penjelasan kepada kleuarga untuk membantu perawatan dan pemenuhan kebutuhan klien
Meningkatkan pemahaman klien tentang actor-faktor risiko penyakit CVD . Merokok, sebabkan kontriksi pembuluh darah, menghambat kemampuan darah membawa O2 dengan meningkatkan kadar CO2, dan berakibat meningkatkan pengumpulan trombosit dan pembentukan trombus.
Diit tinggi lemak, lemak menempel langsung pada dinding pembuluh darah arteri, sebabkan lesi ateriosklerosis.
Gaya hidup monoton, menurunkan potensi arteri dan mencegah berkembangnya sirkulasi kolateral.
Hipertensi, meningkatkan tekanan system arteri yang merusak lapisan endothelium initima serta membuat lebih permeable terhadap perlekatan lemak dan pembentukan bekuan.
Latihan dapat meningkatkan sirkulasi yang adekuat dan pembentukan darah kolateral.
Memberikan pemahaman tentang proses penyakit.
Membantu proses penyembuhan dan pemenuhan kebutuhan klien.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN.
Tgl/Jam DX Tindakan Keperawatan Evaluasi
6-3-03
10.00
10.15
1
2
Memberikan penjelasan tentang faktor-faktor risiko CVD seperti merokok, diit tinggi lemak, gaya hidup monoton dan hipertensi.
Memberikan penjelasan tentang perawatan lebih lanjut seperti latihan ROM aktif/pasif setiap 2 jam sebagaimana diperlukan dan perawatan fisioterapi.
Memberikan penjelasan tentang penyebab terjadinya kelemahan sehingga bisa beradaptasi dengan keadaannya.
Memberikan penjelasan kepada keluarga untuk membantu perawatan dan pemenuhan kebutuhan klien.
Klien menyatakan memahami dan mampu mengutarakan faktor-faktor risiko CVD.
Klien menyatakan akan mencoba latihan ROM aktif/pasif dan menjelaskan saat ini tengah menjalani perawatan fisioterapi.
Klien menyatakan memahami tentang penyebab dan menyatakan bisa beradaptasi dengan keadaannya.
Keluarga menyatakan tetap membantu perawatan dan pemenuhan kebutuhan klien.
E. EVALUASI KEPERAWATAN.
Catatan Perkembangan
Tgl/Jam DX Perkembangan SOAP
6-3-03
10.15
10.30
1
2
S : Klien menyatakan memahami dan mampu mengutarakan factor-faktor risiko CVD.
Klien menyatakan akan mencobalatihan ROM aktif/pasif
O : Tangan kiri masih lemah, kekuatan otot 2 skala 0-5
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan.
S : Klien menyatakan memahami tentang penyebab kelemahan dan bisa beradaptasi dengan keadaannya.
Keluarga menyatakan tetap membantu perawatan dan pemenuhan kebutuhan klien.
O : Aktivitas masih terbatas, tangan kiri masih lemah, kekuatan otot 2 skala 0-5.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan.
BAB IV
P E N U T U P
1. Kesimpulan
Dari laporan kasus ini, dapat kami simpulkan sebagai berikut :
a. Pada praktek keperawatan II ini mahasiswa dapat menerapkan proses keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien dengan masalah penyakit syaraf.
b. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian sampai dengan evaluasi pada Askep Tn. M dengan CVD di poli syaraf RSUD Mataram.
c. Suatu proses CVD itu, sejak dimulai terjadinya tanda dan gejala sampai terjadinya komplikasi seorang klien harus mengetahui penyebab dan faktor risiko yang dapat menyebabkan CVD, akan mengalami tanda dan gejala CVD, terjadinya perubahan fungsi sensoris dan motorik dalam kasus CVD dan masalah-masalah yang lazim ditemukan pada penyakit tersebut.
2. Saran
Dari laporan kasus ini, dapat kami sarankan bahwa setiap klien dengan kasus CVD haruslah rajin memeriksakan diri dan melaksanakan perawatan ke sarana kesehatan untuk mengetahui apakah keadaannya normal/ tidak, apakah terdapat penyakit penyerta/ tidak. Dengan pemeriksaan secara rutin dapat mengurangi risiko terjadinya kecacatan dan kematian pada klien dengan kasus CVD.
DAFTAR PUSTAKA
1. Carolyn M. Hudak, R.N, PHD. Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik. Edisi VI Volume II, EGC 1996.
2. I Gusti Ngurah Gede Ngurah, Prof. Dr. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Syaraf.
3. Mi Ja Kim, Gertrude K.McFarland, Audrey M.Mclane. Diagnosa Keperawatan, Edisi V, EGC 1995
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih