Home » , » ASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN DENGAN HIL SINISTRA

ASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN DENGAN HIL SINISTRA



A.    Pengertian
Hernia Ingualis Lateralis adalah hernia yang melalui Anulus Ingualis Internus yang terletak disebelah lateral vasa epigastrika inseriar, menyusuri Kanalis Ingualis dan kerongga perut melalui Anulus Ingualis Internus. (Kapita Selekta, Jilid II, 2000)

B.    Macam-macam hernia
Ditinjau dari letaknya, hernia dibagi 2 golongan :
1.    Hernia eksterna.
Hernia yang tonjolannya tampak dari luar yaitu hernia inguinalis lateralis, hernia inguinalis medialias (direk), hernia femoralis, hernia umbilikalis, hernia supra umbilikalis, hernia
2.    Hernia interna
Hernia yang tonjolannya tidak tampak dari luar, yaitu hernia obturatorika, hernia diafragmatika, hernia foramen Winslowi dan hernia ligamen treitz.

C.    Penyebab
1.    Kongenital
Sejak lahir
2.    Didapat (acduired)
Terjadi setelah dewasa atau pada usia lanjut, disebabkan adanya tekanan intra abdominal yang meningkat dan dalam waktu yang lama misalnya batuk kronis, konstipasi kronis, gangguan proses kencing (hipertropi, prostat, stiktr uretra) ancietas.

D.    Patologi anatomi
Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritoneum, isi hernia yang biasanya terdiri dari usus omentum kadang berisi cairan organ intra peritoneal lain atau ekstra peritoneal seperti ovarium, apendiks divertikes dan buli – buli. Unsur terakhir adalah struktur yang menutupi kantong hernia yang dapat berupa kulit (skrotum) umbilikus atau organ -  organ lain misalnya paru.
Pada hernia inguinal lateralis (indireck) lengkung usus keluar melalui kanalis inguinalis dan mengikuti kora spermatikus (pria) atau ligamen sekitar (wanita). Ini diakibatkan gagalnya prosesus vaginalis untuk menutup testis turun ke dalam skrotum atau fiksasi ovarium.
Pada pertumbuhan janin (+ 3 minggu) testis yang mula – mula terletak di atas mengalami penurunan (desensus) menuju ke skrotum. Pada waktu testis turun melewati inguinal sampai skrotum prossesus vaginalis peritoneal yang terbuka. Terjadilah hernia inguinalis lateralis, karena hernia inguinalis lateralis lebih sering didapatkan dibagian kanan (+ 60 %). Hal ini disebabkan karena proses desensus dan testis kanan lebih lambat dibandingkan dengan yang kiri.



























E.    Patofisiologi



































F.    Tanda dan gejala
Pasien mengeluh benjolan pada lipat paha atau perut di bagian bawah. Benjolan dapat keluar dan masuk di daerah kemaluan, kadang – kadang terasa kemeng. Bisa terjadi obstruksi usus seperti bising usus nada tinggi sampai tak ada, mual dan muntah.

G.    Penatalaksanaan
1.    Manajemen medis
Setiap penderita hernia inguinalis lateralis selalu harus diobati dengan jalan pembedahan secepat mungkin setelah diagnosa ditegakkan.
a.    Herniotomy membuang kantong hernia, ini terutama pada anak – anak karena dasarnya adalah kongenital tanpa adanya kelemahan dinding perut.
b.    Herniorrhaphy membuang kantong hernia disertai tindakan bedah plastik untuk memperkuat dinding perut bagian bawah di belakang kanalis inguinalis.
Pada pasien yang didapatkan kontraindikasi pembedahan atau menolak dilakukan pembedahan, dapat dianjurkan untuk memakai sabuk hernia (truss). Sabuk itu dipakai waktu pagi dimana penderita aktif dan dilepas pada waktu istirahat (malam).

2.    Manajemen keperawatan
a.    Pre operasi :
Pengkajian : ditujukan pada nyeri, ada tonjolan (pembengkakan) di daerah inguinal, cemas, tingkat pengetahuan pasien tentang hernia dan penanganannya. Pengkajian juga ditujukan pada riwayat.
Diagnosa keperawatan : masalah keperawatan yang bisa muncul adalah gangguan kenyamanan, kecemasan, kurang pengetahuan dan resiko tinggi terjadi reinkarserata.
Intervensi keperawatan (secara umum) ; beri posisi kepala tempat tidur ditinggikan, bila hernia turun/menonjol dimasukan kembali secara manual, anjurkan menggunakan sabuk hernia, beri analgesik sesuai advis, hindari manuever yang bisa meningkatkan tekanan intraabdominal : batuk kronik, angkat berat, mengedan secara kuat dan anjurkan untuk kompres dingin pada daerah yang bengkak.


b.    Post operasi :
Dihubungkan dengan pembedahan umum lainnya seperti masalah resiko tinggi infeksi, masalah gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan luka operasi, dan pendidikan pasien untuk perencanaan pulang.

Alat dan dasar operasi herniatomy
1.     Dock klem        : 6
2.     Rentang        : 1
3.     Pinset anatomi    : 2
4.     Pinset chirugi        : 2
5.     Krom klem        : 6
6.     Hand mes        : 2
7.     Kokker        : 4
8.     Klem lurus        : 2
9.     Elis klem        : 1
10.     Gunting benang    : 2
11.     Gunting jaringan    : 1
12.     Nel voeder        : 2
13.     Tokher sonde        : 1
14.     Hak tajam        : 2
15.     Hak tumpul        : 2

Pemeriksaan :
Inspeksi : keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha, scrotum atau labia dasar posisi berdiri dan berbaring, pasien diminta mengedan atau batuk sehingga adanya benjolan atau keadaan asimetri dapat dilihat.
Palpasi : dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya raba cincin hernia didapat pelebaran anulus inguinalis yang melebar.
Neonatus dari 90 %  proserus vaginalis belum tertutup
Bayi umur 1 tahun 30 %  proserus vaginalis belum tertutup

Persiapan pra bedah
a.    Penderita harus dipuasakan sedikitnya 4-6 jam pre op
b.    Persiapan pasien dengan pemberian antibiotik (spektrum luas)
Ex : profilaksis untuk memperbaiki keadaan umum
c.    Pemberian premedikasi
d.    Mempersiapkan lapangan pembedahan dengan membersihkan dan mencuci
Anasthesi
Biasanya digunakan anasthesis umum, kecuali bisa terjadi kontra indikasi dapat juga digunakan anastesi regional / insultrasi  SAB
Posisi : supinasi dengan kepala sedikit diturunkan.

Optek
1.    Disenfektan lapangan pembedahan tutup kain steril
2.    Irisan 2 cm medial spina iliaka (sias) sampai tuberculum dutaicum, irisan diperdasar sampai apaoncorisis musculus oplikus eksternus dan perdarahan dirawat tampak kurs medial dan laseralis yang merupakan anulus eksternus.
3.    Dipasang duk lubang aponearisis moe: dibuka kecil dengan pisau dan dengan bantuan pinset anatomis dan gunting dibuka lebih lanjut ke kranial, sampai anulus internus dan kekaudal sampai dengan membuka anulus eksternus, jangan sampai melukai n.ileoinguinalis dan n.ileohipogastrik. n.ileoinguinalis paling sering terpotong dekat anulus eksternus.
4.    Dengan menjepit aponeorosis moe dengan koker aponeorosis moe dibebaskan dari dasar ke lateral sampai dengan tampak ligamentum inguinalis pauparti dan medial sampai dengan kanjoin tenden (musculus obligus internus dan tranvernus).
5.    Funikulus spermatikus dibebaskan dan dipasang teugell.
6.    Dengan bantuan 2 pinset chirurgi m. kremastor dibuka untuk mencapai kantong hernia yang terletak disebelah medial funikulis spermatikus. Biasanya kantong hernia mudah dibedakan dari jaringan disekitarnya karena warna yang putih.
7.    Dengan bantuan 2 pinset chirurgi digunting kantong dibuka, setelah eksplorasi isi kantong, hernia, isi dikembalikan ke dalam rongga abdomen, dengan memasukan jari kedua tangan kiri ke dalam lubang dan sedikit tarikan kantong dibebaskan secara tumpul dan tajam. Sebaiknya vasdeferens dan dipisakan secara tajam.
8.    Kantong hernia dibebaskan dan proksimal mungkin sampai tampak jaringan lemak  pre peritoneal. Kantong diplintir dan diikat dengan plain cat gut. Bisa mulut kantong proxsimal lebar dpat ditutup dengan labak zanaad, kemudian kantong hernia dipotong.
9.    Dilakukan marsupalisasi untuk mencega timbulnya hidrokel kemudian dari ujung proksimal kantong hernia dapat digunting pada m.obligus internus dan tranvernus abdominis dengan bantuan sonde koker
10.    Plastik basini dilakukan dengan menjahit konjoin tendok dengan ligamentum inguinalis pouparti dengan bawah yang non absorbale (slik, ethuon, nylon)
Jahitan I : dilakukan pada konjoln tendon dengan perios teuberkulon publitum
Jahitan II : jarak lem dari jahitan I dengan menjahit tonjoim tendon dan ligamentun inguinalis
11.    Fukrikulus spermatikus dilatakkan kembali pada dasar yang baru ini N. Ile inguinalis dibebaskan kembali. Apancurotusmae dijahit kembali dengan plan catgut no I secara simpul atau dengan dexon nol I seara delujur, lemak dijahit dengan plain catgut 000 secara tumpul kulit dijahit stik 000 secara simpul

Post operasi
A : airway : pembebasan jalan nafas
B : breating : pemberian terapi O2
C : circulasy : infus






















ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1.    Biodata
Mencakup sering terjadi pada usia lanjut dan berjenis kelamin laki-laki
2.    Keluhan
    Pasien merasa nyeri karena ada benjolan disekitar selangkangan atau di sekitar kemaluan.
3.    Riwayat penyakit sekarang
Setelah merasakan nyeri keluarga pasien memeriksakan kedokter dan minum obat, jika tidak berhasil pasien ke rumah sakit untuk memeriksakan penyakitnya dan akhirnya disuruh MRS, proses terjadinya HIL ditandai dengan benjolan di daerah inguinal
4.    Riwayat penyakit dahulu
    Biasanya pada pasien Hil tidak mempunyai penyakit lain.
5.    Riwayat kesehatan keluarga
    Biasanya keluarga tidak mempunyai penyakit menular / menurun.
6.    Pola-pola fungsi kesehatan
-    Pola eliminasi
    Biasanya pasien hil tidak mengalami nyeri saat buang air besar
-    Pola nutrisi dan metabolisme
    Biasanya mengalami penurunan nafsu makan
-    Pola aktifitas dan latihan
    Umumnya pasien Hil terjadi sering batuk
-    Pola istirahat dan tidur
    Pola tidur dan istirahat bisa mengalami gangguan seperti nyeri akibat post op
-    Pola hubungan dan peran
    Pasien agak terganggu karena sulit menentukan kondisinya
-    Pola penanggulangan stress
    Biasanya pasien dan keluarganya merasa cemas
-    Pola sensori dan kognitif
    Biasanya pasien dan keluarga merasa cemas karena kurang mengerti tentang penyakitnya
-    Pola reproduksi sexsual
Pasien merasa terganggua karena ada benjolan
-    Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Pada pola ini biasanya klien agak tergangu dengan kondisinya
-    Pola tata nilai dan kepercayaan

7.    Pemeriksaan Fisik
Diutamakan pada sistem yang tergangu sesuai dengan penyakitnya untuk hernia pemeriksaan fisik yang utama adalah :
•    Keadaan umum
    Yang harus diperhatikan pada pasien Hil keluhan yang dirasakan  klien, nyeri yang dirasakan, ekspresi wajah
•    Pemeriksaan kepala
    Pada pemeriksaan kepala tidak terdapat kelainan / benjolan
•    Sistem respirasi
    Pernafasan rata – rata ada peningkatan
•    Sistem kardiovaskuler
    Bisa terjadi penurunan tekanan darah
•    Sistem integumen
    Bisa terjadi penurunan pada turgor kulit pucat kering
•    Sistem Gastro intestinal
    Nyeri jika batuk
•    Sistem Abdomen
Nyeri tekan dan kembung.
-    Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lab : darah lengkap, urine lengkap
Pemerikasaan radiologi : foto Abdomen dan thorax
-    Pelaksanaan atau terapi
Harus dicari dan diperbaiki ( batuk kronik, prostat, tumor, asites, dll )
Harus diisolasi, dipisahkan dari peritoneum dan ligasi
Harus dilakukan pembedahan

B.     Analisa Data
Data umum terkumpul selanjutnya dikelompokkan ke dalam data mayor dan data  minor sehingga dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi data yang terkumpul kemudian ditentukan masalah keperawatannya, penyebabnya dan selanjutnya dirumuskan diagnosa keperawatan (Chider, 1995)

C.     Diagnosa Keperawatan
1.    Kurang pengetahuan tentang pengertian proses dan perawatan penyakit hernia yang diderita berhubungan dengan kurangnya informasi
2.    Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan luka post op

D.    Perencanaan Diagnosa 1
Tujuan : Pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakit dan penanganannya meningkat sekian 3 kali pertemuan.
Kriteria : - Dapat menyebabkan pengertian penyebab penyakit
-    Dapat memahami pembedahan yang dialami
-    Dapat memyebutkan
Intervensi
a.    Berikan penjelasan mengenai hernia : pengertian, penyebab dan proses serta penanganan dengan jelas.
R/ : penjelasan yang jelas membuat klien dan keluarga cepat memahami sehingga pengetahuan meningkat
b.    Berikan pengetahuan bila pasien mampu menyebutkan kembali apa yang sudah dijelaskan
R/ : klien akan lebih mudah mengingat jika diberi reinforcemen oleh perawat mengenai pernah amannya.
c.    Anjurkan keluarga untuk menanyakan kepada pasien disamping untuk berbagi pengalaman.
R/ :  eksplorasi pengalaman dengan pasien lain dalam pembedahan yang sama membantu meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga

Diagnosa Keperawatan 2
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan luka post op
Tujuan : setelah diberi tindakan keperawatan selama 3 jam pasien merasa nyaman (tidak nyeri)
Kriteria : - pasien rileks
-    tenang
-    tanda vital (N)
Intervensi
a.    Berikan head education tentang penyebab terjadinya nyeri
R/ : pasien paham atau tahu penyebab nyeri yang dialami dan berusaha melakukan koping mekanisme
b.    Anjurkan teknik relaksasi
R/ : untuk membantu mengurangi ketergangan otot rangka
-    Untuk strategi khusus mengurangi rasa nyeri ex (napas perlahan, teratur)
-    Tingkatkan relaksasi seperti pijat punggung, masase
c.    Ajarkan metode distraksi
R/ : mengalihkan nyeri dengan kegiatan lain sehingga mampu menurunkan nyeri
d.    Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
R/ : membantu menekan rasa nyeri
e.    Pertahankan sikap kasem
R/ : sikap pasien dan lingkungan yang tenang membantu pasien mengontrol nyeri dan mengurangi kecemasan pasien

E.    Pelaksanaan
Merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan dan klien hal yang harus di perhatikan ketika melakukan implementasi adalah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi. Penguasaan keterampilan interpersonal intelektual dan tehnikal intrervensi harus dilakukan dengan cepat.


F.     Evaluasi
Merupakan fase akhir dari proses keperawatan di evaluasi terhadap askep yang diberikan.
Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah : kekuatan kelengkapan kualitas / data teratasi / tidak, masalah klien serta pencapaian tujuan serta ketepatan intervensi keperawatan


















DAFTAR PUSTAKA

Kapita Selekta, Jilid II tahun 2000
Carpenito,J,L (1999).  ”Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan “ Edisi 2
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di My Documentku

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih

 
© 2010-2012 My Documentku