A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Adeno karsinoma ginjal atau karsinoma sel ginjal sering disebut juga hipernefroma atau tumor grawitz. Hal ini terjadi akibat perbedaan pendapat para peneliti tentang kelainan histogenesis yang mendasari penyakit ini, kontroversi pendapat tentang asal tumor ini berakhir setelah penelitian oberling dengan menggunakan mikroskop elektron mendapatkan bahwa karsinoma sel ginjal berasal dari sel tubulus proksimal.
2. ETIOLOGI
Walau telah diketahui bahwa pada karsinoma sel ginjal sel tumor berasal dari sel tubulus proksimal ginjal orang belum mengetahui secara pasti kenapa terjadi mitosis dan hiperplasia pada sl tubulus tersebut. Ada sangkaan bahwa pada keadaan ini terdapat peran faktor genetik. Hal ini diperkuat oleh kenyataan bahwa insidensi karsinoma sel ginjal meningkat pada pasien dengan kista ginjal dan kelompok keluarga dengan riwayat penyakit tumor ginjal. Faktor resiko lain yang juga berpengaruh yaitu lingkungan pekerjaan. Merokok merupakan resiko tinggi, demikian juga penggunaan fenasetin jangka lama.
3. PATOFISIOLOGI
Stadium karsinoma sel ginjal :
Stadium I : Dimana tumor terbatas diantara parenkim ginjal dan belum mengenai jaringan perinefrik.
Stadium II : Tumor telah meluas ke jaringan lunak perinefrik tetapi masih terbatas dalam pasia gerota. Mungkin telah ada invasi pada kelenjar suprarenal.
Stadium III A
IIIB
IIIC :
:
: Tumor telah menginvasi vena renalis
Tumor telah meluas ke kelenjar getah bening
Tumo telah mengenai arteria dan vena venalis serta kelenjar getah bening sekitarnya
Stadium IV A : Disamping metastasis kelenjar suprarena, telah terjadi penyebaran ke organ sekitar ginjal seperti kolon dan pankreas.
Stadium IV B : Telah terjadi metastasis jarak jauh
4. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala tumor grawitz dapat bervariasi. Trias klasik yaitu hematuria makroskopik, nyeri pinggang, dan massa di daerah ginjal ternyata tidak selalu ditemukan. Kalau ditemukan massa didaerah ginjal biasnya tumor sudah lanjut. Anemia dan tanda metastasis jauh dari paru seperti batuk dan nyeri pada metastasis tulang. Tidak jarang gejala atau tanda metastasis tulang merupakan manifestasis pertama. Biasanya ditemukan gejala dan sistemik tanpa kelemahan, malaise umum, anoreksia dan berat badan menurun kadang ditemukan tanda sindrom paraneoplastik seperti eritrositosis, hiperkalsemia, hipertensi, dan gangguan fungsi hati yang non metastatik.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto pulus abdomen dan pielografi intra vena
Foto pulus abdomen dan pielografi intra vena ini dapat digunakan untuk memastikan adanya batu saluran kencing yang disertai oleh hidronefrosis.
2. Pemeriksaan ultrasonografi
Gambaran radiologi petanda karsinoma sel ginjal adalah didapatkannya massa tanpa internal echo kista sederhana dengan transmisi homogen dan adanya gambaran dinding di bagian posterior.
3. Pemeriksaan ct scanning
Dugaan karsinoma sel ginjal ditandai oleh massa hipoekoik didaerah tumor. Dengan media kontras massa ini tampak homogen dengan area hipoekoik yang lebih jelas di jaringan ginjal sekitarnya.
4. Angiografi ginjal
Dengan arteriografi ginjal dapat diketahui adanya invasi tumor ke arah vena kava dan vena renalis.
6. PENATALAKSANAAN
Pada tumor stadium I, II, dan III A , nefrektomi radikal memberi kemungkinan sembuh, limfadenektomi regional agaknya tidak memperbaiki prognosis pada tumor yang masih terlokalisasi. Pada tumor yang sudah bermetastasis jauh, nefrektomi radikal merupak terapi poliatif bila ada hematuria, nyeri atau sindrom pada neoplastik. Meskipun tumor ginjal bersifat radio resisten tetapi radioterapi bermanfaat sekali untuk menghilangkam metastasis jauh seperti di otak, tulang dan paru.
B. KONSEP DASAR
Proses keperawatan adalah sutau sistem dalam merencanakan pelayanan asuhan keperawatan yang mempunyai 4 tahapan yaitu : pengkajian, perencanaan dan evaluasi (A. Aziz Alimul, 2001)
I. PENGKAJIAN
1.1. Pengumpulan Data
1. Identitas klien / pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan, agama, suku, alamat, tanggal MRS, no. register dan ruangan, serta orang yang bertanggung jawab.
2. Keluhan Utama
Pada pasien tumor ginjal biasanya akan mengalami nyeri pinggang dan massa di daerah ginjal secara bersama-sama atau terpisah.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pada pasien tumor ginjal biasanya akan terdapat gejala seperti massa di ginjal
4. Riwayat kesehatan dahulu
Umumnya pasien dengan tumor ginjal mempunyai riwayat penyakit nyeri pinggang.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Pada pasien tumor ginjal tidak terpengaruh pada riwayat penyakit keluarga.
6. Pola-Pola Fungsi Keluarga
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Pada umumnya pasien tumor ginjal dapat meneuhi sebagian besar di tata laksana kesehatannya karena tumor ginjal tak mengganggu persepsi dan tata laksana hidup sehat.
b. Pola nutri dan metabolisme
Terdapat gangguan dan penurunan absorbi lemak menyebabkan pasien tumor ginjal mengalami gastroentestinal ringan seperti perasaan mual, kadang-kadang muntah.
c. Pola eliminasi
Pada umumnya pasien tumor paru ginjal mengalami gangguan eliminasi seperti hematuria, retensi urine dll.
d. Pola istirahat dan tidur
Akibat dari nyeri pinggang yang tiba-tiba muncul dapat menganggu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur.
e. Pola aktifitas dan latihan
Akibat dari nyeri, massa di ginjal, demam, dapat mengganggu aktivitas dan latihan pasien karena butuh istirahat.
f. Pola persepsi dan konsep diri
Pada umumnya akan terjadi kecemasan terhadap keadaan penyakitnta baik oleh pasien itu sendiri maupun keluarga pasien.
g. Pola hubungan peran
Pada umumnya peran pasien terhadap keluarga ataupun respon terhadap keadaan penyakitnya pasien tidak ada gangguan.
h. Pola reproduksi seksual
Pada umumnya pola reproduksi seksual berpengaruh karena keadaan penyakit pasien.
i. Pola penanggulangan stres
Pada umumnya pasien tumor ginjal cemas terhadap penyakitnya keadaan penyakitnya.
j. Pola sensori dan kognitif
Pada umumnya pasien dengan tumor ginjal tidak terdapat gangguan sensori dan kognitif.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan
Menggambarkan tentang agama dan kepercayaan yang dianut pasien tentang norma dan aturan yang dijalankan.
7. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Didapatkan saat klien waktu pengkajian kreteria umum lemah, suhu tubuh tinggi (jika ada infeksi) nyeri pinggang.
2. Pemeriksaan tanda vital
• Suhu tubuh
• Denyut nasi
• Tingkat kesadaran
• Tekanan darah
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan foto pilus abdomen
b. Ultrasonografi (USG)
c. CT Scanning
d. Angiografi girgal
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri dan Gangguan Rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peregangan simpai ginjal ditandai dengan pasien menyeringai kesakitan, nyeri pinggang.
2. Resiko ketidakseimbangan volume cairan derhubungan dengan neburunnya motivasi untuk minum cairan sekunder akibat depresi dan kdldtihan.
3. Resiko tinggi kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tunuh sehubungan dengan oral intake kurang dan out put yang berlebihan ditandai dengan mual, muntah, dan anoreksia.
4. Perubahan Eliminasi Urine berhubungan dengan stimulasi kandung lemih oleh tumor, iritasi ginjal atau ureteral.
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengaobatan berhubungan dengan kurangannya informasi, interpretasi informasi.
III. PERENCANAAN
Dx I Prioritas : Nyeri dan gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peregangan simpai ginjal ditnsai dengan pasien menyeringai kesakitan,nyeri pinggang.
Tujuan : Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan dalam waktu 3x24 jam.
KH : - Pasien mengatakan nyeri berkurang
- Pasien lebih tenang dan merasa nyaman.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal.
Rencana Tindakan :
1. Lakukan pendekatan kepada klien dan keluarga dengan komunikasi yang baik.
Rasional : Dengan komunikasi yang baik siharapkan kx dan keluarganya akan lebih kooperatif dalam pelaksanaan Askep.
2. Jelaskan pada klien tentang sebab akibat terjadinya nyeri dan cara mengatasi nyeri
Rasional : Diperoleh pengetahuan tentang nyeri akan memudahkan kerja sama dengan Askep untuk memecahkan masalah.
3. Evaluasi nyeri, catat karakteristik dan frekuensi nyeri.
Rasional : Dengan mengetahui kualitas dan kuantitas akan dapat mempermudah dalam melakukan tindakan selanjutnya.
4. Ajarkan dan bantu kx dalam mengatasi nyeri dengan memusatkan perhatian pada pernafasan dan mobilisasi sesuai rencana.
Rasional : Mengembalikan fungsi gerak yang terganggu akibat efek pembedahan keadaan semula dalam hubungan memenuhi kebersihan dan aktivitas sehari-hari.
5. Berikan kompres hangat didaerah nyeri dan obs tanda-tanda vital
Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri dan mengetahui gejala dini yang timbul.
6. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi
Rasional : Diharapkan dapat menghindari kesalah dalam pemberian terapi obat / infus.
IV. PELAKSANAAN
Adalah terwujudnya dari rencana yang telah disusun sebelumnya pada tahap perencanaan untuk mengatasi masalah klien secara optimal (Nasrul Effendi, 1995).
V. EVALUASI
Evaluasi juga merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawtan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan.
(Nasrul Effendi, 1995).
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Arjatmo Tjokronegoro, Ilmu Penyakit Dalam, FKUI Jakarta, edisi tiga, Jakarta, 2001.
R. Sjamshidajr, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Buku Kedokteran, EGC, Jakarta, 1997.
Effendi Nasrul, 1995, Pengantar Proses Keperawatan, EGC, Jakarta.
Marlyn E. Doenges dkk, Rencana Asuhan Keperawatan, edisi tiga, Buku Kedokteran, EGC, Jakarta, 2003.
1. PENGERTIAN
Adeno karsinoma ginjal atau karsinoma sel ginjal sering disebut juga hipernefroma atau tumor grawitz. Hal ini terjadi akibat perbedaan pendapat para peneliti tentang kelainan histogenesis yang mendasari penyakit ini, kontroversi pendapat tentang asal tumor ini berakhir setelah penelitian oberling dengan menggunakan mikroskop elektron mendapatkan bahwa karsinoma sel ginjal berasal dari sel tubulus proksimal.
2. ETIOLOGI
Walau telah diketahui bahwa pada karsinoma sel ginjal sel tumor berasal dari sel tubulus proksimal ginjal orang belum mengetahui secara pasti kenapa terjadi mitosis dan hiperplasia pada sl tubulus tersebut. Ada sangkaan bahwa pada keadaan ini terdapat peran faktor genetik. Hal ini diperkuat oleh kenyataan bahwa insidensi karsinoma sel ginjal meningkat pada pasien dengan kista ginjal dan kelompok keluarga dengan riwayat penyakit tumor ginjal. Faktor resiko lain yang juga berpengaruh yaitu lingkungan pekerjaan. Merokok merupakan resiko tinggi, demikian juga penggunaan fenasetin jangka lama.
3. PATOFISIOLOGI
Stadium karsinoma sel ginjal :
Stadium I : Dimana tumor terbatas diantara parenkim ginjal dan belum mengenai jaringan perinefrik.
Stadium II : Tumor telah meluas ke jaringan lunak perinefrik tetapi masih terbatas dalam pasia gerota. Mungkin telah ada invasi pada kelenjar suprarenal.
Stadium III A
IIIB
IIIC :
:
: Tumor telah menginvasi vena renalis
Tumor telah meluas ke kelenjar getah bening
Tumo telah mengenai arteria dan vena venalis serta kelenjar getah bening sekitarnya
Stadium IV A : Disamping metastasis kelenjar suprarena, telah terjadi penyebaran ke organ sekitar ginjal seperti kolon dan pankreas.
Stadium IV B : Telah terjadi metastasis jarak jauh
4. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala tumor grawitz dapat bervariasi. Trias klasik yaitu hematuria makroskopik, nyeri pinggang, dan massa di daerah ginjal ternyata tidak selalu ditemukan. Kalau ditemukan massa didaerah ginjal biasnya tumor sudah lanjut. Anemia dan tanda metastasis jauh dari paru seperti batuk dan nyeri pada metastasis tulang. Tidak jarang gejala atau tanda metastasis tulang merupakan manifestasis pertama. Biasanya ditemukan gejala dan sistemik tanpa kelemahan, malaise umum, anoreksia dan berat badan menurun kadang ditemukan tanda sindrom paraneoplastik seperti eritrositosis, hiperkalsemia, hipertensi, dan gangguan fungsi hati yang non metastatik.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto pulus abdomen dan pielografi intra vena
Foto pulus abdomen dan pielografi intra vena ini dapat digunakan untuk memastikan adanya batu saluran kencing yang disertai oleh hidronefrosis.
2. Pemeriksaan ultrasonografi
Gambaran radiologi petanda karsinoma sel ginjal adalah didapatkannya massa tanpa internal echo kista sederhana dengan transmisi homogen dan adanya gambaran dinding di bagian posterior.
3. Pemeriksaan ct scanning
Dugaan karsinoma sel ginjal ditandai oleh massa hipoekoik didaerah tumor. Dengan media kontras massa ini tampak homogen dengan area hipoekoik yang lebih jelas di jaringan ginjal sekitarnya.
4. Angiografi ginjal
Dengan arteriografi ginjal dapat diketahui adanya invasi tumor ke arah vena kava dan vena renalis.
6. PENATALAKSANAAN
Pada tumor stadium I, II, dan III A , nefrektomi radikal memberi kemungkinan sembuh, limfadenektomi regional agaknya tidak memperbaiki prognosis pada tumor yang masih terlokalisasi. Pada tumor yang sudah bermetastasis jauh, nefrektomi radikal merupak terapi poliatif bila ada hematuria, nyeri atau sindrom pada neoplastik. Meskipun tumor ginjal bersifat radio resisten tetapi radioterapi bermanfaat sekali untuk menghilangkam metastasis jauh seperti di otak, tulang dan paru.
B. KONSEP DASAR
Proses keperawatan adalah sutau sistem dalam merencanakan pelayanan asuhan keperawatan yang mempunyai 4 tahapan yaitu : pengkajian, perencanaan dan evaluasi (A. Aziz Alimul, 2001)
I. PENGKAJIAN
1.1. Pengumpulan Data
1. Identitas klien / pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan, agama, suku, alamat, tanggal MRS, no. register dan ruangan, serta orang yang bertanggung jawab.
2. Keluhan Utama
Pada pasien tumor ginjal biasanya akan mengalami nyeri pinggang dan massa di daerah ginjal secara bersama-sama atau terpisah.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pada pasien tumor ginjal biasanya akan terdapat gejala seperti massa di ginjal
4. Riwayat kesehatan dahulu
Umumnya pasien dengan tumor ginjal mempunyai riwayat penyakit nyeri pinggang.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Pada pasien tumor ginjal tidak terpengaruh pada riwayat penyakit keluarga.
6. Pola-Pola Fungsi Keluarga
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Pada umumnya pasien tumor ginjal dapat meneuhi sebagian besar di tata laksana kesehatannya karena tumor ginjal tak mengganggu persepsi dan tata laksana hidup sehat.
b. Pola nutri dan metabolisme
Terdapat gangguan dan penurunan absorbi lemak menyebabkan pasien tumor ginjal mengalami gastroentestinal ringan seperti perasaan mual, kadang-kadang muntah.
c. Pola eliminasi
Pada umumnya pasien tumor paru ginjal mengalami gangguan eliminasi seperti hematuria, retensi urine dll.
d. Pola istirahat dan tidur
Akibat dari nyeri pinggang yang tiba-tiba muncul dapat menganggu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur.
e. Pola aktifitas dan latihan
Akibat dari nyeri, massa di ginjal, demam, dapat mengganggu aktivitas dan latihan pasien karena butuh istirahat.
f. Pola persepsi dan konsep diri
Pada umumnya akan terjadi kecemasan terhadap keadaan penyakitnta baik oleh pasien itu sendiri maupun keluarga pasien.
g. Pola hubungan peran
Pada umumnya peran pasien terhadap keluarga ataupun respon terhadap keadaan penyakitnya pasien tidak ada gangguan.
h. Pola reproduksi seksual
Pada umumnya pola reproduksi seksual berpengaruh karena keadaan penyakit pasien.
i. Pola penanggulangan stres
Pada umumnya pasien tumor ginjal cemas terhadap penyakitnya keadaan penyakitnya.
j. Pola sensori dan kognitif
Pada umumnya pasien dengan tumor ginjal tidak terdapat gangguan sensori dan kognitif.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan
Menggambarkan tentang agama dan kepercayaan yang dianut pasien tentang norma dan aturan yang dijalankan.
7. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Didapatkan saat klien waktu pengkajian kreteria umum lemah, suhu tubuh tinggi (jika ada infeksi) nyeri pinggang.
2. Pemeriksaan tanda vital
• Suhu tubuh
• Denyut nasi
• Tingkat kesadaran
• Tekanan darah
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan foto pilus abdomen
b. Ultrasonografi (USG)
c. CT Scanning
d. Angiografi girgal
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri dan Gangguan Rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peregangan simpai ginjal ditandai dengan pasien menyeringai kesakitan, nyeri pinggang.
2. Resiko ketidakseimbangan volume cairan derhubungan dengan neburunnya motivasi untuk minum cairan sekunder akibat depresi dan kdldtihan.
3. Resiko tinggi kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tunuh sehubungan dengan oral intake kurang dan out put yang berlebihan ditandai dengan mual, muntah, dan anoreksia.
4. Perubahan Eliminasi Urine berhubungan dengan stimulasi kandung lemih oleh tumor, iritasi ginjal atau ureteral.
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengaobatan berhubungan dengan kurangannya informasi, interpretasi informasi.
III. PERENCANAAN
Dx I Prioritas : Nyeri dan gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peregangan simpai ginjal ditnsai dengan pasien menyeringai kesakitan,nyeri pinggang.
Tujuan : Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan dalam waktu 3x24 jam.
KH : - Pasien mengatakan nyeri berkurang
- Pasien lebih tenang dan merasa nyaman.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal.
Rencana Tindakan :
1. Lakukan pendekatan kepada klien dan keluarga dengan komunikasi yang baik.
Rasional : Dengan komunikasi yang baik siharapkan kx dan keluarganya akan lebih kooperatif dalam pelaksanaan Askep.
2. Jelaskan pada klien tentang sebab akibat terjadinya nyeri dan cara mengatasi nyeri
Rasional : Diperoleh pengetahuan tentang nyeri akan memudahkan kerja sama dengan Askep untuk memecahkan masalah.
3. Evaluasi nyeri, catat karakteristik dan frekuensi nyeri.
Rasional : Dengan mengetahui kualitas dan kuantitas akan dapat mempermudah dalam melakukan tindakan selanjutnya.
4. Ajarkan dan bantu kx dalam mengatasi nyeri dengan memusatkan perhatian pada pernafasan dan mobilisasi sesuai rencana.
Rasional : Mengembalikan fungsi gerak yang terganggu akibat efek pembedahan keadaan semula dalam hubungan memenuhi kebersihan dan aktivitas sehari-hari.
5. Berikan kompres hangat didaerah nyeri dan obs tanda-tanda vital
Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri dan mengetahui gejala dini yang timbul.
6. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi
Rasional : Diharapkan dapat menghindari kesalah dalam pemberian terapi obat / infus.
IV. PELAKSANAAN
Adalah terwujudnya dari rencana yang telah disusun sebelumnya pada tahap perencanaan untuk mengatasi masalah klien secara optimal (Nasrul Effendi, 1995).
V. EVALUASI
Evaluasi juga merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawtan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan.
(Nasrul Effendi, 1995).
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Arjatmo Tjokronegoro, Ilmu Penyakit Dalam, FKUI Jakarta, edisi tiga, Jakarta, 2001.
R. Sjamshidajr, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Buku Kedokteran, EGC, Jakarta, 1997.
Effendi Nasrul, 1995, Pengantar Proses Keperawatan, EGC, Jakarta.
Marlyn E. Doenges dkk, Rencana Asuhan Keperawatan, edisi tiga, Buku Kedokteran, EGC, Jakarta, 2003.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih