Home » » ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIALE

ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIALE

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D
 DENGAN ASMA BRONKIALE
DI RUANG DAHLIA RSUD AMBARAWA

http://doctorology.net/wp-content/uploads/2009/03/penyempitan-saluran-nafas.jpg

I.    PENGKAJIAN
Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 4 januari 2009 dengan cara autoanamnesa dan alloanamnesa.
A.    Identitas
1.    Identitas klien
Nama                       :   Sdr.D
Pendidikan               :   SMU
Umur                       :   20 Tahun
Agama                     :   Islam
Suku                        :  Bangsa Indonesia
Pekerjaan                 :  Karyawan Percetakan
No Register              :  667668
Alamat                     :   Bawen
Tanggal Masuk RS    : 3 Januari 2009
2.    Identitas  penanggung  jawab
Nama                      :  Ny. M
Umur                      :  39 tahun
Pendidikan terakhir :  SD
Agama                    :  Islam
Suku                       :  Bangsa Indonesia
Hub. Dengan klien   : Ibu
Pekerjaan                : Buruh
Alamat                    : Bawen

B.    Riwayat Kesehatan
1.    Keluhan utama
Pasien merasakan sesak nafas sejak 2 hari yang lalu
2.    Riwayat kesehatan saat ini
Sejak 2 hari yang lalu yaitu pada tanggal 2 Januari 2009 pasien mengalami sesak nafas karena cuaca dingin dan kecapekan. Sebelumnya pasien sudah pergi berobat ke Puskesmas tetapi tidak ada perubahan (pasien masih sesak). Kemudian pasien dibawa ke RS oleh keluarga melalui IGD kemudian dipindahkan ke Ruang Dahlia.
3.    Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Kurang lebih 6 tahun yang lalu pasien sudah pernah di rawat di RS dengan keluhan yang sama yaitu sesak nafas.
4.    Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit asma yaitu Bapaknya.
C.    Riwayat Lingkungan Tempat Tinggal
Menurut keluarga lingkungan rumah cukup brsih karena keluarga dan masyarakat sekitar membersihkan rumah dan lingkungan sekitar, setiap satu minggu sekali.
D.    Pengkajian Sistem Tubuh
Keadan umum: lemah
Tingkat kesadaran: komposmentis
Tanda- Tanda Vital : TD : 110/70 mmHg, N : 98X/menit , RR : 28X/ menit S: 36,6 oC
1.    Sitem Pernafasan 
Data Subyektif
a.    Pasien mengatakan sesak
b.    Pasien mengatakan dadanya terasa ampeg.
c.    Pasien mengatakan kadang merokok
Data obyektif
a.    Pernafasan : frekuensi : 28X/menit, Irama : irregular, dispnea, dengan ekspirasi yang lama inspirasi pendek, nafas dangal dan cepat.
b.    Pasien menggunakan otot bantu pernafasan
c.    Terlihat tarikan interkosta
d.    Adanya pernafasan cuping hidung
e.    Terdengar adanya ronchi, weezing
f.    Pasien tampak gelisah
g.    Pasien tampak pucat dan lemas, tampak sianosis.
h.    Batuk tidak produktif, sekret kental lengket sulit keluar
2.    Sistem Kardiovaskuler
Data Subyektif
a.    Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat masalah jantung
b.    Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat udema
Data Obyektif
a.    Tekanan darah berbaring : 110/70 mmHg
b.    Denyut nadi
1)    Karotis : 62 x/menit
2)    Jugularis : 64 x/menit
3)    Radialis : 72 x/menit
4)    Femoralis : 60 x/menit
5)    Dorsal pedis : 64 x/menit
c.    Bunyi jantung : S1 dan S2 Reguler
d.    Ekstremitas : S=36,6oC, warna kulit : sawo matang, pengisian kapiler/capillary refill time (CRT) : 3 detik, tidak ada varises
e.    Membrane mukosa : bibir kering, konjungtiva berwarna merah muda, sklera tidak ikterik
3.    Sistem Persarafan
Data Subyektif
a.    Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat cedera kepala atau cedera medula spinalis
b.    Pasien mangatakan tidak mempunyai riwayat cedera serebrovaskuler
c.    Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kejang
d.    Pasien mengatakan tidak pernah mengalami diplopia dan amnesia
Data Obyektif
a.    Kesadaran : komposmentis
b.    Pasien tidak mangalami paralisis
c.    Tidak terjadi afasia
d.    Orientasi terhadap tempat/waktu/orang : baik
e.    Memori jangka pendek dan jangka panjang : (+)
f.    Fungsi saraf cranial/nervus cranial (NC) :
1)    NC I (Olfaktorius) pasien bisa mengidentifikasi aroma-aroma seperti bau vanili, kopi
2)    NC II (Optikus) pengelihatan pasien baik, bisa membaca kartu snallen/bahan bacaan cetak seperti koran
3)    NC III (Okulomotorius), NC IV (Trokhelearis), NC VI (Abdusen) : gerakan ekstra okuler mata (+), gerakan bola mata menyamping (+)
4)    NC V (Tregeminal) reflek kornea (+) saat menerima sentuhan ringan dan bisa merasakan nyeri menyilang pada wajah dan mampu mengatupkan gigi
5)    NC VII (Fasialis) pasien bisa tersenyum, mengencangkan wajah, mengembungkan pipi, menurunkan alis mata, bisa mengidentifikasi rasa asam, manis, pahit pada lidah bagian depan
6)    NC VIII (Auditori) pendengaran pasien (+)  bisa mendengarkan kata-kata yang dibicarakan oleh orang yang di sekitarnya
7)    NC IX (Glosofaringeal), NC X (Vagus) pasien bisa mengidentifikasi rasa asam, manis, pahit pada pangkal lidah, dan kemampuan menelan dan pergerakan pita suara normal
8)    NC XI (Asesorius) pasien bisa mengangkat bahu dan memalingkan kepala kesisi saat ada tahanan dari perawat
9)    NC XII (Hiplogosus) pasien bisa mengeluarkan lidah kearah garis tengah dan menggerakkannya dari satu sisi ke sisi lainnya
g.    Fungsi Saraf Sensori
1)    Pasien bisa merasakan kapan sensasi tumpul dan tajam pada permukaan kulit
2)    Pasien dapat mengidentifijkasi sensasi panas dan dingin pada permukaan kulit
3)    Pasien bisa merasakan getaran garpu tala dan merasakan kapan getaran terjadi
4)    Pasien dapat mengidenjtifikasi obyek yang dipegang  seperti koin/klip kertas
h.    Fungsi saraf sensorik
1)    Kemampuan mobilisasi maksimal
2)    Pasien tidak tremor
3)    Kemampuan pergerakan sendi pada ekstremitas baik
4)    Tonus otot lembek
5)    Tidak adanya kontraktur
i.    Pemeriksaan refleks
1)    Refleks tendon bisep (pleksi lengan di siku), trisep (ekstensi pada siku),  archiles (plantar pleksi kaki), patela (ekstensi dari tungkai bawah).
2)    Refleks patologis (babinski) : babinski nagatif jari-jari pleksi saat dirangsang.
j.    Tanda rangsang meningen
1)    Kaku kuduk : tidak ada tahanan pada leher saat ditekuk atau di fleksikan
2)    Kernig : pada saat salah satu tungkai diangkat 90 derajat tungkai yang satunya tidak ikut terangkat (-).
3)    Laseque : > 70 derajat / 70 derajat
4)    Bruzinki I : saat tungkai yang satunya dinaika, tungkai yang satunya tidak ikut terangkat (-).
5)     Bruzinki II : saat leher ditekuk tungkai tidak ikut terangkat.
4.    Sistem Integument
Data subyektif
a.    Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat gangguan kulit.
b.    Pasien pernah mengatakan pernah merasa gatal, tapi gatal biasa.
Data obyektif 
a.    Kuku : tampak sianosis
b.    Kulit : tampak sianosis



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di My Documentku

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih

 
© 2010-2012 My Documentku