A. PENGERTIAN.
Impetogi adalah suatu bentuk pioderma yang paling sederhana mengenai lapisan epidermis, dengan bentuk dasarnya visikel, bula atau pustel.
Klasifikasi klinis
1. Impelogi krostosa (“Tillburyfox” impetigo contogioso )
2. Impetigo vesikobulosa
Impologi krustosa
Etiologi umumnya : streptococcus.A. heamolyticus, dapat juga staphilacoccus aureus. Koagulasi positif, penyakit ini timbul terutama “ pada anak massa inkubasi 2-3 hari, sangat infeksius, penularan dapat terjadi langsung atau tidak langsung, mudah menular dari satu anak ke anak lainya, karena itu di sebut impetologi contagioso, sumber infeksi kulit dan lubang hidung.
Gejala klinis
Terutha yaitu adanya krusta yang khas, krusta berwarna kuning kecoklatan seperti madu {“hoheo colovet”}dan melekat erat pada dasarnya. Apabila krusta di angkat dengan paksa maka tidak semua terangkat tapi hanya sebagian saja. Di bawah krusta di temukan kulit yang erosit, yang telah mengerluarkan secret sehingga krusta dapat menjadi tebal kembali. Di samping itu di temukan vesikel yang berukuran beberapa mm sampai cm, dinding visikel tipis sekali terletak subkorneal sehingga mudah pecah spontan pada waktu beberapa jam saja atau cepat tegaruk.
- Hawa panas
- Hygiene buruk
- gizi kurang
- beberapa penyakit seperti scabies
Dasar diagnosis
1. Terutama pada anak-anak timbulnya akut
2. Lokalisasi sekitar hidung dan mulut
3. Vesikel cepat pecah
4. Krusta tebal berwarna kekuning-kuningan
Komplikasi
- Glomeruflonefritis jika penyebabnya stretokokus
Diagnosis banding
1. Empitigo sekunder (empitigenisasi) pada penyakit kulit seperti scabies, prugio
2. Kelainan kulit dengan efirosensi vesikel dan pustel seperti herpes simplek, varicella, dermatitis.
Penatalaksanaan
1. Hygiene kulit
2. Bila hanya terdapat beberapa lesi, krusta di lepaskan dan di beri salep anti biotic seperti: khloramfenicol 2 % dan teramisin 3 %
3. Bila lesi banyak di sertai gejela konstitusi {demam di sebut } di beri : anti biotic sistemik {penicillin }
Impotologi visikubuloso / bulosa
Kelainan terutama visikel dan bula
- Etiologi
Terutama strapylotoctus, massa insubulasi 2-3 hari , dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa .
Predileksi
Pada dada, punggung, ketiak, hipopion kelipatan gejala khas pada empitigo visiko bolosa, jika bola pecah penyembuhan sudah mulai terjadi dan bagian tengahnya tidak mengeluarkan secret lagi, bagian tepi lesi masih mungkin menjalar ke perifer sehingga terlihat kelainan krusta di bagian tepi{impotigosirsonattu}.
Dasar Diognosis
1. pada anak-anak dan dawasa {orang tua yang kulit ny bernipis }
2. Lokalisasi pada dada, punggung, ketiak
3. Visikel /bula tidak mudah pecah
4. Khas yaitu bula hipopoin
Penatalaksanaan
1. Hygiene kulit
2. Bila terdapat lesi , visikel yang dapat di pecahkan , kemudian dikompres antiseptic
3. bila banya dan di sertai gejala konstitosi , diberikan anti boitik sistemik
Impotoge Neonotorum .
Ialah varian dari empilogi lesikubolosa , biasanya di sertia gajala konstitusi {panas}.
Penyakit ini biasanya pada bayi brumur 4-10 hari , karena parawatan pada waktu di lahirkan yang kurang baik / steril. Biasanya dapat mengenal seluruh / hamper seluruh tubuh.
Gambar klinis
- Eklorensensi: bula yang besar bahkan sebagian kulit terlepas {epidormolisis}terutama pada bagian “yang tergeser oleh pakean danmenimbulkan erosi yang warna merah , seperti luka baker, erosi mudah sekali terkena infeksi sekaneak yang memoerberat keadaan penyakit.
Diagnosis banding
Sifilis kongenikal : bula terutama pada tangan dan kaki.
Komplikasi
- Brongkopneumonia dan pada fraktus eliguticus terjadi diare yang menimbulkan gejala serius.
- “Ritter von ritershain :bila bula dari empotigo neamotorium telah meluas ke seluruh tubuh.
Penatalaksanaan
1. Hygiene kulit
2. Diberikan anti biotic gram positif spectrum lebar seperti kloksasilin 3 x 25 mg {bayi}
3. Px mandi antiseptik ringan, bula di buka , dioles salep antibioptik.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN EMPITIGO
A. PENGKAJIAN
☼ Aktivitas/ istirahat
☼ Lingkungan
☼ Kaji perubahan warna kulit
☼ Apakah ada rasa gatal
☼ Apakah kulit terasa panas
☼ Apakah disertai kekurangan gizi
☼ Apakah pernah mengalami penyakit kulit yang sama
Pemerikasaan fisik
☼ Integritas kulit : vesikel, krusta,
☼ Adakah perubahan warna kulit
☼ Lokasi didaerah oral, hidung
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan integritas kulit b/d adanya krusta pada kulit d/d dengan tampak adanaya krusta pada kulit yang terinfeksi
2. Resiko tinggi gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang kurang ditandai dengan adanya krusta di sejitar mulut, anak tidak bisa makan
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. DX I
☼ Tujuan /Kriteria ( kerusakan integritas kulit teratasi ) dengan criteria :
Tidak ada krusta pada kulit
Kulit utuh
☼ Rencana
Anjurkan pada keluarga meningkatkan personal hygiene
Rasional : mencegah penyebaran virus
Anjurkan memprbaiki status gizi
Rasional : status gizi yang baik mencegah infeksi lebih berat
Hilangkan kelembaban dari kulit
Observasi perubahan kulit
Rasional : melihat tingkat kemajuan dari tindakan serta evaluasi keadaan klien
2. DX II
o Tujuan Kriteria : Gangguan nutrisi tidak terjadi dengan criteria :
Anak dapat makan
BB tidak menurun
o Rencana Keperawatan
Monitor intake dan output
Rasional : Evaluasi keseimbangan cairan tubuh
Monitor tanda tanda vital dan dehidrasi
Rasional : Observasi perkembangan penyakit dan rehidrasi
Impetogi adalah suatu bentuk pioderma yang paling sederhana mengenai lapisan epidermis, dengan bentuk dasarnya visikel, bula atau pustel.
Klasifikasi klinis
1. Impelogi krostosa (“Tillburyfox” impetigo contogioso )
2. Impetigo vesikobulosa
Impologi krustosa
Etiologi umumnya : streptococcus.A. heamolyticus, dapat juga staphilacoccus aureus. Koagulasi positif, penyakit ini timbul terutama “ pada anak massa inkubasi 2-3 hari, sangat infeksius, penularan dapat terjadi langsung atau tidak langsung, mudah menular dari satu anak ke anak lainya, karena itu di sebut impetologi contagioso, sumber infeksi kulit dan lubang hidung.
Gejala klinis
Terutha yaitu adanya krusta yang khas, krusta berwarna kuning kecoklatan seperti madu {“hoheo colovet”}dan melekat erat pada dasarnya. Apabila krusta di angkat dengan paksa maka tidak semua terangkat tapi hanya sebagian saja. Di bawah krusta di temukan kulit yang erosit, yang telah mengerluarkan secret sehingga krusta dapat menjadi tebal kembali. Di samping itu di temukan vesikel yang berukuran beberapa mm sampai cm, dinding visikel tipis sekali terletak subkorneal sehingga mudah pecah spontan pada waktu beberapa jam saja atau cepat tegaruk.
- Hawa panas
- Hygiene buruk
- gizi kurang
- beberapa penyakit seperti scabies
Dasar diagnosis
1. Terutama pada anak-anak timbulnya akut
2. Lokalisasi sekitar hidung dan mulut
3. Vesikel cepat pecah
4. Krusta tebal berwarna kekuning-kuningan
Komplikasi
- Glomeruflonefritis jika penyebabnya stretokokus
Diagnosis banding
1. Empitigo sekunder (empitigenisasi) pada penyakit kulit seperti scabies, prugio
2. Kelainan kulit dengan efirosensi vesikel dan pustel seperti herpes simplek, varicella, dermatitis.
Penatalaksanaan
1. Hygiene kulit
2. Bila hanya terdapat beberapa lesi, krusta di lepaskan dan di beri salep anti biotic seperti: khloramfenicol 2 % dan teramisin 3 %
3. Bila lesi banyak di sertai gejela konstitusi {demam di sebut } di beri : anti biotic sistemik {penicillin }
Impotologi visikubuloso / bulosa
Kelainan terutama visikel dan bula
- Etiologi
Terutama strapylotoctus, massa insubulasi 2-3 hari , dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa .
Predileksi
Pada dada, punggung, ketiak, hipopion kelipatan gejala khas pada empitigo visiko bolosa, jika bola pecah penyembuhan sudah mulai terjadi dan bagian tengahnya tidak mengeluarkan secret lagi, bagian tepi lesi masih mungkin menjalar ke perifer sehingga terlihat kelainan krusta di bagian tepi{impotigosirsonattu}.
Dasar Diognosis
1. pada anak-anak dan dawasa {orang tua yang kulit ny bernipis }
2. Lokalisasi pada dada, punggung, ketiak
3. Visikel /bula tidak mudah pecah
4. Khas yaitu bula hipopoin
Penatalaksanaan
1. Hygiene kulit
2. Bila terdapat lesi , visikel yang dapat di pecahkan , kemudian dikompres antiseptic
3. bila banya dan di sertai gejala konstitosi , diberikan anti boitik sistemik
Impotoge Neonotorum .
Ialah varian dari empilogi lesikubolosa , biasanya di sertia gajala konstitusi {panas}.
Penyakit ini biasanya pada bayi brumur 4-10 hari , karena parawatan pada waktu di lahirkan yang kurang baik / steril. Biasanya dapat mengenal seluruh / hamper seluruh tubuh.
Gambar klinis
- Eklorensensi: bula yang besar bahkan sebagian kulit terlepas {epidormolisis}terutama pada bagian “yang tergeser oleh pakean danmenimbulkan erosi yang warna merah , seperti luka baker, erosi mudah sekali terkena infeksi sekaneak yang memoerberat keadaan penyakit.
Diagnosis banding
Sifilis kongenikal : bula terutama pada tangan dan kaki.
Komplikasi
- Brongkopneumonia dan pada fraktus eliguticus terjadi diare yang menimbulkan gejala serius.
- “Ritter von ritershain :bila bula dari empotigo neamotorium telah meluas ke seluruh tubuh.
Penatalaksanaan
1. Hygiene kulit
2. Diberikan anti biotic gram positif spectrum lebar seperti kloksasilin 3 x 25 mg {bayi}
3. Px mandi antiseptik ringan, bula di buka , dioles salep antibioptik.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN EMPITIGO
A. PENGKAJIAN
☼ Aktivitas/ istirahat
☼ Lingkungan
☼ Kaji perubahan warna kulit
☼ Apakah ada rasa gatal
☼ Apakah kulit terasa panas
☼ Apakah disertai kekurangan gizi
☼ Apakah pernah mengalami penyakit kulit yang sama
Pemerikasaan fisik
☼ Integritas kulit : vesikel, krusta,
☼ Adakah perubahan warna kulit
☼ Lokasi didaerah oral, hidung
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan integritas kulit b/d adanya krusta pada kulit d/d dengan tampak adanaya krusta pada kulit yang terinfeksi
2. Resiko tinggi gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang kurang ditandai dengan adanya krusta di sejitar mulut, anak tidak bisa makan
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. DX I
☼ Tujuan /Kriteria ( kerusakan integritas kulit teratasi ) dengan criteria :
Tidak ada krusta pada kulit
Kulit utuh
☼ Rencana
Anjurkan pada keluarga meningkatkan personal hygiene
Rasional : mencegah penyebaran virus
Anjurkan memprbaiki status gizi
Rasional : status gizi yang baik mencegah infeksi lebih berat
Hilangkan kelembaban dari kulit
Observasi perubahan kulit
Rasional : melihat tingkat kemajuan dari tindakan serta evaluasi keadaan klien
2. DX II
o Tujuan Kriteria : Gangguan nutrisi tidak terjadi dengan criteria :
Anak dapat makan
BB tidak menurun
o Rencana Keperawatan
Monitor intake dan output
Rasional : Evaluasi keseimbangan cairan tubuh
Monitor tanda tanda vital dan dehidrasi
Rasional : Observasi perkembangan penyakit dan rehidrasi
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih