Home » , » Asuhan keperawatan pada anak dengan Tumor Wilms

Asuhan keperawatan pada anak dengan Tumor Wilms

KONSEP MEDIS

A.    PENGERTIAN
1.    Tumor Wilms Sinonim: Nefroblastoma (yang berasal dari intrarenal). Definisi: Merupakan bentuk paling umum keganasan (malignancy) intra-abdominal pada masa anak-anak.
2.    Tumor Wilms adalah tumor ganas embrional ginjal yang berasal dari metanefros. Nama lain tumor ini adalah nefroblastoma atau embrioma renal. (www.google.com)
3.    Tumor wilms adalah kanker ginjal yang ditentukan pada anak-anak. Biasanya ditemukan pada anak-anak kurang dari 5 tahun tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih besar/dewasa. (www.medicastore.com)
4.    Tumor Wilms adalah tumor abdomen yang sering ditemukan pada masa kanak-kanak (biasa dikenal dengan ”Nefroblastoma” ) dan biasanya mengenai parenkim ginjal. (Sue Hinchliff , 1999 : 465-466)

B.    ETIOLOGI
Tumor Wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34 minggu. Sehinga diperkirakan bahwa kemampuan blastema primitif untuk merintis jalan ke arah pembentukan tumor Wilms, apakah sebagai mutasi germinal atau somatik, itu terjadi pada usia kehamilan 8-34 minggu. (www.medicastore.com)
a. Faktor genetik.                   
Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang juga menderita tumor Wilms.
b. Faktor usia.             c. Faktor lingkungan
3

C.    MANIFESTASI KLINIS
Menurut FKUI (1997) tanda dan gejala tumor wilms sebagai berikut :
a.    Benjolan di perut.
b.    Nyeri perut.
Dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang menembus ginjal.
c.    Hematuria
Terjadi karena invasi tumor yang menembus sistem pelveokalises.
d.    Demam
Terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terhadap protein tumor.
e.    Terkadang pada pemeriksaan laboratorium ditemukan anemia.
Menurut www. combiphar.com
Gejala dini kanker ginjal sulit dideteksi :
a.    Hematuria
b.    Rasa tidak enak di perut.
c.    Perut cukup besar dapat terasa sebagian perutnya membesar dan keras.
Gejala-gejala umum yang disebabkan oleh adanya kanker seperti lesu, lemah, badan makin kurus, keringat berlebih, demam, pucat dan rasa nyeri dalam perut. Biasanya adanya tumor dalam abdomen dapat diketahui setelah perut tampak membuncit dan keras ataupun pada saat anak dimandikan.
Gejala menurut (www.medicastore.com)
1. Berupa trias (kumpulan tiga) yang khas, yaitu: ada massa di panggul (flank), hematuria atau ada darah pada saat kencing, dan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
2. Paling banyak terjadi pada usia 3 atau 6 tahun.
3. Biasanya tidak bergejala.
4. Terkadang pada pemeriksaan Laboratorium ditemukan anemia.



4
D.    PATOFISIOLOGI
Tumor wilms muncul saat sel yang membentuk ginjal gagal berkembang dan malah menggandakan diri pada bentuknya yang primitif. Tumor wilms biasanya terlihat jelas pada anak usia 1-5 tahun. Massa seringkali mengubah ginjal dan memampatkan jaringan normal menjadi jaringan tipis. Tumor wilms berasal dari parenkim ginjal. Hal ini menyebabkan perdarahan sehingga saat buang air kecil mengandung darah. Disamping itu dapat disertai hipertensi karena tumor wilms dapat merangsang aktifitas renin. (www. Dokterfoto.com)
Tumor wilms merupakan tumor ginjal yang muncul dari parenkim ginjal yang berasal dari tubulus proksimal ginjal, yang biasanya disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya riwayat keluarga, asupan bahan/obat tertentu. Tumor yang lebih besar akan meluas ke bangunan sekitar menyebabkan obstruksi vena kava inferior sehingga terjadi asites/edema dan obstruksi usus (konstipasi). Tumor ini tumbuh cepat. Metastasis terjadi melalui aliran darah ke paru-paru dan hati. Tumor ini menyebar melalui pembuluh limfe ke nodus retroperitoneal. Tempat paling umum untuk metastasis ini adalah paru-paru diikuti hati, ginjal. Tumor ini tidak boleh dipalpasi karena dapat menyebabkan penyebaran tumor ke tempat lain atau dapat menyebabkan emboli pulmoner. Cara penyebaran bisa secara langsung menembus ginjal. Kemudian ke jaringan sekitarnya dan melalui pembuluh limfe/vena renalis. Hal ini dapat mengakibatkan hematuria, anemia, nyeri. Lama kelamaan akan terbentuk massa di abdomen sehingga timbullah kanker ginjal yang kemudian akan memproduksi zat yang menyerupai hormone yang dapat mendorong terjadinya hipertensi.






5

E.    PATHWAY
Pembuluh limfe

Kortek ginjal

Tubulus proksimal

Kapsul ginjal

Terbentuk massa
Nyeri

                        Tumor wilms

            Kurang                Radioterapi      Pemampatan jaringan normal                Merangsang
            Informasi        aktifitas  renin
Gangguan temperature tubuh
                                   
Perdarahan                Hipertensi

Hematuria
Kurang Pengetahuan
Penurunan curah jantung
                           
Anemia

Perfusi jaringan tidak efektif

Kelelahan


               
Ansietas




6

F.    KLASIFIKASI
Stadium The National Wilms Tumor Study (NWTS) membagi
4 stadium tumor Wilms, yaitu :
1)    Stadium I Tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul. Tumor ini dapat di reseksi dengan lengkap.
2)    Stadium II Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam jaringan ginjal dan sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis dan kelenjar limfe para-aortal. Tumor masih dapat direseksi dengan lengkap.
3)    Stadium III Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum), misalnya ke hepar, peritoneum dan lain-lain.
4)    Stadium IV Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paru-paru,otak dan tulang.

G.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.    Foto polos abdomen
Tampak massa jaringan lunak dan jarang ditemukan klasifikasi di dalamnya. Memperlihatkan suatu ginjal yang membesar dan ireguler.
2.    Pemeriksaan pielogravi intravena
Memperlihatkan gambaran distorsi , penekanan dan pemajangan susunan pelvis.
3.    Renoarteiogram
Gambaran arteri yang memasuki masa tumor.
4.    Pemeriksaan foto toraks
Melihat ada tidaknya metastasis ke paru-paru.
5.    Pemeriksaan laboratorium darah untuk menilai fungsi hepar dan ginjal.
6.    Pemeriksaan urine
Dapat dijumpai adanya hematuria.



7

H.    KOMPLIKASI
( Charette Jane : 1999)
a.    Metastasis ke paru-paru, sum-sum tulang belakang, hati, otak.
b.    Sesak nafas.
c.    Efek samping dari kemoterapi dan terapi radiasi (mual, muntah ,suhu tubuh meningkat, kerontokan rambut).
d.    Komplikasi pembedahan (atelektasis, pneumonia, hemoragis).

I.    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tidak ada scanning diagnostic awal yang akurat untuk kanker ginjal. Tes diagnostik untuk menentukan adanya massa meliputi : urografi ekskretorius (misal : pielogravi intravena atau IVP) , USG ginjal , Scan CT ginjal dan MRI (Magnetic Resonance Imaging).

J.    PENATALAKSANAAN
Strategi penatalaksanaan tergantung pada luasnya penyakit yang didiagnosis. Penyakit local yang terlihat hanya pada ginja, seringkali dapat disembuhkan dengan pembedahan nefrektomi. Pada tumor wilms, ginjal yang terkena dan nodus limfa sekitarnya diangkat. Pembedahan nefroktomi dapat meningkatkan kualitas hidup dengan menghilangkan nyeri dan mengatasi anemia pada pasien dengan hematuria. Nyeri di lesi metastase tulang mungkin dapat dihilangkan dengan radioterapi.
Kemoterapi belum mempunyai dampak secara bermakna pada tumor wilms. Terapi hormonal dengan progesteron, depo-provera dan magestrol asetat telah memperlihatkan hasil dengan laju respon 15%.
Imunoterapi telah memperlihatkan laju respon paling baik saat ini, dalam mengobati karsinoma ginjal fase lanjut. Pengobatan dengan agen biologis ini dikaitkan dengan toksisitas yang sering muncul dengan imunoterapi, yang meliputi :
8

a.    Demam.
b.    Menggigil.
c.    Sindrom seperti flu.
d.    Sakit kepala.
e.    Anoreksia
f.    Keletihan.
Efek samping yang berhubungan dengan penggunaan dosis besar berkaitan dengan peningkatan dan beratnya gejala tersebut.
(Charette Jane, 1999)
    (www. Kalbe. co. id)
1.    Pembedahan (operasi).
2.    Penyinaran (radioterapi).
3.    Pemakaian obat-obatan pembunuh sel kanker (sitostika/kemoterapi).
4.    Peningkatan daya tahan tubuh (imunoterapi).

K.    PENCEGAHAN
Mengenai makanan, usahakan :
1)    Mengurangi makanan berlemak, yang telah diawetkan.
2)    Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat, vitamin.
3)    Membatasi minum alkohol.
4)    Periksa kesehatan secara berkala dan teratur.
( www. Gizi .net)








9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR WILMS

A.    PENGKAJIAN
I.    Data subjektif
Data yang dikumpulkan melalui wawancara :
a.    Apakah ada keluarga yang menderita willms tumor.
Ada keluarga yang  menderita wilms tumor.
b.    Pemeriksaan fisik dasar dalam survey umum nampak manifestasi komplikasi yang berhubungan dengan kanker. Komplikasi-komplikasi ini berhubungan dengan metastase dan penggunaan terapi untuk pengobatan kanker.
1.    Nyeri.
2.    Supresi sum-sum tulang (anemia).
3.    Gejala-gejala disfungsi organ seperti kanker yang menyebar ke tempat yang lebih jauh.
II.    Data Objektif
a.    Perubahan tekanan darah.
b.    Gelisah.
c.    Perubahan dalam frekuensi dan kedalaman pernafasan (dispnea).
d.    Takipnea.
e.    Ansietas.
Diagnosa fisik :
a.    Tekanan darah meningkat
b.    Berat badan menurun
c.    Massa abdomen (tempat dan ukuran).




10
B.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
1)    Nyeri berhubungan dengan agen injury (panjang insisi untuk nefroktomi).
2)    Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penurunan hb dalam darah.
3)    Kelelahan berhubungan dengan anemia karena hematuria.
4)    Penurunan curah jantung berhubungan dengan kelebihan cairan (disfungsi/gagal ginjal).
5)    Gangguan temperature tubuh (Hipertermia) berhubungan dengan terpapar lingkungan panas.
6)    Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan.
7)    Cemas berhubungan dengan  perubahan status kesehatan.

C.    INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx I     : Nyeri berhubungan dengan agen injury (panjang insisi untuk nefroktomi).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan nyeri berkurang / hilang.
NOC     : Kontrol Nyeri.
Kriteria Hasil :
1.    Mengenal faktor penyebab
2.    Mengenal serangan nyeri
3.    Gunakan tindakan preventif
4.    Gunakan tindakan pertolongan non analgetik
5.    Gunakan analgetik yang tepat
Indicator Skala :
1 : Tidak pernah dilakukan        4 : Sering dilakukan
2 : Jarang dilakukan            5 : Selalu dilakukan
3 : Kadang dilakukan



11
NIC : Manajemen nyeri.
1)    Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan faktor presipitasi.
2)    Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan
3)    Berikan dukungan terhadap pasien dan keluarga
4)    Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab, berapa lama terjadi dan tindakan pencegahan
5)    Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi
6)    Berikan analgetik sesuai anjuran
7)    Tingkatkan tidur istirahat yang cukup
8)    Monitor kenyamanan pasien terhadap management nyeri
9)    Libatkan keluarga untuk mengurangi nyeri.

Dx II    :  Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penurunan Hb dalam darah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan perfusi jaringan efektif dengan Hb yang normal.
NOC I     : Perfusi jaringan perifer dan cerebral
Kriteria Hasil :
1.    Keutuhan kulit
2.    Suhu kulit hangat
3.    Tidak ada nyeri pada ekstremitas.
NOC II : Status sirkulasi
Kriteria Hasil :
1.    Tekanan darah dalam batas normal
2.    Kekuatan nadi dalam batas normal.
Indicator Skala :
1 : Tidak pernah menunjukkan    4 : Sering menunjukkan
2 : Jarang menunjukkan        5 : Selalu menunjukkan
3 : Kadang menunjukkan
12
NIC I : Perawatan sirkulasi.
1)    Catat warna kulit dan temperature.
2)    Monitor laboratorium hemoglobin dan hematokrit.
3)    Monitor perdarahan.
NIC II    : Monitor tanda vital
1)    Monitor tekanan darah , nadi, pernafasan.
2)    Monitor TD , nadi, respirasi selama dan setelah aktivitas.
3)    Monitor suhu dan warna kulit.

Dx III    :  Kelelahan berhubungan dengan anemia karena hamaturia.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan kelelahan berkurang / hilang.
NOC     : Latihan
Kriteria Hasil :
1.    Aktivitas
2.    Hemoglobin dalam batas normal.
    Pria         : 13-16 g/dl.
    Wanita    : 12-14 g/dl.
3.    Hematokrit dalam batas normal.
    Pria         : 40-48 vol%.
    Wanita    : 37-43 vol%.
Indicator Skala :
    1    : Selalu terjadi        4     : Jarang terjadi
    2    : Sering terjadi        5     : Tidak pernah terjadi
    3    : Kadang terjadi
NIC     : Manajemen Energi.
1)    Kaji penyebab kelelahan .
2)    Monitor tidur pasien dan lamanya tidur.


13
3)    Bantu pasien dalam membuat jadwal aktivitas dan istirahat.
4)    Monitor pernafasan, nadi dan tekanan darah pasien.

DX IV        : Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas.
Tujuan     : Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama proses keperawatan diharapkan  tidak terjadi penurunan curah jantung.
NOC        : Pompa Jantung Efektif.
Kriteria hasil    :
1.    Tekanan darah dalam batas normal.
2.    Tidak terdapat mual.
3.    Tidak terjadi keletihan.
Indicator skala:
1    : Tidak pernah dilakukan    4    : Sering dilakukan
2    : Jarang dilakukan        5    : Selalu dilakukan
3    : Kadang dilakukan
NIC    : Cardiac care
1)    Monitor perubahan tekanan darah.
2)    Monitor balance cairan.
3)    Monitor toleransi aktivitas pasien.
4)    Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan.

DX V        : Gangguan termoregulasi tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan terpapar lingkungan panas.
Tujuan        : Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama proses keperawatan diharapkan  suhu dalam rentang normal.
NOC    : Termoregulasi
Kriteria hasil :
1.    Suhu tubuh dalam rentang normal (36-37°C).

14
2.    Nadi dan respirasi dalam batas normal
3.    Tidak ada perubahan warna kulit
4.    Pusing berkurang/hilang.
Indicator skala    :
1    : Selalu terjadi        4    : Jarang terjadi   
2    :Sering terjadi        5    : Tidak pernah terjadi   
3    :Kadang terjadi
NIC : Perawatan panas
1)    Monitor suhu sesering mungkin
2)    Monitor warna dan suhu kulit
3)    Monitor tekanan darah, nadi, dan respirasi
4)    Monitor intake dan output

DX VI        : Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan.
Tujuan     : Setelah dilakukan tindakan keperawatn selama proses keperawatan diharapkan tidak terjadi penurunan curah jantung.
NOC         : Pengetahuan ; proses penyakit.
Kriteria hasil :
1.    Menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis, dan program pengobatan.
2.    Mampu malaksanakan prosedur yang dijelaskan
3.    Mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat / tim kesehatan lainnya.
Indicator Skala :
1    : Tidak pernah dilakukan    4    : Sering dilakukan
2    : Jarang dilakukan        5    : Selalu dilakukan
3    : Kadang dilakukan


15
NIC        : Penjelasan ; proses penyakit.
1)    Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit.
2)    Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit.
3)    Gambarkan proses penyakitnya.
4)    Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara tepat.
5)    Diskusikan pilihan terapi atau penanganan.

DX VII    : Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan.
Tujuan    : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan keluarga dan pasien tidak cemas.
NOC  I    : Control Cemas
Kriteria Hasil :
1.    Monitor intensitas kecemasan.
2.    Menyingkirkan tanda kecemasan.
3.    Menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
NOC II    : Koping
Kriteria Hasil :
1.    Keluarga menunjukkan fleksibilitas peran para anggotanya.
2.    Nilai keluarga dalam mengatur masalah-masalah.
3.    Melibatkan anggota keluarga untuk membuat keputusan.
Indicator Skala :
1 : Tidak pernah dilakukan
2 : Jarang dilakukan
3 : Kadang dilakukan
4 : Sering dilakukan
5 : Selalu dilakukan
NIC     : Penurunan Kecemasan


16
Intervensi :
1)    Tenangkan klien.
2)    Jelaskan seluruh prosedur pada klien/keluarga dan perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan tindakan.
3)    Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan.
4)    Sediakan aktivitas untuk mengurangi kecemasan.
NIC II        : Peningkatan Koping.
1)    Hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit.
2)    Sediakan informasi actual tentang diagnosa, penanganan.
3)    Dukung keterlibatan keluarga dengan cara tepat.

D.    EVALUASI
Dx I     : Nyeri berhubungan dengan agen injury (panjang insisi untuk nefroktomi).
Kriteria Hasil :
1.    Mengenal faktor penyebab (Skala 5)
2.    Mengenal serangan nyeri (Skala 5)
3.    Gunakan tindakan preventif (Skala 5)
4.    Gunakan tindakan pertolongan non analgetik (Skala 5)
5.    Gunakan analgetik yang tepat (Skala 5)

Dx II    :  Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penurunan Hb dalam darah.
NOC I
Kriteria Hasil :
1.    Keutuhan kulit (Skala 5)
2.    Suhu kulit hangat (Skala 5)
3.    Tidak ada nyeri pada ekstremitas. (Skala 5)


17
NOC II
Kriteria Hasil :
1.    Tekanan darah dalam batas normal  (Skala 5)
2.    Kekuatan nadi dalam batas normal. (Skala 5)

Dx III    :  Kelelahan berhubungan dengan anemia karena hamaturia.
1.    Aktivitas (Skala 1)
2.    Hemoglobin dalam batas normal. (Skala 1)
    Pria         : 13-16 g/dl.
    Wanita    : 12-14 g/dl.
3.    Hematokrit dalam batas normal. (Skala 1)
    Pria         : 40-48 vol%.
    Wanita    : 37-43 vol%.

Dx IV        : Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas.
Kriteria hasil    :
1.    Tekanan darah dalam batas normal. (Skala 5)
2.    Tidak terdapat mual. (Skala 5)
3.    Tidak terjadi keletihan. (Skala 5)

Dx V        : Gangguan termogulasi tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan terpapar lingkungan panas.
Kriteria hasil :
1.    Suhu tubuh dalam rentang normal (36-37°C). (Skala 1)
2.    Nadi dan respirasi dalam batas normal (Skala 1)
3.    Tidak ada perubahan warna kulit (Skala 1)
4.    Pusing berkurang/hilang. (Skala 1)


18
Dx VI        : Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan.
Kriteria hasil :
1.    Menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis, dan program pengobatan. (Skala 5)
2.    Mampu malaksanakan prosedur yang dijelaskan. (Skala 5)
3.    Mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat / tim kesehatan lainnya. (Skala 5)

Dx VII    : Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan.
NOC  I    :
Kriteria Hasil :
1.    Monitor intensitas kecemasan. (Skala 5)
2.    Menyingkirkan tanda kecemasan. (Skala 5)
3.    Menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan. (Skala 5)
NOC II   
Kriteria Hasil :
1.    Keluarga menunjukkan fleksibilitas peran para anggotanya. (Skala 5)
2.    Nilai keluarga dalam mengatur masalah-masalah. (Skala 5)
3.    Melibatkan anggota keluarga untuk membuat keputusan. (Skala 5)











19
BAB III
PENUTUP

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan :
Tumor wilms adalah kanker ginjal yang ditentukan pada anak-anak. Biasanya ditemukan pada anak-anak kurang dari 5 tahun tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih besar/dewasa. (www.medicastore.com)
Disebabkan oleh pengaruh faktor-faktor genetik, usia dan lingkungan.
Tanda dan gejala nya adalah :
Tanda dan gejala umum yang disebabkan oleh adanya kanker seperti lesu, lemah, badan makin kurus, keringat berlebih, demam, pucat dan rasa nyeri dalam perut. Biasanya adanya tumor dalam abdomen dapat diketahui setelah perut tampak membuncit dan keras ataupun pada saat anak dimandikan.

















20
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.
Charette, Jane. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC.
Doengoes,M.E. 1999. Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Http://www. combiphar.com/article / 2008 / 6 / 7.
Http://www. Dokterfoto.com/ patofisiologi/ 2008/6/7.
Http://www. Gizi. net/Berita/2008/6/7.
Http://www. Kalbe. co. id/article/ Penatalaksanaan tumor wilms/2008/6/7.
Tumor wilms.
Jhonson,Marion,dkk. 1997.  Iowa Outcomes Project Nursing Classification (NOC) Edisi 2.  St. Louis ,Missouri ; Mosby.
Mc    Closkey,   Joanner.    1996 .   Iowa      Intervention     Project Nursing   Intervention   Classification    (NIC)   Edisi   2.    Westline   Industrial   Drive,  St. Louis :Mosby.
Nelson, Waldo. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta : EGC.
Santosa,Budi .  2005  -  2006.    Diagnosa    Keperawatan     NANDA .    Jakarta : Prima Medika.
Staf pengajar ilmu keperawatan anak. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di My Documentku

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih

 
© 2010-2012 My Documentku