Home » , , » suhan keperawatan pada Malaria

suhan keperawatan pada Malaria


BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN


1.    PENGERTIAN
Malaria adalah penyakit infeksi disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup serta berkembang biak di sel darah manusia yang ditularkan oleh gigitan nyamuk anopheles betina
Adalah penyakit yg menyerang manusia,bersifat menular & disebabkan oleh plasmodium yg masuk melalui gigitan nyamuk

2.    ETIOLOGI
Penyakit ini disebabkan oleh protozoa yang disebut Plasmodium, yang dalam salah satu tahap perkembang biakannya akan memasuki dan menghancurkan sel-sel darah merah.
Plasmodium terdiri dari 4 jenis yaitu :
•    P. Vivax : Malaria vivax ( demam tiap 3 hari)
•    P. Falciparum : Malaria falsiparum ( demam tiap 24 - 48 jam )
•    P. Malariae : Malaria malariae/ quartana ( demam tiap 4 hari )
•    P. Ovale : Malaria ovale ( seperti vivax )

Vektor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah nyamuk Anopheles.


3.    PATHOFISIOLOGI
Ketika nyamuk anoples betina (yang mengandung parasit malaria) menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati. Dalam siklus hidupnya parasit malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer). Setelah sel hati pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke eritrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda sampai sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit.

Sebagian besar Merozoit masuk kemabli ke eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit jantan dan betina yang siap untuk diisap oleh nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus hidupnya di tubuh nyamuk (stadium sporogoni).

Didalam lambung nyamuk, terjadi perkawinan antara sel gamet jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot. Zigot berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk berubah menjadi ookista. Setelah ookista matang kemudian pecah, keluar sporozoit yang berpindah ke kelenjar liur nyamuk dan siap untuk ditularkan ke manusia.

Masa tunas / inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari sampai beberapa bulan.
Setelah masa tunas, orang yang tertular akan mengalami demam tinggi dan menggigil selama beberapa jam, disertai pengeluaran keringat yang banyak, pusing, mual, kemudian diikuti dengan masa bebas gejala, dimana penderita merasa sehat seperti sediakala, namun setelah beberapa hari gejala-gejala seperti di atas akan berulang kembali, demikian seterusnya berulang-ulang.

Penghancuran sel-sel darah merah mengakibatkan penderita menjadi anemis, hati dan limpa membesar, sumbatan-sumbatan pada pembuluh kapiler darah dapat menyebabkan kerusakan pada organ yang sangat sensitif terhadap kekurangan suplai darah, seperti otak dan sebagainya.

Khusus P. vivax dan P. ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati (sizon jaringan) sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit, akan tetapi tertanam di jaringan hati –disebut hipnosit-. Bentuk hipnosit inilah yang menyebabkan malaria relapse. Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh menurun misalnya akibat terlalu lelah, sibuk, stress atau perubahan iklim (musim hujan), hipnosoit dalam tubuhnya akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit dari sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul kembali gejala penyakit. Misalnya 1 – 2 tahun sebelumnya pernah menderita P. vivax/ovale dan sembuh setelah diobati, bila kemudia mengalami kelelahan atau stress, gejala malaria akan muncul kembali sekalipun yang bersangkutan tidak digigit oleh nyamuk anopheles. Bila dilakukan pemeriksaan, akan didapati SD positif P. vivax/ovale.

Pada P. Falciparum serangan dapat meluas ke berbagai organ tubuh lain dan menimbulkan kerusakan seperti di otak, ginjal, paru, hati dan jantung, yang mengakibatkan terjadinya malaria berat atau komplikasi. Plasmodium Falciparum dalam jaringan yang mengandung parasit tua – bila jaringan tersebut berada di dalam otak- peristiwa ini disebut sekustrasi. Pada penderita malaria berat, sering tidak ditemukan plasmodium dalam darah tepi karena telah mengalami sekuestrasi. Meskipun angka kematian malaria serebral mencapai 20-50% hampir semua penderita yang tertolong tidak menunjukkan gejala sisa neurologis (sekuele) pada orang dewasa. Malaria pada anak kecil dapat terjadi sekuel.


4.    PATHWAY







































5.    MANIFESTASI KLINIS
Dipengaruhi strain, imunitas tubuh, cara penularan, jumlah parasit,endemisitas, riwayat pengobatan / OAM ( obat anti malaria )
Gambaran karakteristik malaria :  demam periodik
Bentuk manifestasi penyakit malaria
•    Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, demam muncul setiap hari ketiga.
Dengan gejala demam dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama 2 minggu setelah infeksi).

•    Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, demam setiap hari keempat.
Gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala tersebut kemudian akan terulang kembali setiap 3 hari.

•    Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, demam tidak teratur, disertai gejala terkenanya otak, koma dan kematian yang mendadak.
•    Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.

Gejala Malaria
•    Karakteristik : Demam periodik, Anemia, Splenomegali
•    Demam periodik ( “ Trias Malaria “ ):
•    Dingin/ menggigil ( 15 - 60 menit )
•    Panas ( 1 - 2 jam )
•    Berkeringat
•    Periode bebas demam 12 jam (P.F), 36 (P.V), 72 (P.M)
•    Sakit kepala
•    Gejala gastro-intestinal : mual & muntah, nyeri epigastrium
•    Gejala lokal-spesifik : diarea, batuk

DIAGNOSIS  MALARIA
Diagnosis pasti yaitu :
→ Ditemukannya parasit / plasmodium  dalam darah.






6.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
•    MIKROSKOPIK MALARIA ( Giemsa )
–      Tetes Tebal ( DDR)
–       Hapusan Tipis
–       Hitung Parasit
•    Rapid Diagnostic Test (RDT) – Tes Cepat
–    Paracheck
–    PF test
–    Parascreen
–    Smart, dll

7.    PENATALAKSANAAN
Obat anti malaria yang direkomendasikan WHO yaitu :
Artesunate + Amodiaquine ( Generik )
SEDIAAN OBAT
Kombinasi Artesunate + Amodiaquine yang saat ini tersedia di Indonesia dengan nama dagang  al.  :
•    Artesunate + Amodiaquine (generik) 1 paket terdiri dari 12 tablet Artesunate dan 12 tablet Amodiaquine » sediaan yang baru
•    Arsuamoon (artesunate + amodiaquine) terdiri dari 3 blister @4artesunate + 4 amodiaquine

Dosis artesunate + amodiaquine
•    Artesunat 4 mg / kg bb  dosis tunggal / hari / oral, diberikan pada H-1, H-2 dan H-3
•    Amodiaquine 30 mg basa / kg bb selama 3 hari dengan pembagian dosis: 10 mg / kg bb / perhari / oral pada H-1, H-2 dan H-3.

PENGOBATAN RADICAL DENGAN PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Pengobatan Malaria Falciparum tanpa komplikasi dengan Dihydroartemisinin – Piperaquin(DHP)
•    Dihydroartemisinin : 2- 4 mg/kgBB
•    Piperaquin               : 16 – 32 mg/kgBB
•    Primakuin                : 0,75 mg/kgBB

Bila terjadi gagal pengobatan lini pertama, maka diberikan pengobatan lini kedua
Pengobatan tidak efektif ( disebut : gagal pengobatan lini pertama)  yaitu bila dalam 28 hari setelah pemberian obat  :gejala klinis memburuk & parasit aseksual positif atau gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang,(resisten) atau timbul kembali (rekrudensi).

PENGOBATAN MALARIA VIVAX & OVALE MENURUT KEL. UMUR  (LINI 1)
Pengobatan malaria vivax dengan (ACT ( Art +AMOatau DHA+PIPRAQUIN)
•    Dihydroartemisinin : 2- 4 mg/kgBB
•    Piperaquin              : 16 – 32 mg/kgBB
•    Primakuin               : 0,25 mg/kgBB

Bila terjadi gagal pengobatan lini pertama, maka diberikan pengobatan lini kedua

PENGOBATAN MALARIA VIVAX & OVALE  (LINI 2)
Diberikan apabila dalam 28 hari setelah pemberian obat:
•    Gejala klinis memburuk & parasit aseksual       (+)
•    Gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit  aseksual tidak berkurang atau timbul kembali sebelum hari ke 1
•    Gejala klinis membaik tetapi parasit aseksual     tidak berkurang atau timbul kembali antara hari ke 15 s/d hari ke 28

PENGOBATAN MALARIA VIVAX RELAPS   (KAMBUH)
Pengobatan sama dengan regimen sebelumnya hanya dosis primakuin ditingkatkan, yaitu :
Primakuin selama 14 hari dng dosis 0,5 mg/kgbb/hari

KEMOPROFILAKSIS
Untuk mengurangi resiko terinfeksi malaria, sehingga bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat
Bila bepergian ke daerah endemis malaria dalam waktu yang tidak terlalu lama

PROFILAKSIS P.FALCIPARUM
Doksisiklin diberikan tiap hari dengan dosis 2 mg/kgbb/hari ( orang dewasa : 2 x 50 mg atau 1 x 100 mg) selama tidak lebih dari 4-6 minggu.
Obat ini tidak boleh diberikan kepada anak < 8 tahun dan bumil.


8.    KONSEP DASAR KEPERAWATAN
a. PENGKAJaAN
1 ). Anamnesis
Yang harus diperhatikan:
a. Keluhan utama : demam, menggigil, berkeringat,     sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, diare
b. Riw. berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yl     ke daerah endemis malaria
              c. Riw. tinggal didaerah endemis malaria
              d. Riw. sakit malaria
              e. Riw. minum OAM 1 bulan terakhir
             f.  Riw. mendapat transfusi darah
    
2).Pemeriksaan Fisik
•    Demam ≥ 37,5ºC.
•    Konjungtiva anemis, telapak tangan pucat
•    Splenomegali
•    Hepatomegali
Tanda-tanda klinis malaria berat dapat ditemukan :
•    Suhu rectal ≥ 40ºC.
•    Nadi cepat dan lemah
•    Tek.darah sistolik < 70 mgHg pd dewasa, dan anak < 50 mmHg
•    Frekw.nafas > 35 x/ menit pd dewasa, atau > 40 x/menit pd balita, anak < 1 thn > 50 x/mnt
•    Penurunan derajat kesadaran, GCS < 11
•    Manifestasi perdarahan ( ptechie, purpura dll)
•    Tanda dehidrasi
•    Tanda anemia berat
•    Ikterik
•    Ronkhi pada kedua paru
•    Pembesaran limpa dan hati
•    Gagal ginjal ditandai oligouria sampai anuria
•    Gejala neurologik ( kaku kuduk, reflek patologik)


3)..LABORATORIUM  MALARIA
•    MIKROSKOPIK MALARIA ( Giemsa )
–    Tetes Tebal ( DDR)
–    Hapusan Tipis
–    Hitung Parasit
•    Rapid Diagnostic Test (RDT) – Tes Cepat
–    Paracheck
–    PF test
–    Parascreen
–    Smart, dll


b.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.    Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan proses infeksi
2.    Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam tubuh kuran sehubungan dengan mual, muntah.
3.    Gangguan aktifitas : intoleransi sehubungan dengan kelamahan fisik
4.    Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan

INTERVENSI

    1.   Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan proses pada infeksi
Tujuan : rasa nyaman terpenuhi, suhu tubuh normal (370C) setelah 4 jam intervansi
    Kriteria :
-    Pasien merasa nyaman
-    Merasa panasnya berkurang
-    Kulit tidak terasa kering
-    Muka tidak merah

    Intervensi :
-    Kompres hangat di kepala
-    Motivasi pasien untuk minum yang banyak
-    Kontrol suhu tubuh tiap 4 jam
-    Kolaborasi dokter untuk pemberian cairan paranteral dan antipiretik
-    Kolaborasi dokter untu pemberian obat antibiotik
1.    Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam tubuh kurang dari kebutuhan sehubungan mual dan muntah.   
     
    Tujuan : kebutuhan nutirisi terpenuhi selama perawatan
    Kriteria : pasien makan habis 1 porsi

    Intervansi :
-    Kaji seberapa banyak porsi maka yang dihabiskan
-    Beri pengertian pada pasien / orang tua tentang pentingnya nutrisi dalam proses penyembuhan penyakitnya
-    Motivasi pasien untuk menghabiskan porsi makannnya
-    Kolaborasi gizi untuk memberikan minum yang bervariasi dan sesuai dengan diit porsi kecil tapi sering
-    Sajikan makanan dalam keadaan hangat
-    Kolaborasi dokter untuk pemberian vitamin


    3.   Gangguan aktivitas : intoleransi sehubungan dengan kelemahan fisik

    Tujuan : kebutuhan aktivitas terpenuhi selama dalam perawatan
    Kriteria : pasien tampak bersih, segar. Gigi bersih, tidak kotor
    Intervensi :
-    Bantu pasien untuk mandi seka dan gosok gigi
-    Bantu pasien untuk memakai pakaian
-    Bantu pasien dalam BAB / BAK
-    Ajarkan pada pasien tentang tugas-tugas yang sederhana yang dilakukan oleh pasien
-    Libatkan keluarga dalam perawatan

4.  Kurang pengetahuan tentang proses penyakit,pengobatan dan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan : pengetahuan pasien tentang proses, pengobatan dan penyakit meningkat.

Kriteria:
-    Pasien tidak bertanya tentang proses penyakit dan pengobatan.
-    Pasien dapat menjelaskan kembali apa yang telah disampaikan.
-   Pasien akan menghabiskan obat sesuai instruksi dokter
    Intervensi :

-    Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit dan pengobatan.
-    Jelaskan kepada pasien tentang proses penyakit dan pengobatan serta pentingnya menghabiskan obat.




Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di My Documentku

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih

 
© 2010-2012 My Documentku