Home » , » Analisis Lipid Darah Sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Analisis Lipid Darah Sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah


Analisis Lipid Darah Sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Pendahuluan
Kelainan lipid darah (dislipidemia) telah diakui sebagai salah satu faktor risiko utama penyakit jantung koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskular (PKV) atau aterosklerosis pada umumnya. Analisis lipid darah merupakan salah satu panel pemeriksaan laboratorium yang paling sering diminta dan sudah merupakan bagian penting dari panel atau paket pemeriksaan kesehatan (medical check-up) Dalam perkembangannya telah terjadi pergeseran parameter dan juga cara analisis lipid darah untuk mencapai tingkat ketepatan yang terbaik.
Pada artikel ini akan dibahas perkembangan analisis lipid sebagai upaya deteksi dini penyakit jantung koroner
Perkembangan Lipid sebagai Faktor Risiko PJK
Pada awal sekitar tahun 1960 yang diperiksa adalah lipida total sebagai parameter faktor risiko PJK. Akan tetapi hubungannya (korelasi) dengan kejadian PJK amat lemah. Karena itu parameter yang diperiksa kemudian adalah kolesterol total dan trigliserida. Berdasarkan studi epidemiologis didapatkan bahwa penurunan kadar kolesterol total sebanyak 1% akan menurunkan angka kejadian PJK dengan 2-3 %. (NCEP-ATP III, 2001; Ginsberg HN & Goldberg IJ, 2001; Assmann G, 1982). Demikian pula kadar trigliserida 209-315 mg/dL meningkatkan angka kejadian PKV sebanyak lebih dari 5x dibandingkan dengan kadar 118-172 mg/dL setelah 40 tahun pada 100 orang laki-laki berusia rata-rata 22 tahun. (Klag MJ, et al., 1993). Rekomendasi NCEP – ATP III pada tahun 2001 untuk kolesterol total optimal bila < 200 mg/dL, dan trigliserida < 150 mg/dL.
Sejalan dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi pemeriksaan maka dengan dikenalnya lipoprotein, sejak tahun 1970-an, telah diperiksa beta-lipoprotein yang kemudian pada akhir 1970-an diikuti dengan low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL), dalam hal ini yang diperiksa adalah kandungan kolesterolnya yaitu kolesterol-LDL dan kolesterol-HDL (LDL-cholesterol dan HDL- cholesterol). Kolesterol-LDL dianggap sebagai kolesterol “jahat” (“bad / evil“) dan kolesterol-HDL dianggap sebagai kolesterol “baik / pelindung” (“good / protective“).
Telah diketahui bahwa LDL dapat masuk menembus endotel pembuluh darah nadi dan kemudian mengalami perubahan dan akhirnya menunjukkan ditangkap oleh sel makrofag dan membentuk sel busa. Sudah banyak studi epidemiologis yang menunjukkan bahwa LDL merupakan faktor utama aterogenik, dimana peningkatan kadar kolesterol-LDL memberikan angka kejadian PKV. Kadar kolesterol-LDL 170 mg/dL dibandingkan dengan kadar 100 mg/dL memberikan resiko PKV hampir 3x lipat. (Sharrett AR, et al. 2001). Penurunan kadar kolesterol-LDL sebanyak 1,0 mg/dL akan menurunkan kejadian PKV sebanyak 1 % juga. Menurut rekomendasi NCEP-ATP III, berdasarkan faktor risiko ganda (multiple risk factors) maka bila kadar sasaran kolesterol-LDL didasarkan pada kategori risiko PJK dan ekivalen PJK maka sasaran kolesterol-LDL adalah < 100 mg/dL, bila faktor risiko ganda (2+) maka sasaran < 130 mg/dL dan bila 0-1 faktor risiko ganda maka sasaran < 160 mg/dL.
HDL dianggap mempunyai daya pelindung, anti aterogenik. Mekanisme yang diajukan adalah bahwa HDL mengangkut kolesterol dari sel kembali ke hati (jalur angkutan baik kolesterol = reverse cholesterol transport), mencegah pembentukan sel busa (Miyazaki A et al. 1992), menghambat molekul adhesi yang memungkinkan monosit masuk ke bawah sel endotel dinding arteri, menghambat perubahan oksidatif oleh LDL (Mackness MI et al., 1993; Cockerill GW et al., 1995). Kadar kolesterol-HDL rendah dianggap kurang baik / risiko tinggi dan kenaikan kadar kolesterol-HDL sebanyak 1.0 mg/dL dianggap sesuai dengan penurunan kejadian PKV sebanyak 2% pada laki-laki dan 3% pada perempuan. (Framingham Study: Kannel WB. 1993; Gotto A & Pownall H, 1999; Gordon D et al., 1989 dikutip oleh Zhu JR, 2001). Walaupun kolesterol-LDL terendah, kolesterol-HDL rendah juga masih tetap merupakan prediktor bebas terhadap PKV. (Gordon T et al., 1977). Berdasarkan rekomendasi dari NCEP ATP III tahun 2010, ditetapkan nilai rujukan untuk kadar kolesterol-HDL adalah 40 mg/dL. (NCEP-ATP III, 2001)

Selengkapnya Download document lengkap Pdfnya di bawah ini

 




Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di My Documentku

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih

 
© 2010-2012 My Documentku