BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
1. Identitas
1) Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 36 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status marital : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Tanggal masuk RS : 13 Mei 2005
Tanggal Pengkajiaan : 18 Mei 2005
No Medrec : 0000356655
Diagnosa Medis : Post Chest Thorako Tube a.i Pneumothorax spontan sinistra e.c TB Paru dalam therapy
Alamat : Cilame Rt 04 Rw 20 Ngamprah Kab. Bandung
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.S
Umur : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Cilame Rt 04 Rw 20 Ngamprah Kab. Bandung
Hubungan dengan klien : Suami
2. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan utama saat masuk rumah sakit
Sejak tanggal 13 Mei 2005 sebelum masuk Rumah Sakit klien mengeluh sesak nafas yang dirasakan semakin lama semakin berat. Sesak nafas dirasakan tiba-tiba tanpa disertai bunyi mengi. Sesak nafas tidak dipengaruhi cuaca atau aktifitas dan tidak berkurang dengan istirahat. Keluhan disertai nyeri dada yang hilang timbul pada dada sebelah kiri.
b) Keluhan utama saat dikaji
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 18 Mei 2005 pukul 14.00 Klien mengeluh sesak di daerah dada sebelah kiri. Keluhan ini dirasakan bertambah berat bila ia beraktivitas dan posisi tidur telentang, berkurang dengan posisi tidur ½ duduk, diganjal oleh dua bantal atau duduk. Keluhan sesak dirasakan seperti tertindih benda yang berat. Sesak dirasakan terus menerus.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Tanggal 10 Maret 2005 sebelum masuk Rumah Sakit klien menderita batuk berdahak berwarna kekuningan tanpa darah, klien mengeluh sering berkeringat di malam hari. Berat badan klien menurun sebanyak 10 kg selama 1 bulan panas badan kadang- kadang dirasakan oleh klien serta hilang timbul.
Tanggal 31 April 2005 sebelum masuk Rumah Sakit klien dirawat di rumah sakit Hasan Sadikin selama 13 hari karena keluhan tersebut. Klien pulang dengan perbaikan dan diberi 6 macam obat.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut penuturan klien dan keluarga anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit TBC, hepatitis, hipertensi dan gula darah.
3. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada sanosis, hidung kokoh, jalan nafas paten, sinus tidak nyeri, tidak ada secret pada hidung, , mukosa berwarna merah muda, fibrisae ada, Konka tidak membesar, tidak ada polip, tidak ada deviasi septum, pada saat mengatakn “ah” uvula bergerak bebas dan letak simetris, tidak ada pembesaran tonsil, leher tampak simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada deviasi trakea, dada simetris, Pergerakan dada tidak simetris, Diameter anterior : posterior 1: 2, tampak adanya retraksi interkostal, ekspansi paru kiri menurun, vocal premitus paru kiri menurun, bunyi nafas saat diperkusi suara paru bagian apek kiri hiperresonan, dan bagian basal pekak, Suara paru vesikuler, frekuensi nafas 28 x/menit, terpasang WSD didada sebelah kiri ats ICS 2, tampak undulasi, tidak ada buble air.
2) Sistem Cardiovaskuler
Konjungtiva berwarna pucat, tidak ada peningkatan JVP, akral teraba dingin , tidak ada cyanosis pada ujung-ujung ekstrimitas, tidak terdapat clubbing finger, CRT kembali dalam 3 detik, tidak ada pembesaran KGB, palpasi arteri radialis teraba berdenyut cukup kuat dan regular dengan frekuensi Nadi 120 x/ menit, Bunyi jantung S1 dan S 2 murni dan regular, point of maksimal impuls antara ICS 4 dan 5 Mid klavikula kiri. tekanan darah 120/70 mmHg.
3) Sistem Pencernaan
Sklera tidak ikterik, mata tidak cekung, bentuk bibir simetris, mukosa bibir kering, tidak terdapat iritasi pada rongga mulut, gigi lengkap, tidak terpasang gigi palsu, tidak terdapat caries, bentuk lidah simetris. Susuna gigi lengkap, Abdomen tampak cekung pada saat klien terlentang, bising usus 8-12 x/menit, pada saat diperkusi terdengar timpani, pada saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, berat badan sebelum sakit 42 kg sedangkan saat sakit 32 kg, tinggi badan 155 cm IMT 13,3.
4) Sistem Perkemihan
Tidak ada oedema periorbital, tidak ada bunyi bruit pada aorta dan arteri renalis, pada saat diperkusi klien tidak mengeluh nyeri, Tidak ada pembesaran ginjal, tidak ada distensi pada suprapubis, tidak ada nyeri tekan. Pada saat diraba blass teraba kosong, klien dapat BAK di pispot klien mengatakan tidak ada keluhan saat BAK.
5) Sistem Muskuloskeletal
Tidak ada kelainan bentuk tulang belakang, curvature tulang belakang lurus, tidak ada deformitas, pembengkakan, dan juga kemerahan, tidak ada nyeri tekan, teraba hangat, tidak terdapat krepitasi. Klien dapat membuka mulut dengan lebar dan menutupnya, Rom servikal dapat, kien tidak dapat melakukan Rom lumbal Spine karena pada ICS 2 terpasang Chest Thorako Tube, klien dapat melakukan ROM bahu, ROM siku, Rom tangan, ROM panggul, ROM lutut, ROM Angkle.
Kekuatan otot tangan 5 / 5, kekuatan otot kaki 5/5.
6) Sistem Integumen
Kulit kepala tampak bersih, rambut tidak lengket, distribusi rambut merata, tidak mudah dicabut. Kuku tangan panjang kuku kaki pendek,kulit lengket dan berkeringat, suhu 37,3 0. Turgor kulit baik, bila dicubit kembali dalam waktu waktu 3 detik. terpasang WSD didada sebelah kiri tampak undulasi, klien mengatakan nyeri pada dada kirinya. Tampak lingkaran hitam di kelopak mata.
7) Sistem Endokrin
Tidak ada edema, kelenjar tiroid tidak teraba dan tidak mengalami pembesaran. klien tidak ada keluhan polipagi, polidipsi dan poliuri.
8) Sistem Persarafan
1. Tes Fungsi Cerebral
a) Tingkat Kesadaran
Kualitas : composmentis klien dapat berespon dengan tepat terhadap stimulus yang diberikan melalui suara, taktil dan visual
Kuantitas ; GCS 15 E = 5, M = 6, V= 4
b) Status mental
Orientasi klien terhadap orang waktu dan tempat baik terbukti dengan klien mampu menjawab dimana dia berada, kapan masuk RS dan siapa yang menemaninya.
Daya ingat : klien mampu menjawab kapan dia menikah
2. Tes Fungsi kranial
a) N I ( olfaktorius )
Klien dapat membedakan bau kayu putih dan kopi
b) N II ( optikus)
Klien dapat membaca papan nama perawat dalam jarak kurang lebih 30 cm tanpa alat bantu
c) N III,IV,VI (okulomotoris, trokhealis, abdusen )
Respon cahaya terhadap pupil + Bola mata dapat digerakan kesegala arah , tidak terdapat nistagmus atau diplopia
d) N V (trigeminus )
Mata klien berkedip pada saat pilinan kapas diusapkan pada kelopak mata, klien merasakan sentuhan saat kapas diusapkan kemaksila dengan mata tertutup
e) N VII ( Fasialis )
Klien dapat membedakan rasa manis dan asin, klien dapat mengerutkan dahi, wajah klien tampak simetris saat klien tersenyum.
f) N VIII (auditorius )
Kien dapat menjawab pertanyaan perawat dengan baik tanpa harus diulang
g) N IX, X ( glosofaringeus, vagus )
Uvula bergetar simetris saat kien mengatakan “Ah”, reflek menelan bagus,
h) N XI (asesorius )
Klien dapat menoleh kekanan dan kekiri
i) N XII ( hipoglosus )
Lidah klien dapat digerakan secara bebas kesegala arah
3. Fungsi Motorik
Tidak terdapat kontraktur pada ekstrimitas atas dan bawah, tonus otot cukup baik untukmenahan gravitasi, reflek bisep ++/++, reflek trisep ++/++, reflek patella ++/++ reflek babinski --/--
4. Fungsi Sensorik
Klien dapat membedakan sensai tumpul dan tajam.
4. Pola Aktivitas Sehari-hari
NO AKTIVITAS SEBELUM SAKIT SETELAH SAKIT
1 Nutrisi
a. Makan
Frekuensi
Nafsu makan
Jenis
b. Minum
Jenis
Jumlah
2 x/hari
Baik, 1 porsi habis
Nasi,lauk pauk, sayuran
Air putih dan air teh
5-6 gelas/hari
3x/hari
klien mengatakan tidak nafsu makan , habis ½ porsi
Nasi, sayur bayam, tahu, ayam, pisang. Diet TKTP
Air putih dan air teh
5-6 gelas /hari
2 Eliminasi
a. BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
b. BAK
Frekuensi
Warna
1 x/hari
Lembek
Kuning
3-4 x/hari
Kuning jernih
3 x/hari
cair
Kuning
3-4x/hari
Kuning kemerahan
3 Istirahat tidur
a. Siang
b. Malam
c. Kualitas
Tidak/jarang tidur siang
21.00-05.00
Nyenyak
Jarang
00.00-04.00
Sering terbangun karena sesak
4 Personal hygine
a. Mandi
b. Keramas
c. Gosok gigi
2 x/ hari
3x / minggu
2 x / hari
diseka tanpa sabun
Belum
Belum
5 Aktivitas
Klien dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri Klien dapat beraktivitas dengan sedikit bantuan
5. Data Psikologis
1) Status Emosi
Klien tampak tenang, ekspresi wajah datar klien tampak pendiam
2) Konsep Diri
1) Gambaran Diri
Klien mengatakan bahwa dirinya tidak malu dengan penyakit yang dideritanya saat karena itu merupakan suatu penyakit yang akan ditangani oleh tenaga kesehatan yang lebih ahli.
2) Identitas Diri
Klien adalah seorang anak ke 7 dari 8 bersaudara dan seorang ibu dari 2 orang anak..
3) Peran
Klien berperan sebagai seorang istri dan sebagai ibu rumah tangga.
4) Ideal Diri
Klien berharap penyakitnya cepat sembuh dan berharap ingin cepat pulang agar dapat melakukan kegiatannya seperti biasanya.
5) Harga Diri
Klien sadar sebagai manusia biasa klien memiliki banyak kekurangan dan sadar bahwa semuanya ini merupakan cobaan dari tuhan
3) Gaya komunukasi
Klien mampu berkomunikasi dengan baik secara verbal ataupun nonverbal, Pada waktu diajak berkomunikasi Klien menjawab jika ditanya saja.
4) Pola Interaksi
Klien kooperatif dapat berinteraksi dengan orang lain dan tim kesehatan
5) Koping
Menurut klien jika jika ada masalah kien suka menceritakan pada suaminya dan merasa lega setelah bercerita dengan suaminya
6. Data Sosial
Dilingkungan rumahnya klien berinteraksi baik dengan tetangga dan saudara-saudaranya juga ketika klien sakit dan dirawat di RS klien mau berinteraksi dengan keluarga dan klien lainnya.
7. Data Spiritual
Klien beragama islam, dalam kondisinya sekarang ibadah solat klien terganggu. Klien meyakini sakitnya adalah cobaan dari Alloh. Sebagai manusia biasa klien hanya bisa berusaha dan berdo’a
8. Data Penunjang
Pemeriksaan labolatorium tanggal 5 April 2005
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan
Hematologi
Hemoglobin 9,2 13-18 gr/dl
Leukosit 9100 3,8-10 rb /mm 3
Hematokrit 27 40-52 %
Trombosit 499.000 150.000-440.000 /mm 3
Kimia klinik
SGOT 33 17-15 u /L
SGPT 31 21-72 u /L
Natrium 136 135-145 mEq/L
Kalium 3,5 3,6-5,3 mEq/L
Analisa gas Darah tanggal 4 April 2005
PH 7,34 7,35-7,45
PCO2 31,9 35-45 MmHg
PO2 61,1 75-100 MmHg
HCO3 16,7 24-26 mEq/L
Total CO 17,7
BE -8,1 -2,5 - +2,5
Saturasi O2 92,7 95-100 %
Terapi
Ceftriaxon 1x1 gr iv
Ranitidine 2x 1 amp iv
Pronalges 2x1 supp
HRZE 1 X 600 mg per oral
2. Analisa Data
NO DATA KEMUNGKINAN PEYEBAB DAN DAMPAK MASALAH
1 2 3 4
1
2
3
4
5
DS :
- Klien mengeluh sesak nafas.
- Klien mengatakan sesak dirasakan bertambah berat bila ia beraktivitas dan posisi tidur telentang dan berkurang dengan posisi tidur ½ duduk atau duduk
- Klien mengeluh sesak dirasakan terus menerus
DO :
- Keadaan umum lemah
- Frekuensi nafas 28 x/menit
- Bunyi nafas menurun terutama pada dada kiri
- Ekspansi paru kiri menurun
- Terdapat retraksi interkostalis
- Perkusi terdengar resonan pada bagian afek paru dan pekak pada daerah basal
- Terdapat selang WSD di dada kiri
DS :
- Klien mengeluh sesak nafas
- Makan habis ½ porsi
- Klien mengatakan tidak nafsu makan
DO :
- Akral teraba dingin
- Nilai AGD tanggal 4 April 2005 :
Ph = 7,34
PCO2 = 31,9 mmhg
PO2 = 61,1 mmhg
HCO2 =16,7 mEq/L
Total CO = 17,7
- Hb = 9,2 gr/dl
DS :
- klien mengatakan tidak nafsu makan
- klien mengatakan makan pagi habis ½ porsi
DO :
- BB sebelum sakit 42 kg
- BB sesudah Sakit 32 Kg
- TB : 155 cm
- Konjungtiva pucat
- Klien penderita TBC dalam terapi
- IMT =13,3 ( kurus tingkat berat )
- Haemoglobin 9,2
DS :
- Klien mengeluh tidurnya sering terbangun karena sesak
- Klien mengatakan mulai bisa tidur dari jam 00.00-04.00
DO :
- Tampak bayangan hitam dikelopak mata
- Konjungtiva pucat
- Klien tampak lemas
DS :
- Klien mengeluh sesak
- Klien mengatakan sesak dirasakan bertambah berat bila ia beraktivitas
- Klien mengatakan sudah 3 hari belum pernah keramas
- Kien mengatakan belum gosok gigi dari pagi
DO :
- Kulit klien tampak lengket berkeringat
- Kuku klien panjang dan kotor
- Aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat
- Lidah dan gigi klien tampak kotor
- Tercium bau mulut
- Hb 4 april 2005 = 9,2 gr/dl
- PO2 = 61,1 Mmhg
Pecahnya Bleb dekat pleura viseralis
↓
Robeknya kantong udara
↓
Udara masuk kedalam rongga pleura
↓
Akumulasi udara dalam rongga pleura
↓
Peningkatkan tekanan intra paru yang melebihi tekanan atmosfer
↓
O2 tidak dapat masuk kedalam rongga paru
↓
Kolaps paru
↓
Ekspansi paru menurun
↓
Sesak nafas
↓
Gangguan oksigenasi : ventilasi
Intake nutrisi yang tidak adequate
↓
Penurunan kadar Hb
↓
Menurunnya factor yang mengangkut oksigen dalam darah Sesak nafas
↓
Oksigen yang masuk ke paru-paru menurun
Penurunan kadar oksigen dalam darah
↓
Penurunan perfusi jaringan perifer
Menurunnya kadar O2 dalam darah
↓
Suplai O2 ke jaringan dan organ berkurang terutama ke usus
↓
Motilitas usus menurun dan
Sekresi kelenjar pencernaan menurun
↓
Merangsang nervus vagus sebagai reflek vasopagal
↓
Anoreksia
↓
Intake nutrisi kurang
Stimulasi sesak
↓
Merangsang susunan saraf pusat otonom mengaktivasi noreefineprin
↓
Merangsang saraf simpatis untuk mengaktivasi RAS
↓
Mengaktifkan kerja organ tubuh
↓
REM menurun
↓
Klien terjaga
↓
Pemenuhan istirahat tidur klien terganggu
Penurunan kadar Hb
↓
Penurunan factor pengikat O2
Sesak nafas
↓
Penurunan O2 yang masuk ke dalam paru
Penurunan kadar O2 dalam darah
↓
Penurunan suplai O2 kedalam jaringan, sel-sel dan otot
↓
Menurunnya metabolisme disel otot
↓
Perubahan ATP menjadi ADP
↓
Menurunnya energi tubuh yang dihasilkan
↓
Lemah
↓
Gangguan pemenuhan ADL : PersonahlHygiene
Gangguan oksigenasi : Ventilasi
Gangguan Oksiganasi : transportasi
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Ganguan pemenuhan istirahat tidur
Gangguan pemenuhan ADL : Personal Hygiene
3. Diagnosa Keperawatan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN DITEMUKAN DIPECAHKAN
TANGGAL PARAF TANGGAL PARAF
1
2
3
4
5 Gangguan oksiganasi : ventilasi b.d penurunan ekspansi paru akibat akumulasi udara di dalam rongga pleura
Gangguan oksigenasi : transportasi b.d penurunan kadar haemoglobin
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan b.d anoreksia
Ganguan pemenuhan istirahat tidur b.d terakstivasinya RAS
Gangguan pemenuhan ADL : Personal Higiene b.d kelemahan 05-04- 2005
05-04- 2005
05-04- 2005
05-04- 2005
05-04- 2005
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
09-04-2005
07-04-2005
Kel 13
Kel 13
C. Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan PERENCANAAN
Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5
1.
2
3
4
5
Gangguan oksigenasi: ventilasi b.d. penurunan ekspansi paru ditandai dengan :
DS :
- Klien mengeluh sesak nafas
- Klien mengeluh sesak di rasakan bertambah berat bila ia beraktivitas dan posisi tidur telentang tanpa sandaran bantal dan berkurang sejak terpasang selang didada kirinya dan posisi tidur menjadi ½ duduk atau duduk serta diberi oksigen.
- Klien mengeluh sesak dirasakan terus menerus
DO :
- Keadaan umum lemah
- Frekuensi nafas 28 x/menit
- Bunyi nafas menurun terutama pada dada kiri
- Ekspansi paru menurun
- vocal premitus menurun
- Terdapat retraksi interkostalis
- Perkusi terdengar resonan pada bagian afek parau dan pekak pada daeerah basal
- Terdapat selang WSD didada kiri
Gangguan oksigenasi : transportasi b.d penurunan kadar haemoglobin ditandai dengan :
DS :
- Klien mengeluh sesak nafas
- Makan habis ½ porsi
- Klien mengatakan tidak nafsu makan
DO :
- Akral teraba dingin
- Konjungtiva pucat
- Nilai AGD tanggal 4 April 2005 :
Ph = 7,34
PCO2 = 31,9 mmhg
PO2 = 61,1 mmhg
HCO2 =16,7 mEq/L
BE = -8,1
- Hb = 9,2 gr/dl
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan b.d anoreksia ditandai dengan :
DS :
- klien mengatakan tidak nafsu makan
- klien mengatakan makan pagi habis ½ porsi
DO :
- BB sebelum sakit 42 kg
- BB sesudah Sakit 32 Kg
- TB : 155 cm
- Konjungtiva pucat
- Klien penderita TBC dalam terapi
- IMT =13,3 ( kurus tingkat berat )
Gangguan pemenuhan istirahat tidur b.d teraktivasinya RAS ditandai dengan :
DS :
- Klien mengeluh tidurnya sering terbangun karena sesak
- Klien mengatakan mulai bisa tidur dari jam 00.00-04.00
DO :
- Tampak bayangan hitam dikelopak mata
- Konjungtiva pucat
- Klien tampak lemas
Gangguan pemenuhan ADL : Personal Hygiene b.d kelemahan
DS :
- Klien mengeluh sesak
- Klien mengatakan sesak dirasakan bertambah berat bila ia beraktivitas
- Klien mengatakan sudah 3 hari belum pernah keramas
- Kien mengatakan belum gosok gigi dari pagi
DO :
- Kulit klien tampak lengket berkeringat
- Kuku klien panjang dan kotor
- Aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat
- Lidah dan gigi klien tampak kotor
- Tercium bau mulut
- Hb 4 april 2005 = 9,2 gr/dl
- PO2 = 61,1 Mmhg
Tupan :
Dalam waktu 5 hari oksigenasi ventilasi klien lancar
Tupen :
Setelah dilakukan intervensi selama 2 X 24 jam, ekspansi paru optimal dengan criteria evaluasi :
- Sesak berkurang
- Klien tidak tampak lemah dan pucat
- Vocal premitus meningkat
- Frekuensi nafas dalam batas normal (16-20x/menit)
- Bunyi nafas meningkat terutama pada area dada kiri
- Tidak terdapat retraksi interkostalis
Tupan :
Setelah dilakukan perawatan selama 5 hari oksigenasi transportasi adekuat
Tupen :
Setelah dilakukan intervensi selama 3 X 24 jam kadar haemoglobin meningkat dengan criteria evaluasi
- Akral teraba hangat
- Konjungtiva merah muda
- haemoglobin mendekati batas normal (13-18)
- nilai AGD dalam batas normal
Ph = 7,35-7,45
PCO2 = 35-45 mmhg
PO2 = 75-100 mmhg
HCO2 =24-26 mEq/L
- BE = -2,5 - +2,5
Tupan :
Setelah di lakukan perawatan selama 5 hari kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
Tupen :
Setelah dilakukan perawatan selama 3 X 24 jam, intake nutrisi klien adequate ditandai dengan :
- Klien mampu mengungkapkan pentingnya nutrisi yang TKTP
- Nafsu makan klien meningkat
- Makan habis ¾ porsi
- Klien mengkonsumsi nutrisi yang TKTP
- BB Meningkat(33 kg)
Tupan
Setelah dilakukan perawatan selama 5 hari kebutuhan Istirahat tidur klien terpenuhi
Tupen
Setelah dilakukan intervensi selama 2 hari klien dapat istirahat tidur dengna criteria evaluasi :
- Klien mengatakan tidurnya nyenyak tanpa sering terbangun
- Klien dapat tidur malam selama 8 jam
- Tidak tampak banyangan hitam dikelopak mata
Tupan
Setelah di lakukan perawatan selama 3 hari Klien dapat melakukan personal hygine secara mandiri
Tupen :
Setelah dilakukan intervensi selama 1 X 24 jam personal hygine klien terpenuhi dengan criteria evaluasi :
- Klien menyebutkan kembali pentingnya perawatan diri
- Klien mau melakukan aktivitas sesuai kemampuannya
- Rambut klien bersih dan rapih
- Lidah dan gigi bersih
- -Tidak tercium bau mulut
- Kulit klien tidak lengket
- Kuku pendek dan bersih
- Hb meningkat ( 10 gr/dl ) 1. Pertahankan
posisi tidur semi fowler dengan miring kearah yang terkena
2. latih klien nafas dalam: diafragma
3. jaga agar selang tube tidak membentuk posisi loop
4. tandai tingkat cairan asal pada botol dengan menggunakan plestre yang ditempelkan diluar botol
5. jamin posisi klien yang nyaman
6. lakukan exercise pada lengan dan bahu pada sisi yang terkena
7. awasi adanya kebocoran udara pada sistem drainage yang diindikasikan dengan adanya gelembung udara pada botol
8. observasi, catat, dan laporkan bila timbul pernafasan yang cepat, dangkal, cyanosis, subcutaneous emphysema, atau gejala perdarahan
9. anjurkan dan Bantu klien untuk nafas dalam dan efektif
10. stabilisasi botol drainage di lantai, peringatkan pengunjung / penunggu klien
11. kolaborasi pemeriksasan torak
12. observasi frekuensi, kedalaman pernafasan, suara paru dan ekspansi dada
13. Observasi vocal premitus
14. Berikan oksigen tambahan melalui kanula atau masker
1. jelaskan mengenai pentingnya nutrisi yang mengandung tinggi protein
2. anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang kandungan proteinnya banyak
3. kolaborasi lagi untuk pemeriksaan Sysmek
4. Kolaborasi untuk pemeriksaan nilai AGD
5. kolaborasi pemberian transfuse darah
1. Berikan informasi tentang pentingmya nutrisi yang TKTP yang berhubungan dengan penyakit yang diderita klien
2. anjurkan klien untuk minum air hangat sebelum makan
3. anjurkan klien untuk makan sedikit demi sedikit tapi sering
4. Motivasi klien untuk menghabiskan diet yang diberikan
5. anjurkan klien untuk menggosok gigi sebelum dan sesudah makan
1. Identifikasi penyebab klien tidak bisa tidur
2. Meganjurkan klien untuk berelaksasi dengan minum segelas susu hangat sebelum tidur
3. Menganjurkan klien untuk tidur dengan posisi yang nyaman
4. Menganjurkan klien untuk melakukan kebiasaannya sebelum tidur
5. Menciptakan lingkungan yang nyaman
1. tanyakan pengetahuan klien tentang perawatan diri dalam keadaan sakit
2. jelaskan pentingnya perawatan diri
3. Bantu dan fasilitasi klien dalam melakukan personal hygine
4. anjurkan klien untuk senantiasa menggosok gigi tiap hari, cuci rambut secara teratur dan mandi tiap hari, menggunting kuku secara teratur
1. Meningkatkan inspirasi maksimal, mengurangi penekanan pada sisi yang normal, serta ekspansi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
2. dengan nafas dalam paru-paru mengembang dengan optimal sehingga jumlah oksigen yang masuk adekuat
3. posisi loop dapat menyebabkan akumulasi air diselang sehingga menurunkan tekanan negative, menimbulkan tekanan balik ke rongga pleura
4. sebagai indicator bila terdapat penambahn cairan yang terakumulasi
5. mencegah tertariknya tube secara tidak terkontrol akibat pergerakan klien
6. dengan exercise dapat meningkatkan aliran darah ke sisi yang terkena sehingga oksigen tersampaikan
7. kebocoran udara akan memperberat kondisi klien karena akumulasi udara pada intrapleura meningkat
8. sebagai deteksi dini terhadap komplikasi CTT
9. meningkatkan tekanan intrapleural, pengosonmgan akumulasi zat di rongga pleura, mengeluarkan secret trakeobronkial, mencegah atelektasis
10. mencegah botol pecah, karena jiak pecah dapat mnegakibatkan kebocoran udara
11. untuk melihat apakah posisi drainage sudah tepat
12. Bunyi nafas dapat menurun atau tidak ada pada lobus, segmen paru, atau seluruh area paru (unilateral), mengetahui kemampuan ekspansi paru sehingga memudahkan dalam melakukan perawatan
13. Suara dan taktil fremitus (vibrasi) menurun pada jaringan yang berisi cairan / konsilidasi.
14. alat untuk menurunnkan kerja nafas, meningkatkan penghilang distress respirasi dan sianosis sehubungan dengan hipoksemia
1. makanan yang mengandung protein dapat meningkatkan kadar haemoglobin
2. meningkatkan motivasi pada klien sehingga klien mau mengkonsumsi makanan
3. menilai kondisi Oksigenasi : transfortasi oksigen ke jaringan
4. indicator asidosis metabolic lebih lanjut
5. transfuse darah dapat meningkatkan kadar Hb dengan cepat
1. Menambah pengetahuan sehingga meningkatkan motivasi klien untuk mengkonsumsi makan ayang TKTP
2. air hangat akan mengurangi rasa mual saat makan
3. memberikan kesempatan pada lambung untuk mencerna dengan baik serta mengurangi ketidaknyamanan
4. membantu dalam memenuhi intake nutrisi selain dari diit yang diberikan
5. memberikan kesegaran pada muut dan meningkatkan kenyamanan
1. Dapat mengidentifikasi penyeban klien tidak bisa tidur dan untuk menentukan intervensi selanjutnya
2. susu mengandung triptopan yang mempunyai efek sedative
3. dapat meningkatkan ekspansi paru yang maksimal
4. meningkatkan relaksasi dan kesiapan tidur
5. lingkungan yang nyaman dapat menstimulasi RAS sehingga klien mudah tidur
1. mengetahui tingkat pemahaman klien sehingga memudahkan dalam memberikan informasi
2. meningkatkan wawasan klien sehingga menambah motivasi untuk melakukan perawatan diri
3. memudahkan klien dalam melakukan perawatan diri
4. meningkatkan harga diri dan motivasi klien
D. Implementasi,Evaluasi
Tanggal Waktu DP Tindakan Keperawatan dan Evaluasi Paraf
1 2 3 4 5
6 -04-2005
07-04-05
08-04-2005
15.00
15.10
15.15
15.18
15.25
15.26
16.00
16.05
16.11
16.21
16.25
16.31
16.35
16.40
19.00
19.05
19.06
19.10
19.14
07.10
07.12
07.30
08.00
08.50
09.00
10.00
10.10
10.13
10.30
11.00
11.15
11.19
12.00
13.00
13.30
08.00
12.00 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2,3
2,3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
3
2,3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2,3
3
4
4
4
3
3
3
2.3
3
3
2,3 Mempertahankan posisi tidur dengan diganjal 2 bantal.
Hasil jam 15.05
Dengan posisi 2 bantal klien mengatakan sesak berkurang.
Melatih klien nafas dalam: diafragma
Hasil jam 15.13
Klien mengatakan nyaman dan sesak berkurang
Menjaga agar selang tube tidak membentuk posisi loop
Hasil jam 15.16
Tidak ada akumulasi cairan dalam selang
Menandai tingkat cairan asal pada botol dengan menggunakan plester yang ditempelkan diluar botol
Hasil jam 15.18
Cairan berada pada posisi asal
Menjamin posisi klien yang nyaman
Hasil 15.25
Selang drain tidak tertarik oleh klien ketika dia bergerak
Melakukan exercise pada lengan dan bahu pada sisi yang terkena.
Hasil jam 15.31
Klien mengatakan badannya terasa lebih nyaman setelah melakuakan latihan
Mengawasi adanya kebocoran udara pada sistem drainage yang diindikasikan dengan adanya gelembung udara pada botol
Hasil 16.05
Tidak ada gelembung udara pada botol
Mengobservasi, mencatat, dan melaporkan bila timbul pernafasan yang cepat, dangkal, cyanosis, subcutaneous emphysema, atau gejala perdarahan
Hasil jam 16.10
Tidak ada pernafasan yang cepat, dangkal, cyanosis, subcutaneous emphysema, atau gejala perdarahan
Mengobservasi frekuensi, kedalaman pernafasan, suara paru dan ekspansi dada
Hasil jam 16.20
Frekuensi nafas 24x/menit, pernafasan dangkal, suara paru menurun pada area kiri, ekspansi dada menurun pada paru kiri
Mengobservasi vocal premitus
Hasil jam 16.25
Vocal premitus menurun
Menganjurkan dan membantu klien untuk nafas dalam dan efektif
Hasil jam 16.30
Klien mengatakan sesak berkurang
Menstabilkan posisi botol drainage di lantai, peringatkan penunggu klien
Hasil jam 16.32
Botol berada pada posisi yang stabil
botol
Memberikan informasi tentang pentingmya nutrisi yang TKTP yang berhubungan dengan penyakit yang diderita klien
Dan pentingnya nutrisi yang mengandung tinggi protein
Hasil jam 16.40
Klien mampu menyebutkan kembali pentingnya makanan yang bergizi untuk kesembuhannya
Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang kandungan proteinnya banyak dan TKTP
Hasil
Klien berjanji akan memakan makanan yang tinggi protein
Menganjurkan klien untuk minum air hangat sebelum makan
Hasil
Klien mengatakan minum air hangat sebelum makan meningkatkan rasa nyaman dan nafsu makan
Menganjurkan klien untuk makan sedikit demi sedikit tapi sering
Hasil
Klien mangatakan makan sedikit-sedikit membuat dia tidak cepat kenyang sehingga tanpa disadari makanan masuk
Memotivasi klien untuk menghabiskan diet yang diberikan
Hasil
klien berjanji akan menghabiskan makanannya demi kesembuhan dirinya,makanan habis ½ porsi
Menganjurkan klien untuk menggosok gigi sebelum dan sesudah makan
Hasil :
Klien mengatakan akan mengosok gigi sehabis makan
Menanyakan penyebab klien tidak bisa tidur
Hasil jam 19.01
Klien mengatakan dia tidak bisa tidur dikarenakan sesak
Meganjurkan klien untuk berelaksasi dengan minum segelas susu hangat sebelum tidur
Hasil jam 19.06
Klien mengatakan dia akan minum susu nanti menjelang tidur
Menganjurkan klien untuk tidur dengan posisi yang nyaman
Hasil jam 19.10
Klien mengatakan tidur dengan posisi ½ duduk terasa lebih nyaman karena mengurangi sesak
Menganjurkan klien untuk melakukan kebiasaannya sebelum tidur
Hasil jam 19.13
Klien mengatakan sebelum tidur dia biasa berdoa dan membaca solawat
Menciptakan lingkungan yang nyaman
Hasil jam 19.16
Klien bisa tidur bila jendela ditutup, lampu dimatikan, kurangi pengunjung/ penunggu diluar
Menanyakan kepada klien mengenai perawatan diri dalam keadaan sakit
Hasil jam 07.11
Kien mengatakan pada saat sakit biasanya jarang keramas karena takut memperberat sakitnya
menjelaskan pentingnya perawatan diri
Hasil jam 07.17
Klien menyebutkan kembali pentingnya perawatan diri pada saat sakit yaitu untuk mencegah timbulnya infeksi yang baru, meningkatkan rasa nyaman, dan meningkatkan kepercayaan diri
Menganjurkan klien untuk senantiasa menggosok gigi tiap hari, cuci rambut secara teratur dan mandi tiap hari, menggunting kuku secara teratur
Hasil jam 07.32
Klien mengatakan akan menggosok gigi minimal 2 kali sehari sehabis makan, keramas 3 kali seminggu, mandi sehari sekali, menggunting kuku bila sudah panjang dan kotor
Membantu dan memfasilitasi klien dalam melakukan personal hygine
Hasil 08.30
- Klien melakukan perawatan diri mandi, gosok gigi, keramas, dan gunting kuku dengan fasilitas yang disediakan
- Klien tampak bersih dan segar
menganjurkan klien untuk minum air hangat sebelum makan
Hasil jam 08.55
Klien mengatakan sebelum makan pagi dia minum air hangat ½ gelas
Menganjurkan klien untuk makan sedikit demi sedikit tapi sering
Hasil jam 09.15
Klien mangatakan makannya habis ½ porsi
Memotivasi klien untuk menghabiskan diet yang diberikan
Hasil jam 09.15
Klien mengatakan makan ½ porsi juga sudah merasa kenyang
Mempertahankan posisi tidur ½ duduk diganjal dengan 2 bantal
Hasil jam 10.15
Klien mengatakan sesak berkurang
Menjaga agar selang tube tidak membentuk posisi loop
Hasil jam 10.11
Tidak ada akumulasi cairan dalam selang
Menjamin posisi klien yang nyaman
Hasil 10.15
Selang drain tidak tertarik oleh klien ketika dia bergerak
Mengawasi adanya kebocoran udara pada sistem drainage yang diindikasikan dengan adanya gelembung udara pada botol
Hasil jam 10.17
Tidak ada gelembung udara pada botol
Mengobservasi, mencatat, dan melaporkan bila timbul pernafasan yang cepat, dangkal, cyanosis, subcutaneous emphysema, atau gejala perdarahan
Hasil jam 10.50
Tidak ada pernafasan yang cepat, dangkal, cyanosis, subcutaneous emphysema, atau gejala perdarahan
Mengobservasi frekuensi, kedalaman pernafasan, suara paru dan ekspansi dada
Hasil 10.50
Frekuensi nafas 24x/menit, pernafasan dangkal, suara paru menurun pada area kiri, ekspansi dada menurun pada paru kiri
Mengobservasi vocal premitus
Hasil jam 10.50
Vocal premitus menurun
Menganjurkan dan membantu klien untuk nafas dalam dan efektif
Hasil 11.05
Klien mengatakan sesak berkurang
Menstabilkan posisi botol drainage di lantai, peringatkan penunggu klien
Hasil jam 11.24
Botol berada pada posisi yang stabil
Menganjurkan klien untuk makan sedikit demi sedikit tapi sering
Hasil jam 13.10
Klien mangatakan makannya habis ½ porsi
Memotivasi klien untuk menghabiskan diet yang diberikan
Hasil jam 13.13
Klien mengatakan makan ½ porsi juga sudah merasa kenyang
Menganjurkan klien untuk tidur dengan posisi yang nyaman
Hasil jam 13.40
Klien mengatakan tidur dengan posisi ½ duduk terasa lebih nyaman karena mengurangi sesak
Menganjurkan klien untuk melakukan kebiasaannya sebelum tidur
Hasil jam 13.40
Klien mengatakan sebelum tidur dia biasa berdoa dan membaca solawat
Menciptakan lingkungan yang nyaman
Hasil jam 13.40
Klien bisa tidur bila jendela ditutup, lampu dimatikan, kurangi pengunjung/ penunggu diluar
Menganjurkan klien untuk menggosok gigi sebelum dan sesudah makan
Hasil : jam 08.30
Klien mengatakan akan mengosok gigi sehabis makan
Menganjurkan klien untuk minum air hangat sebelum makan
Hasil 08.30
Klien mengatakan minum air hangat sebelum makan meningkatkan rasa nyaman dan nafsu makan
Menganjurkan klien untuk makan sedikit demi sedikit tapi sering
Hasil 08.30
Klien mangatakan makan sedikit-sedikit membuat dia tidak cepat kenyang sehingga tanpa disadari makanan masuk
Memotivasi klien untuk menghabiskan diet yang diberikan yang mengandung tinggi kalori dan protein
Hasil 08.30
klien berjanji akan menghabiskan makanannya demi kesembuhan dirinya,makanan habis ½ porsi
Menganjurkan klien untuk minum air hangat sebelum makan
Hasil 12.30
Klien mengatakan minum air hangat jadi tidak mual
Menganjurkan klien untuk makan sedikit demi sedikit tapi sering
Hasil 12.30
Klien mangatakan tidak cepat kenyang dan tidak mual
Memotivasi klien untuk menghabiskan diet yang diberikan yang mengandung tinggi kalori dan protein
Hasil 12.30
klien berjanji akan menghabiskan makanannya demi kesembuhan dirinya,makanan habis ½ porsi
plantika
plantika
plantika
Plantika
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
E. Catatan Perkembangan
No Tanggal Dp Catatan Perkembangan Paraf
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
08-04-2005
8-04-2005
09-04-2005
4
1
3
5
2
S :
- Klien mengatakan tidurnya nyenyak tanpa sering terbangun
- Klien mengatakan tidurnya mulai dari jam 21.00-05.00
O :
- Tidak tampak lingkar hitam pada kelopak mata
- Klien tampak lebih segar
A :
- Masalah teratasi
S:
- Klien mengatakan Sesak berkurang dengan posisi tidur ½ duduk
O :
- Klien tidak tampak lemah dan pucat
- Vocal premitus Masih menurun
- Frekuensi nafas dalam batas normal 24x/menit
- Bunyi nafas menurun terutama pada area dada kiri
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Lanjutkan intervensi
I :
- Menjamin posisi klien yang nyaman
- Melakukan milking tube
- Mengawasi adanya kebocoran udara pada sistem drainage yang diindikasikan dengan adanya gelembung udara pada botol
- Mengobservasi, mencatat, dan melaporkan bila timbul pernafasan yang cepat, dangkal, cyanosis, subcutaneous emphysema, atau gejala perdarahan
- Mengobservasi frekuensi, kedalaman pernafasan, suara paru dan ekspansi dada
- Mengobservasi vocal premitus
- Menganjurkan dan membantu klien untuk nafas dalam dan efektif
- Menstabilkan posisi botol drainage di lantai, peringatkan / penunggu klien
E :
- Selang drain tidak tertarik oleh klien ketika dia bergerak
- Tidak ada kebocoran udara
- Tidak ada gelembung udara pada botol
- Tidak ada pernafasan yang cepat, dangkal, cyanosis, subcutaneous emphysema, atau gejala perdarahan
- Frekuensi nsfas 24x/menit, pernafasan dangkal, suara paru menurun pada area kiri, ekspansi dada menurun pada paru kiri
- Vocal premitus menurun
- Klien mengatakan sesak berkurang
- Tidak ada kebocoran udara
- Botol berada pada posisi yang stabil
R : -
S :
- Klien menyebutkan kembali pentingnya nutrisi yang TKTP yaitu untuk proses penyembuhan penyakitnya
O :
- Nafsu makan klien meningkat
- Makan habis ¾ porsi
- Klien mengkonsumsi nutrisi yang TKTP
- BB 32 kg
A :
- Masalah teratasi sebagian
P :
- Lanjutkan intervensi
I :
- menganjurkan klien untuk minum air hangat sebelum makan
- Menganjurkan klien untuk makan sedikit demi sedikit tapi sering
- Memotivasi klien untuk menghabiskan diet yang diberikan
- Menganjurkan klien untuk menggosok gigi sebelum dan sesudah makan
E :
- Sebelum makan klien minum air hangat ½ gelas dan gosok gigi
- Klien makan habis ¾ porsi
R : -
S:
-Klien mengatakan merasa lebih segar.
O:
- - Kulit klien tampak lengket berkeringat
- Kuku klien panjang dan kotor
- Aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat
- Lidah dan gigi klien tampak kotor
- Tercium bau mulut
- Hb = 9,2 gr/dl
- PO2 = 61,1 Mmhg
A:
- Masalah teratasi sebagian.
P:Lanjutkan intervensi :
- tanyakan pengetahuan klien tentang perawatan diri dalam keadaan sakit
-jelaskan pentingnya perawatan diri
-Bantu dan fasilitasi klien dalam melakukan personal hygine
-anjurkan klien untuk senantiasa menggosok gigi tiap hari, cuci rambut secara teratur dan mandi tiap hari, menggunting kuku secara teratur .
I:
- mengetahui tingkat pemahaman klien sehingga memudahkan dalam memberikan informasi
-meningkatkan wawasan klien sehingga menambah motivasi untuk melakukan perawatan diri
-memudahkan klien dalam melakukan perawatan diri
-meningkatkan harga diri dan motivasi klien
R:
S:
- klien mengatakan sesak berkurang
O:
- Akral teraba hangat
- Konjungtiva pucat
- haemoglobin 9,2 gr/dl
- nilai AGD tanggal 4 April 2005
Ph = 7,34
PCO2 = 31,9 mmhg
PO2 = 61,1 mmhg
HCO3 =16,7 mEq/L
- BE = -8,1
A:
masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan intervensi
- Cek analisa gas darah dan hematology
- Kolaborasi pemberian transfuse darah
- Anjurkan pada klien untuk mempertahankan asupan nutrisi tinggi protein yang adekuat
I :
- Menganjurkan pada klien untuk mempertahankan asupan nutrisi tinggi protein yang adekuat
E:
- Klien makan habis 3/4 porsi
R : -
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
Kel 13
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien Ny. S dengan gangguan Sistem Pernafasan Akibat Pneumothoraks Spontan selama 4 hari (tanggal 06-09 April 2005). Pada proses pelaksanaannya didukung oleh teori yan penuis dapatkan dari berbagai sumber dan diterapkan dengan menggunakan proses keperawatan yan terdiri dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Setelah dilakukan proses asuhan keperawatan penulis mengambil kesimpulan yaitu :
1. Pengkajian. Pada tahapan pengumpulan data penulis tidak menemukan hambatan yang berarti meski ditemukan data-data yang secara teori ada sedangkan pada klien tidak ditemukan ataupun sebaliknya, hal ini disebabkan karena respon tiap manusia akan berbeda terhadap gejala yang ditimbulkan, sehingga penulis dapat menyusun analisis dari data-data yang dikumpulkan yang kemudian dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan.
2. Perencanaan. Pada tahapan ini penulis dapat menyusun rencara tindakan keperawatan yang dibantu dengan berbagai sumber serta bimbingan perawat ruangan dan dosen
3. Pelaksanaan. Pada tahapan ini penulis tidak dmenemukan hambatan ksrena didukung oleh partisipasi klien yan aktif dan peran serta keluarga sehingga memudahkan penulis dalam melakukan tindakan.
4. Evaluasi. Pada tahapan ini penulis menaglami kesulitan untuk mengetahui respon klien saat malam hari dikarenakan proses pelaporan pada saat dinas tidak lengkap dan terlalu global
5. Pendokumentasian. Pada tahapan ini penulis telah berhasil melakukan dokumentasi dalam bentuk laporan lengkap serta penulis dapat mendokumentasikan tindakan yang dilakukan dengan format yang digunakan di ruangan sebagai alat komunikasi antara perawat dan mahasiswa sehingga memudahkan perawat dalam melakukan tindakan selanjutnya.
B. Rekomendasi
1. Perawat
Diharapkan bagi perawat agar dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif melalui pendekatan holistic sehingga akan dihasilkan asuhan keperawatan yang professional. Dan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan sehingga dapat mencapai misi yang di emban rumah Sakit yaitu dan berkualitas dengan demikian akan meningkatkan
2. Dosen pembimbing
Diharapkan pada seluruh dosen pembimbing agar dapat meningkatkan bimbingannya
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart Alih Bahasa . 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 1. Jakarta : EGC.
Brunner & Suddart. 1982. The Lipincott Manual of Nursing Practic fourth edition. Philadelphia :J.B lipincott Company.
Corwm, Elizabeth. 1997 Alih Bahasa dr. Brahm U, Pendit. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilynn E e.a. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarta : EGC.
Hudak & Gallo. 1997. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik edisi 6 volume 1. Jakarta : EGC.
Ignatavicius,Donna D e.a. 1995. Medical Surgical Nursing a Nursing Proces Approach Second Edition Volume 1. USA: W.B. Saunders Company.
M Van De Graaff, Kent. 1984. Human Anatomy. Dubuque Lowa : Wm.C Brown Publisher.
Pearce, Evelyn C. 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk Para Medis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2001. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Price, Sylvia A alih bahasa Adji Dharma. 1995. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit edis 4. Jakarta : EGC.
Rokhaeni, Heni dkk. 2001. Buku Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung dan pembuluh Darah Nasional Harapan Kita.
LAPORAN KASUS Pneumothoraks
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di My Documentku
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih