BAB III
HASIL KEGIATAN
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan
Keluarga ini dilaksanakan melalui 2 tahap, yaitu:
3.1
Tahap Persiapan
Pada
tahap persiapan terlebih dahulu mengadakan orientasi wilayah tempat tinggal
keluarga yang akan diberikan asuhan kepperawatan keluarga. Kemudian setelah itu
mengadakan kunjungan keluarga untuk pertama kalinya. Pada kunjungan keluarga
pertama memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan pada
keluarga Tn. S yang
beralamatkan di RT 02 RW 16 No. 10 Dsn Sambong Desa Sawentar Kec. Kanigoro Kab.
Blitar. Setelah itu dilanjutkan kontrak dengan keluarga mengenai kapan akan dilakukan
pengkajian keluarga.
3.2 Tahap Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga menggunakan pendekatan
proses keperawatan dengan taha-tahan sebagai berikut :
A. PENGKAJIAN (Tanggal 20 Juni 2003)
a. Identitas Keluarga
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn.S
Tempat / tgl
lahir : Lodoyo, 1 Juli 1942
Pendidikan : SD tidak tamat
Alamat :
Dsn. Sambong RW XVI RT III No. 10
Pekerjaan : Tidak bekerja
2. Komposisi Keluarga
No
|
Nama
|
Umur
|
Gender
(L/P)
|
Hubungan dg KK
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
1.
|
Ny.Me
|
55 th
|
P
|
istri
|
Tdk sekolah
|
Buruh lepas
|
2.
|
Tn.Mu
|
36 th
|
L
|
anak
|
SMP
|
TKI
|
3.
|
Ny.Ya
|
31th
|
P
|
anak
|
SD
|
IRT
|
4.
|
Ny.En
|
26 th
|
P
|
anak
|
SMA
|
IRT
|
5
|
Tn.Su
|
36 th
|
L
|
menantu
|
SMP
|
Tdk bekerja
|
6
|
Tn.Hi
|
31 th
|
L
|
menantu
|
SMP
|
TKI
|
7
|
An.Ay
|
4 th
|
P
|
cucu
|
Blm sekolah
|
|
3.
Genogram:
|
|
|
|
Keterangan :
|
|
4.
Tipe Keluarga
Tipe
keluarga Tn. S adalah three generation family, yang terdiri dari Tn. S, istri,
anak, menantu dan cucu.
5.
Suku Bangsa
Tn. S mengatakan bahwa keluarganya
merupakan suku jawa dan hidup di lingkungan etnis jawa.
6.
Agama
Semua anggota keluarga Tn.S beragama Islam.
7.
Status Sosial Ekonomi
keluarga
Sudah ± 4 tahun Tn. S tidak bekerja karena sakit. Untuk
membiayai kebutuhan sehari-hari keluarga, penghasilan diperoleh dari menantunya
yang bekerja di luar negeri sebagai TKI. Keluarga mengatakan, kiriman dari
menantunya tidak pasti ± Rp. 750.000,00 / bulan.Untuk penghasilan tambahan, Ny.
Me bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan ± Rp. 12.000,00/hari. Dari
penghasilan tersebut digunakan bersama untuk mencukupi kebutuhan
sehari-harinya. Menurut pengakuan Tn. S, penghasilan tersebut hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan 1 bulan tanpa ada tabungan.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Kegiatan
yang dilakukan keluarga, biasanya bermain ke rumah tetangga, melihat televisi
bersama. Keluarga mengatakan tidak pernah rekreasi keluar rumah
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap
keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa.
2. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi.
Tn. S
belum mampu melepas anaknya keluar rumah ( mandiri sebagai keluarga baru di
masyarakat ). Ny. Ya, suaminya ( Tn. Su ) dan anaknya ( An. Ay ) masih tinggal serumah dengan Tn. S.
Begitupun juga dengan Ny. En yang sudah bersuami ( Tn. Hi )
3.
Riwayat kesehatan keluarga saat ini
·
Tn. S mengatakan mempunyai
sakit asma sejak 4 tahun yang lalu dan tekanan darahnya sering tinggi ( >150/110
mmHg ). Tn. S mengetahui sakit darah tinggi setelah memeriksakan diri ke mantri
terdekat. Tn. S kurang memahami tentang penyakit yang dideritanya yaitu asma
dan hipertensi. Tn. S hanya mengetahui kalau asma tersebut hanya sesak nafas
biasa. Tn S berhenti merokok sejak asmanya kambuh 2 tahun yang lalu.
·
Ny.
Me mengatakan kakinya setelah digunakan untuk beraktivitas terasa keju dan
linu. Dan menurutnya itu adalah hal yang biasa. Ny. Me menganggap keju linunya
tersebut akan hilang dengan sendirinya apabila digunakan untuk istirahat.
·
Ny.
Ya mengatakan tidak punya masalah kesehatan
·
Ny.
En mengatakan saat ini sedang hamil 28 minggu dan tidak mempunyai keluhan
apa-apa. Ny. En mengkonsumsi makanan apa saja tanpa mengetahui nutrisi yang
baik untuk diri dan janinnya.
·
Tn.
Su mengatakan tidak punya masalah kesehatan. Tn. Su sudah berhenti merokok
sejak 1 tahun yang lalu.
·
Cucu
Tn. S ( An. Ay ) tidak punya maslah kesehatan. Tiap bulan masih rutin di bawa
ke Posyandu.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.
Tn. S mengatakan tidak ada keluarga yang menderita
Kencing manis maupun darah tinggi. Orang tuanya meninggal karena usia bukan
karena sakit.
c. Data Lingkungan
1.
Karakteristik Rumah
Luas rumah yang ditempati ± 72 m2 dengan tipe rumah permanen
dan atap rumah terbut dari genting. Lantai ruangan dari plester dan khusus
dapur dari tanah. Jumlah ruangan terdiri dari 2 ruang tamu, ruang tengah, 4
kamar tidur,ruang makan, tempat ibadah. Dapur dan kamar mandi terpisah dari
rumah. Sumber air untuk masak, minum dan mandi dari sumur. Pengaturan rumah
teratur tetapi kurang terawat. Rumah tampak agak kotor, disamping itu ruang
tamu juga berfungsi sebagai tempat meletakkan motor. Ruang tengah tampak
berantakan. Pencahayaan rumah terang, ventilasi rumah baik terdapat diruang
tamu dan di setiap ruang tidur. Penerangan malam hari menggunakan listrik.
Pembuangan limbah rumah di penampungan. Pembuangan sampah di bakar jadi satu.
Kebiasaan memasak menggunakan kayu dan kompor.
Denah Rumah:
----12 meter -------
----12 meter -------
|
R.tidur
R.tamu
R.kosong
R.tidur
|
R.tamu
|
R.kosong
|
|
|
|
|
|
|
2.
Karakteristik Tetangga
dan Komunitasnya
Rumah Tn. S merupakan hunian yang
terdiri dari penduduk yang bersifat homogen ( keturunan Jawa ). Mayoritas
penduduk bekerja sebagai buruh tani. Lingkungan sekitar tampak kering dan
berdebu.
Keluarga
Tn.S termasuk keluarga yang sudah lama bertempat tinggal di lingkungan tersebut
( sejak Tn. S menikah ) sehingga tampak terjalin hubungan yang baik dengan
tetangganya terbukti ketika mahasiswa sedang berkunjung ke rumah Tn. S,
keluarga Tn. S tampak sedang bercengkerama dengan tetangga. Disamping itu, jika
ada acara selamatan di lingkungannya, Tn. S pasti dipanggil untuk menghadiri
acara tersebut.
3.
Mobilitas Geografis
Keluarga
Tn. S berasal dari Lodoyo. Sejak menikah dengan Ny. Me
tahun 1968, Tn. S bertempat tinggal di
Rt 03 Rw 16 dsn Sambong Desa Sawentar hingga saat ini.
4.
Perkumpulan Keluarga dan
Interaksi dengan Masyarakat
Ny. Me dan Ny. Y rutin mengikuti perkumpulan yasinan dan
arisan tiap hari sabtu. Tn. S kadang masih mengikuti perkumpulan-perkumpulan. An. A tiap sore mengikuti kegiatan mengaji di
lingkungannya dan masih rutin mengunjungi posyandu tiap bulan minggu kedua.
Keluarga sering mengikuti sholat berjamaah terutama sholat magrib di masjid
dekat rumahnya. Ny. Me mengatakan hubungan dengan warga terjalin baik, terbukti
jika ada tetangga yang sakit saling menjenguk.
5.
Sistem Pendukung
Keluarga
Setiap mempunyai masalah, keluarga selalu memecahkan
bersama, sling memberi dukungan. Keluarga tidak mempunyai kartu sehat. Apabila
ada anggota keluarga yang sakit maka segera di bawa ke mantri terdekat.
d. Struktur Keluarga
1.
Struktur Peran
·
Tn. S sebagai kepala keluarga,
yaitusebagai ayah, suami, mertua dan kakek. Sudah 2 tahun Tn. S tidak bekerja
karena sakit.
·
Ny. Me sebagai istri Tn. S, ibu, mertua dan nenek. Ny. Me disamping
sebagai Ibu Rumah Tangga, semenjak suaminya tidak bekerja juga mencari
penghasilan tambahan keluarga dengan bekerja sebagai buruh tani.
·
Ny. Ya sebagai anak Tn. S, istri (Tn. Su) dan
ibu ( An. Ay ) Ny. Y tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga yang berbelanja,
memasak di rumah.
·
Ny. En sebagai anak (Tn. Su), istri (Tn. Hi). Suami
Ny. En bekerja di luar negeri sebagai TKI. Ny. En hanya dirumah saja membantu
pekerjaan di rumah.
·
Tn. S sebagai menantu, suami dan ayah. Tn S baru pulang
dari Malaysia. Saat ini Tn. Sektap tidak bekerja, hanya di rumah saja.
·
An. Ay sebagai cucu (Tn. S) anak (tn. Su dan ny. Me )
2.
Nilai Dan Norma Keluarga
Nilai dan norma yang berlaku di keluarga mengikuti nilai
dan norma yang ada di masyarakat. Tn. S dan keluarga dari keturunan suku Jawa dan beragama Islam
sehingga budaya jawa dan Islam sebagai kultur yang dominan dari keluarga,
seperti : harus menghormati orang yang lebih tua, mengucapkan salam apabila masuk
dan keluar rumah.
3.
Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga Tn. S adalah orang Jawa sehingga bahasa yang
digunakan dalam berinteraksi juga bahasa jawa. Komunikasi antara anggota keluarga terjalin baik
terutama saat menonton TV dimalam hari. Jika ada suatu masalah biasanya diselesaikan
dengan musyawarah.
4.
Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam keluarga, setiap masalah
dipecahkan bersama-sama. Ny. Me mengatakan tidak ada yang mempunyai peran utama
pemegang keputusan.
e. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Ekonomi
Tn.S sudah 2 tahun tidak
bekerja karena sakit. Ekonomi keluarga bersumber dari kiriman menantunya yang
bekerja di luar negeri. Untuk menambah
penghasilan, Ny. Me bekerja sebagai buruh tani. Menurut Ny. Me pendapatan
keluarga selalu habis untuk kebutuhan perbulannya (marginal).
2. Fungsi Sosialisasi
Interaksi antar anggota
keluarga terjalin baik meskipun hidup dalam keluarga besar jarang terjadi konflik
dan setiap ada masalah selalu dibicarakan bersama. Hubungan dengan tetangga
cukup baik, apabila ada tetangga yang punya hajat, Ny. Me selalu membantu. Anak
Tn. Su biasanya bermain disekitar rumah dengan teman-temannya. Ny.Ya selalu mengatakan
pada anaknya tidak boleh bertengkar, harus rukun sesama teman dan setiap jam
12.00 harus pulang untuk makan siang dan istirahat walaupun tidak tidur. Ny.Ya
juga sering bermain kerumah tetangga dengan anaknya. Jika di undang ke acara
kondangan, Tn. S sering datang memenuhi undangan tersebut.
3. Fungsi Pendidikan
Keluarga Tn. S rata-rata tidak
menempuh pendidikan yang tinggi. Tn. S mengatakan tidak ada biaya untuk
menempuhnya. Saat ini An. Ay akan memasuki TK.
4. Fungsi Perawatan Atau Pemeliharaan Kesehatan
a) Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan mengetahui
bahwa Tn. S menderita asma dan hipertensi tetapi keluarga belum memahami segala
sesuatu tentang penyakit tersebut. Terbukti ketika diberi pertanyaan, keluarga
belum mampu menjawabnya dengan benar.
Ny. Me mengatakan keju linu
yang dialaminya merupakan hal yang biasa, dan akan sembuh dengan sendirinya
bila digunakan untuk istirahat. Ny. Me belum memahami betul tentang keju linu.
Ny. En mengatakan sedang hamil
28 minggu dan kurang tahu tentang nutrisi yang baik untuk kehamilannya ini.
b)
Kemampuan mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan
Jika Tn.S mulai merasa pusing lagi maka hanya dibuat
istirahat di rumah, segera makan buah belimbing, tidak segera diperiksakan ke
tenaga kesehatan. Jika asmanya kambuh, keluarga segera membawa Tn. S ke mantri
terdekat.
Ny. Me jika keju linunya kambuh, kakinya hanya di
luruskan saja dan di buat istirahat.
Ny. En rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan
terdekat. Ny. En makan
makanan apa saja tanpa memperhatikan nutrisi yang baik untuk kehamilannya
tersebut.
c)
Kemampuan merawat anggota
keluarga yang sakit
Ny. Me memberikan makanan
dengan mengurangi garam, makanan berlemak dan menghindari kopi. Karena
menurutnya makanan tersebut bisa menyebabkan sakit Tn. S kambuh. Ny. Me mengatakan
jika ada angggota keluarga yang sakit hanya dibawa ke mantri terdekat saja.
d) Kemampuan keluarga memelihara/
memodifikasi lingkungan rumah yang sehat.
Keluarga mengatakan membuang
sampah dengan dibakar jadi satu. Pembuangan air limbah dibuang di penampungan.
Keluarga mengatakan setiap hari membersihkan rumah, baik bagian dalam rumah
juga bagian depan/ luar rumah. Keadaan tanah kering dan berdebu.
e)
Kemampuan menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan
Keluarga mengatakan jarak
rumahnya dengan Puskesmas Kanigoro sekitar 4 km. Selain itu di lingkungan
tersebut juga terdapat posyandu dan bidan. Keluarga mengatakan bila ada anggota
keluarga yang sakit maka akan membawanya ke mantri terdekat.
5. Fungsi Reproduksi
Ny. Me mengatakan sudah menophouse sejak 7 tahun yang
lalu. Ny. Ya mengatakan sejak melahirkan tidak mengikuti KB hingga saat ini dan
saat ini mempunyai 1 anak yang berumur 4 tahun. Fungsi religius
6. Fungsi Religius
Keluarga Tn. S beragama Islam dan biasa menjalankan
ibadah di rumah maupun di masjid. Keluarga tidak pernah meninggalkan sholat 5
waktu kecuali berhalangan. Cucu Tn. S sudah diajarkan pendidikan agama sejak
dini
7. Fungsi rekreasi
Keluarga tidak pernah rekreasi ke luar rumah . Mereka
hanya berkumpul bersama dan melihat Tv untuk hiburan.
8. Fungsi Afektif
Dalam keluarga sikap saling menghargai dan menyayangi
ditekankan sejak kecil. Diantara
anggota keluarga harus saling menghormati dan memberikan dukungan.
f. Stress dan koping
1. Stressor Jangka Pendek Dan
Jangka Panjang
a). Stressor jangka pendek
Keluarga mengatakan saat ini memikirkan masalah
kesehatan yang terjadi dalam keluarganya (Tn. S).
b).
Stressor jangka panjang
Keluarga memikirkan nasib
anaknya yang masih belum bisa mandiri berumah tangga misalnya saja memiliki
rumah sendiri (Ny. Ya dan Ny. En)
2. Kemampuan keluarga dalam berespon
terhadap stressor
Keluarga memberikan dorongan dan semangat pada anggota
keluarga yang memiliki masalah. Keluarga juga membantu memecahkan masalah yang
ada di keluarga tersebut dengan bermusyawarah. Setelah itu keluarga berusaha
dan berdoa untuk bisa keluar dari masalah tersebut.
3. Strategi koping yang
digunakan
Keluarga menerima keadaan masing-masing anggota keluarga
apa adanya dan tetap berusaha menyelesaikan masalah yang ada. Disamping itu akan lebih mendekatkan diri pada
ALLAH SWT, karena smua atas kehendak-Nya.
4. Strategi Koping
Disfungsional
Bila salah satu anggota keluarga ada yang salah, anggota
keluarga yang lain saling mengingatkan.
g. Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga
1).
Tn. S
Tekanan Darah :
200/ 80 mmHg
Berat Badan :
41 kg
Nadi :
88 x / menit
RR :
32 x / menit
Keadaan fisik menunjukkan sehat, suara nafas tampak
tersenggal-senggal dan pendek
2).
Ny. Me
Tekanan Darah :
100/70 mm Hg
Nadi :
80 x / menit
Keadaan fisk tampak sehat. Terkadang Ny.
Me memegangi lututnya.
3).
Ny. Ya
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Keadaan fisik tidak menunjukkan kelainan.
4).
Ny. En
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 88
x / menit
Berat Badan : 49 Kg
Keadaan fisik, perut tampak membesar, usia
kehamilan 28 minggu, TFU 3 jari diatas pusat, tidak ada keluhan.
5).
Tn. Su
Tekanan Darah :
110/80 mmHg
Nadi :
88 x / menit
Berat badan :
61 Kg
Keadaan fisik menunjukkan sehat, tidak ada keluhan
6).
An. Ay
Berat Badan :
15 Kg
Tnggi Badan : 110 cm
Keadaan fisik tampak
sehat, tidak ada keluhan.
h. Harapan Keluarga
Keluarga sangat berharap agar masalah keluarga yang dihadapi
dapat berkurang dan adanya bantuan dari petugas kesehatan untuk mengurangi
masalah tersebut.
A. ANALISA DAN SINTESA DATA
No
|
Data penunjang
|
Masalah
|
Penyebab
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
DS :
-
Tn.S mengatakan tidak sakit
-
Tn.S mengatakan luka pada
lengannya tidak sembuh-sembuh
-
Tn.S mengatakan sering
gringgingan pada kaki dan lututnya
-
Keluarga Tn.S mengatakan penyakit
kencing manis apa saja yang harus dihindari dan apa tandanya.
DO :
-
Terdapat luka pada kedua
lengan
-
GDA :
DS :
-
Tn.S mengatakan tidak sakit
yang berat cuma sering pusing biasa
-
Tn.S mengatakan tensinya
normal untuk orang tua antara 140-160 mmHg
-
Tn.S mengatakan tidak sirik
terhadap makanan
DO :
-
Tn.S tampak minum kopi
-
TTV : - TD : 160 mmHg
-
N : 80 x / menit
- Suhu : 36.3 o C
- RR : 20 x /
menit
DS :
-
Tn.S mengatakan terasa
pegal-pegal pada kaki dan lutut
-
Tn.S mengatakan tidak sirik
makanan
DO :
-
Tn.S bertanya tentang
pegal-pegalnya apa bisa diobati
-
Tn.S bertanya apa saja yang
harus dihindari
DS :
-
Ny.S mengatakan jika
malamhari penyakitnya sering kambuh (sesak)
-
Ny.S mengatakan jika makan
gorengan sesaknya sering kambuh
-
Ny.S mengatakan orang tuanya
(ibunya) meninggal karena sesak
-
Ny.S mengatakan bahwa dulu ± 4 tahun yang lalu menderita sesak dan batuk selama ± 1 ½ dan mendapat pengobatan dari dokter 6 bulan berturut-turut.
-
Ny.S mengatakan membersihkan
rumah (menyapu) tiap pagi hari.
-
Ny.S mengatakan tiap 1 minggu
-
sekali membersihkan selurh
rumah tapi jika kelihatan kotor.
DO :
-
Waktu pengkajian Ny.S tidak
sesak dan tidak batuk
-
TTV : - TD : 100 / 80 mmHg
-
N : 80 x / menit
-
Termometer : 36.5 o C
- RR : 20 x / menit
-
Lantai kotor dan berdebu.
-
Sandal didalam rumah dipakai.
-
Genteng tidak ada yang dari
kaca pada atap rumah, sehingga pencahayaan kurang.
-
Ventilasi dapur tidak ada,
dapur tampak lembab terbuat dari tanah.
DS :
-
Tn.S mengatakan merokok tiap
hari habis 10 batang
-
Tn.M mengatakan merokak Tiap
hari habis 1 bungkus.
-
Tn.S mengatakan sejak merokok
tidak pernah sakit.
DO :
-
Waktu dilakukan pengkajian
Tn.S sedang merokok.
|
Ketidak mampuan mengenal masalah kesehatan (kencing manis)
Ketidak mampuan mengenal masalah kesehatan (hipertensi)
Ketidak mampuan mengenal masalah kesehatan (pegal linu)
Resiko kekambuhan ulang (TBC)
Resiko timbulnya masalah kesehatan (penyakit)
Ketidak mampuan mengenal masalah kesehatan akibat rokok
|
Kurang pengetahuan
Ketidaktahuan
Kurang pengetahuan, ketidaktahuan
Kurang pengetahuan, ketidaktahuan
Kurang pengetahuan mengenai TBC
Kurang pengetahuan keluarga mengenai pemeliharaan lingkungan/rumah
sehat.
Kurang pengetahuan, ketidaktahuan
|
B. PERUMUSAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN KELUARGA
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (kencing
manis) berhubungan dengan kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta akibat
kurang adanya informasi
Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (hipertensi)
berhubungan dengan kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta akibat kurang
adanya informasi
Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (keju linu)
berhubungan dengan kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta akibat kurang
adanya informasi
Resiko kekambuhan ulang (TBC) berhubungan dengan kurang
pengetahuan keluarga mengenai (TBC).
Ketidak mampuan mengenal masalah kesehatan akibat rokok berhubungan
dengan Kurang pengetahuan fakta akibat kurang adanya informasi
|
C. SKORING PRIORITAS DIAGNOSA
KEPERAWATAN KELUARGA
1.
Diagnosa keperawatan : Ketidak
mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (kencing manis) berhubungan dengan
kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta akibat kurang adanya informasi
No.
DX
|
Kriteria
|
Skore
|
Pembenaran
|
1
|
a. Sifat masalah (bobot 1)
Skala : 3 : Aktual
2 : Resiko
1 : Sejahtera
b. Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot 2)
Skala :
2 : Mudah
1 : Sebagian
0 : tidak dapat
c. Menonjolnya masalah dapat dicegah (bobot 1)
Skala :
3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
d. Menonjolnya asalah (bobot 1)
Skala :
2 : Berat segera ditangani
1 : Tidak perlu segera ditangani
0 : Tidak dirasakan
|
3 / 3 x1 = 1
1 / 2 x 2 = 1
3 / 3 x 1 = 1
2 / 2 x 2 = 2
|
Tn.S sering
gringgingan dan terdapat luka pada tangannya sulit sembuh, GDA :
Tersedia
sumber daya masyarakat (dokter, perawat, puskesmas) yang dapat dimanfaatkan.
Sumber daya keuangan pas pasan, motivasi untuk berobat tidak ada tapi dari
keluarga Tn.S punya motivasi untuk berobat.
Lukanya tidak
sembuh-sembuh jika gula dalam darahnya tinggi maka perlu pencegahan dengan
menurunkan glukosa dalam darahnya, dengan mengurangi makan manis-manis dan
obat-obatan
Keluarga
mengatakan bahwa kencing manis yang diderita Tn.S harus cepat ditangani
karena keluarga Tn.S takut seperti orang tuanya Tn.M lukanya berbau dan tidak
sembuh-sembuh. Tapi Tn.S jika diajak untuk periksa tidak mau.
|
Total
|
5
|
|
2.
Diagnosa keperawatan : Ketidak
mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (hipertensi) berhubungan dengan
kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta akibat kurang adanya informasi
No. DX.
|
Kriteria
|
Skore
|
Pembenaran
|
2
|
a. Sifat masalah (bobot 1)
Skala : 3 : Aktual
2 : Resiko
1 : Sejahtera
b. Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot 2)
Skala :
2 : Mudah
1 : Sebagian
0 : tidak dapat
c. Menonjolnya masalah dapat dicegah (bobot 1)
Skala : 3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
d. Menonjolnya masalah (bobot 1)
Skala :
2 : Berat segera ditangani
1 : Tidak perlu segera ditangani
0 : Tidak
dirasakan
|
3/3 x 1 = 1
2/2 x 2 = 2
2/3x1=2/3
1/2x1=1/2
|
Tn.S
mengatakan sering pusing. Tn.S mengatakan tidak sakit apa-apa. Jika Tn.S
kecapean dari sawahnya biasanya kepalanya terasa pusing. Setelah ditensi
tekanan darahnya 160/80 mmHg. Tn.S tidak sirik makanan.
Tersedia
sumber daya masyarakat (dokter, perawat, puskesmas) yang dapat dimanfaatkan.
Sumber daya keuangan pas pasan, motivasi untuk berobat tidak ada tapi dari
keluarga Tn.S punya motivasi untuk berobat.
Keluarga tidak
mempunyai kesibukan kalau cuma merawat anggota keluarga yang sakit karena
keluarga menganggap kesehatan merupakan hal yang penting bagi mereka. Mereka
saling mengingatkan atau membawanya untuk berobat jika ada anggota
keluarganya yang sakit.
Tn.S
mengatakan bahwa darah tinggi yang diderita biasa untuk orang tua dan
keluarga Tn.S mengatakan juga itu hal biasa dan sudah normal terjadi untuk orang
yang sudah tua dan tidak perlu segera ditangani.
|
|
|
4 1/3
|
|
3.
Diagnosa keperawatan : Ketidak
mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (keju linu) berhubungan dengan
kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta akibat kurang adanya informasi
No. DX.
|
Kriteria
|
Skore
|
Pembenaran
|
3
|
a.
Sifat masalah (bobot 1)
Skala : 3 : Aktual
2 : Resiko
1 : Sejahtera
b. Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot 2)
Skala :
2 : Mudah
1 : Sebagian
0 : tidak dapat
c.
Menonjolnya masalah dapat
dicegah (bobot 1)
Skala : 3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
d. Menonjolnya masalah (bobot 1)
Skala :
2 : Berat segera ditangani
1 : Tidak perlu segera ditangani
0 : Tidak
dirasakan
|
3/3 x 1 = 1
2/2 x 2 = 2
2/3 x 1 = 2/3
1/2 x 1 = 1/2
|
Tn.S
mengatakan tidak sakit apa-apa cuma sering pegal-pegal pada kaki dan
lututnya. Tn.S tidak sirik makanan.
Tersedia
sumber daya masyarakat (dokter, perawat, puskesmas) yang dapat dimanfaatkan.
Sumber daya keuangan pas pasan, motivasi untuk berobat tidak ada tapi dari
keluarga Tn.S punya motivasi untuk berobat.
Tn.S tidak
sirik pada makanan.
Keluarga tidak
mempunyai kesibukan kalau Cuma merawat
dan mengingatkan terhadap pantangan penyakitnya anggota keluarga yang
sakit karena keluarga menganggap kesehatan merupakan hal yang penting bagi
mereka. Mereka saling mengingatkan atau membawanya untuk berobat jika ada
anggota keluarganya yang sakit.
Tn.S
mengatakan bahwa keju linu yang diderita biasa untuk orang tua dan keluarga
Tn.S mengatakan juga itu hal biasa dan sudah normal terjadi untuk orang yang
sudah tua dan tidak perlu segera ditangani.
|
|
|
4 1/3
|
|
4.
Diagnosa keperawatan : Resiko
kekambuhan ulang (TBC) berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga mengenai
(TBC).
No. DX.
|
Kriteria
|
Skore
|
Pembenaran
|
4
|
a.
Sifat masalah (bobot 1)
Skala : 3 : Aktual
2 : Resiko
1 : Sejahtera
b.
Kemungkinan masalah dapat
diubah (bobot 2)
Skala :
2 : Mudah
1 : Sebagian
0 : tidak dapat
c.
Potensial masalah dapat
dicegah (bobot 1)
Skala : 3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
d. Menonjolnya masalah (bobot 1)
Skala :
2 : Berat segera ditangani
1 : Tidak perlu segera ditangani
0 : Tidak
dirasakan
|
3/3 x 1 = 1
2/2 x 2 = 2
2/3 x 1 = 2/3
2/2 x 1 = 1
|
Ny.S mengatakan
tidak jika malam hari, makan gorengan dan kena debu sesaknya sering kambuh.
Sehingga sesak Ny.S segera ditangani
dan menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan sesak.
Tersedia
sumber daya masyarakat (dokter, perawat, puskesmas) yang dapat dimanfaatkan.
Sumber daya keuangan pas pasan, motivasi untuk berobat berobat baik, jika Ny.S sakit segera dibawa ke dokter.
Sesak yang
diderita Ny.S akan biasanya kambuh pada malam hari dan bila makan gorengan
serta bila kena debu, sehingga untuk mencegah timbulnya sesak berulang
menghindari hawa dingin, tidak makan makanan yang digoreng dan menjauhi dari
debu.
Keluarga Ny.S
mengatakan bahwa sesak yang diderita Ny.S perlu segera ditangani, karena
masih seringkambuh kadang tiap malam hal ini membuat keluarganya terutama
yang ngompul seperti Tn.M tidak tega.
|
|
|
4 2/3
|
|
5.
Diagnosa keperawatan : Resiko
tinggi timbulnya masalah kesehatan (penyakit) berhubungan dengan kurang
pengetahuan keluarga mengenai pemeliharaan lingkungan sehat/rumah sehat.
No. DX.
|
Kriteria
|
Skore
|
Pembenaran
|
5.
|
a.
Sifat masalah (bobot 1)
Skala : 3 : Aktual
2 : Resiko
1 : Sejahtera
b. Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot 2)
Skala :
2 : Mudah
1 : Sebagian
0 : tidak dapat
c.
Potensial masalah dapat
dicegah (bobot 1)
Skala : 3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
d. Menonjolnya masalah (bobot 1)
Skala :
2 : Berat segera ditangani
1 : Tidak perlu segera ditangani
0 : Tidak
dirasakan
|
3/3 x 1 = 1
1/2 x 2 = 1
2/3 x 1 = 2/3
1/2 x 1 = 1/2
|
Tn.S merokok
tiap hari habis 10 batang. Tn.M mengatakan menghabiskan 1 bungkus per hari
sehari-hari,
sedangkan masalah kotor yang ada dalam rumah seperti kotoran akibat alas kaki
luar dibawa masuk kedalam rumah, keluarga kurang sadar akan pentingnya kesehatan.
Sedangkan untuk memodifikasi keluarga punya keinginan tapi tidak punya dana
agar alaskai katanya tidak dibawa masuk kedalam rumah.
Keluarga tidak
banyak berharap karena sulit untuk merubah rumah. Sedangkan masalah kotor
yang disebabkan kebiasaan keluarga Tn.S cukup bisa dirubah tergantung
motivasi keluarga Tn.S.
Keluarga Tn.S
mengatakan kondisi rumahnya memang tidak bagus dan kotor yang diakibatkan
alas kakinya dibawa masuk. Tapi karena sudah terbiasa hal tersebut tidak jadi
masalah (tidak dirasakan mengganggu kehidupannya)
|
|
|
3 1/3
|
|
D.
PETAPAN PRIORITAS DIAGNOSA
KEPERAWATAN KELUARGA
Prioritas
|
Diagnosa Keperawatan
|
Skore
|
1
2
3
4
5
|
Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (kencing
manis) berhubungan dengan kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta akibat
kurang adanya informasi
Resiko kekambuhan ulang (TBC) berhubungan dengan kurang
pengetahuan keluarga mengenai (TBC).
Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (hipertensi)
berhubungan dengan kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta akibat kurang
adanya informasi
Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (keju linu)
berhubungan dengan kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta akibat kurang
adanya informasi
Ketidak mampuan mengenal masalah kesehatan akibat rokok
berhubungan dengan Kurang pengetahuan fakta akibat kurang adanya informasi
|
5
4 2/3
4 1/3
4 1/3
3 1/3
|
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
NUTRISI BAGI IBU HAMIL
I.
IDENTIFIKASI MASALAH
Ny.
En sedang hamil 28 minggudan mengatakan mengkonsumsi makanan apa saja tanpa mengetahui nutrisi yang baik untuk
kehamilannya.
II.
DIAGNOSA EDUKATIF
Ktidakmampuan mengenal masalah kesehatan berhubungan
dengan kurang terpaparnya informasi
III.
PRIORITAS MASALAH
Meningkatkan
pengetahuan Ny. En dan keluarga
IV.
SASARAN
Ny. En
dan keluarga
V.
TOPIK
Nutrisi
bagi ibu hamil
VI.
TUJUAN
A.
Tujuan Umum
Setelah mendapat pendidikan kesehatan selama 1 x
kunjungan tentang nutrisi bagi ibu hamil, diharapkan Ny. En dan keluarga
mengerti dan memahami tentang nutrisi yang baik bagi ibu hamil
B.
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan Ny. En
dan keluarga mampu :
1. Menjelaskan perngertian nutrisi ibu hamil
2. Menjelaskan manfaat nutrisi bagi ibu hamil
3. Menyebutkan kandungan gizi seimbang bagi
ibu hamil
4. Menyebutkan makanan yang tidak dianjurkan
bagi ibu hamil
5. Menyebutkan pengaruh kekurangan gizi pada
ibu hamil
VII.
STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi yang akan dipakai dalam kegiatan pendidikan
kesehatan adalah :
1
Melakukan
kontrak dengan Ny. En dan keluarga
2
Menyiapkan
lingkungan yang kondusif
3
Memulai
kegiatan penyuluhan
a. Memulai kegiatan ( memberi salam)
b. Mengkaji tingkat pengetahuan klien sebelum
diberikan pendidikan kesehatan
c. Memberikan materi
d. Melakukan diskusi dengan Ny. En dan keluarga
4
Melakukan
evaluasi dan memberikan pertanyaan lisan
5
Menutup
penyuluhan dan menyimpulkan materi
VIII.
MATERI BELAJAR
Lingkup
bahasan materi meliputi :
1.
Pengertian nutrisi bagi ibu
hamil
2.
Manfaat nutrisi pada ibu hamil
3.
Kandungan gizi seimbang pada
ibu hamil trimester III
4.
Makanan yang tidak dianjurkan
pada ibu hamil
5.
Contoh menu ibu hamildalam
sehari
6.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam makanan
IX.
METODE BELAJAR
Ceramah, diskusi, tanya
jawab
X.
MEDIA
Leeflet
XI.
RENCANA EVALUASI
1
Formatif
Evaluasi kognitif
tentang penguasaan materi
Jenis soal : Subyektif tes
Bentuk soal : Uraian singkat
Jumlah soal : 5 soal
Prosedur test : Tes lisan
2
Bahan Evaluasi
1. Jelaskan perngertian nutrisi ibu hamil
2. Jelaskan
manfaat nutrisi bagi ibu hamil
3. Sebutkan
kandungan gizi seimbang bagi ibu hamil
4. Sebutkan makanan yang tidak
dianjurkan bagi ibu hamil
5. Sebutkan pengaruh
kekurangan gizi pada ibu hamil
XII. JADWAL KEGIATAN
Tanggal
|
Waktu
|
Tempat
|
Sasaran
|
Topik
|
Pelaksana
|
Juli 2006
|
16.00
|
Rumah Tn. S RT 03 RW 16 Dsn Sambong Desa Sawentar
|
Ny. En dan keluarga
|
Nutrisi bagi ibu hamil
|
Yeny Devanita Sari
|
Blitar, Juli 2006
Mahasiswa
Yeny Devanita Sari
0301300040
MATERI PRMBELAJARAN
PENYAKIT ASMA
A.
Pengertian Asma
Asma dalah penyakit sumbatan
jalan nafas yang dapat pulih dan kambuh yang ditandai dengan batuk, esak dan
mengi.
B.
Faktor Pencetus Asma
1. Alergi, misalnya serbuk, bulu binatang,
debu, makanan, asap, bau-bauan, dll.
2. Infeksi saluran nafas.
3. Bahan iritan, misalnya minyak wangi, asap
rokok, dan bau-bauan tajam.
4. Perubahan cuaca yang ekstri, misal udara
dingin.
5. Kegiatan jasmani yang terlalu berat,
misalnya lari dan bekerja berat.
6. Faktor psikologis, misalanya cemas, emosi,
stres.
C.
Tanda dan Gejala Penyakit Asma
1. Gejala umum
Batuk, menggeh – menggeh,
mengi.
2. Serangan asma
Sering terjadi malam hari,
batuk mendadak, sesak, pernafasan lambat dan mengi, batuk sulit dan kering pada
awalnya kemudian menjadi batuk berdahak.
3. Tanda – tanda lanjut
Kebiru-biruan pada bibir,
kuku, berkeringat.
D.
Komplikasi Asma
1. Serangan asama yang berulang dan tidak
sembuh dengan obat biasa.
2. Henti nafas.
3. Bronkitis atau peradangan pada bronkus.
E.
Pencegahan Serangan Asma
1. Menghindari faktor pencetus dengan cara :
Jaga kebersihan rumah dengan
menyapu lantai tiap hari, sering menjemur kasur dan bantal, sprei dan selimut
dicuci minimal 2 minggu sekali.
2. Melakukan kegiatan fisik sesuai kemampuan.
3. Cukup istirahat.
4. Perbanyak minum air hangat
5. Tidur dengan bantal tinggi saat
sesak menyerang ( setengah duduk ).
6. Latihan batuk efektif dengan cara :
Menarik nafas melalui hidung
kemudian tahan sampai hitungan 10 kemudian batukkan dengan kuat.
7. Latihan nafas dalam ( tehnik relaksasi )
dengan cara :
Tarik nafas melalui hidung
sebanyak-banyaknya dengan pernafasan dada, tahan beberapa saat semampunya
kemudian keluarkan udara yang di tahan secara perlahan-lahan melalui mulut
dengan memoncongkan mulut.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI
I.
IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada
tangal 20 Juni 2006 pada Tn.S ditemukan adanya masalah yaitu Tn. S kurang
memahami tentang penyakit Hipertensi.
II.
DIAGNOSA EDUKATIF
Kurangnya pengetahuan Tn. S tentang penyakit hipertensi
berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi.
III.
PRIORITAS MASALAH
Meningkatkan pengetahuan Tn. S tentang penyakit
hipertensi
IV.
SASARAN
Tn. S dan keluarga yang beralamatkan di RT 03 RW 16 Dsn
Sambong Desa Sawentar Kec Kanigoro Kab. Blitar
V.
TOPIK / POKOK BAHASAN
Hipertensi.
VI.
TUJUAN EDUKATIF
A.
Tujuan umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang
hipertensi diharapkan klien dan keluarga dapat mengerti dan memahami tentang
hipertensi, dan cara pencegahannya serta mentaati atau melaksanakan diit
hipertensi.
B.
Tujuan khusus
Tn. S dan keluarga mampu :
1.
Menjelaskan pengertian
hipertensi
2.
Menyebutkan penyebab hipertensi
3.
Menyebutkan tanda dan gejala
yang lazim pada hipertensi
4.
Menyebutkan akibat hipertensi
5.
Menjelaskan cara pencegahan
hipertensi
VII. STRATEGI PEMBELAJARAN
1
Mengadakan kontrak
2
Menyiapkan
lingkungan belajar yang kondusif
3 Melaksanakan pendidikan kesehatan dengan
cara ;
a.
Membuka kegiatan
b.
Menyampaikan materi
c.
Melakukan Tanya jawab
d.
Menutup kegiatan
VIII. MATERI
1.
Pengertian hipertensi
2.
penyebab hipertensi
3.
Tanda dan gejala pada hipertensi
4.
Akibat hipertensi
5.
Cara pencegahan hipertensi
IX.
METODE BELAJAR
Ceramah dan Tanya jawab
X.
MEDIA
Leaflet
XI.
RENCANA EVALUASI
Evaluasi ditujukan kepada klien dan keluarga,
dilaksanakan pada khir proses belajar mengajar, evaluasi belajar meliputi :
1)
Menjelaskan pengertian
hipertensi
2)
Menyebutkan penyebab hipertensi
3)
Menyebutkan tanda dan gejala
yang lazim pada hipertensi
4)
Menyebutkan akibat hipertensi
5)
Menjelaskan cara pencegahan
hipertensi
XII. JADWAL KEGIATAN
Tanggal
|
Waktu
|
Tempat
|
Sasaran
|
Topik
|
Pelaksana
|
07 Juli 2006
|
16.00
|
Rumah Tn. S RT 03 RW 16 Dsn Sambong Desa Sawentar
|
Tn. S dan keluarga
|
Hipertensi
|
Yeny Devanita Sari
|
Mahasiswa
Yeny
Devanita Sari
0301300040
MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana didapatkan
tekanan darah > 150/90 mmHg untuk usia lebih dari 45 tahun dan atau tekanan
darah > 130 / 80 mmHg pada usia < 45 tahun.
B. Faktor – Faktor Penyebab
Ada 2 faktor yang memudahkan seseorang terkena hipertensi, yaitu :
a.
Faktor yang tidak dapat
dihindari
-
Keturunan
Jika seseorang mempunyaiorang tua yang salah satunya
terkena hipertensi maka orang tersebut mempunya resiko lebih besar untuk
terkena hipertensi daripada orang yang kedua orang tuanya normal.
-
Jenis kelamin
Pria pada umumnya lebih mudah terserang hipertensi
dibandingkan dengan wanita.
-
Umur
Pada umumnya hipertensi pada pria terjadi di atas usia
21 tahun dan wanita terjadi setelah menopause.
b.
Faktor yang dapat dihindari
-
Kegemukan
Orang yang gemuk mempunyai resiko terserang hipertensi 7
x lipat dibanding wanita yang langsing pada usia yang sama.
-
Merokok dan konsumsi alkohol
Merokok dapat menaikkan tekanan darah, karena kandungan
rokok dapat meningkatkan penggumpalan darah dan pengapuran pada dinding
pembuluh darah
-
Konsumsi garam berlebih
C. Tanda dan Gejala
-
Sakit kepala (pusing)
-
Serasa akan pingsan
-
Penglihatan kabur
-
Pingsan
-
Cepat merasa lelah
-
Tekanan darah meningkat
-
Nyeri dada dan sesak napas
-
Telinga berdengung
-
Sukar tidur
-
Terasa berat di tengkuk
D. Diet Hipertensi
1)
Diet rendah garam
Bertujuan untuk menurunkan tekanan darah,mencegah
terjadinya pembengkakan dan penyakit jantung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
-
Jangan menggunakan garam dapur
yang berlebihan
-
Hindari bahan awetan yang
diolah dengan menggunakan garam (terasi, kecap, petis)
-
Batasi minuman bersoda
-
Kurangi makanan yang mengandung bahan kimia. Contoh :
mie, sarden.
2)
Diet rendah kolesterol dan
lemak
Bertujuan menurunkan kadar kolesterol dan berat badan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
-
Makanan yang perlu dikurangi :
keju, mentega, santan, minyak kelapa, daging, hati jerohan, kuning telur,
alpukat, durian.
-
Makanan yang dianjurkan : tahu,
tempe, sayuran,
buah-buahan, susu skim.
3)
Diet tinggi serat
Konsumsi : sayuran (daun bawang, bawang putih) protein
nabati (kedelai, kacang hijau, kacang tolo) buah-buahan (jambu biji, blimbing,
kedondong, anggur, nangka, pisang, pepaya, apel)
E. Akibat Hipertensi
Kerusakan organ tubuh seperti otak, jantung, mata, gagal
ginjal, kelumpuhan organ gerak (stroke)
F. Cara Pencegahan
-
Diet secara teratur
-
Olah raga secara teratur
-
Menghentikan kebiasaan merokok
-
Mengurangi minum kopi
-
Menjaga kestabilan berat badan
-
Menghindari stress
SATUAN
ACARA PEMBELAJARAN
KEJU
LINU
I.
IDENTIFIKASI MASALAH
Dari hasil kegiatan pengkajian yang
dilakukan, didapatkan masalah kurangnya pemahaman pada Ny. Me tentang penyakit keju linu serta
penatalaksanannya.
II.
DIAGNOSA EDUKATIF
Kurangnya pengetahuan Ny. Me mengenai
keju linu berhubungan kurang terpaparnya informasi
III.
PRIORITAS MASALAH
Meningkatkan pengetahuan Ny. Me tentang penyakit keju linu dan
penatalaksanaannya.
IV.
SASARAN
Ny. Me dan keluarga
V.
TOPIK
Keju Linu
VI.
TUJUAN
A. Tujuan umum
Setelah diberikan pendidikan
kesehatan selama 1 x kunjungan tentang Keju Linu, diharapkan Ny. Me dan
keluarga dapat mengerti dan memahami tentang Keju Linu dan cara penanganannya
B. Tujuan khusus
Setelah diberikan
pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit, diharapkan Ny. Me dan keluarga dapat
menjelaskan :
1. Pengertian keju linu
2. Faktor penyebab keju linu
3. Tanda-tanda keju linu
4. Diet penderita keju linu
5. Akibat keju linu
6. Cara pencegahan keju linu
VII.
MATERI
Materi yang akan disampaikan
meliputi :
1
Pengertian
keju linu
2
Faktor
penyebab keju linu
3
Tanda-tanda
keju linu
4
Diet
penderita keju linu
5
Akibat keju
linu
6. Cara pencegahan keju linu
VIII. METODE
Metode yang akan dipakai dalam
pendidikan kesehatan ini adalah :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
IX.
STRATEGI
1. Strategi yang akan dipakai dalam kegiatan pendidikan
kesehatan adalah :
2. Melakukan kontrak dengan Ny. Me dan keluarga
3. Menyiapkan lingkungan yang kondusif
4. Memulai kegiatan penyuluhan
a. Memulai kegiatan ( memberi salam)
b. Mengkaji tingkat pengetahuan klien sebelum
diberikan pendidikan kesehatan
c. Memberikan materi
d. Melakukan diskusi dengan para Ny. Me dan
keluarga
6
Melakukan
evaluasi dan memberikan pertanyaan lisan
7
Menutup
penyuluhan dan menyimpulkan materi
X.
SARANA
Sarana yang akan dipakai dalam
pemberian pendidikan kesehatan adalah leaflet
XI.
RENCANA EVALUASI
Evaluasi akan dilaksanakan pada saat
kegiatan pendidikan kesehatan berlangsung atau pada saat setelah kegitan
pendidikan selesai dengan mengajukan pertanyaan :
1
Apakah
pengertian dari keju linu?
2
Sebutkan
faktor penyebab keju linu!
3
Sebutkan
tanda-tanda dari keju linu!
4
Sebutkan
diet dari penderita keju linu!
5
Sebutkan
akibat dari keju linu!
6
Sebutkan cara pencegahan dan perawatan keju linu dengan kata-katanya
sendiri!
XII.
RENCANA JADWAL PENYULUHAN
Tanggal
|
Waktu
|
Tempat
|
Sasaran
|
Topik
|
Pelaksana
|
Juli 2006
|
16.00
|
Rumah Tn. S RT 03 RW 16 Dsn Sambong Desa Sawentar
|
Ny. Me dan keluarga
|
Keju Linu
|
Yeny Devanita Sari
|
Blitar, Juli 2006
Mahasiswa
Yeny Devanita Sari
0301300040
MATERI PENYULUHAN
KEJU
LINU
G.
Pengertian Keju Linu
Salah satu gejala dari penyakit yang
mengenai sendi dan otot..
H.
Macam-macam Keju Linu
1.
Keju linu karena penumpukan asam laktat :
Penyebab :
c. Usia lebih dari 45 tahun
d. Gemuk, karena beban lutut terlalu berat
e. Banyak lari, jalan atau loncat.
Keju linu karena penumpukan asam urat :
Penyebab :
a. Gejala radang sendi karena reaksi peradangan
jaringan yang terjadi karena:
Ø Pembentukan asam urat yang berlebih
Ø Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal
Ø Kerusakan ginjal
Ø Perombakan dalam usus berkurang.
b. Makan yang banyak menganung asam urat (tewel,
pete, durian, tape, sawi, bayam, hati, ginjal, ikan sarden, daging kambing)
Tanda dan gejala :
- Nyeri pada sendi, pangkal ibu jari kaki.
- Terdapat gumpalan-gumpalan pembengkakan didaerah telinga, siku dan lutut.
- Nyeri datang pada waktu malam hari.
Cara Mencegah dan Mengatasi asam urat
- Berobat ke puskesmas / petugas kesehatan yang lain.
- Diit.
Tujuan diit ini adalah menurunkan
berat badan pasien yang gemuk serta diit rendah purin (menghindari alcohol,
membatasi hati, ginjal, ikan sarden, daging kambing, roti manis, kacang hijau
yang berlebih).
- Perbanyak minum air putih.
Pengeluaran urin lebih dari 2 liter
perhari akan membantu mengeluarkan asam urat, mengurangi pembentukan endapan di
saluran kencing.
- Makan makanan yang dianjurkan
Ø Ikan laut
Ø Susu
Ø Tiram
Ø Jahe
Ø Jeruk dan buah segar
- Berolah raga (senam Ny. Me dan keluarga) untuk mencegah osteoporosis/pengeroposan tulang.
- Membiasakan sikap tubuh yang benar.
2.
Keju Linu Karena Cidera
Penyebab
a. Trauma langsung (jatuh terbentur) atau trauma
tak langsung misalnya mengangkat beban, membungkuk berlebihan.
b. Perubahan karena proses penuaan yaitu penciutan
nucleus pulposuspada cakram antar ruas tulang belakang akibat berkurangnya
kompponen air dan penebalan anlukus.
Lokasi
Biasa terjadi di antara tulang
belakang bagian tengah.
Tanda dan Gejala
a. Keluhan awal biasanya nyeri pada punggung bawah
yang bisa perlahan-lahan ataupun mendadak dan hebat, nyeri bisa lebih hebat
dengan aktivitas berlebihan, mengejan, ataupun bersin.
b. Nyeri punggung bawah, menetap ataupun menjalar
ke punggung dan sisi belakang paha, tungkai sisi yang terkena
c. Sering kesemutan yang menjalar ke kaki yang
terkena
Perawatan
- Keju linu dengan gejala ringan
Ø Hindari membungkuk/mengejan
Ø Berbaring diranjang yang keras dan rata bila
terdapat nyeri dan hindari aktivitas yang memperberat nyeri
Ø Kompres hangat pada daerah punggung bawah
Ø Korset lumbal untuk mencegah gerakan tulang
belakang yang berlebihan.
- Keju linu dengan nyeri hebat
Ø Tirah baring total pada alas ranjang yang keras.
Ø Papan penyangga dibawah kasur untuk memperkuat
permukaan ranjang
Ø Mintalah obat nti nyeri ke pelayanan kesehatan
Ø Jika gejala sembuh aktivitas perlahan-lahan
bertambah setelah beberapa hari atau lebih.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
- Tidak boleh mengangkat terlalu berat
- Tidak boleh terlalu membungkuk
- Tidak boleh terlalu mengejan saat buang air besar
- Periksakan secara rutin ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan.
3.
Keju Linu Karena Proses Menua.
Penyebab :
a. Usia lebih dari 60 tahun
b. Kegemukan
c. Jenis kelamin (lebih banyak pada wanita)
Tanda dan Gejala
a. Nyeri pada sendi (ujung jari, bawah leher, ibu
jari kaki dan lutut)
b. Hambatan gerak pada sendi
c. Kaku pagi hari
d. Rasa gemertak pada sendi yang sakit
e. Pembesaran pada sendi
f. Perubahan gaya
berjalan
Penatalaksanaan
- Aktivitas
Menghindari aktivitas yang
berlebihan pada sendi yang sakit
- Dukungan psikososial
- Menghindari mengangkat barang dengan membungkuk
- Menghindari hawa dingin
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih