Home » , , » ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. B DENGAN HIPERTENSI DI RT. 2 RW III KELURAHAN GUNUNG ANYAR KECAMATAN GUNUNG ANYAR KOTAMADYA SURABAYA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. B DENGAN HIPERTENSI DI RT. 2 RW III KELURAHAN GUNUNG ANYAR KECAMATAN GUNUNG ANYAR KOTAMADYA SURABAYA




A.    Pengkajian
I.     Data Umum:
Nama kepala keluarga
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
: Tn. B
: RT. 2 RW. III Kelurahan Gunung Anyar
: Buruh Pabrik
: SMP

Daftar anggota keluarga:
No.
Nama
J.K
Hubungan dgn Keluarga
Umur
Pendidikan
Status Imunisasi
Ket.
1
2
3
4
Tn B
Ny. S
An. B.
An. F
L
P
P
L
Bapak
Ibu
Anak
Anak
46
40
SMP
SD
SMP
Lengkap
Lengkap
Lengkap
Lengkap
TBC
HT
Sehat
Sehat

Genogram :








 











Keterangan:


















 



Laki-laki.
 


Perempuan.
 












Penderita TBC
 



Penderita Hipertensi.
 











Tinggal serumah.
 
 





Keluarga ini tergolong dalam Nuclear  family karena dalam satu rumah terdapat Ayah. Ibu dan anak  Keluarga ini berbudaya suku jawa yang mempunyai anggapan makan tidak makan asal kumpul, sehingga akan dapat mempercepat penularan penyakit jika salah satu anggota keluarga menderita penyakit yang dapat menular. Keluarga ini menganut agama Islam. Kepala keluarga bekerja, sebagai Buruh Pabrik.

II.  Riwayat dan tahap perkembangan keluarga:
Riwayat kesehatan anggota keluarga:
a.    Ny. S
Ny. S mengatakan bahwa ia menderita tekanan darah tinggi. Ny. S mengungkapkan bahwa didalam keluarganya tidak memiliki penyakit keturunan seperti kencing manis maupun penyakit menular.
Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 160/90 mmHg, Ny. S batuk terus menerus dan pada saat dilakukan pemeriksaan fisik (auskultasi) terdengar ronkhi. Ny. S juga mengatakan bahwa ia sering sakit kepala/ pusing.
b.    Tn. B
Selama ini tidak pernah menderita penyakit berat. Sakit yang sering dialami adalah flu dan batuk dan pada saat ia sakit maka ia akan membelikan obat-obat yang ada di warung dan jika belum sembuh maka ia akan pergi ke Puskesmas.
c.    An. B
Penyakit yang sering diderita oleh An. A adalah batuk pilek. Usaha yang dilakukan oleh ibu untuk mengatasi hal ini adalah membelikan obat di warung yang dijual bebas, apabila masih sakit maka oleh ibu akan dibawa ke puskesmas.
d.   An. F
Selama ini tidak pernah menderita sakit berat, sakit yang sering dideritanya adalah batuk pilek yang oleh ibunya akan dibelikan obat di warung dan apabila tidak sembuh akan dibawa ke puskesmas.

III.   Lingkungan:
Rumah yang dimiliki keluarga ini merupakan rumah permanen, luas rumah keseluruhan + 75 M2 dengan jumlah kamar yang dimiliki adalah 4 kamar tidur, 2 ruang tamu, 1 kamar mandi, 1 dapur, serta 1 ruang keluarga yang berfungsi untuk tempat menonton televisi bersama. Pencahayaan didalam rumah ini kurang karena rumah masih tampak gelap pada kamar-kamarnya dan pada bagian kamar belakang ventilasi kurang karena tidak memiliki jendela, lantai rumah tampak kotor. Air minum yang digunakan oleh keluarga ini adalah air PDAM yang sudah dimasak. Keluarga ini memiliki tempat tinggal yang tetap dan tidak berpindah-pindah.
Denah rumah Ny. S


 
Keterangan:


 



 
1. Kamar tidur.

1
 


1
 
2. Ruang tamu.

3
 


1
 
3. Ruang keluarga.

2
 
4. Dapur.

2
 
5. Kamar mandi.


 
Dilingkungan RT setempat memiliki budaya untuk selalu mengunjungi warga yang sakit dengan memberikan sedikit bantuan sehingga dapat meringankan beban keluarga yang sakit. Ny. S Mengatakan bahwa ia mengikuti kegiatan arisan di lingkungan RT 3 tetapi jika ia sakit ia tidak mengikutinya.

IV.   Struktur keluarga:
Pola komunikasi di dalam keluarga ini terbuka dan didalam keluarga semua anggota keluarga menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Menurut Ny. S di dalam keluarganya menganut norma yang berlaku di dalam masyarakat dan adat jawa.

V.  Fungsi keluarga:
a.    Fungsi afektif
Menurut Ny. S ia senang memiliki keluarga yang lengkap (anak dan cucu) serta sangat senang karena dapat berkumpul dengan mereka. Keluarga tampak harmonis, saling memperhatikan satu dengan yang lain serta saling menghargai satu dengan yang lain, apabila ada anggota keluarga lain yang membutuhkan maka anggota keluarga akan membantu sesuai dengan kemampuan.
b.    Fungsi sosialisasi
Hubungan antar anggota keluarga baik, didalam keluarga ini tampak kepedulian anggota keluarga dengan saling tolong menolong dalam melaksanakan tugas didalam keluarga ini. Keluarga ini juga membina hubungan yang baik dengan tetangga sekitar rumahnya terbukti dengan seringnya tetangga main ke teras rumahnya untuk berbincang-bincang dengan anggota keluarga.
c.    Fungsi perawatan kesehatan
Ny. S mengatakan bahwa ia tidak mengetahui  bahwa  penyakit takanan  darah tingginya berbahaya jika dibiarkan tanpa adanya kontrol, ia juga tidak mengetahui tanda-tanda terjadinya peningkatan tekanan darah yang diketahuinya hanya kepala pusing. Ny S. mengatakan ia tidak mengurangi atau pantangan makanan apapun karena ia tidak tahu serta makanan yang dikonsumsinya sama dengan makanan yang dikonsumsi oleh keluarga (tidak disendirikan karena kurang garam).
Menurut keluarga sakit yang dialami Ny. S ini tidak terlalu dirasakan karena Ny. S dibawa ke puskesmas jika ada keluhan saja. Anggota keluarga mengatakan bahwa ia tidak mengetahui akibat yang bisa timbul akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol serta cara merawat anggota keluarga yang sakit.
Keluarga mengatakan bahwa yang menjaga kebersihan rumah adalah  Ny. SF dibantu oleh anak-anaknya secara bergantian. Keluarga mengatakan bahwa mereka melakukannya karena kebiasaan.
Keluarga mengetahui jika sakit ia harus pergi ke puskesmas apalagi puskesmas yang ada cukup dekat rumah dengan hanya berjalan kaki maka akan sampai.

VI.   Stress dan koping keluarga:
Ny. S mengatakan bahwa di dalam keluarganya jika ada masalah mengenai anak, sekolah anak atau apapun akan berusaha diselesaikan dengan berunding bersama-sama untuk mencari jalan yang terbaik.
Dan apabila masalah tersebut belum terpecahkan juga maka keluarga akan minta bantuan kepada anggota keluarga yang lebih tua dalam membantu memecahkan masalah.

VII.Pemeriksaan fisik:
a.    Ny. S
Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 160/90 mmHg, Ny. S batuk terus menerus dan pada saat dilakukan pemeriksaan fisik terdengar ronkhi (auskultasi), konjungtiva merah muda, sklera putih.
b.    Tn. AS
Pada pemeriksaan fisik Tn. AS dalam batas normal, tidak ada kelainan pada sistem organ. Tekanan darah 120/80 mmHg.
c.    An. F
An. F tampak segar dengan riang ia bermain kesana kemari. Berat badan yang dimiliki oleh anak F adalah 15 kg.

VIII.       Harapan keluarga:
Kelurga mengharapkan agar petugas dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh keluarganya dan ia mengharapkan dapat membantu mempercepat kesembuhan bagi penyakit yang sedang dideritanya.

I.          Kesimpulan

Keluarga Ny. S merupakan keluarga besar dengan keadaan ekonomi pas-pasan. Dimana penghasilan keluarga berasal dai Tn. MS dan Tn. MI. keadaan rumah permanen, penerangan cukupan, ventilasi cukupan dengan lantai yang agak kotor dan cukup lembab. Keluarga kurang mengetahui bagaimana perawatan pada anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi. Didalam rumah ini terdapat MCK milik sendiri. Keluarag mempergunakan air PDAM untuk dikonsumsi sebagai air minum dengan dimasak terlebih dahulu tentunya. Di dalam keluarga ini Ny. S usia 52 tahun  menderita hipertensi tekanan darah pada saat dilakukan pengkajian         160/90 mmHg. Ia juga sedang batuk yang sudah terjadi + 2 minggu. Keluarga mengatakan sudah membawa Ny. S untuk berobat tetapi tidak kunjung sembuh juga batuk yang dialaminya.

B.     Analisa data
Tgl
Data
Masalah perawatan keluarga
10/8/’01
Subjektif:
Ny. S mengatakan bahwa ia tidak mengetahui tanda-tanda terjadinya peningkatan tekanan darah, ia juga mengatakan bahwa ia tidak tahu harus mengurangi makan apa, karena selama ini ia tidak pantang atau mengurangi makanan. Ia mengatakan sering mengalami pusing kepala. Keluarga mengatakan bahwa ia tidak pernah mengajak kontrol ke puskemas atau tempat yang lain untuk mrngontrol tekanan darahnya
Objektif:
Tekanan darah Ny. S 160/90 mmHg.
Penderita mengetahuinya + 1 bulan yang lalu.
1.     Hipertensi
Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh darah di otak) berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit tekanan darah tinggi.




10/8/’01
Subjektif:
Ny. S mengatakan bahwa yang membersihkan rumah adalah menantunya dibantu oleh cucunya.
Objektif:
Ruangan tampak gelap, dan ventilasi/ sirkulasi udara didalam rumah kurang, baju banyak yang digantung.
2.     Kebersihan lingkungan rumah.
Resiko terjadinya penyakit (DHF & ISPA) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah

C.     Skoring
Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh darah di otak)
Kriteria
Skor
Pembenaran
1.     Sifat masalah
Tidak sehat.


2.     Kemungkinan masalah dapat diubah.
Sebagian.

3.     Potensi masalah untuk dicegah.
Cukup

4.     Menonjolnya masalah.
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani

3/3 x 1 = 1



½ x 2 = 1



2/3 x 1 = 2/3



½ x 1 = ½
Adalah kurang/ tidak sehat dan memerlukan penanganan yang secepatnya untuk mencegah peningkatan tekanan darah atau terjadinya komplikasi akibat peningkatan tekanan darah.
Masalah dapat diatasi sebagian karena keluarga kurang memiliki pengetahuan tentang cara  merawat anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi.
Masalah dapat diubah karena penyakit hipertensi meruapakan suatu penyakit yang dapat dipertahanakan dengan menjaga keseim bangan tekanan darah.
Keluarga tidak menyadari betapa pentingnya menjaga kestabilan tekanan darah pada penderita hipertensi
Total skor            3 ¼

Resiko terjadinya penyakit (DHF & ISPA)
Kriteria
Skor
Pembenaran
1.     Sifat masalah
Ancaman kesehatan.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah.
Sebagian.
3.     Potensi masalah untuk dicegah.
Cukup
4.     Menonjolnya masalah.
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani
2/3 x 1 = 2/3


½ x 2 = 1


2/3 x 1 = 2/3


½ x 1 = ½
Merupakan ancaman kesehatan karena dapat menimbulkan berbagia masalah kesehatan oleh karena lingkungan yang kotor.
Masalah dapat diatasi sebagian karena keluarga memiliki fasilitas dan kemauan untuk menjaga kebersihan lingkungannya.
Masalah dapat diubah karena anggota keluarga memiliki waktu yang cukup guna membersihkan rumah.
Keluarga tidak menyadari bahwa lingkungan yang kotor dapat menimbulkan penyakit.
Total skor            3

D.  Diagnosa keperawatan
1.    Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh darah di otak) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit tekanan darah tinggi

2.    Resiko terjadinya penyakit (DHF & ISPA) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah


E.   Intervensi
No.
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Kriteria
Standard
Intervensi
Evaluasi
Umum
Khusus
1.
Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh darah di otak) berhubungan dengan ketidak-mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit tekanan darah tinggi
Setelah di lakukan pera- watan/ kun- jungan 4x diharapkan keluarga mam pu merawat anggota  keluarga yang menderita tekanan darah tinggi.
Keluarga mampu:
-   Menyebutkan kem- bali tentang kemung kinan penyebab terjadinya pening katan tekanan darah.
-   Menyebutkan tanda dan gejala terjadinya peningkatan tekanan darah.
-   Menyebutkan akibat yang bisa terjadi bila tekanan darah terlalu tinggi.
Verbal:
-   Menyebutkan 2 dari 3 kemungkinan pe- nyebab terjadinya pe- ningkatan tekanan darah.

-   Menyebutkan 2 dari 3 tanda peningkatan tekanan darah.

-   Menyebutkan 2 akibat yang mungkin terjadi dari peningkatan tekanan darah.

1.    Jelaskan kepada keluarga tentang kemungkinan penyebab tejadi peningkatan tekanan darah.


2.    Jelaskan tentang tanda/ gejala terjadinya peningkat an tekanan darah.

3.    Jelaskan tentang akibat dari peningkatan tekanan darah.
Keluarga mampu:
-   Menyebutkan kemung kinan penyebab terja- dinya peningkatan tekanan darah.
-   Menyebutkan tanda peningkatan tekanan darah.
-   Menyebutkan akibat yang bisa terjadi pada peningkatan tekanan darah.
-   Menunjukkan makan- an yang boleh dan tidak boleh di


No.
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Kriteria
Standard
Intervensi
Evaluasi
Umum
Khusus



-   Menyebutkan makan an yang boleh dan tidak boleh untuk penderita tekanan darah tinggi.
-   Memeriksakan diri secara teratur.
-   Penderita mau  Mengurangi konsumsi garam.
-   Menyediakan makanan yang rendah garam.
Verbal:




Non verbal:


-   Menyebutkan semua makanan yang boleh di konsumsi dan yang tidak boleh di konsumsi.
-   Memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
-   Masakan yang dikonsumsi sudah tidak asin lagi (rendah garam).
-   Menyediakan makan an yang rendah garam.
4.    Jelaskan kepada keluarga tentang diet pada panderita tekanan darah tinggi.
5.    Obsevarsi kemampuan keluarga setelah mendapat penjelasan dari petugas.
6.    Anjurkan kepada keluarga untuk memeriksakan diri secara teratur.
7.    Motivasi penderita untuk mengurangi garam dalam setiap makanan.
8.    Anjurkan kepada keluarga untuk menyediakan makanan yang sesuai dengan diet.
Konsumsi.
-   Penderita akan memeriksakan diri secara teratur ke pelayanan kesehatan.
-   Keluarga menyedia kan masakan untuk penderita (sup dengan rasa yang tidak asin).


No.
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Kriteria
Standard
Intervensi
Evaluasi
Umum
Khusus
2.
Resiko terjadinya penyakit (DHF & ISPA) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah
Setelah dilakukan kunjungan 2x Keluarga diharapkan mampu memelihara lingkungan rumah yang sehat.
Keluarga dapat:
-   Menyebutkan beberapa syarat rumah sehat.
-   Menyebutkan kem- bali dampak dari lingkungan rumah yang tidak sehat.
-   Menjaga kebersihan lingkungan rumah terutama kamar.
-   Merapikan baju yang bergantungan.
-   Membersihkan lingkungan rumah secara teratur.
Verbal:







Non verbal:
Keluarga mampu:
-   Menyebutkan 3 syarat rumah yang sehat.
-   Menyebutkan 2 dari 3 manfaat rumah yang bersih.


-   Rumah tampak rapi dan tidak ada baju yang bergantungan.
-   Membersihkan rumah setiap hari.
-   Membersihkan kamar mandi secara teratur.
1.    Jelaskan kepada keluarga  tentang syarat rumah yang sehat.
2.    Jelaskan kepada keluarga tentang hal-hal dapat terjadi akibat rumah yang kurang sehat (lembab, kurang sinar matahari, bak mandi jarang dikuras).
3.    Diskusikan dengan keluarga tentang pembagian tugas dalam menjaga kebersihan rumah.
4.    Anjurkan kepada keluarga untuk membuka jendela, melipat baju yang bergan- tungan.
Keluarga mampu:
-   Menyebutkan kembali syarat dari rumah yang sehat.
-   Menyebutkan akibat yang bisa timbul akibat lingkungan rumah yang tidak sehat.
-   Keluarga mau melipat baju yang bergantung- an.
-   Keluarga membersih kan rumah secara teratur.


No.
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Kriteria
Standard
Intervensi
Evaluasi
Umum
Khusus






5.    Anjurkan kepada keluarga untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan rumah.
6.    Beri pujian untuk tindakan yang tepat.






F.   Implementasi.
No. DP
Pelaksanaan
II
1.    Menjelaskan kepada keluarga dampak yang bisa muncul akibat rumah yang kurang bersih dan sirkulasi udara tidak lancar serta ruangan yang kurang sinar matahari, antara lain:
-   Banyaknya nyamuk.
-   Mempercepat penularan penyakit.
-   Penyakit pernafasan (seperti batuk, flu, pilek, alergi).
2.    Menjelaskan kepada keluarga beberapa syarat rumah sehat antara lain:
-   Penerangan dengan sinar matahari yang cukup.
-   Sirkulasi udara yang lancar.
-   Lantai yang keras dan bersih.
3.    Mediskusikan dengan Ny. S dalam membagi tugas untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah.
4.    Menganjurkan kepada keluarga untuk membuka jendela yang yang ada selebar-lebarnya setiap hari agar sirkulasi udara lancar.
5.    Menyarankan kepada keluarga untuk menjaga kebersihan rumah secara bergantian.
6.    Menganjurkan kepada keluarga untuk menjelaskan kembali  kepada petugas tentang syarat rumah sehat dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
I
1.    Menjelaskan kepada keluarga bahwa tekanan darah tinggi bisa terjadi akibat ada faktor keturunan, peningkatan usia, dan tidak mejaga keseimbangan makanan.
2.    Menjelaskan kepada keluarga tentang tanda dan gejala dari peningkatan tekanan darah antara lain:
-   Kepala pusing.
-   Tengkuk/ leher terasa kaku.
-   Mata berkunang-kunang.
3.    Menjelaskan kepada keluarga dampak yang bisa terjadi akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol yaitu:
-   Perdarahan pada otak atau orang lazim menyebutnya stroke atau lumpuh separo atau lumpuh total.
-   Kematian akibat stroke yang parah.
4.    Menjelaskan kepada keluarga bahwa tekanan darah yang tinggi dapat diturunkan dengan:

Tgl
Pelaksanaan

-   Mengatur makanan/ keseimbangan makanan.
Makanan rendah garam (kurang garam).
-   Olahraga secara teratur.
-   Mengkonsumsi makanan yang dapat menurunkan tekanan darah antara lain:
Buah belimbing, buah ketimun, daun alpukat.
5.    Menganjurkan keluarga untuk melakukan kontrol secara teratur ke puskesmas untuk mengetahui tekanan darah.
6.    Menganjurkan kepada keluarga untuk menjelaskan kembali kepada petugas tentang hal-hal yang telah dijelaskan oleh petugas.

Melakukan penyuluhan dengan topik tanda dan gejala terjadinya peningkatan tekanan darah.

Melakukan penyuluhan dengan topik diet untuk penderita tekanan darah tinggi.

G.  Evaluasi
Tgl
Evaluasi


S:



O:

A:
P:
-   Ny. S mengatakan bahwa ia sudah membersihkan kamarnya dan melipat baju yang bergantungan, serta menyapu lantai.
-   Ny. S mengatakan bahwa ia sudah menyuruh anaknya untuk menguras bak kamar mandi dan sudah di lakukannya.
-   Rumah tampak bersih dan rapi.
-   Bak mandi bersih (tidak ada jentik/ larva).
Masalah teratasi.
Rencana perawatan dihentikan.

S:


O:

A:
P:
-   Ny. S mengungkapkan pusing yang dirasakan sudah berkurang.
-   Ny. S mengatakan bahwa ia sudah menyendirikan makanannya yang garamnya sudah dikurangi.
-   Tekanan darah 140/90 mmHg.
-   Masakan yang dikonsumsi oleh Ny. S sudah tidak asin lagi.
Masalah teratasi.
Rencana perawatan dihentikan.
-   Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu kontrol ke puskesmas/ pusat pelayanan kesehatan secara teratur.






ANALISA DATA
Tgl
Data
Etiologi
Masalah/ Diagnosa keperawatan
10/8/01
S:










O:
-   Ny. S mengatakan sering mengalami sakit kapala sampai di bagian belakang  leher dan leher terasa kaku.
-   Ny. S mengatakan Selama ini tidak ada pantangan makan dan jarang kontrol ke Puskesmas.
-   Bila pusing Ny. S mengatakan di obati dengan membelikan obat di warung.
-   Tekanan darah saat pengkajian 200/100 mmHg.
-   Nadi 100 x/mnt.
-   Respirasi 20 x /mnt.
-   Kaku leher (+).
-   Oedema (-/-).
-   Kelemehan otot -/-.
-   Ny. S berusia 65 th.
Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi.
Resiko cidera: perdarahan otak pada anggota keluarga Tn. M yaitu Ny. S
10/8/01
S:





O:
-   Tn . M mengatakan mulutnya terasa pahit jika tidak merokok.
-   tn. M mengatakan biasanya merokok setiap kali selesai makan dan minum kopi.
-   Tekanan darah 110/60 mmHg, usia Tn. M 72 th.
-   Nadi 80 x/mnt.
-   Respirasi 20 x/mnt.
-   Rochi -/-.
-   Wheezing -/-.
-   Sessak (-)
Ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi kebiasaan kurang sehat: merokok
Resiko terjadinya gangguan saluran pernafasan (ISPA) pada Tn. M


Skoring
Masalah keperawatan: Resiko cidera: perdarahan otak pada anggota keluarga Tn. M yaitu Ny. S berhubungan dengan ketidak mampuan keluarag merawat anggota keluarga yang sakit.
Kriteria
Skor
Pembenaran
1.    Sifat masalah
Tidak sehat


2.    Kemungkinan masalah dapat di ubah.
sebagian
3.    Potensi masalah untuk di cegah.
cukup
4.    Menonjonya masalah
Segera di tangani
3/3 x 1= 1



½ x 2 = 1
Tekanan darah tinggi merupakan keadaan yang tidak sehat dan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak sehingga terjadi perdarahan di otak.




Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di My Documentku

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih

 
© 2010-2012 My Documentku