Home » » Asuhan keperawatan Anak Asfiksia Neonatorum

Asuhan keperawatan Anak Asfiksia Neonatorum


Tinjauan Teori

I.        Pengertian
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur dalam 1 menit setelah lahir. Biasanya terjadi pada bayi yang dilahirkan dari ibu dengan komplikasi, misalnya Diabetes Melitus, Pre Eklamsia berat atau Eklamsia, Eritroblastosis Fetalis, kelahiran kurang bulan ( < 34 minggu), kelahiran lewat waktu, Plasenta Previa, Solusio Plasentae, Korioamnionitis, Hidramnion dan Oligohidramnion, gawat janin, serta pemberian obat anastesi atau narkotik sebelum kelahiran. ( Kapita Selekta Kedokteran, 2000 ).
Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami kegagalan bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir atau depresi dengan menunjukkan gejala tonus otot yang menurun dan mengalami kesulitan mempertahankan pernafasan normal. ( FK. UGM, 2000 ).
II.     Etiologi
Menurut pedoman Depkes RI Santoso NI, 1995, ada beberapa faktor etiologi dan predisposisi terjadinya asfiksia antara lain sebagai berikut:
1.       Faktor Ibu
Hipoksia ibu akan menimbulkan hipoksia janin dengan segala akibatnya. Hipoksia ibu dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian analgetika atau anastesi dalam gangguan kontraksi uterus, hipotensi mendadak karena pendarahan, hipertensi karena eklamsia, penyakit jantung dan lain-lain.  
2.       Faktor Plasenta
Yang meliputi Solusio Plasenta, pendarahan pada Plasenta Previa, plasenta tipis, plasenta kecil, plasenta tidak menempel pada tempatnya.
3.       Faktor Janin dan Neonatus
Meliputi tali pusat menumbung, tali pusat melilit ke leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir, gemelli, dan kelainan kongenital.
4.       Faktor Persalinan
Meliputi partus lama, partus tindakan dan lain-lain. ( Ilyas Jumiarni, 1995 ).
III.  Gejala Klinik
Gejala klinik Asfiksia Neonatorum meliputi:
1.       Pernafasan terganggu
2.       Detak jantung berkurang
3.       Reflek atau respon bayi melemah
4.       Tonus otot menurun
5.       Warna kulit biru atau pucat


IV.             Diagnosis
Asfiksia pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoksia atau hipoksia janin. Diagnosa anoksia / hipoksia dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukan tanda-tanda gawat janin untuk menentukan bayi yang akan dilahirkan terjadi asfiksia, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1.       Denyut jantung janin
Frekuensi Normal 120 sampai 160 denyutan / menit, selama HIS frekuensi ini bisa turun, tetapi diluar HIS kembali lagi kepada keadaan semula. Peningkatan kecepatan denyutan jantung umumnya tidak banyak artinya, akan tetapi apabila frekuensinya turun sampai di bawah 100/menit dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan tanda bahaya.
2.       Mekanisme dalam air ketuban
Mekonium pada presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi pada prosentase kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenasi dan terus timbul kewaspadaan. Adanya mekonium dalam air ketuban pada prosentase kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu dapat dilakukan dengan mudah. 
3.       Pemeriksaan PH pada janin
Dengan menggunakan amnioskopi yang dimasukkan lewat serviks dibuat sayatan kecil pada kulit kepala janin dan diambil contoh darah janin. Darah ini diperiksa PH-nya, adanya asidosis menyebabkan turunnya PH. Apabila PH itu turun sampai di bawah 7,2, hal itu dianggap sebagai tanda bahaya.

Penilaian PH Darah Janin
No.
Hasil skor APGAR
Derajat Asfiksia
Nilai PH
1.
0-3
Berat
< 7,2
2.
4-6
Sedang
7,1-7,2
3.
7-10
Ringan
> 7,2
   Sumber: Wirjoatmodjo, 1994

4.       Dengan menilai APGAR skor
Cara yang digunakan untuk menentukan derajat asfiksia yaitu dengan penilaian APGAR. APGAR mengambil batas waktu 1 menit karena dari hasil penyelidikan sebagian besar bayi baru lahir mempunyai APGAR terendah pada umur tersebut dan perlu dipertimbangkan untuk melakukan tindakan resusitasi aktif. Sedangkan nilai APGAR lima menit untuk menentukan prognosa dan berhubungan dengan kemungkinan terjadinya gangguan neurologik di kemudian hari. Ada 5 tanda ( sign ) yang dinilai APGAR seperti frekuensi jantung / pulse, usaha bernafas / respiratory effort, tonus otot / activity, refleks / grimance dan warna kulit / appearance.
Sign
Nilai : 0
Nilai : 1
Nilai : 2
1. Appearance    (warna kulit)
Seluruh tubuh biru atau putih
Badan merah, kaki biru
Seluruh tubuh kemerah-merahan
2. Pulse (bunyi   jantung)
Tidak ada
Kurang dari 100 x/menit
Lebih dari 100 x/menit
   3. Grimance (reflek)
Tidak ada atau lunglai
Menyeringai, fleksi ekstremitas
Batuk dan bersin
   4. Activity (tonus otot)
Tidak ada

Fleksi kuat, gerak aktif
   5. Respiratory effort (usaha bernafas)

Lambat atau tidak ada
Menangis kuat atau keras

            Dari kelima tanda diatas yang paling penting bagi jantung karena peninggian frekuensi jantung menandakan prognosis yang peka. Keadaan akan memburuk bila frekuensi tidak bertambah atau melemah walaupun paru-paru telah berkembang. Dalam hal ini pijatan jantung harus dilakukan. Usaha nafas adalah nomor dua. Bila apnea berlangsung lama dan ventilasi yang dilakukan tidak berhasil maka bayi menderita depresi hebat yang diikuti asidosis metabolik yang hebat. Sedang ketiga tanda lain tergantung dari dua tanda penting tersebut.
Ada tiga derajat Asfiksia dari hasil APGAR diatas yaitu:
1.       Nilai APGAR 7-10, Vigorous baby atau asfiksia ringan
Bayi dalam keadaan baik sekali. Tonus otot baik, seluruh tubuh kemerah-merahan. Dalam hal ini bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa.
2.       Nilai APGAR 4-6, Mild Moderat atau asfiksia sedang
Pada pemeriksaan fisik akan dilihat frekuensi jantung lebih dari 100 x/menit, tonus otot kurang baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak ada.
3.       Nilai APGAR 0-3, asfiksia berat
Pada pemeriksaanditemukan frekuensi jantung kurang dari 100 x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada.  
V.                Pemeriksaan Penunjang
1.       Laboratorium AGD
Untuk mengkaji tingkat dimana paru-paru mampu untuk memberikan oksigen yang adekuat dan membuang karbondioksida serta tingkat dimana ginjal mampu untuk menyerap kembali atau mengekresi ion-ion bikarbonat untuk mempertahankan PH darah yang normal.
2.       Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
3.       Foto rontgen dada (baby gram)
Jaringan pulmonal normal adalah radiolusent karenanya ketebalan atau densitas yang dihasilkan oleh cairan, tumor, benda asing dan kondisi patologis lain dapat dideteksi dengan cara pemeriksaan rontgen.
4.       Elektrolit darah
5.       Gula darah
6.       Pulse Oximetry
Adalah metode pemantauan non invasif secara kontinue terhadap saturasi Oksigen Hemoglobin. Jadi pulse oximetry merupakan suatu cara efektif untuk memantau pasien terhadap perubahahn saturasi oksigen yang kecil / mendadak.
VI.             Komplikasi
1.       Sembab otak
2.       Pendarahan otak
3.       Anuria atau Oliguria
4.       Hyperbilirubinemia
5.       Obstruksi usus yang fungsional
6.       Kejang sampai koma
7.       Komplikasi akibat resusitasinya sendiri: Pneumothorax
(Wirjoatmodjo, 1994 : 168)
VII.          Prognosa
1.       Asfiksia ringan / normal : baik.
2.       Asfiksia sedang tergantung kecepatan penatalaksanaan, bila cepat prognosa baik.
3.       Asfiksia berat dapat menimbulkan kematian pada hari-hari pertama / kelainan syaraf permanen. Asfiksia dengan PH 6,9 dapat menyebabkan kejang sampai koma dan kelainan neurologis yang permanent misalnya cerebral patsy, mental retardation. (Wirjoatmojdo, 1994).

VIII.       Diagnosa Banding
1.       Pneumothorax
2.       Hipoksia
3.       Emfisema
IX.             Penatalaksanaan
Penatalaksaan resusitasi
1.       Mmbuka jalan nafas
Bertujuan untuk memastikan terbuka tidaknya jalan nafas.
2.       Mencegah kehilangan suhu tubuh atau panas
Bertujuan untuk mencegah komplikasi metabolisme akibat kehilangna panas.
3.       Pemberian tindakan VTP (Ventlasi Tekanan Positif)
Bertujuan untuk membentu bayi baru lahir memulai pernafasan.
4.       Pemberian obat-obat penunjang
Obat-obatan diperlukan bila frekuensi jantung bayi tetap ±80 x/menit walaupun telah dilakukan ventilasi adekuat (dengan oksigen 100%) dan kompresi dada untuk paling sedikit 30 detik / frekuensi jantung nol. Obat juga diperlukan pada bayi Asfiksia:
·         Adrenalin
·         Natrium Bikabonat (NaHCO3)
·         Infus NaCl 6,9 % / RL 10 ml/kg Berat Badan
Asuhan Keperawatan Teori Pada Asfiksia Neonatorum
Diagnosa yang mungkin muncul pada klien antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan otot pernafasan
NOC:
    • Respiratory status: Ventilation
    • Respiratory status: Airway Patency
    • Vital Sign status
Kriteria Hasil:
·         Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspnea  (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips).
·         Menunjukkan jalan nafas yang paten (irama nafas klien teratur,  frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal).
·         Tanda-tanda vital dalam rentang normal (nadi, pernafasan dan suhu tubuh).
NIC:
ร˜  Airway Management
·         Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift / jaw thrust bila perlu.
·         Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·         Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
·         Pasang mayo bila perlu
·         Lakukan fisioterapi dada bila perlu
·         Keluarkan secret dengan batuk / suction
·         Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
·         Lakukan suction pada mayo
·         Berikan bronkodilator bila perlu
·         Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
·         Atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan
·         Monitor respirasi dan status O2. 
ร˜  Oxygen Therapy
·         Bersihkan mulut, hidung dan secret trakhea
·         Pertahankan jalan nafas yang paten
·         Atur peralatan oksigenasi
·         Monitor aliran oksigen
·         Pertahankan posisi pasien
·         Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
·         Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
ร˜  Vital Sign Monitoring
·         Monitor nadi, suhu dan RR
·         Monitor kualitas nadi
·         Monitor frekuensi dan irama pernafasan
·         Monitor suara paru
·         Monitor pola pernafasan abnormal
·         Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
·         Monitor sianosis perifer
·         Monitor adanya chusing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik).
·         Identifikasi penyebab dari perubahan Vital Sign 
  1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi lendir
NOC:
Respiratory status: Airway Patency
Kriteria Hasil:
Menunjukkan jalan nafas yang paten ( irama nafas klien teratur, frekuensi pernafasan dalam rentang normal dan tidak ada suara nafas abnormal ).
NIC:
ร˜  Airway Management
·         Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift / jaw thrust bila perlu.
·         Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·         Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
·         Pasang mayo bila perlu
·         Lakukan fisioterapi dada bila perlu
·         Keluarkan secret dengan batuk / suction
·         Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
·         Lakukan suction pada mayo
·         Berikan bronkodilator bila perlu
·         Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
·         Atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan
·         Monitor respirasi dan status O2. 
  1. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan ingest / digest
NOC:
    • Nutritional status
    • Nutritonal status: food and fluid intake
    • Nutritional status: nutrient intake
    • Weight control
Kriteria Hasil:
·         Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
·         BB ideal sesuai dengan tinggi badan
·         Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
·         Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
·         Menunjukkan peningkatan BB yang berarti
NIC:
ร˜  Nutrition Management
·         Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan  nutrisi yang dibutuhkan pasien.
·         Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe, protein, dan Vitamin C
·         Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi.
·         Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi).
·         Monitor jumlah nutrisi dan kandungan nutrisi.
·         Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. 
ร˜  Nutrition monitoring
·         BB pasien dalam batas normal
·         Monitor adanya penurunan BB
·         Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
·         Monitor interaksi anak / orang tua selama makan
·         Monitor lingkungan selama makan
·         Jadwalkan pengobatan
·         Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
·         Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
·         Monitor mual dan muntah
·         Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan kaar Ht
·         Monitor pertumbuhan dan perkembangan
·         Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
·         Monitor kalori dan intake nutrisi
·         Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik, papila lidah dan cavitas oral
·         Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet.
  1. Hipotermi berhubungan dengan paparan lingkungan dingin BBL
NOC:
ร˜  Thermoregulation
ร˜  Thermoregulation : Neonate
Kriteria Hasil:
Suhu tubuh, nadi, RR dalam rentang normal
NIC:
ร˜  Temperatur Regulation
·         Monitor suhu minimal setiap 2 jam
·         Rencanakan monitoring suhu secara kontinue
·         Monitor nadi dan RR
·         Monitor warna dan suhu kulit
·         Monitor tanda-tanda Hipotermi
·         Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
·         Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
·         Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
·         Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif dari kedinginan
·         Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang diperlukan
·         Ajarkan indikasi dari Hipotermi dan penanganan  yang diperlukan
·         Berikan antipiretik bila perlu.
ร˜  Vital Sign Monitoring
·      Monitor nadi, suhu dan RR
·      Monitor kualitas nadi
·      Monitor frekuensi dan irama pernafasan
·      Monitor suara paru
·      Monitor pola pernafasan abnormal
·      Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
·      Monitor sianosis perifer
·         Monitor adanya chusing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik).
·      Identifikasi penyebab dari perubahan Vital Sign 







TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA BAYI Ny. Y DENGAN
ASFIKSIA NEONATORUM DI BANGSAL MELATI RSUD
WONOSARI GUNUNG KIDUL

PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian     : Senin, 05 Mei 2008
Jam pengkajian            : 09.10 WIB
Tempat pengkajian      : 3 Box Bangsal Melati RSUD Wonosari
Alat                             : Buku, alat tulis, Nursing Kits, Jam Tangan
Cara                             : Wawancara, Pemeriksaan Fisik, Studi Pustaka
Oleh                            : Suryati
Tanggal Masuk RS      : Jum’at, 02 Mei 2008
Jam                              : 22.30 WIB

Pengkajian Neonatus
Data Bayi                  
Nama Bayi                       : Bayi Ny. Y
Jenis kelamin                   : Laki-laki
Tanggal lahir                    : 02 Mei 2008
BB / PB                           : 3000 gram / 49 cm
APGAR score :   menit 1: 3
                            menit 5: 5

Data Orang Tua
Nama Bapak               : Bp. S
Nama Ibu                    : Ny. Y
Pekerjaan Bapak         : Pedagang
Pekerjaan Ibu              : IRT
Pendidikan Bapak       : STM
Pendidikan Ibu             : SMA
Alamat Bapak dan Ibu : Ngabdirejo, Natah, Nglipar, Wonosari, Gunung Kidul.
Pengkajian Fisik Neonatus
1.       Reflek moro
2.       Tonus / aktifitas sulit menangis, menangis lemah
3.       Kepala / leher :
a.       Fontanela anterior: lunak
b.       Sutura sagitalis: tepat
c.       Gambaran wajah: simetris
d.      Molding: tidak ditemukan
4.       Mata terdapat sekresi
5.       THT ; telinga dan hidung normal
6.       Abdomen lunak dan lingkar perut 25 cm
7.       Thorax simetris, retraksi dada (+), dan klavikula normal
8.       Paru-paru
a.           Suara nafas kanan dan kiri: sama
b.           Bunyi nafas disemua lapang paru: terdengar
c.           Suara nafas : bersih
d.          Respirasi: lemah
9.       Jantung
a.           Bunyi: normal
b.           Frekuensi nadi: 90 kali per menit
c.           Waktu pengisian kapiler: tidak terkaji
10.   Ekstremitas
a.           Gerakan bebas
b.           Nadi perifer:brakial kanan dan kiri serta femoral kanan dan kiri:keras
c.           Ekstremitas atas dan bawah:normal
11.   Umbilikus normal
12.   Genital : Perempuan normal
13.   Anus paten
14.   Spinal normal
15.   Kulit
a.           Warna:jaundice
b.           Tidak ditemukan sianosis dan tanda lahir
16.   Suhu
a.           Lingkungan: boks tertutup
b.           Suhu kulit: 35,4 0 C
Riwayat Prenatal (ANC)
1.       Jumlah kunjungan 11 kali
2.       Periksa ke bidan
3.       Pendidikan kesehatan yang didapat selama ANC yaitu Ny. Y dianjurkan untuk memakan makanan yang bergizi dan bila anak sudah lahir hendaklah diberi ASI sampai umur 6 bulan-2 tahun.
4.       HPHT
22 Juli 2007
5.       Kenaikan BB selama hamil yaitu 13 kg, sebelum hamil 45 kg dan setelah lahir 58 kg.
6.       Tidak ada komplikasi selama hamil
7.       Tidak ada komplikasi obat
8.       Obat-obatan yang didapat adalah ±90 tablet / lebih Fe selama kehamilan
9.       Pengobatan yang didapat :
Karena tidak memiliki komplikasi, pengobatan selama hamil tidak didapatkan.
10.   Tidak ada riwayat hospitalisasi
11.   Golongan darah Ibu B
12.   Kehamilan ibu saat itu direncanakan.
13.   Pemeriksaan Kehamilan (Maternal Screening) : Tidak ada
Riwayat Persalinan
  1. Awal persalinan dimulai dengan kontraksi dan pembukaan
  2. Lama persalinan ± 6 jam
  3. Komplikasi persalinan yaitu vacuum ekstrasi
  4. Terapi yang berikan
Injeksi Oxitoxin
Jumlah tidak terkaji
  1. Lama antara rupture vagina dan saat partus
Tidak terkaji
  1. Jumlah cairan ketuban
± 200 cc
  1. Tidak ada anestesi yang diberikan
  2. Tidak terdapat mekonium
Riwayat Kelahiran
 1.  Indikasi dilakukan monitoring
      APGAR bayi pada menit 1 yaitu 3 dan pada menit ke 5 yaitu 5. Sehingga bayi masuk kategori asfiksia berat dan harus segera ditangani.
2.      Pola FHR ( Fetal Heart Rafe)
  Pola nafas cepat dan dangkal / irreguler
3.      Tidak ada pemeriksaan Analisa Gas Darah  
4.      Cara melahirkan dengan bantuan Forcep / Vacuum Ekstrasi
5.      Tempat melahirkan di Rumah Bersalin Kasih Ibu dan ditolong oleh bidan.
6.      Presentasi belakang kepala ( Presbelkep)
Riwayat Post Natal
 1.  Usaha nafas dengan bantuan Oksigenasi
 2.  APGAR score
Sign
Menit 1
Menit 5
Appearance
Pulse
Grimance
Activity
Respiratory effort

0
1
1
0
1
0
1
2
1
1
Jumlah
3
5

3.   Kebutuhan resusitasi
      Tidak terkaji
4.   Adanya trauma lahir : Tidak ada
  1. Narcosis tidak terkaji
  2. Respon Fisiologis /perilaku yang bermakna
Anak lahir dengan score APGAR pada menit 1: 3 dan pada menit 5: 5
  1. Prosedur yang dilakukan
Suction trachea

Riwayat sosial
1.   Struktur keluarga (Genogram)







 
                    


 


Keterangan:
            : Perempuan
            : Laki-laki
            : Klien bayi Ny. Y
             : Tinggal serumah

2.   Antisipasi vs pengalaman nyata kelahiran
      Tidak terkaji
3.   Budaya :
      a. Suku Jawa
      b. Agama Islam
      c. Bahasa utama : Bahasa Indonesia
4.   Perencanaan makanan bayi
Ny. N mengatakan ingin memberikan ASI pada bayinya sampai umur 2 tahun.
5.   Problem sosial yang penting
      Keuangan
6.   Hubungan orang tua dengan bayi
Tingkah Laku
Ibu
Ayah
Menyentuh
Memeluk
Berbicara
Berkunjung
Memanggil nama
Kontak mata
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v

7.   Orang tua berespon terhadap penyakit
Respon : Ketika di Rumah Sakit, keluarga selalu gelisah setiap kali bayi                 menangis dan terlihat tidak tenang


  1. Orang tua berespon terhadap Hospitalisasi
Respon :  Selama di Rumah Sakit, keluarga selalu memperhatikan keadaan                 bayi dan melaporkan setiap perubahan yang terjadi kepada                 perawat jaga 
  1. Anak lain
JK anak
Umur
Riwayat Persalinan
Riwayat Imunisasi
Laki-laki
Laki-laki
10 tahun
6 tahun
Spontan, normal
Spontan, normal
Lengkap semua, BCG, Polio, DPT, Hepatitis















PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM
Paru janin tidak berperan

Paru janin tidak berisi udara

 Diproduksi dalam paru          Alveoli berisi cairan

                                                Paru janin tidak berfungsi untuk respirasi

                   Sirkulasi darah paru tidak banyak yang masuk ke dalam arteriol paru
                              
                                    Lahir
               
                       Bayi sulit menangis

                     Gangguan Pernafasan

Paru tidak mengembang           alveoli tidak mampu          Vasokontriksi PD paru
 dengan sempurna pada            mengembang / ada cairan
tarikan nafas pertama                                                                  Perfusi Paru Tidak Adekuat
bayi mampu menarik nafas tetapi sangat
dangkal & tidak mampu memenuhi keb. O2                               Nadi & RR
                                                                        Hipoksia BBL      Suplai O2 (-)
                                                                       
                                              Asfiksia      Oksigenasi tdk terjadi

Pengaruh anestesi , prematur, obat                 Konstriksi arteriol usus,
                                         Ginjal, otot dan kulit
Hipotermi                                           Kerusakan otak                     HIE
DAFTAR PUSTAKA

Aliyah Anna, dkk. 1997, Resusitasi Neonatal, Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia) : Jakarta 
Buku Diagnosa Keperawatan Nanda NOC-NIC
Ilyas Jumlarni, 1995, Diagnosa Keperawatan, EGC : Jakarta
Kapita Selekta Kedokteran / editor, Mansjoer Arief…(et al.), ed. 3, cet I, Jakarta. Media Aesculapius, 2000  




















Ringkasan riwayat perawatan:
    Bayi Y lahir dg BB 3000 gr. APGAR bayi pada menit 1 yaitu 3 dan pada menit ke 5 yaitu 5. Sehingga bayi masuk kategori asfiksia berat dan harus segera ditangani.
Terapi-terapi yang diberikan:
Terapi obat:   Injeksi Vit. K 1 ml
Injeksi Vicillin 2x150 mg
Data Fokus
DS : -             
DO :
-          Menurut data rekam medik :
o   Menit I post partum : tidak menangis
Menit II post partum : bayi merintih
o   APGAR menit I : 3
APGAR menit II : 5
-          Adanya retraksi dada, nafas cuping hidung
-          Gasping (+), Cianosis (+)
-          Dyspnea (+), RR : 70x/menit, suara nafas vesikuler
-          Frekuensi jantung : 90 x/menit
-          Bayi terpasang oksigenasi : head box, dengan kecepatan aliran 5 ltr/menit 
-          Pola nafas cepat dan dangkal / irregular
-          KU lemah, akral dingin
-          Cyanosis pada seluruh tubuh (+)
-          Suhu tubuh di bawah normal: 35,4ยบ C





















































































Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di My Documentku

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih

 
© 2010-2012 My Documentku