himpitan persoalan hidup dan jiwa serasa
seolah tertekan oleh beban berat kehidupan
yang harus dipikul, menyerulah "Ya Allah"
A, seorang anak laki-laki, usia 13 tahun dan pendidikan lulus SD. A anak
laki-laki pertama dari 2 bersaudara dengan jarak usia 8 tahun dan sangat ingin
melanjutkan pendidikan ke SMP. Sebelum mempunyai adik, A sangat dimanja oleh
keluarganya, terutama ibu dan neneknya. Ibu dan ayah A bekerja sebagai buruh di
sebuah perkebunan dengan penghasilan berdua per harinya tidak lebih dari Rp
15.000,00.
Lebih kurang lima jam sebelum peristiwa itu, adik A akan mengikuti acara
Maulud Nabi di sekolah pengajiannya. A juga ingin melihat acara tersebut,
sehingga menawarkan pada adiknya untuk mengantar. Namun adiknya menolak karena
ingin diantar oleh ibunya. Akhirnya adik A diantar oleh ibunya. Karena sangat
ingin menonton acara tersebut, sambil menangis A meminta yang Rp 5.000,00.
Seperti biasanya nenek memenuhi permintaan cucunya dan menyuruh menunggu
sebentar karena akan menukarkan uang ke warung terlebih dahulu. Sepulang dari
warung nenek tersebut menemukan cucunya telah tergantung di kamar. A tidak
sadarkan diri dan dibawa ke rumah sakit.
Pertanyaan:
1. Mengapa A mencoba bunuh diri?
2. Faktor-faktor apa yang memengaruhinya?
Kami sekeluarga mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada dokter atas
perhatian dan penjelasan.
Keluarga A
ANGKA kejadian bunuh diri pada anak dan remaja dalam beberapa tahun
terakhir ini semakin meningkat. Hal itu bukan hanya merupakan masalah kesehatan
semata, tetapi sangat kompleks menyangkut berbagai aspek kehidupan dan saling
memengaruhi satu sama lain (mental - emosional - sosial - ekonomi - pendidikan
- rohani dan kesejahteraan). Banyak penelitian telah dilakukan mengenai
fenomena ini, baik mengenai epidemiologi, etiologi, faktor risiko, maupun
terapi dan prevensi. Namun untuk Indonesia hal ini masih sangat terbatas.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda Copy-paste di blog or web teman-teman semua, Jangan Lupa di Like or commentnya ya...
Terima kasih