ASUHAN KEPERAWATAN HIATAL HERNIA


Pengertian :
Hiatal hernia merupakan suatu keadaan dimana terjadi perpindahan secara intermiten ( sementara ) atau secara menetap ( permanen ) bagian lambung disertai perpindahan bagian esofagus dari intra abddomen ke dalam rongga dada atau rongga thoraks di atas diafragma melalui hiatus esofagus yang normal.

NO
DIAGNOSIS KEPERAWATAN/DATA
TUJUAN/KRITERIA
RENCANA TINDAKAN

1.

































2.




















Gangguan rasa nyaman : nyeri daerah perut berhubungan dengan peningkatan tekanan rongga dada akibat dari perpindahan sementara / menetap bagian lambung, esofagus ke dalam rongga thoraks ( rongga dada ).

Data Penunjang :
-          Pasien sesak nafas.
-          RR > 28 x permenit.
-          Pasien mengeluh nyeri daerah perut.
-          Pasien gelisah, tidak bisa tidur.
-          HR > 100 x permenit.      













Kurangnya pengetahuan tentang : proses penyakit, komplikasi dan tindakan medik berhubungan dengan kurangnya informasi.

Data Penunjang :
-     Pasien menyatakan belum memahami tentang penyakitnya.
-     Pasien menanyakan setiap tindakan yang akan dilakukan.
-     Pasien kurang kooperatif dalam program pengobatan   


Gangguan rasa nyaman dapat diatasi :

Kriteria :
- Pasien tidak sesak nafas ( RR 16-24 x permenit ).
- Berkurangnya / hilang.
- Pasien dapat beristirahat dengan tenang.
- HR 80-100 x permenit.  



















Pengetahuan pasien tentang proses penyakit, komplikasi dan tindakan medik meningkat.

Kriteria :
-        Pasien / keluarga mampu menyebutkan secara sederhana terhadap hal-hal yang telah dijelaskan
-        Pasien tidak bertanya-tanya lagi.
-        Pasien kooperatif dalam program pengobatan.   

-     Kaji kualitas, insentitas, lokasi dan lamanya rasa nyeri.
-     Hindarkan membungkuk kedepan, batuk, mengedan, pakaian yang ketat dan mengangkat beban berat.
-     Kurangi intake lemak, alkohol, coklat dan rokok.
-     Makan porsi kecil sering.
-     Hindari makanan yang terlalu panas / dingin yang dapat menambah nyeri.
-     Ajarkan cara efektif untuk menurunkan stress (Tekhnik relaksasi ).
-     Anjurkan pasien untuk tidak berbaring selama 3-4 jam setelah makan dan meninggikan tempat tidur 8-10 inch untuk tidur (posisi kepala elevasi ).
-     Kurangi berat badan bila obesitas.
-     Kerjasama dengan tim kesehatan :
·       Pemberian antasid, antagonis H2, obat pencahar, operasi bila perlu.


-       Kaji tingkat pengetahuan / hal-hal yang belum dipahami pasien.
-       Jelaskan tentang program diet pasien dan berikan pendidikan tentang status nutrisi.
-       Jelaskan penyebab terjadinya reflux.
-    Jelaskan tentang proses penyakit kronik dan beritahu alasan terapi medik.   
-    Anjurkan pasien / keluarga untuk mengamati / melaporkan tanda dan gejala kemungkinan memburuknya kondisi dan komplikasi (semakin nyeri hematemesis, sulit menelan).
-    Beri kesempatan pasien untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahaminya                    




ASUHAN KEPERAWATAN GASTROENTERITIS DEHIDRASI


Pengertian
Gastro Enteritis Dehidrasi ( GED ) adalah peradangan yang terjadi pada daerah usus yang menyebabkan bertambah keenceran dan frekuensi BAB, lebih dari 3x pehari yang dapat menyebabkan timbulnya dehidrasi.

NO
DIAGNOSIS KEPERAWATAN/DATA
TUJUAN/KRITERIA
RENCANA TINDAKAN

1.



























2.




















3.






























4.






















5.




















Resiko tinggi kurang volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan pengeluaran yang berlebihan.

Data penunjang :
-    Pasien menunjukan anoreksia, dan menolak makanan karena mengalami cramp.
-    Cairan dan elektrolit banyak hilang melalui diare.
-    Turgor jelek.   











Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan terjadinya peradangan pada daerah usus dan adanya lecet pada anus.
Data penunjang :
-          sering abdominal cram, ekskorasi anus, mules, nyeri.

-          Daerah anus merah dan lecet.
-          Diare > 10 x perhari.






Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan pengeluaran yang berlebihan.
Data penunjang :
-          Diare > 10 x perhari
-          Mual, muntah.
-          Terjadi penurunan berat badan yang drastis.




















Gangguan eliminasi : diare berhubungan dengan melabsorbsi pada usus.

Data penunjang :
-    Pasien BAB encer > 10 x perhari
-    Pola BAB biasa 1x /hari.













Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurang infomasi.

Data penunjang :
-    Pasien kurang kooperatif dalam program pengobatan.
     
      

Kekuranagn volume cairan tidak terjadi.

Kriteria :
-     Turgor baik.
-     Intake dan out put seimbang.
-     Diare berhenti.
-     Kadar elektrolit dalam batas normal.

















Gangguan rasa nyaman dapat diatasi / berkurang.
Kriteria :
-     pasien menyatakan secara verbal berkurang atau hilang nyeri.
-     Pasien dapat beristitrahat dengan tenang.
-     Abdominal tidak tegang.
-     Daerah anus tidak lecet dan merah.   




Gangguan nutrisi dapat diatasi / tidak terjadi.
Kriteria :
-     Berat badan setabil.
-     Diare berhenti.
-     Pasien dapat menghabiskan porsi makanan yang disajikan.




















Gangguan eliminasi dapat diatasi.
Kriteria :
-  Berkurangnya frekuensi BAB sesuai pola biasa.
-  Konsistensi BAB normal.















Pengetahuan pasien tentang proses penyakit meningkat.


Kriteria pasien :
-        Pasien dapat menyebutkan intervensi yang tepat untuk program pengobatan.
-        Pasien tidak bertanya lagi.
-        Pasien kooperatif dalam program pengobatan.           

-    Observasi mual, muntah dan diare.
-    Catat frekuensi dan konsistensi diare.
-    Observasi intake oup put secara akurat.
-    Catat penurunan berat badan setiap harinya.
-    Observasi pemberian cairan untuk mempertahankan hidrasi.
-    Monitor elektrolit khusus kalium dan kemungkinan gangguan asam basa. Catat kelemahan otot atau aritmia jantung.
-    Observasi pengeluaran. keringat yang berlebihan.
-    Kerjasama dengan tim kesehatan :
·   Pemberian kalium tambahan.
·   Pemberian cairan parenteral.
·   Pemberian obat antibiotik.


-    Observasi dan catat perubahan gambaran nyeri, lokasi, frekuensi, durasi, karakteristik dan adanya pencetus.
-    Observasi dan catat distensi, peningkatan suhu, penurunan tekanan darah, perdarahan rektal atau fistula isiorektal dan perineal.             
-    Bersihkan area rektal dengan sabun air setiap kali diare.
-    Lakukan rendam duduk air hangat.
-    Kerjasama dengan tim kesehatan :
·   Pemberian analgetik antikolinergik.

-    Observasi kualitas, frekuensi dan konsisten BAB.
-    Anjurkan pasien untuk bedrest dan membatasi aktifitas selama fase akut.
-    Beri tindakan untuk meningkatkan kenyamanan termasuk oral hygiene dan pengaturan waktu istirahat.
-    Beri makan porsi kecil dan sering.
-    Beri kesempatan pasien dalam menyusun rencana diet.
-    Observasi kelancaran tetesan infus.
-    Observasi adanya perdarahan
-    Kaji kebutuhan pasien untuk lemak lemak, susu atau makanan berbumbu.
-    Kerjasama dengan tim kesehatan :
·     Pemberian / cairan makanan parenteral.
·     Pemberian diet TKTP.
·     Pemberian vitamin B.

-    Sediakan kamar mandi / bedpan yang siap pakai.
-    Buang kotoran secepatnya, gunakan pewangi ruangan.
-    Observasi dan catat frekuensi, karakteristik, jumlah, faktor pencetus terhadap seringnya diare.
-    Batasi makanan dan cairan penyebab diare.
-    Beri kesempatan untuk. mengungkapkan frustasi / stress hubungannya dengan proses penyakit.
-    Kerjasama dengan tim kesehatan.
·   Pemberian anti diare.
·   Pemberian anti biotik.
·   Pemberian antasid.
·   Pemberian cholestyramine.

-   Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit.
-   Beri informasi tentang proses penyakit, pengobatan, gejala dan komplikasi.
-    Bantu untuk mengidentifikasi makanan / cairan dan situasi yang dapat menjadi pencetus.
-    Hindari laksantif dan obat-obat yang mengiritasi saluran cerna.
-    Buat rujukan ke pusat kesehatan terdekat.                    



ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS EROSIF AKUT


Pengertian :
Gastritis erosit akut adalah peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Pada stadium lanjut dapat menimbulkan perdarahan ( hematomesis dan melena ).

NO
DIAGNOSIS KEPERAWATAN/DATA
TUJUAN/KRITERIA
RENCANA TINDAKAN

1.


























2.







































3.





























4.

Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang atau pengeluaran yang berlebihan

Data penunjang :
Turgor jelek, kulit kering, produk urine kurang 30 cc / jam, mual dan muntah.   














Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang.
Data penunjang :
-      Pasien mengalami anoreksia, nausea dan vomating.
-      Tinggi badan, berat badan tidak seimbang.
-      Pasien tidak dapat menghabiskan porsi makan yang disajikan.

























Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.

Data Penunjang :
-    Pasien menanyakan tentang sebab terjadinya penyakit.
-    Pasien kurang kooperatif dalam program pengobatan.















Resiko tinggi terjadi infeksi sistem berhubungan dengan terjadinya hematemesis melena.


Data penunjang :
-    Pasien datang dengan keluhan BAB hitam dua hari yang lalu.
-    Pada muntahan didapat darah merah tua.
-    Pasien tampak lemah.
-    Pemeriksaan Hb < 8 gram %       
     

Gangguan volume cairan dapat diatasi

Kriteria hasil :
-      Turgor baik, mukosa tidak kering.
-      Intake sesuai out put.
-      Tidak terjadi penurunan BB secara drastis.
-      Kadar elektrolit dalam batas normal.
-      Produk urine 30-50 cc perjam.










Gangguan nutrisi dapat diatasi.

Kriteria :
-      Kehilangan berat badan minimal / mempertahankan intake nutrisi yang adekuat.
-      Pasien dapat menghabiskan porsi makanan yang dihidangkan.
-      Mual, muntah tidak ada.
-      Tinggi badan dan berat badan seimbang.        
   






















Pengetahuan pasien meningkat.
Pasien memahami secara garis besar tentang proses penyakit dan penatalaksanaannya






















Infeksi sistematik tidak terjadi.

Kriteria :
-      Hematemisis melena berhenti.
-      Pada bilasan lambung bersih.
-      Tidak terjadi tanda-tanda infeksi sistematik (lekosit meningkat, febris dan penurunan kesadaran)
-      Tanda-tanda vital dalam batas normal    

-     Kaji status kulit, turgor dan selaput lendir.
-     Kaji keseimbangan elektrolit dan observasi sesuai kebutuhan.
-     Kaji status hidrasi dan catat intake, out put secara akurat.
-     Pertahankan intake oral, bila muntah berhenti mulai dengan cairan yang netral dan tingkatkan sesuai toleransi hindari cairan asam / yang mengiritasi.
-    Berikan cairan dalam jumlah kecil ( 30-60 ml perjam pada tahap awal).
-    Observasi adanya tanda-tanda vital setiap 2-4 jam.
-    Kerjasama dengan tim kesehatan.
·   Pemberian anti emetik.

-      Pertahankan puasa selama gejala akut masih tampak, kurang lebih dalam beberapa hari atau jam.
-      Observasi adanya hipersalivasi, menggigil, gemetar, tanda vital tidak normal.
-      Observasi karakteristik muntah.
-      Bersihkan muntah secepatnya, pertahankan lingkungan tetap nyaman, ventilasi baik hindarkan bau dan pemandangan tak sedap.
-      Tingkatkan suasana istirahat yang nyaman.
-      Berikan perawatan oral termasuk sikat gigi.
-      Berikan es batu / es teh sebelum makanan lain.
-      Berikan susu (susu skim) secara teratur.
-      Berikan makanan cair dalam jumlah kecil dan sering.
-      Observasi gejala penyakit lain yang mungkin menyebabkan gejala gastritis.
-      Kerjasama dengan tim kesehatan :
·       Pemberian sedative, antasid, antagonis H2, vitamin B dan antibiotik bila perlu.

-     Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakitnya.
-     Beri informasi tentang proses dasar penyakit.
-     Tekankan bahwa pasien perlu menghindari makanan dan situasi emosi yang diketahui sebagai penyebab terjadinya gejala.
-     Anjurkan makan porsi kecil dan sering.
-     Diskusikan obat-obatan dan makanan yang perlu dihindari sebagai penyebab iritasi lambung.
-     Bila pasien merokok, diskusikan cara untuk mengurangi / berhenti.
-     Bantu pasien untuk mengidentifikasi / mempelajari cara mengurangi stress dan teknik relaksasi.


-     Lakukan pengkajian dengan pasti, waktu, jumlah, kualitas, serta warna dan bau dari hematemesis melena sebelum ke RS.
-     Observasi adanya melena
-     Observasi darah yang keluar dari NGT warna dan jumlahnya.
-     Lakukan pembilasan lambung setiap 6-8 jam dengan menggunakan NaCL dingin.
-     Jelaskan kepada pasien untuk berpuasa sementara waktu.
-     Observasi tanda-tanda vital tiap 2-4 jam.
-     Observasi terjadinya menurunnya kesadaran.
-      Kerjasama dengan tim kesehatan :
·         Pemberian cairan parenteral.
·         Pemberian taranfusi darah.
·         Pemasangan NGT.
·         Pemberian antasid, Vit K, antagonis H2.
·         Pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit secara teratur. 
                                          



 
© 2010-2012 My Documentku